Anda di halaman 1dari 23

ETIKA ORGANISASI KESEHATAN

Perilaku Organisasi
Oleh :
Kelompok 2
Keke Anisa Putri

25010113120012

Dwi Daryanti 25010113120137


Sabrilla Putri Gotama 25010113140278
Anggika Yelzi Pratiwi
Rida Krita Imaroh

25010113140285

25010113140392

Biyanda Eni Nurkhyatun

25010113120073

Risa Rahayu 25010113140237


Inna Maulina 25010113130314
Dianita Pertiwi

25010113130411

Falentine Lydia Telussa25010113120107

Pengertian Perilaku Organisasi


Perilaku organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki oleh
individu, kelompok dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi.
Menurut Ivancevich dan Konopaske R (2006), perilaku organisasi merupakan studi
perilaku, sikap dan kinerja manusia dalam suatu lingkungan organisasi, didasarkan pada
teori, metode dan prinsip dari berbagai disiplin seperti psikologi, sosiologi, ilmu politik, dan
antropologi budaya, untuk mempelajari individu, kelompok struktur dan proses.
Pandangan multidisiplin dari perilaku organisasi mengilustrasikan sejumlah poin penting.
Pertama, perilaku organisasi merupakan suatu cara berpikir. Kedua, perilaku organisasi
adalah multidisiplin.

Latar Belakang Sejarah Perilaku Organisasi


Menurut Thoha (2007), Pada abad ke 20 muncul konsep-konsep baru tentang prilaku manusia
dan organisasi antara lain :
Max Weber
Dua aspek dari hasil kerja Weber yang relevan dengan perilaku organisasi yakni :
Pertama, sebagai seorang ahli ilmu sosial, ia tertarik untuk menjelaskan preskripsinya dari
pertumbuhan organisasi yang besar.
Kedua,

dia

terkesan

akan

kelemahan-kelemahan

manusia

dengan

pertimbangan-

pertimbangan yang kadang-kadang tidak realitas dan bahwa manusia mempunyai rasa
emosi.

Secara teori, suatu birokrasi mempunyai berbagai sifat yang dapat dibedakan dari
ketentuan-ketentuan lain dari suatu organisasi. Beberapa sifat yang amat penting dapat
dikemukakan sebagai berikut:
1.

Adanya spesialisasi, atau pembagian kerja

2.

Adanya hirarki yang berkembang

3.

Adanya suatu sistem dari suatu prosedur dan aturan-aturan

4.

Adanya hubungan-hubungan kelompok yang bersifat impersonalitas.

5.

Adanya promosi dan jabatan yang berdasarkan atas kecakapan.

Henry Fayol
Teori administrasi yang diusulkan oleh Fayol umumnya dikenal sebagai pendekatan
fungsional.
Fayol mencetuskan 14 prinsip yang terkenal, yaitu:
1.

Spesialisisasi/pembagian kerja : dapat meningkat produktivitas kerja dan efisiensi.

2.

Wewenang adalah hak dari para manajer untuk memberi perintah dan juga berhak
menuntut kepatuhan dari yang diperintah.

3.

Disiplin : menekankan bahwa anggota organisasi harus menghormati aturan dan


kesepakatan

4.

Kesatuan Komando : menerima perintah dari satu atasan saja.

5.

Kesatuan arah : hanya ada satu orang pimpinan dengan satu rencana untuk semua
kegiatan kelompok organisasi dalam mencapai tujuannya.

6.

Kepentingan umum diatas kepentingan pribadi.

7.

Pemberian upah sesuai dengan usaha yang telah dikeluarkan dan sedapat mungkin.
memuaskan kedua belah pihak.

8.

Sentralisasi : pemusatan kekuasaan, yaitu pada top manajer.

9.

Rantai skala : menunjukan garis wewenang dalam organisasi.

10. Ketertiban : manusia dan bahan-bahan harus berada ditempat dan pada waktu yang tepat.
11. Keadilan : para manajer harus bersikap adil terhadap semua bawahannya dalam setiap hal.
12. Kestabilan organisasi.
13. Inisiatif : setiap anggota dalam organisasi berhak diberi kesempatan membuat rencana dan
melaksanakannya.
14. Semangat kesatuan.

Pandangan-pandangan Fayol dianggap sebagai suatu pemikiran tentang organisasiadministratif. Ia berpendapat bahwa semua organisasi terdiri dari unit atau subsistem
sebagai berikut :
Aspek-aspek teknik dan komersial Kegiatan-kegiatan keuangan yang berhubungan
dengan masalah-masalah permintaan dan pengendalian kapital.
Unit-unit keamanan dan perlindungan
Fungsi perhitungan
Fungsi administrasi dari perencanaan, organisasi, pengarahan, koordinasi dan
pengendalian.

Frederick Winslow Taylor


Mengenalkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah dan mengusulkan 3 hal sebagai tujuan dari
gerakannya :
Untuk menegaskan lewat contoh-contoh yang sederhana, bahwa Amerika Serikat telah
dirugikan banyak sekali akibat karena tidak adanya efisiensi di hampir setiap usaha pada
tiap harinya.
Mencoba untuk meyakinkan kepada masyarakat Amerika Serikat bahwa pengobatannya
terletak pada manajemen yang sistimatis bukan pada usaha mencari orang-orang yang
istimewa.
Untuk membuktikan bahwa manajemen yang baik adalah suatu ilmu yang tepat yang
berdasarkan pada hukum-hukum yang jelas, aturan-aturan dan prinsip-prinsip.

Gerakan Hubungan Kemanusiaan


Gerakan ini dalam praktik manajemen memberikan penekanan pada kerja sama dan
semangat kerja atau moral karyawan.

Mengapa Perilaku Organisasi Diperlukan


Perilaku Organisasi penting untuk dilakukan karena memiliki banyak manfaat dalam
dunia organisasi, antara lain yaitu dapat mengenali, mendiagnosis dan menjelaskan
kejadian-kejadian, yang secara teratur dan prediktabel terjadi dalam sebuah organisasi.
bagi para manajer, untuk mengidentifikan masalah, menjelaskan apa yang sedang terjadi
dalam sebuah organisasi dan menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan para
manajer.
memprediksi masa depan organisasi dengan menggunakan kejadian masa kini sebagai
prediktornya.

Peranan penting dalam perkembangan organisasi dan keberhasilan kerja.


Mempelajari suatu organisasi menggunakan pendekatan-pendekatan yang lebih ilmiah.
Mempelajari sifat dan budaya dari suatu organisasi atau lingkungan organisasi.
Mengenal karakter SDM dan cara mengendalikannya.
Melatih kemampuan (softsskills) yang diperlukan udalam mencapai tujuan organisasi.

Elemen Perilaku Organisasi


Elemen kunci perilaku organisasi :

Orang-orang

membentuk

sistem

sosial

intern

organisasi.
Struktur menentukan hubungan formal antar anggota
organisasi, pembagian pekerjaan, wewenang dan
tanggung jawab.
Teknologi menyediakan sumber daya yang digunakan
orang-orang untuk bekerja dan sumber daya itu
mempengaruhi tugas yang mereka lakukan.
Lingkungan Semua organisasi beroperasi di dalam
lingkungan luar. Organisasi tidak berdiri sendiri. Ia
merupakan bagian dari sistem yang lebih besar yang
memuat banyak unsur lain

Model Perilaku Organisasi


1.

MODEL OTOKRATIK

. Model ini tergantung pada kekuatan. Pimpinan memiliki kekuatan untuk menentukan pekerjaan
pegawai, bila pegawai tidak menuruti perintah akan dikenakan sanksi. Pimpinan mempunyai
kekuasaan yang formal di atas para pekerja.
. Karyawan dikontrol dengan ketat dan pimpinan dapat memanggil, memecat, atau memaksa para
karyawannya.
. Kelemahan model ini adalah adanya mikro manajemen, di mana pimpinan mengontrol semua hal
detail dalam operasional perusahaan sehari-hari.
. Permasalahan dalam mikro manajemen yaitu moral karyawan menjadi rendah, pengambilan
keputusan yang buruk karena karyawan takut terhadap atasan, dan pergantian karyawan yang
tinggi.
. Kelebihan model ini yakni dapat berguna dalam situasi krisis, atau pekerja jangka pendek.

2. MODEL KUSTODIAL
Model ini mengedepankan program kesejahteraan, pemberian berbagai bonus sehingga
karyawan merasa aman.
Model ini menimbulkan ketergantungan karyawan terhadap organisasi, karyawan bekerja
untuk mendapatkan bonus, motivasi kerja lemah, kooperasi yang mereka tampilkan
bersifat pasif.
Model kustodial merupakan pondasi yang baik bagi organisasi untuk lebih meningkat
pada pendekatan yang selanjutnya.

3. MODEL SUPORTIF
Model ini tergantung pada kepemimpinan. Manajemen tidak mengandalkan sumber-sumber
ekonomi, keuangan atau bonus dalam memotivasi pegawai. Orientasi manajerial membantu
meningkatkan motivasi pegawai melalui kepemimpinan yang memberi kesempatan agar pegawai
dapat mengerjakan tugas sesuai kapasitas masing-masing
Pimpinan yang suportif membantu karyawan menyelesaikan masalah dan mengerjakan
pekerjaannya.

4. MODEL KOLEGIAL
Model ini mengandalkan pada kemampuan manajemen membangun perasaan kemitraan dengan
para pegawai.
Pimpinan lebih dianggap sebagai mitra kerja bukan sebagai atasan sehingga hubungan kerja tidak
kaku. Model ini menghasilkan disiplin diri dan rasa bertanggungjawab dari pegawai karena pegawai
tidak dianggap sebagai alat produksi semata.

Tabel Model Perilaku Organisasi


Dari perspektif model perilaku organisasi
seperti

tersebut

menjelaskan

diatas,

Davis,

kecenderungan

(1985)

perubahan

perilaku organisasi dari karakteristik yang


tertutup kearah sistem terbuka, dari orientasi
materialistik ke orientasi manusia, pemusatan
kekuasaan kearah penyebaran kekuasaan.
Model-model ini digunakan tergantung pada
pengetahuan dan keterampilan dari manajer,
harapan-harapan dari karyawan, berbagai
kebijakan

dan

aturan

cara

organisasi, dan kondisi pekerjaan

pandang

Peluang dan Tantangan dalam Perilaku Organisasi


Dalam menggunakan konsep perilaku organisasi para manajer banyak dihadapkan pada
tantangan dan peluang. Tantangan-tantangan tersebut adalah:
1. Globalisasi
Globalisasi memengaruhi manajer dalam hal keterampilan mengelola orang.
Pada saat ditugaskan di negara lain ia harus mampu mengelola suatu angkatan kerja
yang mungkin sangat berbeda kebutuhan, aspirasi dan sikapnya.
Di negara sendiri, manajernya juga harus bekerja dengan pimpinannya, rekan kerja dan
bawahan.

Manajer perlu melakukan hal-hal sebagai berikut:


Memahami budaya dimana ia ditugaskan
Memahami bagaimana budaya itu membentuk mereka
Menyesuaikan gaya manajemen
Memodifikasi praktik mereka
2. Keanekaragaman Angkatan Kerja
Jenis kelamin
Ras/ keturuanan
Etnis/ suku
Kelompok lain (penyandang cacat, manula)

3. Memperbaiki Kualitas dan Produktivitas


Meningkatkan produktivitas organisasi dan kualitas produk atau jasa yang ditawarkan agar
dapat terus bertahan dan menguntungkan merupakan tantangan lain yang harus dihadapi
oleh para manajer. Untuk menghadapi tantangan ini perlu melakukan:
Total Quality Management (TQM)
Rekayasa ulang terhadap program-program yang menuntut untuk melibatkan karyawan
secara luas, Total Quality Management (TQM) adalah suatu filsafat manjemen yang
didorong oleh pencapaian kepuasan pelanggan secara konstan lewat perbaikan,
berkesinambungan atas semua proses organisasi.

4. Memperbaiki Keterampilan Menangani Orang


Bagaimana menjadi pendengar yang efektif
Bagaimana cara yang benar memberikan umpan balik kinerja
Bagaimana mendelegasikan otoritas
Bagaimana menciptakan tim-tim kreatif dan inovatif

5. Dari Manajer Kontrol ke Pemberian Kuasa (Empowerment)


Dalam hal empowerment ini akan terjadi perubahan fungsi manajer. Manajer lebih berfungsi
sebagai: coach, adviser, sponsor dan facilitator sementara karyawan menjadi kolega. Seorang
manajer melakukan empowering jika:
Memberi tanggung jawab kepada karyawan mengenai apa yang harus dikerjakan
Menyerahkan tanggung jawab akan pekerjaan mereka dan mengambil keputusan yang benar.

6. Dari Kemantapan ke Keluwesan


Manajer harus menerapkan konsep perbaikan yang berkesinambungan.
Dalam hal ini manajer dan karyawan harus belajar mengatasi kesementaraan. Mereka harus belajar
hidup dengan keluwesan, kesertamertaan, dan hal-hal yang tidak dapat diramalkan.
7. Memperbaiki Perilaku Etis
Untuk membantu para karyawan yang menghadapi dilema etis atau memperbaiki perilaku etis, para
manjer harus berusaha melakukan berbagai upaya diantaranya:
Mengadakan seminar
Mengadakan lokakarya
Mengadakan program latihan
Menyediakan konsultan
Menciptakan mekanisme perlindungan untuk karyawan yang mengungkapkan praktik-praktik tidak etis
Menciptakan iklim yang sehat secara etis bagi para karyawannya

KASUS :

ANALISIS KASUS

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang menjatuhkan hukuman 3,5 tahun penjara terhadap Triasih Wahyu
Sari, seorang bidan yang bertugas sebagai verifikator program Jaminan Persalinan Bidan Praktik Mandiri di
Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Triasih terbukti menyalahgunakan kesempatan ketika menjadi verifikator
program Jampersal sehingga menguntungkan dirinya sendiri. Hakim juga mewajibkan terdakwa membayar
uang pengganti kerugian negara yang besarnya Rp 695,5 juta. "Menyatakan terdakwa terbukti bersalah
melanggar pasal 18 Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 yang telah diubah dan ditambahkan dengan
Undang-undang Nomor 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi," katanya Suprapto,
Selasa (8/9). "Pada tahun 2013, Dinas Kesehatan Kabupaten Blora menerima kucuran dana untuk program
Jampersal yang besarnya mencapai Rp 4,1 miliar. Dari dana tersebut, sekitar Rp 1,7 miliar dana dicairkan
berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan terdakwa," tuturnya. Sementara itu, terdakwa Triasih mengaku dana
yang digelapkannya tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadinya. Atas putusan hakim tersebut,
terdakwa Triasih menyatakan menerima hukuman yang dijatuhkan kepada dirinya. Triasih memakai uang
korupsi untuk kebutuhan pribadinya jadi ia melakukan segala cara dapat bisa memuaskan kebutuhan
pribadinya.

ANALISIS :
Berdasarkan teori administrasi yang di buat oleh Henry Gayol yang dikenal sebagai pendekatan
fungsional menjelaskan bahwa Kepentingan Umum diatas kepentingan pribadi. Semua anggota
organisasi harus selalu mendahulukan kepentingan organisasi dari pada kepentingan pribadinya, hal
tersebut di lakukan dengan komitmen karena jika tanpa adanya komitmen seperti itu, dapat dikatakan
jika seorang pekerja melakukan pelanggaran etika. Hal ini Triasih menunjukkan bahwa tidak
berkomitmen penuh terhadap organisasi terkhusus kepentingan organisasinya. Tindakan yang
dilakukan Triasih dapat mencoreng nama organisasinya yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten Blora. Hal
tersebut menunjukan perilaku individu dalam organisasi sangat berdampak pada organisasi
tempatnya bekerja. Kepercayaan yang telah diberikan kepada Triasih disalah gunakan, seharusnya ia
dapat mementingkan kepentingan organisasi/kelompok dibandingkan dengan kepentingan pribadi.
Dari pihak Dinkes Kabupaten Blora sendiri perlu mengadakan monitoring, evaluasi dan bimbingan
secara agar tidak tindakan seperti ini lagi. Selain itu Triasih harus diberi sanksi yang tegas agar jera
dan tidak mengulangi kesalahannya kembali. Karena perilaku individu yang baik akan membawa
organisasi yang baik dan sesuai dengan tujuan organisasi.

Anda mungkin juga menyukai