Anda di halaman 1dari 8

INDEKS MASSA TUBUH

A. Pengertian

IMT atau sering juga disebut indeks Quatelet pertama kali ditemukan oleh seorang ahli
matematika Lambert Adolphe Jacques Quatelet adalah alat pengukuran komposisi tubuh yang paling
umum dan sering digunakan. Beberapa studi telah mengungkapkan bahwa IMT adalah alat pengukuran
yang berguna untuk mengukur obesitas, dan telah direkomendasikan untuk evaluasi klinik pada obesitas
anak (Daniels et al, 1997).

IMT merupakan petunjuk untuk menentukan kelebihan berat badan berdasarkan indeks
quatelet (berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m2)).
Interprestasi IMT tergantung pada umur dan jenis kelamin anak karena anak lelaki dan perempuan
memiliki kadar lemak tubuh yang berbeda. IMT adalah cara termudah untuk memperkirakan obesitas
serta berkolerasi tinggi dengan massa lemak tubuh, selain itu juga penting untuk mengidentifikasi pasien
obesitas yang mempunyai risiko komplikasi medis (Pudjiadi et al, 2010).

Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan (BB)
dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi indikator atau mengambarkan kadar
adipositas dalam tubuh seseorang. IMT tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, tetapi penelitian
menunjukkan bahwa IMT berkorelasi dengan pengukuran secara langsung lemak tubuh
seperti underwater weighing dan dual energy x-ray absorbtiometry (Grummer-Strawn LM et al.,2002).

IMT merupakan altenatif untuk tindakan pengukuran lemak tubuh karena murah serta metode
skrining kategori berat badan yang mudah dilakukan. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung
dengan rumus berikut:

Menurut rumus metrik:

IMT = Berat Badan (Kg)

[Tinggi Badan (m)]2

Atau menurut rumus Inggris:

IMT = Berat badan (lb) / [Tinggi badan (in)]2 x 703

B. Kategori Indeks Massa Tubuh

Untuk orang dewasa yang berusia 20 tahun keatas, IMT diinterpretasi menggunakan kategori status
berat badan standard yang sama untuk semua umur bagi pria dan wanita. Untuk anak-anak dan remaja,
intrepretasi IMT adalah spesifik mengikut usia dan jenis kelamin (CDC, 2009).

Secara umum, IMT 25 ke atas membawa arti pada obesitas. Standar baru untuk IMT telah dipublikasikan
pada tahun 1998 mengklasifikasikan BMI di bawah 18,5 sebagai sangat kurus atau underweight, IMT
melebihi 23 sebagai berat badan lebih atau overweight, dan IMT melebihi 25 sebagai obesitas. IMT yang
ideal bagi orang dewasa adalah diantara 18,5 sehingga 22,9. Obesitas dikategorikan pada tiga tingkat:
tingkat I (25-29,9), tingkat II (30-40), dan tingkat III (>40) (CDC, 2002).

Tabel 1: Klasifikasi Indeks Massa Tubuh (WHO, 2004)

BMI (kg/m2)
Classificasion
Principal cut-off points

Underweight < 18,50

Severe thinness < 16,00

Moderate thinness 16,00 – 16,99

Mild thinness 17,00 – 18,49

Normal Range 18,50 – 25,99

Pre Obese 25,00 – 29,99

Obese >30,00

Obese class I 30,00 – 34,99

Obese class II 35,00 – 39,99

Obese class III >40,00

Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalaman klinis dan hasil
penelitian di beberapa negara berkembang. Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk
Indonesia adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3 Batas Ambang IMT Indonesia (Depkes, 2003)

Kategori IMT (Kg/m2)

Kegemukan
Gender
Kurus Normal Tingkat
Tingkat berat
ringan

Pria <18 kg/m2 18 – 25 >25 – 27 >27 kg/m2


kg/m2 kg/m2

17 – 23 >23 – 27
Wanita <17 kg/m2
kg/m2 kg/m2

Keterangan :

– IMT < 17,0: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat berat
atau Kurang Energi Kronis (KEK) berat.

– IMT 17,0 – 18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat
ringan atau KEK ringan.

– IMT 18,5 – 25,0: keadaan orang tersebut termasuk kategori normal.

– IMT 25,1 – 27,0: keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan tingkat
ringan.

– IMT > 27,0: keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan tingkat berat
(Direktorat Gizi Masyarakat RI, 2000)

1. Indeks Massa Tubuh (IMT) kategori kurus

Indeks massa tubuh di kategorikan kurus jika pembagian berat per kuadrat tingginya kurang dari 18
kg/m2. Penyebabnya rata-rata dikarenakan konsumsi energi lebih rendah dari kebutuhan yang
mengakibatkan sebagian cadangan energi tubuh dalam bentuk lemak akan digunakan. Kerugiannya jika
seseorang masuk dalam kategori ini antara lain :

a. Penampilan cenderung kurang menarik

b. Mudah letih

c. Resiko sakit tinggi, beberapa resiko sakit yang dihadapi antara lain: penyakit infeksi, depresi, anemia
dan diare

d. Wanita kurus kalau hamil mempunyai resiko tinggi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah

e. Kurang mampu bekerja keras.

2. Indeks Massa Tubuh (IMT) kategori normal

Indeks massa tubuh masuk ketegori normal jika pembagian berat per kuadrat tingginya antara 18
sampai 25 kg/m2. Kategori ini bisa diwujudkan dengan mengkonsumsi energi sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan tubuh. Sehingga tidak terjadi penimbunan energi dalam bentuk lemak, maupun penggunaan
lemak sebagai sumber energi. Keuntungan dari IMT yang normal ini antara lain:
a. Penampilan menarik, proporsional, dan lincah

b. Resiko penyakit bisa di minimalisir menjadi lebih rendah.

Adapun cara untuk mempertahankan IMT dalam grid yang normal ini adalah:

a. Mempertahankan kebiasaan makan sehari-hari dengan susunan menu gizi seimbang.

b. Perlu kebiasaan olah raga yang teratur.

c. Tetap melakukan kebiasaan fisik sehari-hari.

3. Indeks Massa Tubuh (IMT) kategori berlebihan (kegemukan)

Menurut Direktorat Gizi Masyarakat RI tahun 2002, kegemukan atau obesitas digolongkan menjadi dua
kategori, yaitu:

a. Kelebihan berat badan tingkat ringan

b. Kelebihan berat badan tingkat berat.

Obesitas berpotensi menjadi faktor primer kasus degeneratif dan metabolik sindrom. Beberapa studi
menunjukkan bahwa obesitas adalah risiko yang paling tinggi untuk penyakit jantung, DM, dan beberapa
jenis kanker. Adapun kerugian atau resiko dari kategori ini adalah:

a. Penampilan kurang menarik

b. Gerakan tidak gesit dan lambat

c. Merupakan faktor resiko penyakit: Jantung dan pembuluh darah, Kencing manis (diabetes mellitus),
Tekanan darah tinggi, Gangguan sendi dan tulang (degeneratif), Gangguan fungsi ginjal, Kanker, Pada
wanita dapat mengakibatkan gangguan haid (haid tidak teratur), faktor penyulit pada saat persalinan
(Charlotte, 2000).

C. Kekurangan dan Kelebihan Indeks Massa Tubuh

Indeks massa tubuh (IMT) merupakan salah satu indikator yang dapat dipercayai untuk mengukur lemak
tubuh. Walaubagaimanapun, terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan dalam mnggunakan IMT
sebagai indikator pengukuran lemak tubuh. Kekurangan indeks massa tubuh adalah:

1. Pada olahragawan

Tidak akurat pada olahragawan (terutama atlet bina) yang cenderung berada pada kategori obesitas
dalam IMT disebabkan mereka mempunyai massa otot yang berlebihan walaupun presentase lemah
tubuh mereka dalam kadar yang rendah. Sedangkan dalam pengukuran berdasarkan berat badan dan
tinggi badan, kenaikan nilai IMT adalah disebabkan oleh lemak tubuh.
2. Pada anak-anak

Tidak akurat karena jumlah lemak tubuh akan berubah seiringan dengan pertumbuhan dan
perkembangan tubuh badan seseorang. Jumlah lemak tubuh pada lelaki dan perempuan juga berbeda
selama pertumbuhan. Oleh itu, pada anak-anak dianjurkan untuk mengukur berat badan berdasarkan
nilai persentil yang dibedakan atas jenis kelamin dan usia.

3. Pada kelompok bangsa

Tidak akurat pada kelompok bangsa tertentu karena harus dimodifikasi mengikut kelompok bangsa
tertentu. Sebagai contoh IMT yang melebihi 23,0 adalah berada dalam kategori kelebihan berat badan
dan IMT yang melebihi 27,5 berada dalam kategori obesitas pada kelompok bangsa seperti Cina, India,
dan Melayu. (CORE, 2007).

Kelebihan indeks massa tubuh adalah:

1. Biaya yang diperlukan tidak mahal

2. Untuk mendapat nilai pengukuran, hanya diperlukan data berat badan dan tinggi badan seseorang.

3. Mudah dikerjakan dan hasil bacaan adalah sesuai nilai standar yang telah dinyatakan pada table
IMT.

Indeks Massa Tubuh (IMT)

Indeks adalah rasio antara dua unsur kebahasaan tertentu yang mungkin menjadi ukuran atau ciri
tertentu, penunjuk (Depdiknas, 2002). Massa adalah ukuran sejumlah materi yang dimiliki oleh suatu
benda yang didefinisikanbaik oleh sifat kelembaman benda itu maupun pengaruh gravitasi bumi pada
benda-benda lain dalam fisika (Yandianto, 1995). Tubuh adalah keseluruhan jasad manusia atau
binatang yang kelihatan dari ujung kaki sampai ujung rambut (Depdiknas, 2002). Jadi dalam penelitian
ini yang dimaksud dengan indeks masa tubuh adalah rasio antara berat badan dan tinggi badan yang
diukur dari ujung rambut sampai ujung kaki (Depdiknas, 2002).

Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index) merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan
(membandingkan) berat badan dengan tinggi badan. Walaupun dinamakan “indeks”, IMT sebenarnya
adalah rasio atau nisbah yang dinyatakan sebagai berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat
tinggi badan (dalam meter) (Marekensson,2004). Rumus penghitungan Body Mass Index (BMI) atau
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah

BMI = Weight / (Height)2

Keterangan :
BMI (Body mass index) : Indeks Massa Tubuh (kg.m-2)

Weight : Berat badan (kg)

Height : Tinggi badan (m)

Dengan IMT, akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk.
Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi,
anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan
FAO/WHO.

Tabel 2.2 Klasifikasi Indeks Massa Tubuh (WHO, 2004)

BMI (kg/m2)

Classificasion Principal cut-off points

Underweight < 18,50

Severe thinness < 16,00

Moderate thinness 16,00 – 16,99

Mild thinness 17,00 – 18,49

Normal Range 18,50 – 25,99

Pre Obese 25,00 – 29,99

Obese >30,00

Obese class I 30,00 – 34,99

Obese class II 35,00 – 39,99

Obese class III >40,00

Pada tahun 1998, National Institutes of Health mengeluarkan laporan untuk mengidentifikasi dan
menangani masalah mengenai berat badan. Banyak studi ilmiah penelitian yang memberikan
rekomendasi untuk paramedis dan masyarakat tentang pentingnya manajemen berat. Dalam
mengembangkan penelitian, lebih dari 43.627 artikel penelitian diperoleh dari literatur ilmiah dan
ditinjau dari panel para peneliti telah meneliti tentang pentingnya pengurangan berat badan pada orang
dengan kolesterol darah tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes melitus, kanker, dan osteoartritis, dimana
hasilnya menunjukkan fakta bahwa penurunan berat badan dapat mengurangi risiko penyakit tersebut
diatas.
Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalaman klinis dan hasil
penelitian di beberapa negara berkembang. Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT
untuk Indonesia adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3 Batas Ambang IMT Indonesia (Depkes, 2003)

Kategori IMT (Kg/m2)

Kegemukan

Gender Kurus Normal Tingkat ringan Tingkat berat

Pria <18 kg/m2 18 – 25 kg/m2 >25 – 27 kg/m2

Wanita <17 kg/m2 17 – 23 kg/m2 >23 – 27 kg/m2 >27 kg/m2

Keterangan :

1. IMT < 17,0: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat berat atau
Kurang Energi Kronis (KEK) berat.

2. IMT 17,0 – 18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat
ringan atau KEK ringan.

3. IMT 18,5 – 25,0: keadaan orang tersebut termasuk kategori normal.

4. IMT 25,1 – 27,0: keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan tingkat
ringan.

5. IMT > 27,0: keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat badan tingkat
berat (Direktorat Gizi Masyarakat RI, 2000)

 Indeks Massa Tubuh (IMT) kategori kurus

Indeks massa tubuh di kategorikan kurus jika pembagian berat per kuadrat tingginya kurang dari 18
kg/m2. Penyebabnya rata-rata dikarenakan konsumsi energi lebih rendah dari kebutuhan yang
mengakibatkan sebagian cadangan energi tubuh dalam bentuk lemak akan digunakan. Kerugiannya
jika seseorang masuk dalam kategori ini antara lain : (1) Penampilan cenderung kurang menarik, (2)
Mudah letih, (3) Resiko sakit tinggi, beberapa resiko sakit yang dihadapi antara lain : penyakit infeksi,
depresi, anemia dan diare, (4) Wanita kurus kalau hamil mempunyai resiko tinggi melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah, (5) Kurang mampu bekerja keras.

Indeks massa tubuh masuk ketegori normal jika pembagian berat per kuadrat tingginya antara 18
sampai 25 kg/m2. Kategori ini bisa diwujudkan dengan mengkonsumsi energi sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan tubuh. Sehingga tidak terjadi penimbunan energi dalam bentuk lemak, maupun penggunaan
lemak sebagai sumber energi. Keuntungan dari IMT yang normal ini antara lain (1) Penampilan menarik,
proporsional, dan lincah, (2) Resiko penyakit bisa di minimalisir menjadi lebih rendah.

 Indeks Massa Tubuh (IMT) kategori normal

Adapun cara untuk mempertahankan IMT dalam grid yang normal ini adalah (1) Mempertahankan
kebiasaan makan sehari-hari dengan susunan menu gizi seimbang. (2) Perlu kebiasaan olah raga yang
teratur. (3) Tetap melakukan kebiasaan fisik sehari-hari.

 Indeks Massa Tubuh (IMT) kategori berlebihan (kegemukan)

Menurut Direktorat Gizi Masyarakat RI tahun 2002, kegemukan atau obesitas digolongkan
menjadi dua kategori, yaitu (1) kelebihan berat badan tingkat ringan, (2) kelebihan berat badan tingkat
berat. Obesitas berpotensi menjadi faktor primer kasus degeneratif dan metabolik sindrom. Beberapa
studi menunjukkan bahwa obesitas adalah risiko yang paling tinggi untuk penyakit jantung, DM, dan
beberapa jenis kanker.

Adapun kerugian atau resiko dari kategori ini adalah (1) Penampilan kurang menarik, (2) Gerakan tidak
gesit dan lambat, (3) Merupakan faktor resiko penyakit: Jantung dan pembuluh darah, Kencing manis
(diabetes mellitus), Tekanan darah tinggi, Gangguan sendi dan tulang (degeneratif), Gangguan fungsi
ginjal, Kanker, Pada wanita dapat mengakibatkan gangguan haid (haid tidak teratur), faktor penyulit
pada saat persalinan (Charlotte, 2000).

Literatur :

Charlotte, Pratt R.D., Anne L., 2000. Body Mass Index and Health. Department of Agriculture Center for
Nutrition Policy and Promotion. America

Markenson JA., 2004. An In-Depth Overview of Osteoarthritis For Physician, online


(Http://www.hss.edu/professional_conditions_13646.asp.html diakses 3 Agustus 2009)

World Health Organization., 2010. Obesity and overweight, online


(http://www.who.int/dietphysicalactivity/publications/facts/obesity/en/html Diakses 7 April 2010)

https://decungkringo.wordpress.com/2012/03/30/indeks-massa-tubuh-imt/

Anda mungkin juga menyukai