Anda di halaman 1dari 3

59

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep

Penderita diabetes melitus dengan komplikasi kaki diabetik yang keluhan


kesemutan pada kaki

Diabetes melitus tipe 2 Penatalaksanaan kaki diabetik


dengan penerapan Neuromuscular
Faktor penyebab DM tipe 2: Taping (NMT) oleh tenaga profesional
1. Faktor resiko tidak dapat yang telah tersertifikasi.
dimodifikasi: usia,
genetik, dan ras
Manfaat Neuromuscular
2. Faktor resiko dapat
Taping (NMT):
dimodifikasi: gaya hidup
1. Otot
tidak sehat, kurangnya
2. Sirkulasi darah dan
aktifitas, dan obesitas
limfatik
3. Artikular
Skor 0: Hasil negatif, yaitu tidak 4. Sistem saraf
dapat merasakan sentuhan
monofilamen

Skor 1: Hasil positif, yaitu dapat Memperbaiki sistem saraf


merasakan sentuhan monofilamen sensori

Perbaikan status sensori


Mempengaruhi status
pada kaki
sensori

: Diteliti
Pemeriksaan Monofilament
: Tidak diteliti sebelum dan sesudah
diberikan intervensi NMT

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Hubungan Pengaruh Neuromuscular Taping


terhadap Status Sensori Kaki Diabetik pada Pasien DM Tipe 2

59
60

Berdasarkan gambar 3.1 dijelaskan bahwa diabetes melitus merupakan

penyakit kronis yang terjadi karena terganggunya sekresi insulin, kerja insulin, atau

keduanya. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh sel beta pankreas yang

bertanggung jawab untuk mempertahankan kadar gula darah dalam rentang

normal. Diabetes melitus disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya faktor yang

dapat di modifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Faktor resiko yang tidak dapat

dimodifikasi, yaitu genetik, usia, dan ras. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi,

misalnya gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik.

Diabetes melitus kronis dapat mengakibatkan komplikasi kaki diabetik. Kaki

diabetik adalah kelainan pada yang ditandai dengan gejala, seperti kesemutan,

mati rasa, nyeri, dan kerusakan jaringan. Kesemutan pada kaki terjadi akibat

neuropati diabetik, dimana adanya gangguan saraf pada tubuh. Neuropati diabetik

menyerang berbagai saraf perifer (sensorimotor), otonom, dan spinal. Gangguan

yang sering muncul pada kaki diabetik adalah gangguan pada saraf perifer.

Neuropati diabetik yang terjadi pada lengan, tangan, tungkai, dan kaki, disebut

Diabetic Peripheral Neuropathy (DPN).

Sensorimotor neuropathy merupakan neuropati diabetik perifer yang

menyebabkan berbagai gejala, seperti kesemutan, nyeri, mati rasa, atau

kelemahan pada kaki dan tangan. Gangguan yang sering terjadi pada Diabetic

Peripheral Neuropathy (DPN) adalah gangguan saraf sensorik atau neuropati

sensorik. Neuropati sensorik mempengaruhi kemampuan tubuh untuk merasakan

rangsangan sensorik. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan sebagai upaya

pencegahan terjadinya perburukan pada pasien diabetes melitus, yaitu dengan

penerapan Neuromuscular Taping (NMT).

Neuromuscular Taping (NMT) adalah metode aplikasi menggunakan

plester elastis dengan metode teknik dekompresi dan kompresi. Plester ini

60
61

diaplikasikan pada kulit untuk memberikan stimulasi dilatasi. Metode dekompresi

menimbulkan terangkatnya kulit, sehingga memaksimalkan fungsi pada bagian

yang ditempeli oleh Neuromuscular Taping (NMT). Stimulasi Neuromuscular

Taping (NMT) meliputi kulit, jaringan saraf, jaringan otot, tendon, serta pembuluh

darah dan limfatik. Neuromuscular Taping (NMT) memberikan efek peregangan

pasif yang bersifat elastis pada kulit sehingga menyesuaikan bentuk otot ketika

bergerak. Neuromuscular Taping (NMT) memiliki efek secara langsung pada

sensorimotor dan propriosepif.

Instrumen yang digunakan untuk mengukur status sensori pada penelitian

ini, yaitu monofilamen 10 g. Monofilamen terbuat dari nilon yang digunakan

sebagai alat penilaian untuk mengukur status sensori kaki diabetik dan menilai

penurunan sensasi proteksi. Beberapa pedoman praktik merekomendasikan

monofilamen 10 g untuk mendeteksi Diabetic Peripheral Nneuropathy (DPN) pada

kaki normal. Monofilamen diletakkan pada kulit yang akan diperiksa dengan posisi

tegak lurus kemudian ditekan sampai menekuk 1 cm. Penekanan selama 2 detik

pada 10 titik, kemudian segera ditarik. Pasien yang terindikasi tidak merasakan

monofilamen maka akan dilakukan pemeriksaan tiga kali pada setiap lokasi.

Penilaian hasil pemeriksaan: Hasil positif skor = 1: dapat merasakan tekanan

monofilamen dan dapat menunjukkan lokasi dengan cepat setalah monofilamen

diangkat pada 2-3 kali pemeriksaan. Hasil negatif skor = 0: tidak dapat merasakan

tekanan atau tidak dapat menunjukkan lokasi dengan tepat pada 2 dari 3 kali

pemeriksaan. Skor total pada kaki dapat bervariasi yaitu antara 0-10.

3.2. Hipotesis penelitian

Terdapat pengaruh penerapan Neuromuskular Taping (NMT) terhadap

status sensori kaki diabetik pada pasien diabetes melitus tipe 2.

61

Anda mungkin juga menyukai