PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
2 Untuk Mengetahui apa pengertian air bersih
3 Untuk Mengetahui dari mana saja Sumber Air Bersih
4 Untuk Mengetahui Bagaimana Standar Kualitas Air Baku
5 Untuk Mengetahui Bagaimana Sistem Penyediaan Air Bersih
6 Untuk Mengetahui Bagiamana Proyeksi Kebutuhan Air Bersih
7 Untuk Mengetahui Bagaimana Tahapan Perencanaan Air Bersih
1
8 Untuk Mengetahui Bagaimana Standar minimun kebutuhan pasca bencana
9 Untuk Mengetahui Bagaimana Penyediaan Makanan Pasca Bencana
2
BAB II
PEMBAHASAN
2) Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
3) Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk tinja manusia dari
lingkungan permukiman.
4) Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.
5) Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan satu kesatuan
sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum.
3
kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air
minum.
Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum adalah (Budi D.
Sinulingga, Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal, 1999):
1. Air hujan. Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami pencemaran sehingga
tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.
2. Air permukaan tanah (surface water). Yaitu rawa, sungai, danau yang tidak dapat diminum
sebelum melalui pengolahan karena mudah tercemar.
3. Air dalam tanah (ground water). Yang terdiri dari air sumur dangkal dan air sumur dalam. Air
sumur dangkal dianggap belum memenuhi syarat untuk diminum karena mudah tercemar.
Sumber air tanah ini dapat dengan mudah dijumpai seperti yang terdapat pada sumur gali
penduduk, sebagai hasil budidaya manusia. Keterdapatan sumber air tanah ini sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti topografi, batuan, dan curah hujan yang jatuh di
permukaan tanah. Kedudukan muka air tanah mengikuti bentuk topografi, muka air tanah akan
dalam di daerah yang bertopografi tinggi dan dangkal di daerah yang bertopografi rendah.
Di lain pihak sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan panjang adalah air yang jauh
lebih murni, dan pada umumnya dapat langsung diminum, namun memerlukan pemeriksaan
laboratorium untuk memastikan kualitasnya. Keburukan dari pemakaian sumur dalam ini
4
adalah apabila diambil terlalu banyak akan menimbulkan intrusi air asin dan air laut yang
membuat sumber air jadi asin, biasanya daerah-daerah sekitar pantai.
Mata air (spring water). Sumber air untuk penyediaan air minum berdasarkan kualitasnya
dapat dibedakan atas:
a) Sumber yang bebas dari pengotoran (pollution).
b) Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah (natural purification).
c) Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan (artificial treatment)
A. Standar Minimum Yang Umum Untuk Semua Jenis Kebutuhan Dalam Penanggulangan
Bencana
1. Partisispasi
Semua masyarakat yang terkena dampak harus berpartisipasi dalam membuat, menilai,
melaksanakan , monitoring dan evaluasi program bantuan
2. Penilaian awal
Penilaian memberikan pemahaman tenatang situasi bencana dengan jelas, analisis ancaman
terhadap kehidupan, martabat, kesehatan dan mata pencaharian. Dikonsulatasikan dengan
instansi terkait apakah diperlukan respon eksternal atau tidak, jika ya, bagaimana sifat
respon tersebut.
3. Respon
Suatu respon kemanusiaan diperlukan dalam situasi dimana pihak berwenang tidak mampu
dan atau tidak mau menanggapi kebutuhan akan perlindungan dan kebutuhan penduduk.
4. Penargetan
Bantuan kemanusiaan untuk layanan yang disediakan secara adil dan tidak memihak
berdasarkan kerentanan dan kebutuhan individu dan kelompok yang pengaruhi oleh
bencana.
5. Monitoring
Efektifitas program dalam menanggapi masalah diidentifikasikan dan dipantau terus
dengan maksud menigkatkan program.
6. Evaluasi
Untuk menigkatkan kebijakan dan akuntabilitas.
7. Kompetensi relawan
Relawan harus memiliki kualifikasi yang tepat, sikap dan pengalaman untuk merencanakan
dan melaksanakan program secara efektif.
8. Pengawasan, manajemen dan support personil
Relawan harus mau menerima pengawasan dan dukungan untuk memastikan pelaksanaan
program bantuan kemanusiaan yang efektif
B. Standar Pokok Minimum Kebutuhan Pada Situasi Bencana
a. Air , sanitasi, promosi kesehatan
8
b. Ketahanan pangan, gizi
c. Bantuan pangan
d. Shelter, pemukiman dan produk non makanan
e. Pelayanan kesehatan
C. Standar Minimal Kebutuhan Air, Sanitasi. (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 1357 / Menkes /SK / XII / 2001 Tentang Standar Minimal Penanggulangan Masalah
Kesehatan Akibat Bencana dan Penanganan Pengungsi)
Standar Minimal : Adalah ukuran terkecil atau terendah dari kebutuhan hidup (air
bersih dan sanitasi, persediaan pangan, pemenuhan gizi, tempat tinggal dan pelayanan
kesehatan) yang harus dipenuhi kepada korban bencana atau pengungsi untuk dapat hidup
sehat, layak dan manusiawi.
Pada pasca bencana beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dan kajian lebih
lanjut adalah :
a) Perkiraan jumlah orang yang menjadi korban bencana (meninggal, sakit, cacat)
dan ciri–ciri demografinya.
b) Jumlah fasilitas kesehatan yang berfungsi milik pemerintah dan swasta.
c) Ketersediaan obat dan alat kesehatan.
d) Tenaga kesehatan yang masih melaksanakan tugas.
e) yang berisiko Kelompok–kelompok masyarakat tinggi (bayi, balita, ibu
hamil, bunifas dan manula)
f) Kemampuan dan sumberdaya setempat
D. Kebijakan Dalam Bidang Sanitasi :
Mengurangi risiko terjadinya penularan penyakit melalui media lingkungan akibat terbatasan
sarana kesehatan lingkungn yang ada ditempat pengungsian, melalui pengawasan dan
perbaikan kualitas Kesehatan Lingkungan dan kecukupan air bersih.
1. Pengadaan Air.
Semua orang didunia memerlukan air untuk minum, memasak dan menjaga bersihan
pribadi. Dalam situasi bencana mungkin saja air untuk keperluan minumpun tidak cukup, dan
dalam hal ini pengadaan air yang layak dikunsumsi menjadi paling mendesak. Namun
biasanya problema–problema kesehatan yang berkaitan dengan air muncul akibat kurangnya
persediaan dan akibat kondisi air yang sudah tercemar sampai tingkat tertentu.
Tolok ukur kunci :
a. Persediaan air harus cukup untuk memberi sedikit–dikitnya 15 liter per orang per hari
b. Volume aliran air ditiap sumber sedikitnya 0,125 liter perdetik.
c. Jarak pemukiman terjauh dari sumber air tidak lebih dari 500 meter
9
d. 1 (satu) kran air untuk 80 – 100 orang
e. Waktu antri disebuah sumber air tidak lebih dari 15 menit.
f. Untuk mengisi wadah 20 liter tidak lebih dari 3 menit
2. Kualitas air
Air di sumber–sumber harus layak diminum dan cukup volumenya untuk keperluan
keperluan dasar (minum, memasak, menjaga kebersihan pribadi dan rumah tangga) tanpa
menyebabakan timbulnya risiko–risiko besar terhadap kesehatan akibat penyakit–penyakit
maupun pencemaran kimiawi atau radiologis dari penggunaan jangka pendek.
Tolok ukur kunci :
a. Disumber air yang tidak terdisinvektan (belum bebas kuman), kandungan bakteri dari
pencemaran kotoran manusia tidak lebih dari 10 coliform per 100 mili liter
b. Hasil penelitian kebersihan menunjukkan bahawa resiko pencemaran semacam itu
sangat rendah.
c. Untuk air yang disalurkan melalui pipa–pipa kepada penduduk yang jumlahnya lebih
dari 10000 orang, atau bagi semua pasokan air pada waktu ada resiko atau sudah ada
kejadian perjangkitan penyakit diare, air harus didisinfektan lebih dahulu sebelum
digunakan sehingga mencapai standar yang bias diterima (yakni residu klorin pada
kran air 0,2–0,5 miligram perliter dan kejenuhan dibawah 5 NTU)
d. Konduksi tidak lebih dari 2000 jS / cm dan airnya biasa diminum Tidak terdapat
dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan pengguna air, akibat pencemaran
kimiawi atau radiologis dari pemakaian jangka pendek, atau dari pemakain air dari
sumbernya dalam jangka waktu yang telah irencanakan, menurut penelitian yang juga
meliputi penelitian tentang kadar endapan bahan–bahan kimiawi yang digunakan untuk
mengetes air itu sendiri. Sedangkan menurut penilaian situasi nampak tidak ada
peluang yang cukup besar untuk terjadinya masalah kesehatan akibat konsumsi air itu.
b. Fase Kedua
1. Setiap orang diperhitungkan menerima ransum senilai 2.100 Kkal, 40 gram lemak
dan 50 gram protein.
2. Diusahakan memberikan pangan sesuai dengan kebiasaan dan ketersediaan setempat,
mudah diangkut, disimpan dan didistribusikan.
3. Memberikan penyuluhan kepada pemgungsi tentang kebutuhan gii dan cara
pengolahan bahan makanan masing-masing anggota keluarga.
11
1. Melakukan penapisan bila prevalensi gizi kurang balita 10-14,9% atau 5-9% yang
disertai dengan faktor pemburuk.
2. Menyelenggarakan pemberian makanan tambahan sesuai dengan jenis intervensi yang
telah ditetapkan pada tahap 1 fase ke-2 (PMT darurat/ransum, PMT darurat terbatas
serta PMT terapi).
3. Melakukan penyuluhan baik perorangan atau kelompok
4. Memantau perkembangan status gizi melalui surveilans
5. Melakukan modifikasi/perbaikan intervensi sesuai dengan perubahan tingkat
kedaruratan :
a) Jika prevalensi gizi kurang > 15% atau 10–14% dengan factor pemburuk,
diberikan paket pangan dengan standar minimal per orang perhari (ransum),
dan diberikan PMT darurat untuk balita, ibu hamil ibu meneteki dan lansia
serta PMT terapi bagi penderita gizi buruk. Ketentuan kecukupan gizi pada
PMT darurat sama seperti standar ransum.
b) Jika prevalensi gizi kurang 10–14.9% atau 5–9.9% dengan factor pemburuk
diberikan PMT darurat terbatas pada balita, ibu hamil, ibu meneteki dan lansia
yang kurang gizi serta PMT terapi kepada penderita gizi buruk.
c) Jika prevalensi gizi kurang < 10% tanpa factor pemburuk atau < 5% dengan
factor pemburuk maka dilakukan penganan penderita gizi kurang melalui
pelayanan kesehatan setempat.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada proses penyediaan air bersih dan pembuangan sampah di Indonesia sudah memiliki
aturan yang berlaku tetapi belum sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik ketika dilapangan
,karena banyak factor yang dapat mempengaruhinya,baik dari segi SDM nya,kesadaran
pelaksana,situasi,dan Sumber dana yang ada . Sehingga kita belum dapat menciptakan Indonesia
yang siap untuk menaggulangi terjadinya bencana alam yang cepat,tepat,dan benar.Dan kita belum
dapat menyiapkan Indonesia sebagai Negara yang mampu dalam proses pengelolaan sampah dengan
cara yang benar.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri
terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan
kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak.
Standar Minimum Yang Umum Untuk Semua Jenis Kebutuhan Dalam Penanggulangan
Bencana
1.Partisispasi
Semua masyarakat yang terkena dampak harus berpartisipasi dalam membuat, menilai,
melaksanakan , monitoring dan evaluasi program bantuan
2. Penilaian awal
Penilaian memberikan pemahaman tenatang situasi bencana dengan jelas, analisis ancaman
terhadap kehidupan, martabat, kesehatan dan mata pencaharian. Dikonsulatasikan dengan
instansi terkait apakah diperlukan respon eksternal atau tidak, jika ya, bagaimana sifat respon
tersebut.
3 Respon
Suatu respon kemanusiaan diperlukan dalam situasi dimana pihak berwenang tidak mampu dan
atau tidak mau menanggapi kebutuhan akan perlindungan dan kebutuhan penduduk.
4 Penargetan
Bantuan kemanusiaan untuk layanan yang disediakan secara adil dan tidak memihak berdasarkan
kerentanan dan kebutuhan individu dan kelompok yang pengaruhi oleh bencana.
5 Monitoring
13
Efektifitas program dalam menanggapi masalah diidentifikasikan dan dipantau terus dengan
maksud menigkatkan program.
6 Evaluasi
Untuk menigkatkan kebijakan dan akuntabilitas.
7 Kompetensi relawan
Relawan harus memiliki kualifikasi yang tepat, sikap dan pengalaman untuk merencanakan dan
melaksanakan program secara efektif.
8 Pengawasan, manajemen dan support personil
Relawan harus mau menerima pengawasan dan dukungan untuk memastikan pelaksanaan
program bantuan kemanusiaan yang efektif
3.2 Saran
Diharapkan agar pengetahuan yang terdapat pada pembahasan makalah ini dapat menambah
wawasan pembacanya, tidak hanya menjadi bahan bacaan melainkan juga dapat memberi petunjuk
serta akan lebih baik jika dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
Soal Objektif
2. Sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum adalah ...
a. Air Hujan c. Sungai
b. Danau d. Kolam Renang
Jawaban : a. Air Hujan
3. Sumber air untuk penyediaan air minum berdasarkan kualitasnya adalah, kecuali..
a. Sumber yang bebas dari pengotoran (pollution).
e. Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah (natural purification).
f.Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan (artificial treatment)
g. Sumber yang tidak terkontaminasi
Jawaban : d. Sumber yang tidak terkontaminasi
5. Awal dari sistem penyediaan air bersih yang mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang
bisa diambil dari air tanah, air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang
diperlukan, merupakan pengertian dari .....
a. Unit pengolahan air c. Unit produksi
b. Unit sumber air baku d.Unit transmisi
16
Jawaban : b. Unit sumber air baku
6. Variabel yang menentukan besaran kebutuhan akan air bersih antara lain adalah sebagai berikut,
kecuali ....
a. Jumlah penduduk c. Standar konsumsi air untuk individu
b. Jenis kegiatan d. Konsumsi
Jawaban : d. Konsumsi
7. Bantuan kemanusiaan untuk layanan yang disediakan secara adil dan tidak memihak berdasarkan
kerentanan dan kebutuhan individu dan kelompok yang pengaruhi oleh bencana merupakan
pengertian dari....
a. Partisipasi c. Penargetan
b. Respon d. Evaluasi
Jawaban : c. Penargetan
17
10. Dalam situasi bencana mungkin saja air untuk keperluan minumpun tidak cukup yang menjadi
problema–problema kesehatan yang berkaitan dengan air adalah....
a. Kurangnya tenaga kesehatan
b. Kurangnya persediaan dan akibat kondisi air yang sudah tercemar
c. Kurangnya kualitas manusia
d. Kurangnya pelayanan kesehatan
Jawaban : b. Kurangnya persediaan dan akibat kondisi air yang sudah tercemar
11. Bagaimana kualitas air yang layak diminum tanpa menyebabakan timbulnya risiko–risiko besar
terhadap kesehatan akibat penyakit–penyakit maupun pencemaran kimiawi atau radiologis dari
penggunaan jangka pendek adalah, kecuali....
a. kandungan bakteri dari pencemaran kotoran manusia tidak lebih dari 10 coliform per 100 mili
liter
b. Hasil penelitian kebersihan menunjukkan bahawa resiko pencemaran semacam itu sangat
rendah.
c. Untuk air yang disalurkan melalui pipa–pipa kepada penduduk yang jumlahnya lebih dari
10000 orang
d. Waktu antri disebuah sumber air tidak lebih dari 15 menit
Jawaban : d. Waktu antri disebuah sumber air tidak lebih dari 15 menit
12. Apa saja bentuk penyediaan bahan makanan pada pasca bencana...
a. Bahan makanan berupa beras 400 gram perorang perhari
b. Makanan panas
c. Minuman yang mengandung kafein
d. Makanan yang bermiyak
Jawaban : a. Bahan makanan berupa beras 400 gram perorang perhari
13. Adapun makanan yang disediakan oleh dapur umum pada pasca bencana berupa...
a. Makanan pokok
b. Lauk pauk
c. Makanan siap saji sebanyak 2 kali makan dalam sehari.
d. Buah dan sayur
Jawaban : c. Makanan siap saji sebanyak 2 kali makan dalam sehari
18
14. Tahapan penanggulangan masalah gizi dipengungsian adalah sebagai berikut, kecuali...
a. Tahapan pencegahan
b. Tahapan penyelamatan
c. Fase kedua
d. Tahap tanggap darurat
Jawaban : a. Tahapan pencegahan
16. Apa saja bentuk kegiatan dari tahapan penyelamatan ini kecuali....
a. Pemberian makanan jadi dalam waktu sesingkat mungkin.
b. Pendataan awal, jumlah pengungsi, jenis kelamin, golongan umur.
c. Penyelenggaraan dapur umum (merujuk ke Depsos) dengan standar minimal.
d. Memberikan bantuan pakaian
Jawaban : d. Memberikan bantuan pakaian
19
19. Apa saja syarat fisik dari standar kualitas Air Baku?
a. Tidak berwarna,tidak berasa,Suhu antara 10o-25oC(sejuk).
b. Beryodium, tidak berasa.
c. Tidak mengandung bahan kimiawi.
d. Aman dan Higenis.
Jawaban: a. Tidak berwarna,tidak berasa,Suhu antara 10o-25oC(sejuk).
20. Apa saja Variabel yang menentukan besaran kebutuhan akan Air Bersih?
a. Perhitungan Kebutuhan Air.
b. Identifikasi Sumber Air.
c. Jumlah penduduk, Jenis kegiatan,standar konsumsi air individu.
d. Perhitungan.
Jawaban: c. Jumlah penduduk, Jenis kegiatan,standar konsumsi air individu.
21. Dalam pengadaan air berapa liter persediaan air yang harus cukup?
a. 18 liter per orang per hari.
b. 15 liter per orang per hari.
c. 20 liter per orang per hari.
d. 5 liter per orang per hari.
Jawaban : b. 15 liter per orang per hari.
22. Berikut ini yang tidak termasuk dari Syarat kimiawi dalam standar kualitas air baku adalah?
a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun.
b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.
c. Cukup yodium.
d. Kurangnya aktifitas dari masyarakyat itu sendriri.
Jawaban: d. Kurangnya aktifitas dari masyarakyat itu sendriri.
20
c. Mengurangi risiko terjadinya penularan penyakit melalui media lingkungan akibat terbatasan
sarana kesehatan lingkungn yang ada ditempat pengungsian, melalui pengawasan dan
perbaikan kualitas Kesehatan Lingkungan dan kecukupan air bersih.
d. Melindungi masyarakyat dan mengobati dalam keadaan bencana dan pasca bencana.
Jawaban: c.Mengurangi risiko terjadinya penularan penyakit melalui media lingkungan akibat
terbatasan sarana kesehatan lingkungn yang ada ditempat pengungsian, melalui pengawasan dan
perbaikan kualitas Kesehatan Lingkungan dan kecukupan air bersih.
24. Apa saja yang termasuk dalam Standar Minimum Yang Umum Untuk Semua Jenis Kebutuhan
Dalam Penanggulangan Bencana?
a. Partisipasi.
b. Partisipasi,Respon,Penargetan,Penilaian Awal,Monitoring.
c. Penilaian dini dan Monitoring.
d. Evaluasi dan penilaian.
Jawaban: b.Partisipasi,Respon,Penargetan,Penilaian Awal, Monitoring.
25. Masyarakyat manakah yang berisiko tinggi Pada pasca bencana beberapa hal yang perlu
mendapatkan perhatian dan kajian lebih lanjut?
a. Bayi, Balita, Ibu hamil, Bunifas dan Manula.
b. Lansia, Ibu hamil.
c. Bayi dan Balita.
d. Bayi.
Jawaban: a. Bayi, Balita, Ibu hamil, Bunifas dan Manula.
21
22