Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang membuat manusia
merasa nyaman dalam bekerja sehingga produktivitas kerja dapat meningkat.
Salah satu ilmu ergonomi adalah antropometri. Antropometri adalah cabang ilmu
ergonomi yang membahas tentang dimensi tubuh manusia. Hasil dari pengukuran
antropometri ini digunakan dalam merancang suatu sistem kerja maupun desain
peralatan untuk memudahan pemakaian, menunjang keamanan dan kenyamanan
dari suatu pekerjaan. Hasil dari pengukuran ini juga kemudian dapat diaplikasikan
pada sistem kerja yang melibatkan manusia saat melakukan interaksi dengan
komponen sistem kerja tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung.
Melalui pendekatan antropometri dapat diperoleh rancangan sistem kerja yang
lebih ergonomis yang disesuaikan dengan ukuran tubuh manusia, sehingga
diperoleh suatu sistem kerja yang mendukung pekerja untuk beraktivitas secara
lebih efektif dan efisien.
Antropometri adalah ilmu yang mempelajari berbagai ukuran tubuh
manusia.Dalam bidang ilmu gizi digunakan untuk menilai status gizi. Ukuran
yang sering digunakan adalah berat badan dan tinggi badan. Selain itu juga
ukuran tubuhlainnya seperti lingkar lengan atas, lapisan lemak bawah kulit, tinggi
lutut,lingkaran perut, lingkaran pinggul. Ukuran-ukuran antropometri tersebut
bisaberdiri sendiri untuk menentukan status gizi dibanding baku atau berupa
indeksdengan membandingkan ukuran lainnyaseperti BB/U, BB/TB. TB/U
(Sandjaja,dkk., 2010).
Aplikasi antropometri sebagai metode bioantropologi ke dalam
kedokteranmanjadi bermakna apabila disertai latar belakang teori yang adekuat
tentangpertumbuhan. Berdasarkan tujuan penelitian pengukuran antropometri,
setidak-tidaknya ada lima hal penting yang mewakili tujuan pengukuran yaitu

1
mengetahuikekern otot, kekekaran tualng, ukuran tubuh secara umum, panjang
tungkai danlengan, serta kandungan lemak tubuh di ekstremitas dan di torso.
Dalampemakaian untuk penilaian status gizi, antropometri disajikan dalam
bentuk indeks, misalnya berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut
umur(TB/U) atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), lingkar lengan
atasmenurut umur (LLA/U) dan sebagainya (Barasi, 2008).Karena antropometri
sebagai indikator penilaian status gizi yang palingmudah yang dapat dilakukan
dengan mengukur beberapa parameter, antara lain:umur, berat badan, tinggi
badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada,lingkar pinggul dan tebal
lemak di bawah kulit. Oleh karena itu, untuk mengetahuistatus gizi seseorang,
maka dilakukan pengukuran antropometri ini

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan antropometri?
2. Bagaimana pengukuran antropometri?
3. Bagaimana penaplikasian Antropometri di bidang Kesehatan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan Antropometri dan jenisnya
2. Agar mengetahui bagaimana pengukuran Antropometri
3. Agar mengetahu bagaimana pengaplikasian Antropometri di bidang kesehatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Antropometri
A. Pengertian
Menurut Sritomo (2003), salah satu bidang keilmuan ergonomi adalah
istilah anthropometri yang berasal dari Antro yang berarti manusia
dan Metron yang berarti ukuran. Definisi dinyatakan sebagai suatu studi
yang menyangkut pengukuran dimensi tubuh manusia dan aplikasi
rancangan yang menyangkut geometri fisik, massa, dan kekuatan tubuh.
Menurut Nurmianto (1991), Anthropometri adalah satu kumpulan data
numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran,
bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan
masalah desain.
Menurut Nurmianto (1991), Salah satu bidang keilmuan ergonomi
adalah Anthropometri yaitu suatu studi yang berhubungan dengan
pengukuran dimensi tubuh manusia. Anthropometri secara lebih luas
digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perencanaan
produk maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi manusia.
Displin ilmu ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran
dimensi tubuh manusia disebut dengan antropometri. Menurut Sritomo
(1989), salah satu bidang keilmuan ergonomis adalah istilah anthropometri
yang berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan “metron” yang berarti
ukuran. Antropometri merupakan kumpulan data numerik yang berhubungan
dengan karakteristik fisik tubuh manusia (ukuran, volume, dan berat) serta
penerapan dari data tersebut untuk perancangan fasilitas atau produk.

3
B. Jenis- jenis Antropometri
Menurut Sutalaksana (2006), antropometri adalah pengetahuan yang
menyangkut pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi tubuh.
Antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu:
1. Antropometri statis
Antropometri statis disebut juga dengan pengukuran dimensi
struktur tubuh. Anthropometri statis berhubungan dengan pengukuran
dengan keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan diam atau
dalam posisi standar. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap
antara lain berat badan, tinggi tubuh, ukuran kepala, panjang lengan dan
sebagainya.
Selain itu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
dimensi tubuh manusia, sebagai berikut:
a. Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai
sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada
kecenderungan berkurang setelah 60 tahun.
b. Jenis kelamin
Jenis kelamin pria umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih
besar kecuali dada dan pinggul.
c. Suku bangsa (etnis)
Dimensi tubuh suku bangsa negara barat lebih besar jika
dibandingkan dengan dimensi tubuh suku bangsa negara Timur.
d. Sosio ekonomi
Tingkat sosio ekonomi sangat mempengaruhi dimensi tubuh
manusia. Pada negara- negara maju dengan tingkat sosio ekonomi
tinggi mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan dengan
negara-negara berkembang.
2. Antropometri dinamis

4
Maksud antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-
ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan
gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut
melaksanakan kegiatannya. Terdapat 3 kelas pengukuran antropometri
dinamis, yaitu:
1. Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk
mengerti keadaan mekanis dari suatu aktifitas. Contoh dalam
mempelajari performansi atlet.
2. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja.
Contoh jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat
bekerja, yang dilakukan dengan berdiri atau duduk.
3. Pengukuran variabilitas kerja. Contoh analisis kinematika dan
kemampuan jari-jari tangan dari seorang juru ketik atau operator
komputer.
C. Keunggulan Dan Kelemahan Antropometri
1. Keunggulan Antropometri
Beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri adalah:
a. Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar
lengan atas, mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat
dibuat sendiri dirumah.
b. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan
objektif
c. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus
profesional, juga oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu.
d. Biaya relatif murah
e. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas.
f. Secara alamiah diakui kebenaranya.
2. Kelemahan Antropometri

5
a. Tidak sensitif, artinya tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu
singkat serta tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu
seperti zink dan Fe
b. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan
energi) dapat menurunkan spesifikasi dan sensitifitas pengukuran
antropometri
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi
presisi, akurasi dan validitas pengukuran antropometri.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh
manusia, diantaranya:
a. Umur
Dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar seiring
dengan berkembangnya umur sejak awal kelahirannya sampai dengan
umur sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita.
b. Jenis Kelamin
Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya lebih besar dibandingkan
dengan wanita, kecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti
lingkaran dada dan pinggul.
c. Suku/Ras
Setiap suku bangsa ataupun etnis akan memiliki karakteristik fisik
yang akan berbeda satu dengan lainnya.
d. Postur dan Posisi Tubuh
Ukuran tubuh akan berbeda dipengaruhi oleh posisi tubuh pada saat
akan melakukan aktivitas tertentu yaitu structural dan functional body
dimensions. Posisi standar tubuh pada saat melakukan gerakan-
gerakan dinamis dimana gerakan tersebut harus dijadikan dasar
pertimbangan pada saat data antropometri diimplementasikan.

6
e. Pakaian
Pakaian seperti model, jenis bahan, jumlah rangkapan, dan lain-lain
yang melekat di tubuh akan menambah dimensi ukuran tubuh
manusia.
f. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan mewajibkan adanya persyaratan dalam menyeleksi
dimensi tubuh manusia seperti tinggi, berat badan, lingkar perut, dan
lain- lain. Seperti untuk buruh dermaga atau pelabuhan harus
mempunyai postur tubuh yang relatif besar dibandingkan dengan
pegawai kantoran atau mahasiswa.
g. Cacat Tubuh Secara Fisik
Cacat tubuh secara fisik merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi variabilitas data antropometri.Seperti, orang normal
dan orang yang memiliki keterbatasan fisik tidak mempunyai lengan.
Untuk dimensi tinggi siku, tinggi pinggul, tinggi tulang ruas, tinggi
ujung jari, dan lain-lain sangatlah berbeda antara orang normal dengan
orang yang memiliki keterbatasan fisik. Sehingga, data antropometri
yang digunakan dalam merancang produk dan stasiun kerja untuk
orang yang cacat tubuh secara fisik berbeda dengan orang normal.
h. Faktor Kehamilan Wanita
Faktor kehamila pada wanita merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi variabilitas data antropometri yaitu terutama pada tebal
perut dan tebal dada.Sehingga, data antropometri yang digunakan
dalam merancang produk dan stasiun kerja untuk wanita hamil
berbeda dengan data antropometri wanita lainnya.
E. Pengukuran Antropometri
Penggunaan antropometri, khususnya pengukuran berat badan pernah
menjadi prinsip dasar pengkajian gizi dalam asuhan medik.. Berikut ukuran
antropometri:

7
1. Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan
paling sering digunakan. Berat badan menggambarkan jumlah protein,
lemak, air, dan mineral pada tulang.
Berat badan seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain : umur, jenis kelamin, aktifitas fisik, dan keturunan (Supariasa,
2001). Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang
memberikan gambaran masa tubuh (otot dan lemak). Karena tubuh sangat
sensitif terhadap perubahan keadaan yang mendadak, misalnya karena
terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan dan menurunnya
jumlah makanan yang dikonsumsi. Maka BB merupakan ukuran
antropometri yang sangat labil (Reksodikusumo, dkk, 1989). Dalam
keadaan normal dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara
intake dan keutuhan gizi terjamin, berat badan mengikuti perkembangan
umur.
Sebaiknya dalam keadaan abnormal terdapat dua kemungkinan
perkembangan BB, yaitu dapat berkembang lebih cepat atau lebih lambat
dari keadaan normal.
2. Tinggi Badan (TB)
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan gizi
yang telah lalu dan keadaan sekarang jika umur tidak diketahui dengan
tepat. Disamping itu tinggi badan merupakan ukuran kedua yang
penting,karena menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan, faktor
umur bisa dikesampingkan.
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan
pertumbuhan skeletal. Dalam keadaan normal, tinggi badan tumbuh
bersamaan dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan, tidak
seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah defisiensi gizi

8
dalam waktu pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan
baru akan tampak pada saat yang cukup lama.
Tinggi badan merupakan ukuran tubuh yang menggambarkan
pertumbuhan rangka. Dalam penilaian status gizi tinggi badan dinyatakan
sebagai indeks sama halnya dengan berat badan (Supariasa, 2001)
3. IMT (Indeks Masa Tubuh)
Menggunakan Berat Badan dan Tinggi badan Kategori IMT (kg/m2)
a. Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,00
b. Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,00 – 18,49
c. Normal 18,50 – 24,99
d. Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,00 – 26,99
e. Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,00
4. Lingkar Lengan Atas (LiLA)
Nilai normal adalah 23,5 cm LiLA WUS dengan resiko KEK di Indonesia
< 23,5 cm
5. Pengukuran Lingkar Perut
Pengukuran lingkar perut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
obesitas abdominal/sentral. Jenis obesitas ini sangat berpengaruh terhadap
kejadian penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus, yang akhir-akhir
ini juga erat hubungannya dengan kejadian sindroma metabolik. Nilai
normal pengukuran lingkar perut di Indonesia. Baik Obesitas sentral
Laki-laki 90 > 90 Perempuan 80 > 80

2.2 Aplikasi Antropometri di Bidang Kesehatan


a) Penentuan Status Gizi
Status gizi adalah ekspresi dari keseimbangan dalam bentuk variabel-
variabel tertentu. Status gizi juga merupakan akibat dari keseimbangan
antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi

9
tersebut atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam
seluruh tubuh (Supariasa, 2002).
Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat digunakan
untukmenilai status gizi. Secara umum antropometri diartikan sebagai
ukuran tubuh,ditinjau dari sudut gizi maka antropometri ditinjau dari
berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri sangat umum
digunakan untuk mengukur status gizi untuk berbagai ketidak seimbangan
antara asupan energi dan protein (Gibson 2005).
Pertumbuhan dan perkembangan mencakup dua peristiwa yang
statusnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan susah dipisahkan.
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran dan fungsi tingkatsel, organ maupun individu, yang diukur dengan
ukuran berat (gram, pound,kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur
tulang dan keseimbanganmetabolik (Suparasia, dkk., 2001).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapatdiramalkan sebagai hasil proses pematangan. Pertumbuhan terbagi atas
duayaitu pertumbuhan linier dan massa jaringan dimana kedua jenis
pertumbuhantersebut merupakan ukuran antropometri gizi. Pertumbuhan
linier misalnyatinggi badan (TB), lingkar dada, dan lingkar kepala
sedangkan pertumbuhanmassa jaringan yaitu berat badan, lingkar lengan atas
(LILA) dan tebal lemak di bawah kulit (TLK). Antropometri sangat umum
digunakan utuk mengukur status gizi dari berbagai ketidak seimbangan
antara asupan protein dan energi.Gangguan ini biasanya terlihat dari pola
pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan
jumlah air dalam tubuh.
Adapun beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri
ini adalah(Suparasia, dkk., 2001) :

10
a. Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar
lenganatas, mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat
dibuat sendiri dirumah.
b. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan
objektif. Contohnya apabila terjadi kesalahan pada pengukuran
lingkar lengan atas pada anak balita maka dapat dilakukan
pengukuran kembali tanpa harus persiapan alat yang rumit.
c. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus
professional, juga oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu.
d. Biaya relatife murah, karena alat mudah didapat dan tidak
memerlukan bahan-bahan lainnya.
e. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas (cut
off points) dan baku rujukan yang sudah pasti.
f. Secara ilmiah diakui kebenaraya.
Hampir semua negara mengguakan antropometri sebagai metode
untuk mengukur status gizi masyarakat,khususnya untuk penapisan
(screening) status gizi. Hal ini dikarenakan antropometri diakui kebearanya
secara ilmiah. Memperhatikan faktor di atas, maka di bawah ini akan
diuraikan keunggulan antropometri yaitu :
a. Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah
sampelyang besar.
b. Relative tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan
dengantenaga yang sudah dilatih dalam waktu singkat dapat
melakukan pengukuran antropometri.
c. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan, dibuat
didaerah setempat.
d. Metode ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan.
e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi masa lampau.
f. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi.

11
g. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu.
h. Digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi.
Di samping keunggulan metode antropometri tersebut, terdapat
pula beberapa kelemahan seperti :
a. Tidak sensitif Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam
waktu singkat dan tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi
tertentu seperti zinc dan fe.
b. Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan
energi) dapat menurukan spesifitas dan sensifitas pengukuran
antropometri.
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat
mempungaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran
antropometri gizi.
d. Kesalahan terjadi karena:
1. Pengukuran
2. Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi
jaringan
3. Analisis dan asumsi yang keliru
e. Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:
1). Latihan petugas yang tidak cukup
2). Kesalahan alat atau alat tidak ditera
3). Kesulitan pengukuran
Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi.
Kombinasi antara beberapa parameter disebut Indeks Antropometri. Dalam
pengukuran indeks antropometri sering terjadi kerancuan, hal ini akan
mempengaruhi interpretasi status gizi yang keliru. Beberapa indeks
antropometri yang sering digunakan yaitu BB/U, TB/U, BB/TB. Perbedaan
penggunaan indeks tersebut akan memberikan gambaran prevalensi status gizi
yang berbeda.

12
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan
mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh
manusia, antara lain: Umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas,
lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit.
Di bawah ini akan diuraikan parameter itu.
1. Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting
dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat
badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR.
Dikatakan BBLR apabila berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau
di bawah 2,5 kg. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat
dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status
gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites,
edema dan adanya tumor. Di samping itu pula berat badan dapat
dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan.
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air
dan mineral pada tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung
meningkat, dan protein otot menurun. Pada orang yang edema dan
asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat
menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang
kekurangan gizi.
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang.
Alat yang digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa
persyaratan:
4. Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat
yang lain.
5. Mudah diperoleh dan relatif murah harganya.
6. Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg.
7. Skalanya mudah dibaca.

13
8. Cukup aman untuk menimbang anak balita.
Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian
dipilih dan dianjurkan untuk digunakan dalam penimbangan anak
balita adalah dacin. Dacin yang digunakan sebaiknya minimum
20 kg dan maksimum 25 kg. Bila digunakan dacin berkapasitas 50
kg dapat juga, tetapi hasilnya agak kasar, karena angka
ketelitiannya 0,25 kg.
Penggunaan dacin mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
1. Dacin sudah dikenal umutn sampai di pelosok
pedesaan
2. Dibuat di Indonesia, bukan impor, dan mudah
didapat.
3. Ketelitian dan ketepatan cukup baik.
Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa
berumur diatas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi,
anak-anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Disamping itu,
IMT tidak bisa diterapkan pada keadaan khusus lainnya seperti
edema, asites, dll. IMT/U merupakan yang terutama bermanfaat
untuk penapisan kelebihan berat badan dan kegemukan. Biasanya
IMT tidak meningkat dengan bertambahnya umur.
Rumus perhitungan IMT:

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝐾𝑔)


𝐼𝑀𝑇 =
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚) × 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚)
IMT merupakan alat yang sangat sederhana untuk
memantau status gizi orang khususnya yang berkaitan
kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan
berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia
harapan hidup lebih panjang. Indikator IMT/U hampir sama

14
dengan BB/PB atau BB/TB. Ketika melakukan interpretasi
resiko kelebihan berat badan, perlu mempertimbangkan berat
badan orang tua.
Tabel 1. Ketegori IMT (WHO 2000)
Klasifikasi BMI (kg/m2)
Underweight <18,50
- Severe thinness <16,00
- Moderate thinness 16,00-16,99
- Mild thinness 17,00-18,49
Normal 18,50-24,49
Overweight >25,00
- Pre-obesitas 25,00-29,99
Obesitas >30,00
- Obesitas kelas I 30,00-34,99
- Obesitas kelas II 35,00-39,99
- Obesitas kelas III >40,00
Sumber: WHO, 1995, WHO, 2000 dan
2004, www.andeka.com
Tabel 2. Kategori IMT (IOTF, WHO 2000,
Penduduk Asia Dewasa)
Kategori BMI (kg/m2) Risk Of Co-
morbidities
Rendah (tetapi risiko
terhadap masalah-
Underweight <18,50
masalah klinis lain
meningkat
Normal 18,50-22,99 Rata-rata
Overweight >23,00
At Risk 23,00-24,99 Meningkat
Obese I 25,00-29,99 Sedang
Obese II >30,00 Berbahaya
Sumber: IOTF,WHO 2000,Penduduk Asia Dewasa

15
2. Tinggi Badan
Tinggi atau panjang badan merupakan indikator umum ukuran
tubuh dan panjang tulang. Namun, tinggi saja belum dapat
dijadikan indikator untuk menilai status gizi, kecuali jika
digabungkan dengan indikator lain seperti usia dan berat badan.
Penggunaan tinggi, atau panjang, bukan tanpa kelemahan.
Pertama, baku acuan yang tersedia umumnya terambil dari
penilaian tinggi badan subjek yang berasal dari masyarakat
berstatus gizi baik di negara maju. Kedua, defisit pertumbuhan
linier baru akan terjelma manakala defisiensi telah berlangsung
lama yang berarti tidak akan termanifestasi semasa bayi. Jika bayi
terukur lebih pendek ketimbang baku acuan, tidak berarti bayi
tersebut tengah malnutrisi pascanatal, melainkan dampak dari
ukuran lahir rendah. Ketiga, secara genetik setiap orang terlahir
menurut ukuran yang tidak serupa: orang yang jika dibandingkan
dengan populasi "acuan" berukuran lebih pendek tidak langsung
berarti malnutrisi.
Tinggi badan diukur dalam keadaan berdiri tegak lurus, tanpa
alas kaki, kedua tangan merapat ke badan, punggung dan bokong
menempel pada dinding, dan pandangan diarahkan ke depan
3. Lingkar Lengan Atas (LLA)
Lingkar lengan atas (LLA) dewasa ini memang merupakan
salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah
dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh
dengan harga yang lebih murah.
Pengukuran LLA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko
kekurangan energi protein (KEP) wanita usia subur (WUS).
Pengukuran LLA tidak dapat digunakan untuk memantau
perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LLA

16
digunakan karena pengukurannya sangat mudah dan dapat
dilakukan siapa saja.
Beberapa tujuan pemeriksaan LLA adalah mencakup masalah
WUS baik ibu hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan
peran petugas lintas sektoral. Adapun tujuan tersebut adalah:
a. Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun
calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai risiko
melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
b. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar
lebih berperan dalam pencegahan dan penanggulangan
KEK.
c. Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat
dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
d. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya
perbaikan gizi WUS yang menderita KEK.
e. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran
WUS yang menderita KEK.
Lingkar lengan atas diperiksa pada bagian pertengahan jarak
antara olekranon dan tonjolan akromion. Ambang batas LLA
WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila
ukuran LLA kurang 23,5 cm atau dibagian merah pita LLA,
artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan
akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR). BBLR
mempunyai risiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan
dan gangguan perkembangan anak.

17
Tabel 1: Ambang Batas Pengukuran LiLA:
Klasifikasi Batas Ukur
Wanita Usia Subur
KEK < 23,5 cm
Normal 23,5 cm
Bayi Usia 0-30 hari
KEP < 9,5 cm
Normal 9,5 cm
Balita
KEP < 12,5 cm
Normal 12,5 cm
Sumber: Sirajuddin, 2012.

4. Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran
anak secara praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan
patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala.
Contoh yang sering digunakan adalah kepala besar (Hidrosefalus)
dan kepala kecil (Mikrosefalus).
Lingkar kepala terutama dihubungkan dengan ukuran otak dan
tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama
tahun pertama, akan tetapi besar lingkar kepala tidak
menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun juga
ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat
bervariasi sesuai dengan keadaan gizi.
5. Lingkar Dada
Biasanya dilakukan pada anak yang berumur 2 sampai 3 tahun,
karena rasio lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6
bulan. Setelah umur ini, tulang tengkorak tumbuh secara lambat
dan pertumbuhan dada lebih cepat. Umur antara 6 bulan dan 5
tahun, rasio lingkar kepala dan dada adalah kurang dari satu, hal

18
ini dikarenakan akibat kegagalan perkembangan dan pertumbuhan,
atau kelemahan otot dan lemak pada dinding dada. Ini dapat
digunakan sebagai indikator dalam menentukan KEP pada anak
balita.
6. Jaringan Lunak
Otak, hati, jantung, dan organ dalam lainnya merupakan bagian
yang cukup besar dari berat badan, tetapi relatif tidak berubah
beratnya pada anak malnutrisi. Otot dan lemak merupakan jaringan
lunak yang sangat bervariasi pada penderita KEP. Antropometri
jaringan dapat dilakukan pada kedua jaringan tersebut dalam
pengukuran status gizi di masyarakat
b) Aplikasi Antropometri dalam ilmu Kedokteran
Dalam sebuah jurnal berjudul Peran Antropometri Kraniofasial dalam
Ilmu Kedokteran yang ditulis oleh Shah dan Koirala, sistem klasifikasi rasial
pertama yang diketahui adalah dibuat pada abad ke-17 ketika seorang dokter
Perancis bernama Francosis Bernier membagi ras manusia berdasarkan pada
penampilan wajah dan tipe tubuh. Sehingga ilmu mengenai antropometri
dalam bidang medis sudah sangat kuno.
Salah satu penelitian kedokteran melalui pengukuran antropometri
adalah ketika antropolog forensik mengukur 90 tengkorak mereka dapat
dengan tepat menetapkan benua asal pemiliknya. Hal ini karena data
antropometri yang didapatkan kemudian diolah dan diambil sebuah
kesimpulan. Kadar ketepatannya bisa sampai 80%. Selain itu, pengukuran
wajah manusia dari gambar wajah 3D dapat membantu mendiagnosis pasien
dengan Alkohol Spectrum Disorders (FASD), bahkan di seluruh populasi
yang berbeda secara etnis.

19
Ilustrasi pengukuran kepala dengan 3 dimensi
Selain itu, dikenal pula salah satu istilah ‘Antropometri kranofasial’
dalam dunia medis. Antropometri kranofasial dikenal dengan sebuah teknik
yang digunakan dalam antropometri fisik yang terdiri dari pengukuran
sistematis dari tulang tengkorak manusia secara tepat. Hal ini diaplikasikan
kesejumlah bidang penting dalam dunia Kedokteran, Bedah Plastik,
Ortodontik, Arkeologi dan identifikasi ras maupun suku seseorang.
Dimensi tubuh dipengaruhi oleh ekologi, biologis, geografis, ras, jenis
kelamin, dan usia. Antropometri telah menjadi alat penting dalam studi
kondisi genetik, terutama sebagai bantuan diagnostik untuk ahli genetika
klinis.
Namun, masih banyak dokter praktik yang tidak melakukan
antropometri pasien karena beberapa alasan, seperti:
1. Pengukuran yang tepat dalam situasi tertentu tidak diketahui
2. Data referensi normatif tidak tersedia atau analisis dan interpretasi
data yang membingungkan
Data antropometrik normatif biasanya digunakan dalam evaluasi dan
diagnosis sebuah penyakit. Dalam hal ini, pengembangan lebih lanjut dari

20
pendekatan multivariant akan meningkatkan penerapan antropometri sebagai
sarana mengidentifikasi dan mengklasifikasikan sindrom dan
mendokumentasikan sejarah alami banyak gangguan. Kerja sama yang
berkelanjutan antara dokter, ahli genetika, dan antropolog untuk pengumpulan
dan penilaian pasien dan data normatif sangat penting jika tujuan ini ingin
direalisasikan.
Penerapan antropometri saat ini hanya digunakan oleh ahli medis yang
benar-benar hendak mempelajari mengenai sebuah kondisi genetik yang ingin
diteliti. Padahal sebenarnya, setiap dokter seharusnya diharapkan mengerti
mengenai pentingnya pengukuran dimensi tubuh manusia tersebut.

c) Hubungan antara DNA dengan Antropometri


Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup termasuk manusia
merupakan hasil interaksi antara faktor internal (dari dalam tubuh makhluk
hidup itu sendiri) dan faktor eksternal (dari luar tubuh makhluk hidup).
Faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup adalah gen (DNA), nutrisi, hormon, dan
lingkungan. Jadi tidak salah jika ada sumber yang mengatakan ukuran
manusia ditentukan oleh gen karena gen bisa disebut sebagai “sumber
primer” pembawa ukuran manusia.
Gen (DNA) adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat di
dalam sel makhluk hidup. Gen berpengaruh pada setiap struktur makhluk
hidup dan juga perkembangannya, walaupun gen bukan satu-satunya faktor
yang mempengaruhinya. Artinya sifat-sifat yang tampak / trait (dalam
bahasa biologi disebut sifat fenotip) pada makhluk hidup seperti bentuk
tubuh, tinggi tubuh, warna mata dan sebagainya dipengaruhi oleh gen yang
dimiliknya. Oleh karena itu, trait atau bentuk dan ukuran makhluk hidup
termasuk manusia (antropometri) ditentukan oleh faktor genetik.

21
Gen mengatur berbagai macam trait, sifat atau karakter baik karakter
fisik maupun karakter psikis (konon karakter psikis sebenarnya juga timbul
dari proses fisik dalam tubuh manusia). Contoh karakter fisik (antropometri
fisik) antara lain morfologi, anatomi, dan fisiologi (contohnya geometri fisik
seperti tinggi tubuh dll). Adapun contoh karakter psikis (antropometri non
fisik / psikometri) seperti kecenderungan emosi / afektif antara lain pemalu,
mudah naik emosi, mudah gelisah dan pendiam dan bahkan karakter-
karakter yang bersifat somatik & psikomotor, kognitif seperti kecerdasan
dan kecenderungan perilaku juga diatur oleh gen.
Dalam ergonomi, ukuran manusia fisik (antropometri) banyak
dibahas pada ergonomi fisik sedangakan ukuran manusia non fisik
(psikometri) banyak dibahas pada ergonomi kognitif.
Beberapa contoh gen yang masih dalam tahap penelitian misalnya
gen HMGA2 atau “gen tubuh tinggi” merupakan salah satu gen yang
menentukan tinggi pendeknya seseorang, gen FTO atau “gen gemuk” yang
mempengaruhi kepekaan tubuh manusia terhadap obesitas (gemuk dan
massa), gen 5-HTT (5-HTTLPR) yang berhabungan dengan sifat pemalu
(shyness), ada juga yang menyebut berhubungan dengan kecemasan /
kegelisahan (anxiety), gen IGF2R atau “gen cerdas” dimana orang
kebanyakan memiliki urutan tertentu pada gen tsb, tapi anak-anak cerdas
dengan IQ 160 yang diteliti olehnya memiliki urutan agak berbeda pada gen
IGF2R tersebut, gen MAO-A yang berhubungan dengan tindakan agresif
sehingga disebut-sebut berhubungan dalam perilaku kekerasan dan criminal,
gen D4DR yang berhubungan dengan keberanian untuk melakukan hal-hal
ekstrim. Sekali lagi gen-gen tersebut masih dalam tahap penelitian dan
mayoritas referensi menyebutkan bahwa gen-gen tersebut bukanlah satu-
satunya gen yang mempengaruhi suatu trait atau antropometri tersebut.
Pengaruh gen (DNA) terhadap antropometri itu sangat penting dan
sangat menarik, bahkan terdapat kolaborasi internasional yang khusus

22
bergerak dalam bidang ini yang dikenal sebagai Konsorsium GIANT atau
The Genetic Investigation of Anthropometric (Investigasi Genetika
Antropometri) walaupun antropometri yang dimaksud disini terbatas pada
antropometri fisik dan lebih mengarah ke geometri fisik tubuh.

23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Antropometri berasal dari bahasa Yunani yakni kata anthropos yang
berarti manusia dan metron yang berarti mengukur. Jadi, antropometri secara
literal adalah pengukuran manusia. Antropometri adalah pengetahuan mengenai
ukuran manusia. ata antropometri diaplikasikan secara luas antara lain dalam
bidang kesehatan seperti pengamatan gizi, kesehatan dan pertumbuhan manusia
serta dalam bidang teknik atau engineering (berhubungan dengan ergonomi /
human factors / safety engineering / human engineering) seperti perancangan
sistem kerja yang meliputi perancangan area kerja (work station), perancangan
peralatan kerja, perancangan produk-produk, dan perancangan lingkungan kerja
fisik dimana variasi dimensi atau ukuran manusia sering kali menjadi faktor
utama untuk menghasilkan rancangan sistem yang sesuai untuk pengguna untuk
kepentingan keselamatan (safety), kesehatan (health), dan produktivitas
(productivity).
Antropometri sangat luas penerapannya, interdisipliner. Penerapan dari
antropometri itu sendiri, diantaranya:perkembangan normal anak, kebugaran fisik
seseorang, tebal lapisan lemak badan (tidak hanya lapisan luar, namun juga
lapisan lemak visceral yakni organ dalam tubuh seseorang), antropometri militer
(menilai kekuatan seorang calon perwira, banyak membawa beban di punggung),
distribusi lemak badan, Antropometri olah raga, kebugaran, pertumbuhan. Jika
punya latar belakang keilmuan yang cukup, antropometri banyak aplikasinya.
Sexing, aging, facial aproximation (pencocokan wajah seseorang, wajah mirip
disangka teroris, padahal memang mirip, sidik jari). Hal tersebut penting, jika
salah mencocokkan, maka tindakannyapun menjadi salah. Pada bidang forensik
sebagai contohnya: kasus gayus dengan cara mengukur panjang Krista filtra pada
bibir atas. Antropometri tidak hanya mengamati bentuknya, namun juga
pengukurannya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Abadi, S. 2019. Pentingnya Penggunaan Antropometri dalam Ilmu


Kedokteran.
https://soloabadi.com/pentingnya-penggunaan-antropometri-dalam-ilmu-
kedokteran/ [21 mei 2019]

Adam. 2012. Landasan Teori Antropometri.


http://adamnsath.blogspot.com/2012/03/landasan-teori-anthropometri.html.
[ 19 Mei 2019]

Handayani, Rinda. 2016. Antropologi.


https://dokumen.tips/documents/makalah-antropometri.html . [19 mei 2019]

Kahar. 2013. Anropologi Gizi.


http://kahar141.blogspot.com/2013/06/antropometri-gizi_28.html [ 20 mei
2019]

Perdana, Rezha Novita. 2013. Laporan Antropometri.


http://rezhapradana.blogspot.com/2014/02/laporan-antropometri-k3.html.[19
mei 2019]

Purnomo, Hari. 2012. Antropometri dan Aplikasinya. Yogyakarta : Graha


Ilmu.

Rohman, Fakhtur. 2015. Antropometri dengan Metode Ergonomi.


http://mylaporanti.blogspot.com/2015/09/makalah-antropometri-dengan-
metode.html. [20 mei 2019]

Wardaniah, Radhatul. 2016. Pengukuran Antropometri.


https://med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-
content/uploads/2016/12/PENGUKURAN-ANTROPOMETRI.pdf. [20
mei 2019].

25

Anda mungkin juga menyukai