ANTROPOMETRI
A. Deskripsi
Modul ini berisi tentang pembahasan mengenaipengukuran pada perancangan fasilitas
berdasarkan dimensi tubuh manusia sebagai pengguna.Pengukuran antropometri merupakan
pengukuran yang dilakukan terhadap dimensi-dimensi tubuh manusia. Hasil dari pengukuran
ini kemudian dapat diaplikasikan pada sistem kerja yang melibatkan manusia saat melakukan
interaksi dengan komponen sistem kerja tersebut baik secara langsung maupun tidak
langsung. Dalam melakukan perancangan suatu fasilitas dan tempat kerja dalam suatu sistem
diperlukan pengetahuan ergonomi dan antropometri untuk dapat menghasilkan suatu
rancangan yang tepat dan optimal dengan memanfaatkan data-data pengukuran dimensi tubuh
manusia yang akan berinteraksi dengan fasilitas dan tempat kerja tersebut.
B. Tujuan
Tujuan umum dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu memahami prinsip-prinsip
antropometri untuk studi kasus yang ditentukan.Adapun diharapkan dalam perancangan
fasilitas dapat berdasarkan antropometri dapat membuat keadaan kerja lebih produktif dan
nyaman.
Sedangkan tujuan khusus dari praktikum ini adalah:
1. Melakukan perancangan produk yang sesuai dengan prinsip antropometri
berdasarkan dimensi yang telahdiukur.
2. Menentukan dimensi ukuran produk yang akan di rancang dengan pemilihan
persentil
C. Input danOutput
Input:
1. Assembly Drawing
Output :
1. Dimensi Antropometri produk P5, P50, P95
2. Gambar Teknik Produk lengkap dengan ukuran
D. Landasan Teori
Pengertian Antropometri
Antropometri berasal dari kata Antropos, yang berarti manusia, dan Metrikos yang
berarti pengukuran. Singkatnya, antropometri merupakan ilmu yang berhubungan
dengan aspek ukuran fisik manusia. (Roebuck 1995) mendefinisikan bahwa
antropometri sebagai “the science of measurement and the art of application that
estabilishes the physical geometry, mass properties, and strength capabilities of the
human body”. Antropometri dapat dibagi atas antropometri structural (statis), dan
antropometri fungsional(dinamis).
Gambar 1. Pengukuran Struktur Dimensi Tubuh dalam Posisi Berdiri dan Duduk Tegap
Sumber: Sritomo (2003)
b. Antropometri Dinamis
Antropometri dinamis adalah ukuran tubuh atau karakteristik tubuh dalam keadaan bergerak,
atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut
melaksanakan kegiatan. Jenis antropometri ini juga biasa disebut functional body dimension.
Pengukuran ini dilakukan ketika posisi tubuh melakukan gerakan yangberkaitan dengan
kegiatan yang dilakukan, berbeda dengan cara pengukuran yang pertama. Antropometri
dalam posisi tubuh melaksanakan fungsinya yang dinamis akan banyak diaplikasikan dalam
proses perancangan fasilitas kerja pada gambar2.
Gambar 2. Pengukuran Struktur Dimensi Tubuh dalam Berbagai Posisi Gerakan Kerja
Sumber: Sritomo (2003)
Metode Pengukuran
1. Dimensi Linier (jarak)
Merupakan jarak terpendek antara dua titik pada tubuh manusia melingkupi: panjang, lingkar paha,
lingkar perut, dan lingkar kepala.
2. Lingkar Tubuh
Diukur sebagai panjang keliling (sepanjang permukaan tubuha), contohnya: lingkar paha, lingkar
perut, dan lingkar kepala.
3. Ketebalan Lapisan Kulit
Pengukuran ini ditujukan untuk mengetahui kandungan lemak dalam tubuh yang kemudian dijadikan
sebagai acuan tingkat kebugaran tubuh.
4. Sudut
Ada dua cara dalam pengukuran ini, yaitu secara aktif dan pasif. Pengukuran aktif digunakan untuk
mengukur fleksibilitas tubuh dalam bentuk kemampuan maksimum gerakan sistem otot-sendi (atau
dikenal juga dengan ROM atau range of motion). Pengukuran ini banyak dilakukan dalam studi yang
berhubungan dengan rehabilitasi, olahraga, dan biomekanuka. Untuk pengukuran pasif dilakukan
untuk mengetahui kecenderungan posisi tubuh ketika bekerja, yang lebih lanjut lagi dapat digunakan
untuk mengevaluasi potensi resiko kelainan pada sistem otot rangka.
5. Bentuk dan Kontur Tubuh
Aspek ini digunakan untuk merancang berbagai peralatan yang berhubungan langsung dengan
manusia, contohnya: bentuk kaki untuk merncang sebuah sepatu.
6. Bobot, Terutama Bobot Tubuh Secara Keseluruhan
Untuk pengukuran ini dibagi menjadi 2 metode, yaitu metode langsung dan tidak langsung. Metode
langsung yaitu pengukuran yang melibatkan kontak langsung antara peralatan antropometri dengan
objeknya, contohnya permukaan tubuh manusia atau individu yang diukur. Pengukuran tidak
langsung yaitu pengukuran dengan cara memanfaatkan teknologi fotografiatau sensor. Di
Indonesia, beberapa penelitian di ITB dalam beberapa tahun terakhir telah diarahkan ke
pengembangan metode pengukuran antropometri dengan menggunakan kamera digital (Maulina,
2003; Mislihah, 2006; Ardiansyah, 2007). Meskipun masih berbasis 2D, metode ini terlihat cukup
menjanjikan karena menggunkan resolusi kamera yang tinggi. Penggunaan kamera digital
dimaksutkan agar hasil rekaman objek berupa data digital dapat langsung diolah dan dimanipulasi
dengan perangkat lunak computer dan hasilnya dapat langsung disimpan dalam bentuk basis
dataantropometri.
Alat-Alat UkurAntropometri
Alat ukur antropometri merupakan alat ukur yang dipakai untuk melakukan pengukuran dimensi
tubuh manusia. Terdapat beberapa macam alat ukur antropometri yang biasa dipakai dalam kehidupan
sehari-hari, diantaranya sebagai berikut :
1. Kaliper Geser (SlidingCaliper)
Merupakan sebatang mistar yang berskala milimeter, serta dua batang jarum, dimana yang
satu tetap pada titik skala nol dan yang lain dapat digeser. Kedua jarum ini pada satu ujung
agak tajam (dipakai untuk pengukuran pada tulang) dan ujung yang lainnya agak tumpul
(dipakai untuk pengukuran manusia hidup). Panjang mistar ini umumnya 25 cm. Alat ini
dipakai pada ukuran jarak lurus yang tidak terlalubesar.
2. Antropometer
Antropometer merupakan sebuah alat yang terdiri dari sebatang pipa sepanjang 2000 mm, yang
tersusun dari empat bagian dengan sebuah pegangan yang dapat digeser ke atas atau ke bawah
dan sebuah pegangan stabil. Dalam masing-masingpegangan ini dapat diisi sebatang jarum yang
memungkinkan ukuran dibuat. Pipa memiliki skala dengan ketepatan 1 mm. Antropometer
digunakan untuk pengukuran panjang seperti tinggi badan, panjangnya tulang pipa, namun tidak
jarang juga dipakai dalam pengukuran lebar badan menggantikan kaliper lengkung besar.
3. Kaliper Lengkung Kecil (Small Spreading Caliper)
Kaliper lengkung merupakan alat pengukuran yang terdiri atas dua batang yang bagian atasnya
melengkung dan ujungnya tumpul. Di antara kedua batang tersebut terdapat sebilah mistar yang
berskala sampai 30 cm. Alat ini dipakai untuk mengukur jarak lurus pada bagian badan bundar
termasuk (kepala atau kerangka pada tengkorak).
4. Goniometer
Goniometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur sudut. Goniometer biasanya
dipasang pada kaliper geser atau antropometer.
5. Kaliper Lengkung Besar (Large Spreading Caliper)
Suatu alat yang tersusun sama seperti kaliper lengkung kecil hanya saja ukuranya lebih besar dan
skalanya sampai 60 cm. Tujuan penggunaanya sama dengan kaliper lengkung kecil tetapi dipakai
pada ukuran yang lebih besar seperti misalnya ukuran- ukuran lebar badan.
6. Pita Meteran
Alat yang pada umumnya digunakan untuk mengukur segala lingkar atau lengkung (busur). Pita
ini berskala dengan ketepatan 1 mm karena pada ukuran kecil ukuran milimeter itu sangat
penting.
7. Timbangan Badan
Suatu alat yang digunakan dalam pengukuran berat badan. Sebelum digunakan, timbangan harus
diperiksa ketepatannya secara berkala untuk menjamin akurasinya.
a) Untuk dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan produk umumnya
didasarkan pada nilai persentil yang terbesar seperti 90th, 95th atau 99th persentil. Contoh
konkrit pada kasus ini bias dilihat pada penetapan ukuran minimal dari lebar dan tinggi
dari pintudarurat.
b) Untuk dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan nilai persentil yang
paling rendah seperti 1th, 5th, dan 10th persentil dari distribusi data antropometri yang
ada. Contoh pada kasus ini adalah dalam penetapan jarak jangkau dari suatu mekanisme
kontrol yang harus dioperasikan oleh seorangpekerja.
Secara umum aplikasi data antropometri untuk perancangan produk ataupun fasilitas kerja
akan menetapkan nilai 5th persentil untuk dimensi maksimum dan 95th untuk dimensi
minimum.
2. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan di antara rentang ukuran tertentu
Rancangan produk bisa diubah-ubah ukurannya sehingga cukup fleksibel dioperasikan oleh
setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh.
Contoh: perancangan kursi mobil yang letaknya bisa digeser maju atau mundur, dan sudut
sandarannya pun bisa dirubah-rubah.
Berkaitan dengan aplikasi data antropometri yang diperlukan dalam proses perancangan
produk ataupun fasilitas kerja, maka ada beberapa rekomendasi yang bisa diberikan sesuai
dengan langkah-langkah seperti berikut:
1. Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang mana nantinya akan
difungsikan untuk mengoperasikan rancangantersebut
2. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut; dalam hal ini juga
perlu diperhatikan apakah harus menggunakan data structural body dimension ataukah
functional bodydimension.
3. Selanjutnya tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasikan dan menjadi
target utama pemakai rancangan produk tersebut.
4. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan tersebut untuk ukuran
individual yang ekstrim. Rentang ukuran yang fleksibel atau ukuranrata-rata.
5. Pilih prosentase populasi yang harus diikuti.
6. Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya pilih/ tetapkan nilai
ukurannya dari tabel data antropometri yang sesuai. Aplikasikan data tersebut dan
tambahkan faktor kelonggaran bila diperlukan seperti halnya tambahan ukuran akibat faktor
tebalnya pakaian yang harus dikenakan oleh operator, pemakaian sarung tangan, dan lain-
lain.
Pbl Jarak horizontal dari titik belakang pantat (buttock) sapai titik
Panjang Buttock- depan lutut
Lutut
Pbp Jarak horizontal dari titik belakang pantat (Butock) sampai lekuk
Panjang Buttock- lutut atau sudut popliteal
Popliteal
Tkl Jarak vertikal dari lantai sampai titik bagian atas lutut dengan
Titik telapak kaki- posisi duduk tegak lurus, lekuk lutut membentuk sudut 90 derajat
lutut
Tkp Jarak vertikal dari lantai sampai lekuk lutut
Tinggi telapak kaki-
popliteal
Pk Jarak paralel sepanjang kaki diukur dari tumit bagian paling
Panjang kaki belakang sampai ujung jari kaki paling panjang
Tp Jarak vertikal dari alas duduk sampai bagian atas paha
Tebal paha
Data antropometri tentu dibutuhkan dalam sebuah perancangan sistem kerja, hal
ini bertujuan agar rancangan produk dapat sesuai dengan orang yang akan menggunakan
atau mengoperasikannya. Pada dasarnya, pengambilan data atau penentuan data mana
yang akan digunakan tidaklah sulit, apalagi bila probuk dibuat berdasarkan pesanan atau
job order. Namun, masalah akan timbul apabila produk tersebut digunakan oleh lebih
banyak orang. Permasalahan ini muncul mengingat dimensi tubuh manusia memiliki
variasi.
Penetapan data antropometri yang akan digunakan adalah dengan menggunakan
data yang berdistribusi normal. Dalam disiplin ilmu statistik, data dapat dikatakan
berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat dari formulasi berdasarkan data rata-rata
(mean) dan standar deviasinya. Dari data tersebut, maka persentil dapat ditetapkan
sesuai dengan tabel probabilitas distribusi normal.
Persentil (percentile) adalah suatu nilai yang menunjukkan prosentase nilai
tertentu dari orang yang memiliki nilai pada atau di bawah nilai tersebut. Dapat
dikatakan pula bahwa persentil adalah perwakilan nilai (per 1 persen) dari sebuah
rentangan nilai. Sebagai contoh, persentil 95th, ini berarti 95% dari populasi memiliki
ukuran pada atau di bawah nilai tertentu. Sedangkan persentil 5th, ini berarti 5% dari
populasi memiliki ukuran pada atau di bawah nilai tertentu. Dalam antropometri, angka
95th menunjukkan nilai terbesar, dan 5th menunjukkan nilai terkecil. Bilamana
diharapkan ukuran yang mampumengakomodasikan 95% dari populasi yang ada, maka
di sini diambil rentang 2,5-th dan 97,5-th persentil sebagai batas-batasnya, seperti yang
ditunjukkan dalam gambar 5.
N(X, 95%
X)
2,5% 2,5%
1,96 1,96
X X
Keterangan :
x : nilai rata-rata
2
k
N . x ( xi )
2
i
2
N s
xi
Keterangan :
Apabila data telah mencukupi, maka data dapat langsung diolah. Namun
apabila N<N’, maka harus dilakukan pengambilan data lagi hingga jumlah
data yang dibutuhkan terpenuhi.
2. Melakukan pengolahan data sesuai dengan kebutuhanpenelitian.
𝑷𝒊=̅𝒙+𝒌𝒊 .𝒔
Dimana :
Referensi
[1] Iridiastadi, Hardianto, dkk. 2014. Ergonomi suatu pengantar. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
[2] Junaedi, D. (2018). Analisis perancangan kerja dan ergonomi. Tangerang : Pustaka
Mandiri.
[3] Sutalaksana, Iftikar dkk. (1976). Teknik Tata Cara Kerja. Bandung : Departemen Teknik
Industri ITB.
[4] Sutalaksana, Iftikar., dkk. (2006). Teknik Perancangan Sistem Kerja, ITB Bandung.
[5] Tayyari, F. & Smith, J.L. (1997). Occupational Ergonomics: Principles and Applications.
Chapman & Hall.
[6] Tarwaka. (2015). “Dasar - dasar pengetahuan ergonomic dan aplikasi di tempat kerja”.
Solo: Harapan press solo.