Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lanjut usia adalah seseorang yang usianya lanjut, mengalami perubahan
biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini akan memberi pengaruh pada
seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya. Menurut UU kesehatan No 36
Tahun 2009 pasal 138 menegaskan, kesehatan manusia lanjut usia perlu
mendapat perhatian khusus dengan tetap di pelihara dan ditingkatkan agar selama
mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuan nya sehingga
dapat ikut serta dalam berperan aktif dalam pembangunan.
Perkembangan Penduduk Lanjut usia (lansia) di Indonesia menarik untuk
diamati. Diperkirakan Tahun 2020-2025 Indonesia akan menduduki peringkat
keempat dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat (Nugroho, 2008).
Peningkatan penduduk lansia tersebut menurut Nugroho (1995), disebabkan oleh
karena meningkatnya umur harapan hidup. Peningkatan umur harapan hidup ini
disebabkan oleh 3 hal yaitu: (1) kemajuan dalam bidang kesehatan, (2)
meningkatnya sosial ekonomi dan (3) meningkatnya pengetahuan masyarakat.
Pada lanjut usia terjadi kemunduran sel-sel karena proses penuaan yang
dapat berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik, timbulnya berbagai
macam penyakit terutama penyakit degeneratif. Hal ini akan menimbulkan masalah
kesehatan, sosial, ekonomi dan psikologis (Depkes, 2008).
Menurut Bustan (2006), Penyakit atau gangguan yang menonjol pada
kelompok lansia adalah: gangguan pembuluh darah (dari hipertensi sampai stroke),
gangguan metabolik (Diabetes Meletus), gangguan Persendian (arthritis, encok
dan terjatuh) dan gangguan psikososial (kurang penyesuaian diri dan merasa tidak
efektif lagi).
Dari hasil studi tentang kondisi sosial ekonomi dan kesehatan lanjut usia
yang dilaksanakan Komnas Lansia di 10 propinsi tahun 2006, diketahui bahwa
penyakit terbanyak yang diderita Lansia adalah penyakit sendi (52,3%), dan
hipertensi (38,8%), anemia (30,7%) dan katarak (23%). Penyakit-penyakit tersebut
merupakan penyebab utama disabilitas pada lansia (komnas lansia 2010). Angka
kejadian gangguan hipertensi menunjukkan suatu angka yang tinggi menjadi suatu
pertanyaan yang berujung pada “gaya hidup” lansia itu sendiri (Darmojo 2006).

1
Pada study penelitian usia lanjut tentang gaya hidup lansia dapat
mempengaruhi kesehatan terutama lansia dengan Hipertensi. Faktor gaya hidup
seperti kurang beraktivitas karena telah lanjut usia dan tidak bekerja lagi,
kebiasaan merokok terutama lansia laki-laki, kebiasaan minum kopi, pengaturan
diet yang tidak sesuai, manejemen terapi obat yang kurang efektif dan stress,
merupakan faktor resiko terjadinya hipertensi yang tidak terkontrol pada lansia
(Erda Fitriani, 2005).
Pola-pola perilaku (behavioral patterns) akan selalu berbeda dalam situasi
atau lingkungan sosial yang berbeda, dan senantiasa berubah, tidak ada yang
menetap (fixed). Gaya hidup individu, yang dicirikan dengan pola prilaku individu,
akan memberi dampak pada kesehatan individu dan selanjutnya pada kesehatan
orang lain.
Hipertensi adalah suatu keadaan seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah di atas normal, yaitu tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau
tekanan darah diastolik ≥90 mmHg (Joint National Commitee on Prevention
Detection, Evaluation, and Treatment of High pressure VII, 2003).
Hipertensimenjadi sebuah tantangan global yang luar biasa dan menempati
peringkat ketiga sebagai penyebab kematian setiap tahunnya. Diperkirakan di
dunia, prevalensi hipertensi akan meningkat dari 26,4% tahun 2000 menjadi 29,2%
tahun 2025 (Kearney et al., 2005).
Berdasarkan,pendataan yang dilakukan di RW 2 (Dusun Krajan) Desa
Gading Kulon Kecamatan Dau bahwa dari 35 lansia 26 lansia menderita hipertensi.
Maka dari itu, perlu diberikan pengetahuan dan managemen diet hipertensi pada
kelompok lansia di RW 2 (Dusun Krajan) Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau

1.2 Tujuan
a. Mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi secara
komprehensif.
b. Mampu meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian lansia dengan
hipertensi, melakukan aktivitas sesuai toleransi, dan mencegah komplikasi
hipertensi.

2
1.3 Manfaat
a. Lansia
Lansia dapat melakukan managemen diet dan gaya hidup hipertensi secara
mandiri. Selain itu dapat mengontrol tekanan darahnya dengan cara non
farmakologi.
b. Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang didapatkan dalam bentuk
tindakan kepada pasien yang membutuhkan asuhan keperawatan yang
komprehensif. Asuhan keperawatan yang dimaksud disini adalah asuhan
keperawatan yang sesuai standar mulai dari pengkajian hingga evaluasi.
Intervensi yang diberikan kepada klien juga intervensi yang berdasarkan pada
evidence based sehingga asuhan yang diberikan adalah asuhan keperawatan
yang bermutu.

Anda mungkin juga menyukai