Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

ANTROPOMETRI

Disusun Oleh

Kelompok 3

1. Yusuf Bakhtiar ( D11.2021.03367 )


2. Misakon Hilda ( D11.2021.03390 )
3. Amaradila Rani Khalifa ( D11.2021.03323 )
4. Auliya Zahra ( D11.2021.03289 )

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG
2024
RINGKASAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap hari manusia melakukan aktivitas yang selalu berhubungan
dengan fasilitas untuk menunjang kegiatannya. Agar kegiatan atau aktivitas
yang dilakukan dengan kondisi yang baik dan ergonomis, dibutuhkan alat
kerja yang sesuai design yang tepat. Ergonomi merupakan ilmu maupun seni
serta penerapan dalam teknologi yang digunakan untuk menselaraskan
maupun menyeimbangkan segala fasilitas yang biasa digunakan baik untuk
beraktifitas ataupun pada saat beristirahat dengan kemampuan maupun
keterbatasab pada manusia dalam fisik maupun mental hingga tercapainya
kualitas pada hidup secara keseluruhan dan menjadi lebih baik lagi.
Antropometri salah satu bentuk pengukuran untuk menjadikan fasilitas kerja
manusia menjadi ergonomis.
Antropometri adalah salah satu kumpulan data numerik yang
berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia dalam ukuran, bentuk,
dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah
desain (nurmianto 1991). Antropometri secara umum digunakan untuk
perhitungan ukuran tubuh manusia yang pada dasarnya setiap manusia
memiliki ukuran tubuh yang berbeda tergantung dengan usia, jenis kelamin,
dan sebagainya. Beberapa alat yang membutuhkan ukuran antropometri
yaitu meja, kursi, lemari, dan lainnya. Alat ukur yang digunakan untuk
mengukur antropometri adalah kursi antropometer. Data pengukuran
antropometri dapat dijadikan dasar dalam mendesain fasilitas kerja. Dengan
memiliki data pengukuran antropometri, perancang dapat membuat
rancangan fasilitas kerja sesuai bentuk dan ukuran dari produk
rancangannya.
Pengukuran antropomerti dilakukan dengan mengukur tubuh dan
karakteristik tubuh seseorang dalam keadaan diam. Pengukuran ini dapat
dilakukan dengan keadaan berdiri tegak ataupun duduk pada kursi
antropometer. Pada posisi berdiri bisa dilakukan pengukuran tinggi badan,
tinggi jangkauan tangan, tinggi bahu, dan lainnya yang ukurannya dapat
digunakan untuk desain meja ataupun lemari. Posisi duduk sendiri bisa
dilakukan pengukuran tinggi popliteal, tebal paha, Panjang rentangan tangan,
dan sebagainya yang ukurannya bisa digunakan untuk desain kursi.
Oleh karena itu, pada praktikum antropometri ini menukur dimensi
tubuh dari mulai duduk hingga berdiri. Kemudian data antropometri akan
digunakan untuk mendesain fasilitas yang dapat digunakan agar memiliki
nilai kenyamanan dan kesesuaian.

B. Tujuan
Tujuan pengukuran pada praktikum antropometri yaitu:

1. Mahasiswa mengenal dan mampu mengoperasikan peralatan


mengukur antropometri
2. Mahasiswa mampu menjelaskan ukuran tubuh manusia yang
berkaitan dengan alat kerja
3. Mahasiswa mampu menganalisis kesesuaian antara ukuran tubuh
manusia dengan sarana kerja
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Antropometri
Antropometri berasal dari bahasa Yunani, “Anthro” yang berarti
manusia dan “Metri” yang berarti mengukur. Secara literasi berarti
“pengukuran manusia”. Ditinjau dari segi definisi antropometri dapat
dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan dengan ukuran dimensi
tubuh manusia. Antropometri menjadi salah satu ilmu pengetahuan
mengenai pengukuran (ukuran tubuh, bentuk tubuh, kekuatan dan
kapasitas kerja) antropometri secara khusus digunakan untuk
kepentingan praktik ergonomik, terutama untuk bahan pertimbangan
perencanaan produk dari sesuatu barang atau benda dan sistem kerja
manusia dalam melakukan pekerjaan yang berinteraksi dengan
lingkunganya.
Ergonomi merupakan studi terkait manusia dalam usahanya dalam
meningkatkan kenyamanan di lingkungan kerja yang ditinjau secara
anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain maupun
perancangan. ergonomi mengkaji manusia dalam berinteraksi dengan
unsur-unsur sistem kerja, sedangkan antropometri adalah mengkaji
permasalahan dalam bidang dimensi tubuh manusia karena sangat
banyak persoalan yang timbul dan tidak diperhatikan dari aspek
antropometri pada sistem kerja.

B. Karakteristik Antropometri
1. Antropometri Statis, dimana pengukuran dilakukan pada saat
tubuh dalam keadaan diam, posisi diam, tidak bergerak.
2. Antropometri Dinamis, dimana dimensi tubuh diukur dalam
berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ukuran Tubuh Manusia


1. Umur
Umur digolongkan dari beberapa kelompok usia mulai dari balita,
anak-anak, remaja, dewasa hingga lanjut usia. Antropometri akan
cenderung meningkat sampai batas usia dewasa dan akan
menurun tinggi badan manusia saat usia lanjut yang disebabkan
berkurangnya elastisitas tulang belakang (intervertebral discs) dan
berkurangnya dinamika gerakan tangan serta kaki.
2. Jenis Kelamin
Terdapat perbedaan signifikan antara dimensi tubuh pria dengan
wanita. Perbedaan dimensi tubuh pria dan wanita dari segi mean
(rata-rata) pria dianggap lebih panjang dimensi tubuhnya daripada
wanita terkecuali untuk beberapa bagian tubuh (pinggul) sehingga
data antropometri pria dan wanita dipisah.
3. Suku/bangsa (ethnic)
Setiap suku bangsa memiliki kekhasan dari ukuran tubuh secara
fisik yang berbeda satu dengan yang lain.
4. Posisi tubuh (posture)
Sikap maupun posisi tubuh akan mempengaruhi ukuran tubuh
sehingga posisi tubuh standar harus diterapkan dalam survei
pengukuran. pengukuran posisi tubuh diukur dengan pengukuran
dimensi tubuh struktur tubuh dan dimensi fungsional tubuh.
5. Pakaian
Pakaian merupakan sumber variabilitas yang disebabkan dari
variasi iklim atau musim yang berbeda pada setiap tempat atau
daerah.
6. Faktor kehamilan pada wanita
Pada saat wanita hamil maka bentuk tubuh dan ukuran tubuh
akan berpengaruh.
7. Cacat tubuh secara fisik
Penderita cacat tubuh secara fisik diberikan skala prioritas pada
rancangan fasilitas akomodasi khusus penderita cacat yang
bertujuan agar penderita cacat tubuh secara fisik merasakan
kesamaan dalam penggunaan jasa dari hasil ilmu ergonomi dalam
pelayanan masyarakat.
D. Jenis Pengukuran Antropometri
Alat ukur yang harus digunakan untuk mengukur antropometri adalah
Antropometer.
Jenis pengukuran biasanya dilakukan dengan dua posisi yaitu posisi
berdiri dan posisi duduk di kursi. Mata ukur Antropometri statis meliputi :
a. Posisi Berdiri :
- Tinggi badan
- Tinggi mata
- Tinggi bahu
- Tinggi siku
- Tinggi pinggang
- Tinggi tulang pinggul
- Tinggi kepalan tangan posisi siap
- Tinggi jangkauan atas
- Panjang depan
- Panjang Lengan
- Panjang lengan atas
- Panjang lengan bawah
- Lebar bahu
- Lebar dada
b. Posisi Duduk :
- Tinggi kepala
- Tinggi mata
- Tinggi bahu
- Tinggi siku
- Tinggi pinggul
- Tinggi tulang pinggul
- Panjang buttock-lutut
- Panjang buttock-popliteal (lekuk lutut)
- Tinggi telapak kaki-lutut
- Tinggi telapak kaki-popliteal (lekuk lutut)
- Panjang kaki (tungkai ujung jari kaki )
- Tebal paha
Penerapan data antropometri akan dapat dilakukan jika tersedia nilai
mean (rata-rata) dan standar deviasi dari suatu distribusi normal. Mean
(rata-rata) yaitu nilai rata-rata dari seluruh nilai data, jika data merupakan
sampel maka mean dilambangkan dengan (x) dan jika data merupakan
populasi mean dilambangkan dengan (µ).
Persentil merupakan suatu nilai yang dinyatakan bahwa persentil
tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya lebih besar atau sama
dengan nilai.
a.
5 percentil 5% ukuran anggota tubuh, maka menunjukkan ukuran tubuh kecil.

b.
95 percentil 95% ukuran anggota tubuh, maka menunjukkan ukuran tubuh besar.
BAB III
METODE PENGUKURAN

A. Alat yang Digunakan


1. Kursi Antropometri
2. Penggaris
3. Meteran
4. Timbangan badan
5. Alat tulis
6. Lembar tabel

B. Lokasi
Praktikum Antropometri dilakukan di ruang Laboratorium K3 Gedung D
Lantai 3 Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

C. Waktu & Cara Pengukuran


Waktu : Selasa, 26 Maret 2024, pukul : 08.00 - 10.00 WIB.

Cara Kerja :

1. Catat identitas individu yang diukur dengan alat ukur


2. Lakukan pengukuran sesuai batasan-batasan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Posisi Duduk

Data Yang Diukur Cara Pengukuran


Tinggi Popliteal Duduk (TPD) Mengukur jarak vertikal dari lantai
sampai bagian bawah paha.

Lebar Kepala (LKP) Mengukur dengan cara subjek


memandang kedepan dan dihitung
kepala sisi kanan hingga sisi kiri.

Lebar Bahu Atas (LBA) Mengukur jarak horizontal antara


kedua lengan atas dan subjek duduk
tegak dengan lengan atas merapat ke
badan.

Lebar Bahu Duduk (LBD) Dengan cara subjek duduk tegak dan
diukur dari sisi terluar bahu samping
kiri.

Lebar Pinggul Duduk (LPD) Subjek duduk tegak dan diukur


horizontal dari bagian pinggul sisi kiri
hingga sisi kanan.

Panjang Genggam Tangan (PGD) Mengukur jarak antara titik punggung


yang menempel di belakang hingga
titik kepalan tangan dengan posisi
tangan lurus ke depan.

Panjang Rentang Siku (PRS) Mengukur rentang sisi terluar kedua


sisi siku dengan cara subjek duduk
dan merentangkan kedua siku secara
horizontal kanan dan kiri.

Panjang Rentang Tangan (PRT) Cara pengukuran dengan mengukur


jarak horizontal dari ujung jari tangan
kiri hingga ujung jari kanan dengan
subjek merentangkan secara
horizontal kedua tangannya ke
samping.

Tinggi Genggam keatas Duduk (TGD) Mengukur antar alas duduk subjek
hingga titik genggam tangan dengan
posisi tangan mengarah keatas.

Tinggi Duduk Tegak (TDT) Pengukuran jarak vertikal dari


permukaan alas duduk subjek hingga
ujung atas kepala

Tinggi Mata Duduk (TMD) Pengukuran jarak vertikal dari alas


duduk hingga ujung mata bagian
dalam

Tinggi Bahu Duduk (TBD) Mengukur jarak vertikal dari


permukaan alas duduk hingga ujung
tulang bahu terluar

Tinggi Siku Duduk (TSD) Mengukur jarak vertikal dari alas


duduk hingga ujung bawah siku
dengan posisi lengan atas lurus
kebawah dan tangan bawah ditekuk
mengarah kedepan

Panjang Bahu ke Siku (BKS) Ukur panjang dari sisi terluar bahu
hingga batas siku subjek dengan
posisi lengan atas lurus ke bawah dan
lengan bawah menekuk mengarah ke
depan.

Tebal Paha Duduk (THD) Pengukuran jarak dari permukaan alas


duduk subjek hingga ke permukaan
atas paha subjek

Panjang Lengan Bawah Duduk (PLB) Pengukuran dari jarak antar siku
hingga ujung jari terluar dengan posisi
lengan atas lurus ke bawah dengan
lengan bawah ditekuk mengarah ke
depan

Panjang Paha Duduk (PPD) Mengukur antara pinggul hingga batas


lutut bagian dalam dengan posisi kaki
subjek duduk mengarah ke depan.
Tabel 3.1 Cara Pengukuran Posisi Duduk
Gambar 3.2 Posisi Berdiri

Data Yang Diukur Cara Pengukuran

Tinggi Tubuh (TBB) Pengukuran jarak vertikal dari lantai


hingga ujung kepala yang paling atas

Tinggi Mata Badan (TMB) Mengukur jarak vertikal dari lantai


hingga ujung mata dengan posisi tubuh
berdiri tegak dan pandangan lurus
kedepan

Tinggi Bahu (TBH) Pengukuran jarak vertikal dari lantai


hingga bahu yang menonjol di bagian
sisi samping bahu dengan posisi
badan berdiri tegak

Tinggi Siku (TSB) Mengukur jarak vertikal dari lantai ke


titik pertemuan lengan atas dan lengan
bawah (siku)

Tinggi Ujung Jari (TUJ) Pengukuran dimensi ukuran antara


lantai hingga ujung jari dengan sikap
tangan lurus tegak ke bawah
Tinggi Tulang Ruas (TTR) Perhitungan dari bagian samping

Tinggi Pinggul (TPL) Pengukuran tinggi pinggul subjek


dengan posisi subjek berdiri dan diukur
dari telapak kaki hingga titik pinggul

Tinggi Genggam Tangan (TGG) Pengukuran dengan tinggi jarak dari


lantai sampai titik terluar tangan saat
posisi menggenggam dengan posisi
tangan tegak lurus keatas

Tinggi Pergelangan Tangan (TGT) Pengukuran jarak dari lantai hingga


titik pergelangan tangan lurus tegak ke
bawah

Tinggi Jangkauan Tangan (TJT) Mengukur dari lantai sampai ujung jari
tengah paling luar dengan sikap berdiri
dan tangan diangkat keatas
setingginya

Tinggi Pinggang (TPG) Mengukur antara lantai sampai


pinggang bagian samping dengan
posisi pinggang bertempat di antara
perut dan dada bagian belakang

Lebar Pinggul Berdiri (LPB) Menghitung dimensi jarak dari pinggul


sisi kanan ke sisi kiri

Panjang Siku ke Pergelangan Pengukuran dari sisi terluar siku subjek


Tangan (PST) sampai batas pergelangan tangan
Tabel 3.2 Cara Pengukuran Posisi Berdiri

Gambar 3.3 Posisi Wajah


Data Yang Diukur Cara Pengukuran

Panjang Kepala (PKH) Pengukuran jarak antara kepala


subjek sisi belakang terluar sampai
ukuran terluar bagian depan (ujung
hidung)

Tinggi Kepala (TKP) Mengukur jarak dari sisi terbawah


dagu hingga batas atas kepala subjek

Tinggi Dagu Mata (TDM) Menghitung antara dagu paling bawah


dengan mata bagian dalam

Lebar Mata ke Mata (LMM) Mengukur antara titik bagian Tengah


mata kiri sampai titik tengah mata
Tabel 3.3 Cara Pengukuran Posisi Wajah

BAB IV

HASIL PENGUKURAN

A. Data Pengukuran
Dari pengukuran yang telah dilakukan didapatkan data sebagai
berikut :

Nama Mahasiswa
Pengukuran Rata - Rata
Auliya Hilda Yusuf Amaradila

TBB 151,5 cm 162 cm 164 cm 152 cm 157,3 cm

TMB 139 cm 150 cm 152 cm 142 cm 145,7 cm

TBH 126,5 cm 132 cm 133,5 cm 127 cm 129,7 cm

TSB 89 cm 99 cm 100 cm 94,5 cm 95,6 cm

TUJ 52 cm 61 cm 63 cm 58,5 cm 58,5 cm


TTR 64 cm 68 cm 70 cm 67,5 cm 67,3 cm

TPL 80 cm 80 cm 83 cm 81 cm 81 cm

TGG 177,5 cm 192 cm 194,5 cm 81,7 cm 188 cm

TGT 70 cm 79 cm 82 cm 72,5 cm 76 cm

TJT 185,5 cm 196 cm 205 cm 186 cm 193 cm

TPG 86 cm 97 cm 94 cm 93,5 cm 92,6 cm

LPB 28 cm 32 cm 29 cm 39 cm 32 cm

PST 22 cm 26 cm 22 cm 24 cm 23,5 cm

Tabel 4.1 Pengukuran Posisi Berdiri

Nama Mahasiswa
Pengukuran Rata Rata
Auliya Hilda Yusuf Amaradila

TPD 47 cm 45 cm 47 cm 40,5 cm 45 cm

LKP 18 cm 16 cm 19 cm 18,9 cm 18 cm

LBA 48 cm 42 cm 40 cm 12,7 cm 35,6 cm

LBD 42 cm 49 cm 43 cm 44,9 cm 44,7 cm

LPD 30 cm 30 cm 40 cm 39,8 cm 35 cm

PGD 62 cm 61 cm 65 cm 62,5 cm 62,6 cm

PRS 71 cm 72 cm 80 cm 71 cm 73,5 cm
PRT 150 cm 115 cm 164 cm 136,3 cm 141,3 cm

TGD 106 cm 114 cm 117 cm 159,1 cm 124 cm

TDT 80 cm 84 cm 81 cm 78,5 cm 81 cm

TMD 71 cm 76 cm 73 cm 67 cm 72 cm

TBD 52 cm 57 cm 58 cm 51,5 cm 54,6 cm

TSD 27 cm 26 cm 27 cm 27 cm 27 cm

BKS 33 cm 31 cm 35 cm 30 cm 32,2 cm

THD 12 cm 12 cm 14 cm 18 cm 14 cm

PLB 48 cm 44 cm 44 cm 40 cm 44 cm

PPD 44 cm 44 cm 50 cm 39 cm 44,2 cm

Tabel 4.2 Pengukuran Posisi Duduk

Nama Mahasiswa
Pengukuran Rata - Rata
Auliya Hilda Yusuf Amaradila

PKH 16 cm 19 cm 17 cm 24 cm 19 cm

TKP 20 cm 19 cm 20 cm 22 cm 20,2 cm

TDM 11 cm 12 cm 11 cm 13 cm 11,7 cm

LMM 7 cm 6 cm 6 cm 7 cm 6,5 cm

Tabel 4.3 Pengukuran Posisi Wajah

B. Hasil Perhitungan
Dari tabel data diatas, maka dapat dilakukan perhitungan kursi, meja, dan
lemari yang ada terdapat di fakultas kesehatan udinus dari pengukuran hasil
rata-rata 4 mahasiswa kelompok 3 fakultas kesehatan udinus menggunakan
pengukuran persentil 5 (P5) dan persentil 95 (P95) sebagai berikut :

Rumus mencari x
x+ x + x +…
x=
N

Keterangan :

x = data hasil pengukuran antropometri tiap individu

x = data rata – rata pengukuran antropometri

N = jumlah data yang diambil kelompok 3

Rumus Mencari Standar Deviasi

σ =√ ∑ {¿ ¿ ¿ ¿

Keterangan :

σ = standar deviasi
∑ = jumlah
x = data hasil pengukuran antropometri tiap individu
x = data rata - rata pengukuran antropometri kelompok 3
N = jumlah data yang diambil kelompok 3

Rumus 5 Persentil
P’5 = x - ( 1,645 x SD )
Keterangan :
P’5 = persentil 5 artinya 5% ukuran (anggota tubuh) menunjukan ukuran
anggota tubuh kecil
x = data rata - rata pengukuran antropometri kelompok 3
SD = hasil standar deviasi

Rumus 95 Persentil
P’95 = x + ( 1,645 x SD )
Keterangan :
P’95 = persentil 95 artinya 95% ukuran (anggota tubuh) menunjukan ukuran
tubuh besar
x = data rata - rata pengukuran antropometri kelompok 3
SD = hasil standar deviasi

C. Pengukuran Kursi
1. Diameter duduk kursi diambil dari data pengukuran posisi duduk
yaitu pengukuran Lebar Pinggul Duduk (LPD) dengan
perhitungannya sebagai berikut :
x LPD=35 cm

σ =√ ∑ {¿ ¿ ¿ ¿

σ =√ ∑ {¿ ¿ ¿ ¿

σ=
√ ∑ 25+ 25+25+23 , 04
3

9,9
σ=
3
σ =3 , 3
P’5 = x - (1,645 x SD)
P’5 = 35 – (1,645 x 3,3)
P’5 = 29,5 cm

P’95 = x + (1,645 x SD)


P’95 = 35 + (1,645 x 3,3)
P’95 = 40,4 cm
2. Tinggi politeal kursi diambil dari data pengukuran posisi duduk
yaitu pengukuran Tinggi Popliteal Duduk (TPD) dengan
perhitungannya sebagai berikut :
x TPD=45 cm

σ =√ ∑ {¿ ¿ ¿ ¿

σ =√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿

σ=
√ ∑ 4+ 0+4 +20 , 2
3

5 ,3
σ=
3
σ =1 ,76 cm
P’5 = x - (1,645 x SD)
P’5 = 45 – (1,645 x 1,76)
P’5 = 42,1 cm

P’95 = x + (1,645 x SD)


P’95 = 45 + (1,645 x 1,76)
P’95 = 47,8 cm

D. Pengukuran Meja

1. Tinggi meja diambil dari data pengukuran posisi berdiri yaitu


pengukuran Tinggi Pinggul (TPL) dengan perhitungan sebagai
berikut :

x TPL=81cm

σ =√ ∑ {¿ ¿ ¿ ¿
σ =√ ∑ {¿ ¿ ¿ ¿

2,449
σ=
3

σ =0,816 cm

P’5 = x - (1,645 x SD)


P’5 = 81 – (1,645 x 0,816)
P’5 = 79,6 cm

P’95 = x + (1,645 x SD)


P’95 = 81 + (1,645 x 0,816)
P’95 = 82,3 cm

2. Panjang meja diambil dari data pengukuran posisi duduk yaitu


pengukuran Panjang Rentang Tangan (PRT) dengan
perhitungannya sebagai berikut :

x PRT =141 ,25 cm

σ =√ ∑ {¿ ¿ ¿ ¿

σ =√ ∑ {¿ ¿ ¿ ¿

36,2042
σ=
3

σ =12,068

P’5 = x - (1,645 x SD)


P’5 = 141,25 – (1,645 x 12,068)
P’5 = 121,39 cm
P’95 = x + (1,645 x SD)
P’95 = 141,25 + (1,645 x 12,068)
P’95 = 161,1 cm

3. Lebar meja diambil dari data pengukuran posisi duduk yaitu


pengukuran Panjang Genggam Tangan (PGD) dengan
perhitungannya sebagai berikut :

x PGD=62 , 6 cm

σ =√ ∑ {¿ ¿ ¿ ¿

σ =√ ∑ {¿ ¿ ¿ ¿

2,947
σ=
3

σ =0 , 98

P’5 = x - (1,645 x SD)


P’5 = 62,6 – (1,645 x 0,98)
P’5 = 60,98 cm

P’95 = x + (1,645 x SD)


P’95 = 62,6 + (1,645 x 0,98)
P’95 = 64,21 cm
BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum dilakukan pada hari Senin, 26 Maret 2024 pada pukul 08.00 –
10.00 WIB bertempat di Laboratorium K3 Fakultas Kesehatan Universitas Dian
Nuswantoro Semarang. Praktikum ini dilakukan oleh empat orang mahasiswa
Fakultas Kesehatan program studi Kesehatan Masyarakat jurusan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3). Satu kelompok terdiri dari tiga mahasiswa
perempuan dan satu mahasiswa laki-laki. Pada praktikum kali ini melakukan
pengukuran antropometri statis dalam posisi berdiri, duduk dan mengukur bagian
wajah.Di posisi berdiri hal-hal yang diukur antara lain tinggi tubuh, tinggi mata
badan, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi ujung jari, tinggi tulang ruas, tinggi pinggul,
tinggi genggam tangan, tinggi pergelangan tangan, tinggi jangkauan tangan,
tinggi pinggang, lebar pinggul berdiri dan panjang siku ke pergelangan tangan.
Posisi duduk yang diukur antara lain tinggi popliteal duduk, lebar kepala, lebar
bahu atas, lebar bahu duduk, lebar pinggul duduk, panjang genggam tangan,
panjang rentangan siku, panjang rentangan tangan, tinggi genggam ke atas
duduk, tinggi duduk tegak, tinggi mata duduk, tinggi bahu duduk, tinggi siku
duduk, panjang bahu ke siku, tebal paha duduk, panjang lengan bawah duduk,
dan panjang paha duduk. Sedangkan bagian wajah yang diukur antara lain
panjang kepala, tinggi kepala, tinggi dagu mata, dan lebar mata ke mata. Data
dari pengukuran mahasiswa dapat dilihat dari tabel diatas.

Pengukuran antropometri dalam bidang K3 digunakan sebagai


pendukung prinsip perancangan fasilitas. Prinsip ini berdasarkan individu dan
digunakan untuk merancang fasilitas yang akan dirancang agar dapat dipakai
dengan enak dan nyaman oleh orang yang akan memakainya.

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengukuran dan pembahasan diatas diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Wowo, K. (2014). Antropometri Terapan untuk Perancangan Sistem Kerja.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Julianus H. (2021). Dasar-dasar pengetahuan ergonomi. Media Nusa
Creative (MNC Publishing).
LAMPIRAN

Pengukuran tinggi badan Pengukuran tinggi mata badan


Pengukuran tinggi bahu Pengukuran tinggi siku

Pengukuran tinggi pinggul Pengukuran tinggi ujung jari


Pengukuran tinggi jangkauan tangan Pengukuran tinggi genggam tangan

Pengukuran tinggi popliteal duduk Pengukuran lebar mata ke mata


Pengukuran Panjang kepala Pengukuran tinggi kepala

Pengukuran tinggi dagu mata Pengukuran lebar bahu duduk


Pengukuran panjang rentangan tangan Pengukuran lebar pinggul berdiri

Anda mungkin juga menyukai