Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM PENILAIAN STATUS GIZI

ANTROPOMETRI LINGKAR BADAN

Disusun Oleh :

1. Dila Selvia (22021140014)


2. Dinda Alya Raihana Najwa (22021140016)
3. Eni Istiqomah (22021140017)

PROGRAM STUDI S1 GIZI


FAKULTAS GIZI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada bab ini akan dipraktekan antropometri komposisi tubuh yang bertujuan untuk
mengetahui sebaran lemak bagian atas tubuh. Terdapat cara mudah untuk memperkirakan
sebaran jaringan adipose baik lemak subkutan (lemak bawah kulit) maupun lemak
visceral (lemak di antara organ dalam bagian abdominal). Caranya dengan mengukur
lingkar pinggang, lingkar pinggul, dan rasio pinggang-pinggul.
Sebaran lemak tubuh terutama lemak subkutan bagian atas tubuh sering disebut juga
sebagai adipose depot. Beberapa peneliti berpendapat bahwa pengukuran depot lemak
subkutan bagian atas tubuh ini memberikan gambaran penting mengenai metabolisme
lemak. Lemak subkutan bagian atas tubuh mampu melepaskan asam lemak bebas lebih
banyak dibandingkan dengan lemak subkutan bagian bawah tubuh (misalnya paha,
jempol kaki atau betis). Karena peran tersebut, lemak yang terdapat di bagian atas tubuh,
mampu menggambarkan gangguan metabolisme tubuh.
Sementara itu, lingkar leher biasanya digunakan sebagai kombinasi pengukuran
lingkar pinggang dan lingkar pinggul. Lingkar leher dapat digunakan untuk identifikasi
overweight atau obese pada orang dewasa. Laki-laki dengan lingkar leher ≥ 37 cm dan
wanita ≥ 37 cm, dapat dipastikan dia overweight atau obese.3 Sehingga dengan hasil
pengukuran antropometri ini, kita dapat mengetahui risiko penyakit yang berkaitan
dengan gangguan profil lemak tubuh. Ada beberapa metode yang bisa diukur untuk
menentukan sebaran lemak tubuh bagian atas di antaranya dengan mengukur lingkar
pinggang, lingkar pinggul, dan lingkar leher, dan lingkar pergelangan tangan, lingkar
lengan atas (LILA), dan tinggi lutut. Dari data tersebut, bisa kita tentukan nilai
antropometris untuk menilai komposisi tubuh seseorang.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami metode pengukuran antropometri pada orang
dewasa yang berkaitan dengan sebaran lemak tubuh bagian atas.
2. Mahasiswa mampu mengukur lingkar pinggang pada orang dewasa.
3. Mahasiswa mampu mengukur lingkar pinggul pada orang dewasa.
4. Mahasiswa mampu mengukur lingkar panggul pada orang dewasa.
5. Mahasiswa mampu menghitung rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP) pada orang
dewasa dan menginterpretasikannya.
6. Mahasiswa mampu mengukur tinggi lutut pada orang dewasa.
7. Mahasiswa mampu mengukur lingkar leher pada orang dewasa.
8. Mahasiswa mampu mengukur lingkar pergelangan tangan pada orang dewasa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi
tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri
sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidakseimbangan
antara asupan protein dan energi. Gangguan biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik
dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. Berbagai
jenis ukuran tubuh dalam antropometri antara lain berat badan, tinggi badan, lingkar
lengan atas, lingkar pinggang, lingkar panggul, lingkar lengan atas dan tebal lemak di
bawah kulit.
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur
beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain:
1) Lingkar Pinggang dan Pinggul
Pengukuran lingkar pinggang dan pinggul harus dilakukan oleh tenaga yang terlatih
dan posisi pengukuran harus tepat. Perbedaan posisi pengukuran akan memberikan
hasil yang berbeda. Seidell, dkk (1987) memberikan petunjuk bahwa rasio lingkar
pinggang dan pinggul untuk perempuan adalah 0,77 dan 0,90 untuk laki-laki.
2) Lingkar Lengan Atas
Lingkar lengan atas (LILA) dewasa ini merupakan salah satu pilihan untuk penentuan
status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit
diperoleh dengan harga yang lebih murah. Akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu
mendapat perhatian, terutama jika digunakan sebagai pilihan tunggal untuk indeks
status gizi.
3) Tinggi Lutut
Jarak vertikal dari lantai ke tempurung lutut kanan. Cara mengukur tinggi lutut adalah
duduk di atas kursi Antropometer Anda. Pasang segmomoeter atau meteran di bagian
lantai. Kemudian, tarik segmometer atau meteran Anda hingga ke bagian tempurung
lutut kanan Anda. Gunakan alat bantu penggaris untuk memastikan dimensi tubuh
yang Anda ukur. Catat hasil pengukuran dimensi tinggi lutut Anda ke dalam
checksheet.
4) Lingkar leher
Pengukuran lingkar leher dilakukan menggunakan metline, di atas bidang datar
dengan kepala menghadap lurus ke depan. Lingkar leher diukur di atas laryngeal
prominence (adam’s apple) atau jakun untuk laki-laki dan pada tengah tulang rawan
tiroid untuk wanita. Penelitian pada mahasiswa di Bosnia menyebutkan lingkar leher
≥37,45 cm untuk laki-laki dan ≥32,75 cm untuk perempuan merupakan cut off point
yang tepat untuk mengidentifikasi individu obesitas.5 Penelitian pada mahasiswa usia
18-20 tahun di Pakistan menyebutkan cut off point untuk lingkar leher sebesar ≥ 35,5
cm pada laki-laki dan ≥ 32 cm pada perempuan.
5) Lingkar Pergelangan Tangan
Lingkar pergelangan tangan adalah indikator antropometri untuk menilai risiko
penyakit kardio metabolik. Indeks massa tubuh dan lingkar pergelangan tangan (LPT
adalah Indikator antropometri sederhana yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi hipertensi. Penelitian di Italia pada tahun 2011 ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar pergelangan tangan (yang
diukur dengan MRI dan pita ukur) dengan kadar insulin berkaitan dengan jaringan
tulang, bukan jaringan lemak.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Metode
Antropometri Lingkar Badan
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat

− Pita Ukur/ Metlin


− Pita LILA
− Alat pengukur tinggi lutut/ Knee Height Caliper
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Pengukuran Lingkar Pinggang
− Subjek menggunakan pakaian yang longgar (tidak menekan) sehingga alat ukur
dapat diletakkan dengan sempurna.
− Subjek berdiri tegak dengan perut dalam keadaan yang rileks.
− Letakkan alat ukur melingkari pinggang secara horisontal, dimana merupakan
bagian terkecil dari tubuh. Bagi subjek yang gemuk, dimana sukar menentukan
bagian paling kecil, maka daerah yang diukur adalah antara tulang rusuk dan
tonjolan iliaca. Seorang pembantu diperlukan untuk meletakkan alat ukur
dengan tepat.
− Lakukan pengukuran di akhir ekspresi yang normal dengan alat ukur tidak
menekan kulit.
− Bacalah hasil pengukuran pada pita hingga 0,1 cm terdekat.
3.3.2 Pengukuran Lingkar Pinggul
− Pengukur berdiri di samping responden.
− Resoponden diminta untuk berdiri merapatkan kedua kaki tanpa alas kaki dan
memosisikan lengannya di samping dengan posisi telapak tangan menghadap ke
dalam dan mengembuskan nafas perlahan.
− Pita diletakkan pada lingkaran terluar pantat, biasanya setara dengan tinggi
simfisi pubis.
3.3.3 Pengukuran Lingkar Panggul
− Subjek mengenakan pakaian yang tidak terlalu menekan.
− Subjek berdiri tegak dengan kedua lengan berada pada sisi tubuh dan kaki rapat.
− Pengukur jongkok di samping subjek sehingga tingkat maksimal dari panggul
terlihat.
− Lingkarkan alat pengukur secara horisontal tanpa menekan kulit. Seorang
pembantu diperlukan untuk mengatur posisi alat ukur pada sisi lainnya.
− Bacalah dengan teliti hasil pengukuran pada pita hingga 0,1 cm terdekat.
3.3.4 Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

− Subjek diminta untuk berdiri tegak.


− Tanyakan kepada subjek lengan mana yang aktif digunakan. Jika yang aktif
digunakan adalah lengan kanan, maka yang diukur adalah lengan kiri, begitupun
sebaliknya.
− Mintalah subjek untuk membuka lengan pakaian yang menutup lengan yang
tidak aktif digunakan.
− Untuk menentukan titik mid point lengan ditekuk hingga membentuk sudut 90o,
dengan telapak tangan menghadap ke atas. Pengukur berdiri di belakang subjek
dan menentukan titik tengah antara tulang atas pada bahu dan siku.
− Tandailah titik tersebut dengan pulpen.
− Tangan kemudian tergantung lepas dan siku lurus di samping badan serta
telapak tangan menghadap ke bawah.
− Ukurlah lingkar lengan atas pada posisi mid point dengan pita LILA menempel
pada kulit. Perhatikan jangan sampai pita menekan kulit atau ada rongga antara
kulit dan pita.
− Catat hasil pengukuran pada skala 0,1 cm terdekat.
− Lakukan pengukuran sebanyak tiga kali dan diambil reratanya.
3.3.5 Pengukuran Tinggi Lutut
− Subjek yang diukur bisa duduk atau telentang.
− Jika subjek duduk, pilih kursi yang datar dengan punggung tegak.
− Alat tinggi lutut diletakkan pada pertemuan antara paha bagian bawah dan
tempurung/puncak lutut yang pipih (patella), telapak kaki harus lurus
membentuk sudut 90o dengan tumit dinaikkan sedikit seperti posisi saat kaki
berdiri menginjak lantai.
− Tarik/geser alat ke arah tempurung/puncak lutut yag pipih (patella) atas.
− Tinggi lutut dapat dibaca dengan melihat skala tempat berhentinya alat.
− Skala akan menunjukkan panjang lutut, yaitu panjang dari telapak kaki ke arah
lutut.
3.3.6 Pengukuran Lingkar Leher
− Pengukuran dapat dilakukan dengan subjek berdiri atau duduk.
− Subjek harus menjaga kepala untuk memandang lurus ke depan dengan bahu
rileks turun namun tidak membungkuk.
− Lingkar leher diukur tepat di superior kartilago thyroid (jakun) untuk wanita.
Sedangkan untuk pria, lingkar leher diukur tepat di bawah jakun.
− Penting untuk tidak menarik pita sampai ketat karena jaringannya mudah
tertekan.
− Kondisi subjek yang mengalami gangguan tiroid (baik hipo atau
hipertiroidisme), cushing diseases, hamil dan menyusui mungkin mengalami
perbedaan hasil dengan individu yang tidak mengalami kondisi tersebut.
− Catat hasil pengukuran dengan ketelitian 0.1 cm
3.3.7 Pengukuran Lingkar Pergelangan Tangan
− Siku ditekuk dengan telapak tangan subjek menghadap ke atas, dan otot dalam
keadaan relaks.
− Lingkarkan pita pengukur disekeliling pergelangan tangan, distal terhadap
prosesus stiloideus.
− Pita pengukur sebaiknya tidak terlalu lebar (>0,7 cm), sehingga dapat melekat
tepat pada lekukan pergelangan tangan.
− Catat hasil pengukuran hingga ketelitian 0,1 cm
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengukuran Lingkar Pinggang
N
Nama LP1 LP2 LP3 Rata-rata
O
70,3
1 Dila Selvia 71,6 cm 70,5 cm 70,8 cm
cm
2 Dinda Alya Raihana Najwa 70 cm 69 cm 65 cm 68 cm
3 Eni Istiqomah 67,5 cm 67,8 cm 66 cm 67,1 cm
4.2 Pengukuran Lingkar Pinggul
N
Nama LP1 LP2 LP3 Rata-rata
O
89,2
1 Dila Selvia 81 cm 84,5 cm 84,9 cm
cm
2 Dinda Alya Raihana Najwa 83 cm 81 cm 81 cm 81,7 cm
3 Eni Istiqomah 77 cm 77,1 cm 77 cm 77 cm
4.3 Pengukuran Lingkar Panggul
N
Nama LP1 LP2 LP3 Rata-rata
O
91,5
1 Dila Selvia 91,5 cm 92 cm 91,7 cm
cm
90,1
2 Dinda Alya Raihana Najwa 90,2 cm 90,1 cm 90,1 cm
cm
3 Eni Istiqomah 83 cm 83,8 cm 84 cm 83,6 cm
4.4 Pengukuran Rasio Lingkar Pinggang dan Pinggul
NO Nama RLPP
1 Dila Selvia 0,834 cm
2 Dinda Alya Raihana Najwa 0,832 cm
3 Eni Istiqomah 0,871 cm

Rata−rata lingkar pinggang


RLPP =
Rata−rata lingkar pinggul
70,8
Dila = = 0,834 cm
84,9
68
Dinda = = 0,832 cm
81,7
67,1
Eni = = 0,871 cm
77
4.5 Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
N
Nama LA1 LA2 LA3 Rata-rata
O
25,1
1 Dila Selvia 25,1 cm 25,5 cm 25,2 cm
cm
23,5
2 Dinda Alya Raihana Najwa 23,1 cm 23,6 cm 23,4cm
cm
21,8
3 Eni Istiqomah 21,7 cm 21,7 cm 21,7 cm
cm
4.6 Pengukuran Tinggi Lutut
N
Nama TL1 TL2 TL3 Rata-rata
O
46,2
1 Dila Selvia 46,3 cm 46,7 cm 46,4 cm
cm
2 Dinda Alya Raihana Najwa 50 cm 53 cm 53 cm 52 cm
3 Eni Istiqomah 45,4 cm 45 cm 45 cm 45,1 cm
4.7 Pengukuran Lingkar Leher
N
Nama LL1 LL2 LL3 Rata-rata
O
32,5
1 Dila Selvia 32 cm 32,3 cm 32,3 cm
cm
30,5
2 Dinda Alya Raihana Najwa 30,9 cm 30,3 cm 30,6 cm
cm
3 Eni Istiqomah 28 cm 28,2 cm 28 cm 28,1 cm
4.8 Pengukuran Lingkar Pergelangan Tangan
N
Nama PT1 PT2 PT3 Rata-rata
O
1 Dila Selvia 4 cm 4,3 cm 4,5 cm 4,3 cm
2 Dinda Alya Raihana Najwa 3,4 cm 3,2 cm 3,2 cm 3,3 cm
3 Eni Istiqomah 3 cm 3,1 cm 3 cm 3 cm
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Fachrana, E. A. (2017). INDEKS MASSA TUBUH, LINGKAR PERGELANGAN TANGAN,
DAN TEKANAN DARAH PADA REMAJA. Jurnal Kedokteran Diponegoro .
Masyarakat, P. S. (2015). Petunjuk Praktikum Penilaian Status Gizi: Antropometri. Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana .
Rahadiyanti, A. (2020). Pengukuran Antropometri untuk Obesitas. Artikel Gizi dan
Kesehatan berbasis Ilmiah .
DOKUMENTASI PRAKTIKUM

Pengukuran tinggi lutut

Pengukuran Lingkar Pergelangan Tangan

Anda mungkin juga menyukai