BAB I
PENDAHULUAN
menghasilkan cukup insulin, atau tubuh tidak dapat mengggunakan insulin yang
dihasilkan. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh sel beta pankreas dan
bertanggung jawab dalam mempertahankan kadar gula darah agar tetap normal.
Insulin berfungsi untuk memasukkan glukosa dari dalam otot ke jaringan sehingga
jangka panjang, gangguan fungsi, dan kegagalan berbagai organ, terutama mata,
ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah (American Diabetes Association, 2017).
Diabetes melitus terdapat dua kategori utama yaitu diabetes melitus tipe 1
dan diabetes melitus tipe 2. Diabetes melitus tipe 1 merupakan penyakit autoimun
terjadi karena rusaknya sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Kondisi tersebut
Diabetes, 2017).
Prevalensi penderita diabetes sekitar 422 juta dengan usia lebih dari 18
tahun di seluruh dunia. Penderita DM tipe 2 sebanyak 90% di seluruh dunia, lebih
tahun 2007 hingga 2013. Pada tahun 2007 penderita diabetes melitus sebesar
5,7%, sedangkan pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 6,9% atau
sekitar 9,1 juta. Diabetes melitus merupakan penyebab kematian terbesar nomor
Data Dinkes Jatim menunjukkan bahwa diabetes melitus berada pada urutan 7
Jawa Timur yaitu 69.018 dari 37 juta penduduk keseluruhan (Dinkes Jatim, 2013).
kasus. Pada tahun 2012 dan 2013 menempati urutan ke 5, sedangkan pada tahun
2014 menempati urutan ke 4 setelah ISPA, hipertensi, dan influenza (Dinkes Kota
Diabetes melitus dapat menjadi kondisi yang serius apabila tidak ditangani
pada pembuluh arteri yang lebih besar. Keadaan ini dapat mengakibatkan
ulkus kaki diabetik yang umumnya disebabkan oleh faktor neuropati (40%-70%),
(White, 2008).
3
saraf dan perubahan metabolisme sel (David, 2014). Menurut National Diabetes
gangguan saraf yang disebabkan oleh diabetes melitus. Neuropati diabetik dapat
menyerang semua saraf tubuh seperti saraf perifer (sensorimotor), otonom dan
spinal (Smeltzer & Bare, 2010). Menurut American Collage of Foot and Ankle
Surgeon (2013), neuropati diabetes yang terjadi pada lengan, tangan, tungkai, dan
satu jenis dari neuropati diabetik. Kerusakan saraf akibat neuropati sensorimotor
kelemahan pada kaki dan tangan. Gangguan yang sering terjadi pada Diabetic
Peripheral Neuropathy (DPN) adalah gangguan pada saraf sensorik perifer (Quan,
2014).
Pendekatan terapi dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara farmakologis
dan non farmakologi. Terapi farmakologi dapat diberikan anti konvulsan, NSAID,
analgesik, anti depresan, anti aritmik, dan obat tipikal. Terapi non farmakologis
Dokter Spesialis Saraf Indonesia, 2012). Penemuan terbaru pada terapi neuropati
(NMT). Jaringan yang distimulasi oleh Neuromuscular Taping (NMT) meliputi kulit,
jaringan saraf, jaringan otot dan tendon, serta pembuluh darah dan limfatik (Blow,
kulit yang bersifat elastis dan menyesuaikan dengan bentuk otot ketika bergerak.
(NMT) bermanfaat untuk menstimulasi reseptor saraf (cutaneous, otot, dan sendi),
(ROM).
Neuromuscular Taping (NMT) memberikan hasil yang baik pada tubuh. Gracia
Taping (NMT) pada Joint Hypermobility Syndrome (JHS) dapat membantu pasien
peregangan menunjukkan hasil yang baik dalam intervensi frozen shoulder atau
secara signifikan dapat menguatkan otot dan kestabilan otot. Skar akibat luka
Hasil serupa juga didapatkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Pilastrini
Penderita dengan gangguan neuropati sensorik rentan terhadap trauma fisik dan
diabetik.
solutif sebagai upaya untuk mencegah keparahan komplikasi kaki diabetik pada
Diabetik pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Kota
Malang”.
status sensori kaki diabetik pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kota
Malang?
1.3. Tujuan
(NMT)
7
melitus tipe 2.
1.4. Manfaat
pada pasien diabetes melitus tipe 2 dan juga dapat dijadikan sebagai dasar untuk
penelitian selanjutnya.
yaitu:
a. Bidang Keperawatan
b. Institusi
c. Masyarakat
Taping (NMT).
d. Responden