Agustus 2012
ABSTRAK
Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat adalah dengan memberdayakan masyarakat.
Salah satu upaya pemberdayaan yaitu dengan mengikutsertakan anggota masyarakat atau kader yang bersedia
secara sukarela terlibat dalam masalah-masalah kesehatan. Kader merupakan orang terdekat yang berada
ditengah-tengah masyarakat yang diharapkan dapat memegang pekerjaan penting khususnya setiap
permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi korelasi. Populasi
dalam penelitian ini berjumlah 35 orang, dengan tehnik sampling total sampling. Instrumen dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner yang berhubungan dengan pengetahuan kader, motivasi kader dan peran kader yang
berhubungan dengan kegiatan posyandu lansia.
Hasil penelitian bahwa kader yang mempunyai pengetahuan cukup yaitu sebanyak 19 responden
(54,3%), motivasi kader sebagian besar adalah cukup sebanyak 16 responden (45,7%) dan peran kader sebagian
besar adalah baik yaitu sebanyak 15 responden (42,9%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan motivasi
kader dengan peran kader dalam kegiatan posyandu lansia di Desa Kangkung Kecamatan Mranggen Kabupaten
Demak.
PENDAHULUAN
Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional.
Salah satu dampak dari kemajuan ilmu dan tehnologi adalah meningkatkan umur harapan
hidup (Depkes RI, 2005). Indonesia diperkirakan akan mengalami pertambahan lanjut
usia terbesar di dunia antara tahun 1990 sampai 2025 yaitu sebesar 414%, suatu angka
Salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat adalah
mengikutsertakan anggota masyarakat atau kader yang bersedia secara sukarela terlibat
1
Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012
masyarakat. Salah satu faktor yang mempengaruhi peran kader adalah motivasi kader
Kebidanan sebagai bagian integral dari system pelayanan kesehatan nasional turut
serta ambil bagian dalam menangani masalah kesehatan lansia dengan menitikberatkan
pada penanganan di bidang pelayanan kesehatan. Posyandu lansia adalah pos pelayanan
terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati,
yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan
(Meilani, 2009).
Dalam kegiatan Posyandu Lansia kader mempunyai peran sebagai pelaku dari
sebuah sistem kesehatan, kader diharapkan bisa memberikan berbagai pelayanan yang
meliputi pengukuran tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan darah, pengisian lembar
KMS, memberikan penyuluhan, menggerakkan serta mengajak usia lanjut untuk hadir
Di Kabupaten Demak tahun 2012 terdapat sekitar 307 posyandu lansia yang aktif
dari 438 posyandu lansia. Dengan jumlah lansia 227.348 jiwa, dan jumlah kader sebanyak
789 kader. Di Puskesmas Mranggen I, pada tahun 2012 terdapat 13 posyandu lansia dan
yang aktif 7 posyandu lansia. Dengan jumlah lansia 11.263 jiwa. Jumlah kader sebanyak
60 kader dan yang aktif sebanyak 26 kader posyandu lansia. Jumlah kader seharusnya 5
dalam satu wilayah. Dari data yang diperoleh di Puskesmas bahwa posyandu lansia yang
2
Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012
Demak terdapat 3 Posyandu lansia yang aktif, dengan jumlah kader sebanyak 35 kader
dan yang aktif sebanyak 16 kader. Diadakannya posyandu lansia di desa kangkung ini
karena jumlah lansia lebih banyak dari pada jumlah balita. Jumlah lansia (1.439) jiwa
sedangkan jumlah balita (500) balita. Dari 3 posyandu lansia tersebut 16 kader aktif
dalam kegiatan posyandu lansia (Depkes Kab.Demak, 2012).. Masalah yang akan diteliti
dalam penelitian ini adalah Hubungan Pengetahuan dan Motivasi Kader dengan Peran
Kader dalam Kegiatan Posyandu Lansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan pengetahuan dan motivasi Kader dengan peran kader dalam kegiatan posyandu
lansia di desa Kangkung Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Hasil penelitian ini
dapat menjadi masukan yang berarti bagi tenaga kesehatan khususnya puskesmas dan
bidan sehingga dapat memberikan informasi dan bahan evaluasi untuk meningkatkan
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi, dengan pendekatan cross
sectional (Alimul, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader posyandu
lansia yang ada di desa Kangkung Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Dalam
penelitian ini sampel penelitiannya adalah keseluruhan dari populasi yaitu total sampling
3
Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012
pengetahuan yang lebih luas (Notoatmodjo, 2007). Mayoritas responden dari hasil
tentang posyandu lansia meliputi definisi posyandu lansia, tujuan posyandu lansia,
sasaran posyandu lansia, manfaat posyandu lansia, kegiatan posyandu lansia. Sebagian
besar kader memiliki motivasi cukup dalam kegiatan posyandu lansia 16 responden
(45,7%). Faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu tingkat pendidikan dan pekerjaan.
Motivasi kader yang paling tinggi dalam penelitian ini adalah peran kader dalam
memotivasi masyarakat khususnya lansia untuk selalu datang dalam kegiatan posyandu
lansia.
Sebagian besar kader memiliki peran yang baik dalam kegiatan posyandu lansia
Tabel Analisa Hubungan Pengetahuan Kader dengan Peran Kader dalam Kegiatan
Posyandu Lansia
peran kader
baik cukup/kurang Total
pengetahuan baik Count 9 3 12
kader Expected Count 5,1 6,9 12,0
% of Total 25,7% 8,6% 34,3%
cukup/kurang Count 6 17 23
Expected Count 9,9 13,1 23,0
% of Total 17,1% 48,6% 65,7%
Total Count 15 20 35
Expected Count 15,0 20,0 35,0
% of Total 42,9% 57,1% 100,0%
4
Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012
Dari hasil olah data didapatkan chi square sebesar 7,704 dengan p value = 0,006
< 0,05, maka berdasarkan kriteria penolakan Ho dapat dinyatakan hipotesa (Ho)
diterima dan Hipotesa (Ha) ditolak berarti terdapat hubungan yang bermakna antara
pengetahuan kader dengan peran kader dalam kegiatan posyandu lansia. Hal ini
diasumsikan bahwa kader yang mempunyai pengetahuan cukup tentang posyandu lansia
akan tetap berperan baik dalam kegiatan posyandu lansia. Peran kader dalam
meliputi pengukuran tinggi dan berat badan, pengukuran takanan darah, pengisian
lembar KMS, memberikan penyuluhan, menggerakkan serta mengajak usia lanjut untuk
peran kader
baik cukup/kurang Total
motivasi baik Count 10 2 12
kader Expected Count 5,1 6,9 12,0
% of Total 28,6% 5,7% 34,3%
cukup/kurang Count 5 18 23
Expected Count 9,9 13,1 23,0
% of Total 14,3% 51,4% 65,7%
Total Count 15 20 35
Expected Count 15,0 20,0 35,0
% of Total 42,9% 57,1% 100,0%
Dari hasil olah data didapatkan x2 sebesar 12,216 dengan p value = 0,000 < 0,05,
maka Berdasarkan kriteria penolakan Ho dapat dinyatakan hipotesa (Ho) diterima dan
Hipotesa (Ha) ditolak berarti terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi kader
dengan peran kader dalam kegiatan posyandu lansia di desa Kangkung kecamatan
Mranggen kabupaten Demak tahun 2012. Hal ini diasumsikan bahwa kader yang
5
Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012
mempunyai motivasi cukup tentang posyandu lansia akan tetap berperan baik dalam
sendiri, tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan. Hasil penelitian ini sesuai dengan
teori bahwa motivasi kader dipengaruhi dari faktor pengetahuan dan pendidikan
(Erfandi, 2008). Sehingga dari pengetahuan kader yang cukup dan pendidikan kader
yang menengah maka akan mempengaruhi peran kader dalam melaksanakan kegiatan
posyandu lansia.
SIMPULAN
Sebagian besar kader di Desa Kangkung berpengetahuan cukup tentang posyandu lansia
responden (45,7%). Sebagian besar kader di desa Kangkung mempunyai peran yang baik
hubungan yang signifikan antara pengetahuan kader dengan peran kader dalam kegiatan
posyandu lansia, dan terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kader dengan
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : EGC
Arikunto,S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta
Depkes Kab.Demak. Jumlah dan Prosentase Posyandu per Puskesmas Kabupaten Demak
tahun 2012. Demak : Depkes Kab.Demak
Depkes RI. 2005. Pembangunan Kesehatan. Jakarta : Depkes RI
6
Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012