Anda di halaman 1dari 9

Modul Analisa Perancangan Kerja II

PERTEMUAN 10:
INDEKS MASSA TUBUH

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai indeks massa tubuh. Setelah
menyelesaikan perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu:
10.1 Menjelaskan tentang definisi indeks massa tubuh.
10.2 Menjelaskan tentang berat ideal.
10.3 Memahami cara menghitung indeks massa tubuh dan kalori tubuh.

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 10.1:
Menjelaskan Tentang Indeks Massa Tubuh.

Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan


manusia, pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan.
Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status
kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau
kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih
maupun gizi kurang. Selain masalah gizi, remaja saat ini juga mengkhawatirkan
tentang berat badannya, termasuk remaja wanita. Mereka tentu tidak percaya diri
jika memiliki berat badan berlebih/ obesitas.
Oleh karena itu kami disini menjelaskan perhitungan berat ideal supaya
dapat mengantisipasi obesitas dan menanggulangi obesitas. Di samping gizi dan
berat ideal, tubuh kita juga membutuhkan kalori per harinya. Tentu tidak lengkap
atau tidak sempurna jika tubuh kekurangan kalori. IMT atau sering juga disebut
indeks Quatelet pertama kali ditemukan oleh seorang ahli matematika Lambert
Adolphe Jacques Quatelet adalah alat pengukuran komposisi tubuh yang paling
umum dan sering digunakan. Beberapa studi telah mengungkapkan bahwa IMT
adalah alat pengukuran yang berguna untuk mengukur obesitas, dan telah
direkomendasikan untuk evaluasi klinik pada obesitas anak (Daniels et al, 1997).

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang


102
Modul Analisa Perancangan Kerja II

IMT merupakan petunjuk untuk menentukan kelebihan berat badan


berdasarkan indeks quatelet (berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat
tinggi badan dalam meter (kg/m2)). Interprestasi IMT tergantung pada umur dan
jenis kelamin anak karena anak lelaki dan perempuan memiliki kadar lemak tubuh
yang berbeda. IMT adalah cara termudah untuk memperkirakan obesitas serta
berkolerasi tinggi dengan massa lemak tubuh, selain itu juga penting untuk
mengidentifikasi pasien obesitas yang mempunyai risiko komplikasi medis
(Pudjiadi et al, 2010). Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari
perhitungan antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang.
IMT dipercayai dapat menjadi indikator atau mengambarkan kadar
adipositas dalam tubuh seseorang. IMT tidak mengukur lemak tubuh secara
langsung, tetapi penelitian menunjukkan bahwa IMT berkorelasi dengan
pengukuran secara langsung lemak tubuh seperti underwater weighing dan dual
energy x-ray absorbtiometry (Grummer-Strawn LM et al.,2002). IMT merupakan
altenatif untuk tindakan pengukuran lemak tubuh karena murah serta metode
skrining kategori berat badan yang mudah dilakukan. Indeks massa tubuh (IMT)
merupakan salah satu indikator yang dapat dipercayai untuk mengukur lemak
tubuh. Walau bagaimanapun, terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan dalam
menggunakan IMT sebagai indikator pengukuran lemak tubuh. Berikut ini adalah
kekurangan indeks massa tubuh, yakni:
1. Pada olahragawan
Tidak akurat pada olahragawan (terutama atlet bina) yang cenderung
berada pada kategori obesitas dalam IMT disebabkan mereka mempunyai
massa otot yang berlebihan walaupun presentase lemah tubuh mereka dalam
kadar yang rendah. Sedangkan dalam pengukuran berdasarkan berat badan
dan tinggi badan, kenaikan nilai IMT adalah disebabkan oleh lemak tubuh.
2. Pada anak-anak
Tidak akurat karena jumlah lemak tubuh akan berubah seiringan dengan
pertumbuhan dan perkembangan tubuh badan seseorang. Jumlah lemak tubuh
pada lelaki dan perempuan juga berbeda selama pertumbuhan. Oleh itu, pada
anak-anak dianjurkan untuk mengukur berat badan berdasarkan nilai persentil
yang dibedakan atas jenis kelamin dan usia.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang


103
Modul Analisa Perancangan Kerja II

3. Pada kelompok bangsa


Tidak akurat pada kelompok bangsa tertentu karena harus dimodifikasi
mengikut kelompok bangsa tertentu. Sebagai contoh IMT yang melebihi 23,0
adalah berada dalam kategori kelebihan berat badan dan IMT yang melebihi
27,5 berada dalam kategori obesitas pada kelompok bangsa seperti Cina,
India, dan Melayu. (CORE, 2007).

Sedangkan, kelebihan indeks massa tubuh adalah sebagai berikut ini yang
terdiri dari:
1. Biaya yang diperlukan tidak mahal
2. Untuk mendapat nilai pengukuran, hanya diperlukan data berat badan dan
tinggi badan seseorang.
3. Mudah dikerjakan dan hasil bacaan adalah sesuai nilai standar yang telah
dinyatakan pada table IMT.

Tujuan Pembelajaran 10.2:


Menjelaskan Tentang Berat Ideal.

Berat Ideal adalah berat yang dimiliki oleh manusia itu sebanding dengan
tinggi badan yang dimiliki oleh manusia tersebut juga. Basal Metabolic Rate
(BMR) adalah kebutuhan kalori minimum yang dibutuhkan seseorang hanya
untuk sekedar mempertahankan hidup, dengan asumsi bahwa orang tersebut
dalam keadaan istirahat total, tidak melakukan aktivitas sedikitpun. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat BMR, antara lain:
1. Genetik
Sebagian orang dilahirkan dengan tingkat metabolisme basal (BMR)
tinggi, dan sebagian lagi BMR lebih rendah.
2. Gender
Laki–laki cenderung memiliki massa otot lebih besar daripada perempuan,
sehingga BMR laki–laki lebih besar daripada perempuan.
3. Pola makan
Dalam keadaan lapar BMR seseorang bisa turun hingga 30%.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang


104
Modul Analisa Perancangan Kerja II

4. Usia,
BMR cendererung berkurang seiring dengan bertambahnya usia. BMR
seseorang dapat turun sekitar 2% per dekade.
5. Berat tubuh
Semakin berat massa tubuh seseorang, BMRnya akan lebih tinggi.
6. Body surface area atau Luas permukaan tubuh
Ini berkaitan dengan tinggi dan berat seseorang. Sehingga orang yang
lebih tinggi dan besar cenderung memiliki BMR yang lebih tinggi.
7. Suhu tubuh
Setiap kenaikan suhu tubuh 0.5 derajat Celcius, BMR bisa meningkat
hingga 7%.
8. Suhu Lingkungan,
Suhu lingkungan juga berpengaruh pada tingkat BMR seseorang. Ini
berkaitan dengan upaya penstabilan suhu tubuh. Semakin rendah suhu
lingkungan, BMR akan cenderung lebih tinggi.
9. Hormon
Hormon yang mempengaruhi tingkat BMR adalah hormon tiroksin.
Hormon tiroksin sebagai regulator BMR, yang mengatur kecepatan
metabolisme tubuh. Semakin banyak homon tiroksin yang disekresikan, maka
akan semakin tinggi BMRnya.

Tujuan Pembelajaran 8.3:


Memahami Cara Menghitung Indeks Massa Tubuh Dan Kalori Tubuh.

Untuk orang dewasa yang berusia 20 tahun keatas, indeks massa tubuh
(IMT) diinterpretasi menggunakan kategori status berat badan standard yang sama
untuk semua umur bagi pria dan wanita. Untuk anak-anak dan remaja, intrepretasi
IMT adalah spesifik mengikut usia dan jenis kelamin (CDC, 2009). Secara umum,
IMT 25 ke atas membawa arti pada obesitas. Standar baru untuk IMT telah
dipublikasikan pada tahun 1998 mengklasifikasikan BMI di bawah 18,5 sebagai
sangat kurus atau underweight, IMT melebihi 23 sebagai berat badan lebih
atau overweight, dan IMT melebihi 25 sebagai obesitas.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang


105
Modul Analisa Perancangan Kerja II

IMT yang ideal bagi orang dewasa adalah diantara 18,5 sehingga 22,9.
Obesitas dikategorikan pada tiga tingkat: tingkat I (25-29,9), tingkat II (30-40),
dan tingkat III (>40) (CDC, 2002). Berikut ini adalah klasifikasi indeks masssa
tubuh berdasarkan organisasi WHO yang ditunjukkan pada tabel 10.1 sebagai
berikut:
Tabel 10.1 Klasifikasi Indeks Massa Tubuh
Classificasion BMI (kg/m2) Principal cut-off points
Underweight < 18,50
Severe thinness < 16,00
Moderate thinness 16,00 – 16,99
Mild thinness 17,00 – 18,49
Normal Range 18,50 – 25,99
Pre Obese 25,00 – 29,99
Obese >30,00
Obese class I 30,00 – 34,99
Obese class II 35,00 – 39,99
Obese class III >40,00
(Sumber: WHO, 2004)
Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan
pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang. Pada
akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah
ditunjukkan dalam Tabel 10.2 sebagai berikut:
Tabel 10.2 Batas Ambang IMT Indonesia
Gender Kategori IMT (Kg/m2)
Kurus Normal Kegemukan
Tingkat ringan Tingkat berat
Pria <18 kg/m2 18 – 25 kg/m2 >25 – 27 kg/m2 > 27,0 kg/m2
Wanita <17 kg/m2 17 – 23 kg/m2 >23 – 27 kg/m2 > 27,0 kg/m2
(Sumber: Depkes, 2003 dan Direktorat Gizi Masyarakat RI, 2000)

Keterangan:
1. IMT < 17,0: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat
badan tingkat berat atau Kurang Energi Kronis (KEK) berat.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang


106
Modul Analisa Perancangan Kerja II

2. IMT 17,0 – 18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan
berat badan tingkat ringan atau KEK ringan.
3. IMT 18,5 – 25,0: keadaan orang tersebut termasuk kategori normal.
4. IMT 25,1 – 27,0: keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan
berat badan tingkat ringan.
5. IMT > 27,0: keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan berat
badan tingkat berat
Berikut ini adalah jenis indeks massa tubuh yang dikategorikan
berdasarkan keadaan berat badan, yakni:
1. Indeks Massa Tubuh (IMT) kategori kurus
Indeks massa tubuh di kategorikan kurus jika pembagian berat per kuadrat
tingginya kurang dari 18 kg/m2. Penyebabnya rata-rata dikarenakan konsumsi
energi lebih rendah dari kebutuhan yang mengakibatkan sebagian cadangan
energi tubuh dalam bentuk lemak akan digunakan. Kerugiannya jika seseorang
masuk dalam kategori ini, antara lain:
a. Penampilan cenderung kurang menarik.
b. Mudah letih.
c. Resiko sakit tinggi, beberapa resiko sakit yang dihadapi antara lain:
penyakit infeksi, depresi, anemia dan diare.
d. Wanita kurus kalau hamil mempunyai resiko tinggi melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah.
e. Kurang mampu bekerja keras.

2. Indeks Massa Tubuh (IMT) kategori normal


Indeks massa tubuh masuk ketegori normal jika pembagian berat per
kuadrat tingginya antara 18 sampai 25 kg/m2. Kategori ini bisa diwujudkan
dengan mengkonsumsi energi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan tubuh.
Sehingga tidak terjadi penimbunan energi dalam bentuk lemak, maupun
penggunaan lemak sebagai sumber energi. Keuntungan dari IMT yang normal
ini, antara lain:
a. Penampilan menarik, proporsional, dan lincah.
b. Resiko penyakit bisa di minimalisir menjadi lebih rendah.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang


107
Modul Analisa Perancangan Kerja II

Adapun cara untuk mempertahankan IMT dalam grid yang normal ini
adalah sebagai berikut ini, yakni:
1. Mempertahankan kebiasaan makan sehari-hari dengan susunan menu gizi
seimbang.
2. Perlu kebiasaan olah raga yang teratur.
3. Tetap melakukan kebiasaan fisik sehari-hari.

3. Indeks Massa Tubuh (IMT) kategori berlebihan (kegemukan)


Menurut Direktorat Gizi Masyarakat RI tahun 2002, kegemukan atau
obesitas digolongkan menjadi dua kategori, yaitu kelebihan berat badan
tingkat ringan, dan kelebihan berat badan tingkat berat. Obesitas berpotensi
menjadi faktor primer kasus degeneratif dan metabolik sindrom. Beberapa
studi menunjukkan bahwa obesitas adalah risiko yang paling tinggi untuk
penyakit jantung, DM, dan beberapa jenis kanker. Adapun kerugian atau
resiko dari kategori ini adalah sebagai berikut ini, yakni:
a. Penampilan kurang menarik.
b. Gerakan tidak gesit dan lambat.
c. Merupakan faktor resiko penyakit: Jantung dan pembuluh darah, Kencing
manis (diabetes mellitus), Tekanan darah tinggi, Gangguan sendi dan
tulang (degeneratif), Gangguan fungsi ginjal, Kanker, Pada wanita dapat
mengakibatkan gangguan haid (haid tidak teratur), faktor penyulit pada
saat persalinan (Charlotte, 2000).
Untuk mengetahui indeks massa tubuh (IMT) dapat digunakan rumus
sebagai berikut ini, yakni:
1. Menurut rumus metrik:
IMT = Berat Badan (kg) / [Tinggi Badan (m)]2
2. Menurut rumus Inggris:
IMT = Berat badan (lb) / [Tinggi badan (in)]2 x 703

Sedangkan, rumus untuk menghitung BMI juga sangat sederhana dan


mudah. Berikut ini adalah rumus untuk menghitung BMI, yakni:
BMI = Berat Badan (kg) / [Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)]

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang


108
Modul Analisa Perancangan Kerja II

Berikut ini adalah contoh cara untuk menghitung BMI (Body Mass Index),
yaitu Berat badan anda adalah 65 kg dan Tinggi Badan anda adalah 1,70 (170cm).
Berapakah Indeks Massa Tubuh atau BMI anda?
BMI = 65 kg / (1,70 x 1,70)
BMI = 22,49
Berdasarkan perhitungan diatas bahwa berat badan tersebut termasuk
dalam kategori Normal.
Berikut ini adalah Tabel Indeks Massa Tubuh atau BMI berdasarkan
Departemen Kesehatan RI yang dibagi menjadi Kategori yaitu kategori BMI
untuk Laki-laki dan kategori BMI untuk Perempuan yang ditunjukkan dalam
Tabel 10.3 sebagai berikut:
Tabel 10.3 Indeks Massa Tubuh (BMI)
Kategori Nilai BMI Kategori
Laki-Laki < 17 Kurus
17 – 23 Normal
23 – 27 Kegemukan
> 27 Obesitas
Perempuan < 18 Kurus
18 – 25 Normal
25 – 27 Kegemukan
> 27 Obesitas
(Sumber: Departemen Kesehatan Republik Indonesia)
Kemudian untuk mengetahui jumlah kalori yang dibutuhkan oleh tubuh
atau tingkat Basal Metabolic Rate (BMR) dapat digunakan rumus sebagai berikut
ini, yaitu:
BMR = 0,8 x Berat Badan( Kg) x 24 jam
Berikut ini adalah contoh cara untuk menghitung BMI (Body Mass Index),
yaitu Berat badan anda adalah Berat badan saya 40 kg dan umur saya 17 tahun.
Berapakah jumlah kalori atau BMR anda?
BMR = 0,8 x Berat Badan (kg) x 24 jam
= 0,8 x 40 kg x 24 jam
= 768 Kalori/hari.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang


109
Modul Analisa Perancangan Kerja II

Berdasarkan perhitungan diatas bahwa tingkat BMR tubuh seseorang


membutuhkan 768 kalori per harinya.

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Apa yang Anda ketahui tentang indeks massa tubuh (IMT)?
2. Menurut Anda, apa akibat yang terjadi apabila seseorang mengalami
kelebihan berat badan (obesitas)?
3. Jelaskan yang dimaksud dengan berat tubuh ideal?
4. Menurut Anda, apa kelebihan dan kekurangan orang yang memiliki badan
yang ideal?
5. Diketahui data berat badan seseorang adalah 55 kg dan tinggi badan seseorang
adalah 174 cm dan umurnya adalah 23 tahun. Berapakah Indeks Massa Tubuh
(IMT) atau BMI dan berapa jumlah kalori yang dibutuhkan (BMR) seseorang
tersebut?

D. DAFTAR PUSTAKA
Buku
Barnes, Ralph M.1980. Motion and Time Study Design and Measurement of
Work. 9th edition. John Willey & Sons: New York
Bridger, R.S.1995. Introduction to Ergonomic; Mc. Grawhill Company: New
York, AS
Galer, I.A.R. 1989. Applied Ergonomic Handbook. Butterworths Co.,
Mc. Cormic, E.J.1971.Human Factor in Engineering; Mc. Grawhill Company:
New York, AS
Pulat, B.M.1991.Industrial Ergonomic Case Studies. Mc. Grawhill Company:
New York, AS
Sutalaksana, dkk.1979.Teknik Tata Cara Kerja. ITB: Bandung

Link and Sites:


Reza. 2009.”Basal Metabolic Rate”. Web.
http://rezafachlevi.blogspot.com/2009/05/basal-metabolic-rate-
bmr.html diakses tanggal 13 Agustus 2016

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang


110

Anda mungkin juga menyukai