Disusun oleh:
2021
i
HALAMAN JUDUL
Disusun oleh:
2021
i
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui oleh pembimbing dan telah direvisi serta diterima sebagai bagian
Mengetahui,
Lilis Arum Pratiwiningsih, SKM., M.Kes Sudrajah Warajati Kisnawaty, S.Gz., M.Gizi
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
arahan dan bimbingan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Endang Nur W., M. Si., Med. selaku Ketua Program Studi Ilmu Gizi
2. Ibu Siti Zuraidah, SKM., M.Kes.selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Salatiga
3. Ibu Lilis Arum Pratiwiningsih, SKM., M.Kes. selaku pembimbing lahan Dinas
berlangsung.
bagi masyarakat
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.........................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang dan Perumusan Masalah....................................1
1. Latar Belakang........................................................................1
2. Perumusan Masalah...............................................................4
B. Tujuan..........................................................................................4
Tujuan Umum..............................................................................4
Tujuan Khusus............................................................................4
C. Manfaat.......................................................................................5
BAB II METODE PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA MASYARAKAT.........7
A. Lokasi dan Waktu .......................................................................7
B. Jenis Kegiatan.............................................................................7
C. Metode yang Digunakan..............................................................8
BAB III GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN......................................9
A. Letak Geografis............................................................................9
B. Wilayah Administrasi..................................................................10
C. Visi dan Misi...............................................................................12
1. Visi.......................................................................................12
2. Misi.......................................................................................13
D. Landasan Hukum.......................................................................13
E. Keadaan Penduduk...................................................................16
F. Keadaan Sosial Ekonomi...........................................................18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................22
iv
A. Struktur Organisasi.....................................................................22
B. Gambaran Masalah Gizi di Dinas Kesehatan.............................25
C. Gambaran Pelaksanaan Program Gizi di Dinas Kesehatan........57
D. Gambaran Sistem Monitoring dan Evaluasi Program Gizi
Masyarakat di Dinas Kesehatan..................................................63
E. Rencana Program Gizi Masyarakat Berdasarkan Data yang
Diperoleh....................................................................................64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................75
A. Kesimpulan.................................................................................75
B. Saran..........................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................78
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
KVA, BBLR, KEK dan lain-lain (Hardinsyah dan I Dewa, 2017). Faktor
2
Hingga saat ini masalah gizi masih menjadi permasalahan besar
balita di Provinsi Jawa tengah yang mengalami gizi buruk dan gizi
kurang pada balita 0-23 bulan sebesar 3,50% dan 11,50%, gizi buruk
dan gizi kurang pada balita 0-59 bulan sebesar 3,10% dan 13,70%,
prevalensi sangat pendek dan pendek pada balita 0-23 bulan sebesar
13,9% dan 19,4%, sangat pendek dan pendek pada balita 0-59 bulan
kurus pada balita 0-23 bulan sebesar 6,1% dan 3,5% serta prevalensi
kurus dan sangat kurus pada balita 0-59 bulan sebesar 5,80% dan
2,70%.
3
Prevalensi masalah gizi yang cukup tinggi di Wilayah Jawa
sebesar 3,1%, balita pendek 3,1%, dan balita kurus 1,0%. Angka
4
Salah satu kunci dalam kesuksesan pelaksanaan asuhan gizi
2. Perumusan Masalah
5
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
masyarakat.
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Kesehatan.
kabupaten.
7
BAB II
1. Lokasi
Salatiga.
2. Waktu
B. Jenis Kegiatan
HPK, Survei PSG/ Riskesdas/ Survei Pangan dan Gizi serta sosialisasi
tahun terakhir.
8
C. Metode yang Digunakan
1. Wawancara daring.
9
BAB III
A. Letak Geografis
Jawa Tengah yang terletak 110 º 27' 56,81" - 110º 32' 4,84” bujur timur
dan 7º 17' 4,14” - 7º 23' 23,25” lintang selatan. Kota Salatiga berada di
antara lain: Gajah Mungkur, Telomoyo, dan Payung Rong. Wilayah Kota
1. Batas Utara
2. Batas Timur
Glawan
3. Batas Selatan
4. Batas Barat:
Desa Gedangan
10
Kota Salatiga berada di ketinggian antara 450 – 825 meter di atas
Sidomukti, serta beriklim tropis, berhawa sejuk, dan udara segar. Kota
Salatiga terdiri dari 3 bagian yaitu daerah bergelombang 65% terdiri dari
Kumpulrejo, dan Kauman Kidul. Daerah miring 25% terdiri dari Kelurahan
B. Wilayah Administrasi
23 kelurahan, yang terdiri dari 1.101 Rukun Tetangga (RT) dan 203 Rukun
Warga (RW). Kecataman Tingkir terdiri dari 298 RT dan 49 RW, Kecamatan
Argomulyo terdiri dari 267 RT dan 57 RW, Kecamatan Sidomukti terdiri dari
230 RT dan 38 RW, dan Kecamatan Sidorejo terdiri dari 306 RT dan 59 RW.
306 RT dan 59 RW, sedangkan jumlah RT dan RW yang paling sedikit ada
3. Kelurahan Gendongan
5. Kelurahan Kalibening
11
6. Kelurahan Tingkir Tengah
8. Kelurahan Noborejo
9. Kelurahan Cebongan
2020).
12
Berikut merupakan data puskesmas di Kota Salatiga berdasarkan
wilayah kecamatan :
Tegalrejo
Kalicacing
depan yang akan di raih. Dalam pengertian lain, visi merupakan gambaran
tentang masa depan realistis dan ingin di wujudkan dalam kurun waktu
rumusan tugas dan kewajiban serta tindakan yang harus dilakukan untuk
mencapai visi. Dalam pengertian lain misi merupakan petunjuk tentang apa
yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya untuk mewujudkan visi
(Imam & Ara, 2016). Berikut adalah visi dan misi Kota Salatiga:
1. Visi
Visi Kota Salatiga memiliki dua frase, yaitu kata HATI BERIMAN
dan kata SMART. Kata HATI BERIMAN merupakan singkatan dari kata
13
SEHAT, TERTIB, INDAH dan AMAN. Sementara itu kata SMART
2. Misi
keluarga berencana
permukiman kota
perlindungan anak
D. Landasan Hukum
14
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
4421);
Perundang-Undangan;
Tugas Pembantuan;
Perimbangan;
Keuangan Daerah;
15
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
Masyarakat;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 tahun 2017 tentang Tata
18. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana
16
20. Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana
Kota Salatiga
E. Keadaan Penduduk
Luas Kepadatan
Jumlah
No. Kecamatan Wilayah Penduduk
Penduduk
(Km2) per Km2
17
(191.571 jiwa) terjadi peningkatan penduduk sebesar 3.439 jiwa. Jumlah
1. Argomulyo 100,23
2. Sidomukti 97,73
3. Sidorejo 97,68
4. Tingkir 97,47
Total 98,29
18
95,77%. Hal ini menunjukkan bahwa tiap 100 orang penduduk perempuan,
masyarakat.
dari: a. APBD Kota Salatiga yang meliputi belanja langsung dan belanja
19
Tabel 3. Alokasi Anggaran Bidang Kesehatan Kota Salatiga tahun 2020
No Alokasi Anggaran
Sumber Biaya
. (Rp)
1. APBD Kab/Kota
2. APBD Provinsi
3. APBN
a. Dana Dekonsentrasi -
dibandingkan total APBD adalah 10,8%. Maka dari itu hal ini sudah
(belanja pegawai).
20
2. Angka Beban Tanggungan
2020
21
Pada tahun 2020, jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia
tertinggi yaitu kelompok usia 10-24 tahun sebanyak 19.913 jiwa dengan
sebanyak 130.673 jiwa, usia tidak produktif (usia 0-14 tahun) sebanyak
40.625 jiwa dan jumlah penduduk lanjut usia (usia 60 tahun keatas)
22
BAB IV
A. Struktur Organisasi
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kesehatan. Dinas
2. Susunan Organisasi
a. Kepala Dinas
23
c. Bidang Kesehatan Masyarakat, terdiri dari:
Kesehatan Jiwa
Kesehatan
24
Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Salatiga
25
B. Gambaran Masalah Gizi di Dinas Kesehatan
1. SKDN
dilihat melalui balok SKDN. (S = jumlah anak balita yang ada di wilayah
Fungsi dari data balok dapat dibagi menjadi dua yaitu: (N/D) kelompok
suatu wilayah, (D/S dan K/S) yaitu digunakan untuk tujuan pengelolaan
26
penimbangan bulanan. Target atau standar cakupan minimal untuk
90%
77%
70%
70%
80%
66%
61%
60%
70%
58%
54%
60%
45%
43%
43%
43%
42%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
ri ri et ril ei ni li s r r r r a t
nua rua ar Ap M Ju Ju stu mbe tobe mbe mbe atig arge
b M u l
Ja Fe Ag ept
e
O
k e e
ov Des a S
a T
S N t
Ko
Tahun 2020
efektivitas kegiatan yang belum tercapai yaitu pada bulan April, Mei,
Salatiga untuk Capaian data (D/S) di Kota Salatiga pada tahun 2020
27
adalah 58.22%, dimana angka ini belum memenuhi target dari
jumlah balita yang naik berat badannya (N) dengan jumlah balita yang
ditimbang bulan ini (D) dikali 100% (Depkes RI, 2005). Berikut adalah
tahun 2020:
28
Tingkat Keberhasilan Penimbangan (N/D) di
Kota Salatiga Tahun 2020
80.00%
72.09%
69.17%
71.15%
70.96%
66.65%
90%
80%
52.12%
70%
43.56%
41.86%
60%
34.42%
50%
20.84%
40%
15.16%
30%
3.79%
4.51%
20%
10%
0%
ri ri et ril ei ni li s r r r r a t
nua rua ar Ap M Ju Ju stu mbe tobe mbe mbe atig arge
b M u l
Ja Fe Ag ept
e k
O ov es
e e
Sa
T
S N D t a
Ko
43.56%.
29
oleh virus corona menyebabkan terpaksanya posyandu harus ditutup
diundur.
80%
77%
70%
70%
67%
80%
61%
58%
54%
45%
60%
43%
43%
43%
42%
40%
20%
0%
ri ri et ril ei ni li s r r r r a t
nua rua ar Ap M Ju Ju stu mbe tobe mbe mbe atig arge
b M u l
Ja Fe Ag ept
e k
O ov es
e e
Sa
T
S N D t a
Ko
30
Berdasarkan grafik tersebut, diperoleh data kelangsungan
pada tahun 2020 tidak dapat memenuhi target dengan data terendah
naik berat badannya (N) dengan jumlah seluruh balita (S) dikalikan
31
Berikut adalah gambaran cakupan efektivitas penimbangan
80.00%
(N/S) Kota Salatiga Tahun 2020
56.83%
80% 53.30%
47.23%
43.94%
43.76%
60%
29.35%
28.17%
28.07%
14.96%
40%
9.44%
6.36%
1.95%
1.64%
20%
0%
ri ri et ril ei ni li s r r r r a t
nua rua ar Ap M Ju Ju stu mbe tobe mbe mbe atig arge
b M u l
Ja Fe Ag ept
e k
O ov es
e e
Sa
T
S N D t a
Ko
kurang atau belum berhasil karena balita yang naik berat badannya
32
1,64%, sedangkan cakupan efektifitas penimbangan tertinggi pada
kekurangan zat gizi mikro yang masih terus meningkat jumlahnya. Hal
Salah satu kelompok yang rentan mengalami anemia adalah ibu hamil.
33
Seorang wanita hamil didiagnosis mengalami anemia apabila memiliki
37,1% pada tahun 2013 menjadi 48,9% pada tahun 2018 (Riskesdas,
2018).
yang akan timbul akibat kejadian anemia pada ibu hamil, pemerintah
kejadian anemia yaitu dengan pemberian tablet tambah darah atau tablet
Tablet tambah darah atau TTD merupakan suplemen zat gizi yang
kepada remaja putri dan ibu hamil untuk menghindari terjadinya anemia
TTD pada ibu hamil yaitu 1x/hari selama 90 hari (Nuradhiani, 2017).
34
Kesehatan Kota Salatiga juga melaksanakan program pemberian
program pemberian TTD pada ibu hamil dibagi menjadi 2 macam yaitu
Tablet Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil di Kota Salatiga pada tahun
2020 :
30%
20.78%
25%
12.89%
20%
11.82%
9.11%
15%
8.15%
5.02%
4.00%
10%
5%
0%
i r l t
ng ar jo an Lo du ig
a
ge
ci ns lre ng o i at r
lic
a
gu ga o ej
K l Ta
an Te
b or jo Sa
Ka Ce d re ta
M Si id
o
Ko
S
35
Berdasarkan Gambar 7, Prevalensi Anemia pada ibu hamil di
100%
100%
100%
100%
100%
100%
120%
100%
80%
80%
60%
40%
20%
0%
i r l t
ng ar jo an Lo du ig
a
ge
ci ns lre ng o K i at r
lic
a
gu ga o ej l Ta
an Te
b or jo Sa
Ka Ce d re ta
M Si id
o
Ko
S
Gambar 8. Cakupan Pemberian 30 TTD Pada Ibu Hamil di Kota Salatiga
Tahun 2020
Sumber : Hasil Data Dinas Kesehatan Kota Salatiga Tahun 2020
36
Berdasarkan Gambar 8, Cakupan Pemberian 30 Tablet
Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil di Kota Salatiga pada Tahun
pemberian TTD kader KSI dibantu dengan satgas jogo tonggo daerah
kepada ibu hamil dan menyusui. Selain itu, puskesmas setempat juga
hamil.
37
Pemberian 90 TTD (Tablet Tambah Darah)
100%
120%
99%
98%
99%
97%
99%
92%
100%
80%
80%
60%
40%
20%
0%
i r l et
ng ar jo
ga
n
Lo du ig
a
aci ns
alre n jo K i
lat arg
lic gu g bo re jo Sa
T
Ka an Te Ce do re ta
M Si do
Ko
Si
Tahun 2020
Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil di Kota Salatiga pada Tahun
3. Underweight
berat badan anak berada dibawah rentang normal. Seorang anak dapat
dikatakan memiliki berat badan normal ketika berat badan setara dengan
badan relatif dibandingkan dengan usia anak. Indeks ini digunakan untuk
16.00%
18%
16%
14%
12%
6.98%
6.74%
10% 6.61%
6.28%
6.12%
5.75%
5.70%
8%
6%
4%
2%
0%
i r l a t
ng ar jo an Lo du ig ge
ci ns lre ng o i at r
a
gu ga o j K l Ta
li c
an Te
b re jo Sa
Ka M Ce i do ore t a
S d
Si Ko
Indikator Kinerja Seksi Kesga dan Gizi Kota Salatiga Tahun 2020 - 2024,
prevalensi tersebut sudah baik karena berada dibawah target yaitu 16%.
40
Pemberian Makanan Tambahan (PMT), melakukan pemantauan buku
3. Stunting
tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Balita stunting
41
status gizi balita (0-59 bulan) pada bulan Februari tahun 2020. Berikut
14.00%
13.26%
13.14%
16%
12.89%
12.44%
12.41%
11.77%
14%
12%
10%
6.48%
8%
6%
4%
2%
0%
ng ri jo n lo
r ul a et
ci nsa lre nga jo K id at ig arg
a a re l
li c gu g bo jo Sa
T
Ka an Te Ce i do ore t a
M S d
Si Ko
kasus stunting di Kota Salatiga tahun 2020 yaitu sebesar 14%. Dinas
(IMD), pemberian vitamin A pada bayi umur 6-11 bulan dan balita umur
42
12-59 bulan yang dilaksanakan pada bulan Agustus dan Februari,
yang mengandalkan buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), PMT bagi balita
kurus, PMT bagi balita 12-24 bulan dari keluarga miskin, PMT bagi anak
yang orang tuanya HIV/AIDS dan lokarya pemberian makanan bagi bayi
dan anak.
kesehatan itu adalah status gizi baik. Status gizi merupakan salah satu
gizi pada kelompok anak balita yang merupakan kelompok yang rawan
gizi (Adriani, dkk, 2012). Penilaian status gizi yang dapat dilakukan salah
43
Prevalensi Wasting di Puskesmas Kota Salatiga
bulan Februari 2020
10.59%
12%
10%
8.10%
8%
5.57%
5.46%
5.23%
5.16%
6%
4.00%
3.72%
4%
2%
0%
ng ri jo n r ul a et
ci sa lre ga Lo id ig rg
a n a on j o K lat a
li c gu g b re jo Sa
T
Ka an Te Ce ido ore t a
M S d
Si Ko
mencapai 8,1%, itu artinya prevalensi tersebut sudah baik karena berada
dibawah target.
44
anak berumur kurang dari 24 bulan dan tinggi badan digunakan untuk
penyakit infeksi hal ini karena system kekebalan tubuh anak yang
menurun. Jika Kondisi kurang gizi pada usia anak balita terjadi dalam
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang keluar langsung dari
payudara seorang ibu untuk bayi. ASI adalah makanan untuk bayi yang
memberikan makanan lain pada bayi berumur 0-6 bulan disebut ASI
eksklusif. ASI eksklusif yang dimaksud yaitu bayi tidak diberikan apapun,
kecuali makanan yang langsung diproduksi oleh ibu yaitu ASI (Yuliarti,
2010).
ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan oleh
bagian ASI yang paling penting adalah kolostrum. Kolostrum adalah ASI
mengandung zat gizi lengkap yang sangat cocok dan mudah diserap
secara sempurna yang tidak akan mengganggu fungsi ginjal bayi yang
sedang dalam masa pertumbuhan. Pada ASI juga terkandung sel darah
putih, zat kekebalan, enzim pencernaan, hormon dan protein yang sangat
(Soetjiningsih, 2012).
46
Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dapat membantu
bayi yang tidak diberi ASI eksklusif, 76,7% diantaranya menderita gizi
buruk. Bayi yang tidak diberi ASI eksklusif selama enam bulan berisiko
dua kali lebih sering menderita diare rotavirus dibanding bayi dengan ASI
lainnya akan terjadi penurunan nafsu makan yang dapat berakibat pada
Berikut cakupan ASI eksklusif pada bayi dengan usia kurang dari
76.00%
100%
75.64%
72.45%
90%
65.00%
64.13%
62.07%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
ng ri jo n r ul a et
ci sa lre ga Lo id t ig rg
a n a n jo K la a
li c gu g bo re jo Sa
T
Ka an Te Ce ido ore t a
M S d
Si Ko
47
Gambar 13. Grafik Prevalensi ASI Eksklusif pada Bayi Kurang dari 6
Bulan Kota Salatiga Tahun 2020
bawah 6 bulan di Kota Salatiga pada tahun 2020 memiliki cakupan yang
eksklusif pada tahun 2020 sebesar 65% (Dinas Kesehatan Kota Salatiga,
memenuhi target.
48
Berikut cakupan ASI eksklusif pada bayi usia 6 bulan di Kota
100%
120%
100%
82%
80%
63%
60%
53%
60%
35%
40%
20%
0%
0%
i r l t
ng ar jo an Lo du t ig
a
ge
ci ns lre ng o i a r
a
gu ga
bo
j K l Ta
li c
an Te
re jo Sa
Ka M Ce ido ore t a
S d
Si Ko
Gambar 14. Grafik Prevalensi ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 6 Bulan di
49
Kota Salatiga tahun 2017-2020 menargetkan persentase bayi di bawah 6
bulan mendapatkan ASI eksklusif pada tahun 2020 sebesar 35% (Dinas
yang telah di rumuskan oleh RPJMD tahun 2017-2020 maka cakupan ASI
sedunia, selain itu Dinas Kesehatan Kota Salatiga juga bekerja sama
Selain itu balita yang menderita KVA akan mudah mengalami infeksi
suplementasi vitamin A kapsul biru (dosis 100.000 IU) untuk bayi umur 6-
50
11 bulan dan kapsul merah (dosis 200.000 IU) untuk anak umur 12-59
bulan secara serentak setiap tahun pada bulan Februari dan Agustus.
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
g i r l et
in ar jo an Lo du t ig
a
c s lre g i rg
lic
a un ga
bo
n jo K la Ta
ng Te
re jo Sa
K a
M
a Ce i do ore t a
S d
Si Ko
tahun 2020 adalah 100% dimana angka ini sudah memenuhi target yang
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Salatiga tahun 2020 yaitu 100%.
Hal ini menunjukkan upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota
51
Salatiga sudah baik karena mampu mengatasi kejadian Kekurangan
7. Garam Beryodium
dan pertumbuhan yang tidak dapat diperbaiki, kematian bayi, berat bayi
lahir rendah, dan kematian pada saat lahir (Par’i dkk, 2017). Berikut ini
100%
100%
100%
100%
120%
100%
100%
100%
82%
80%
60%
40%
20%
0%
ng ri jo n r l a t
ci sa lre ga Lo i du ig ge
a n a n jo K lat Ta
r
li c gu g bo re jo Sa
Ka an Te Ce i do ore t a
M S d
Si Ko
52
Pada tahun 2020 hanya dilakukan sekali yaitu pada bulan Agustus
Salatiga adalah 99,92% dimana angka ini sudah memenuhi target yang
ditetapkan Dinas Kesehatan Kota Salatiga tahun 2020 yaitu 82%. Upaya
dengan berat badan kurang dari 2.500 gram. Berat badan lahir
53
pertumbuhan dan perkembangan kognitif, dan penyakit kronis
dikemudian hari. Hal ini disebabkan karena kondisi tubuh bayi yang
belum stabil. Bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari 2.500
mungkin sejak janin dalam kandungan. Pemeriksaan rutin saat hamil atau
Antenatal Care (ANC) salah satu cara mencegah terjadinya bayi lahir
tahun 2020:
8%
5.40%
7%
5.09%
5.08%
4.33%
6%
4.11%
3.41%
5%
4%
3%
1.21%
2%
1%
0%
ng ri jo n r l a as
ci sa lre ga Lo du ig
a n a n jo K i
lat At
li c gu g bo re jo Sa as
Ka an Te Ce i do ore t a at
M S d B
Si Ko
Gambar 17. Grafik Prevalensi Berat Bayi Lahir Rendah di Kota Salatiga
Tahun 2020
54
Sumber : Hasil Data Dinas Kesehatan Kota Salatiga Tahun 2020
tahun 2020, yaitu sebesar 4,33% dari batas maksimal Target Capaian
Indikator Kinerja Seksi KESGA dan Gizi Kota Salatiga Tahun 2020 -
kejadian BBLR sebesar 7,09% yang artinya masih berada di atas batas
dengan bidan, dan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi ibu
hamil.
kurang gizi yang sering terjadi pada wanita hamil, yang disebabkan oleh
kekurangan energi dalam jangka waktu yang cukup lama. KEK pada
kurang gizi sejak masa janin, bayi, dan kanak-kanaknya, dan berlanjut
55
hingga dewasa. Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai risiko
kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau risiko melahirkan bayi
terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil. Seseorang
dikatakan menderita risiko KEK bilamana LILA < 23,5 cm (Depkes RI,
status gizi pada ibu hamil, banyaknya bayi yang dilahirkan (paritas), usia
kehamilan pertama yang terlalu muda atau masih remaja dan pekerjaan
yang biasanya memiliki status gizi lebih rendah apabila tidak diimbangi
dengan asupan makanan dalam jumlah yang cukup (Istiany dan Rusilanti,
2013)
memenuhi frekuensi minimal tiap trimesternya, yakni minimal satu kali per
masalah yang berkaitan dengan status gizi (Istiany dan Rusilanti, 2013).
56
Berikut adalah grafik prevalensi Kekurangan Energi Kronis (KEK)
12.29%
11.73%
14%
12%
9.54%
9.13%
10%
8%
4.31%
4.03%
6%
3.00%
4%
2%
0%
i r l t
ng ar jo an Lo du t ig
a
ge
ci ns lre ng o K i a r
c a
gu ga
bo
j l Ta
li
an Te
re jo Sa
Ka M Ce i do ore t a
S d
Si Ko
dalam periode satu tahun (2020) pada Ibu hamil sebesar 9,13% yang
a. UPGK
1) Pengertian
2) Tujuan
58
Setiap balita naik berat badannya tiap bulan
kurus.
petugas kesehatan.
3) Sasaran
a) Ibu Balita
b) Ibu Menyusui
c) Ibu Hamil
d) Bayi
e) Balita
59
b. 1000 HPK
1) Pengertian
2) Tujuan
dan anemia
3) Sasaran
a) Ibu Hamil
b) Ibu Menyusui
c) Bayi
d) Baduta
60
3) Program pemeriksaan kehamilan dengan memberikan kelas ibu
(UKS) dan PMT- AS oleh Dinas Pangan yang di awasi oleh Dinas
eksklusif
tingkat masyarakat
2. Survey PSG
a. Pengertian
tentang kondisi status gizi balita. Status gizi balita dinilai menurut 3
61
indeks, yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan
1) BB/U adalah berat badan anak yang dicapai pada umur tertentu.
2) TB/U adalah tinggi badan anak yang dicapai pada umur tertentu.
lama (singkat).
62
Misalnya terjadi wabah penyakit dan kekurangan makan
kurus dan gemuk. Masalah kurus dan gemuk pada umur dini
b. Tujuan
c. Sasaran
Balita
d. Pelaksanaan program
operasi timbang dilakukan oleh ibu balita sendiri, yang kemudian data
3. Sosialisasi KIA
a. Pengertian
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita
c. Sasaran
1) Ibu hamil
2) Ibu nifas
3) Anak
d. Pelaksanaan program
media informasi.
64
E. Rencana Program Gizi Masyarakat Berdasarkan Data yang Diperoleh
1. Identifikasi Masalah
Target
No Masalah Capaian (%) Keterangan
(%)
Belum
Cakupan Partisipasi
1 58,22% 60% Memenuhi
Masyarakat (D/S)
Target
Belum
Tingkat Keberhasilan
2 43,56% 80% Memenuhi
Penimbangan (N/D)
Target
Belum
Cakupan Kelangsungan
3 58% 80% Memenuhi
Penimbangan (D/K)
Target
Belum
Cakupan Efektivitas
4 28,07% 80% Memenuhi
Penimbangan (N/S)
Target
Belum
Prevalensi Anemia Pada Ibu
5 12,89% 4% Memenuhi
Hamil
Target
Cakupan Pemberian TTD Ibu Memenuhi
6 100% 80%
hamil (30 TTD) Target (baik)
Cakupan Pemberian TTD Ibu Memenuhi
7 97,71% 80%
hamil (90 TTD) Target (baik
Memenuhi
8 Underweight 6,28% 16%
Target (baik)
Memenuhi
9 Stunting 11,77% 14%
Target (baik)
1 KEK 3 3 4 11 I
2 Anemia pada
3 3 3 9 II
ibu hamil
3 D/S 3 3 2 8 III
4 N/D 3 2 2 7 IV
5 D/K 2 2 2 6 V
6 N/S 2 2 1 5 VI
Keterangan:
66
3. Analisis Masalah
Kurangnya
Pelayanan
pengetahuan
Konsumsi zat gizi kesehatan
tentang risiko KEK
makro rendah yang kurang
pada ibu hamil
optimal di
rendah
masa
pandemi
MASALAH
Tingginya prevalensi ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronik)
UTAMA
67
4. Analsisis Tujuan
Meningkatnya
pengetahuan Tercapainya
ibu hamil Tercapainya pelayanan
mengenai konsumsi zat gizi kesehatan
risiko KEK makro yang cukup secara optimal
di masa
pandemi
68
5. Alternatif Pemecahan Masalah Jangka Panjang
Tercapainya pengetahuan
tentang risiko KEK pada ibu
hamil yang tinggi
Meningkatnya
pengetahuan ibu
hamil mengenai risiko
KEK
Pemberian Makanan
Tambahan (PMT)
pada ibu hamil
69
6. Alternatif Pemecahan Masalah Jangka Pendek
Tercapainya pengetahuan
tentang risiko KEK pada ibu
hamil yang tinggi
Meningkatnya
pengetahuan ibu
hamil mengenai risiko
KEK
Penyuluhan ibu
hamil tentang risiko
KEK pada ibu hamil
70
7. Organisasi kegiatan
71
8. Perencanaan Monitoring dan Evaluasi
72
9. Tabel Ringkasan POA
PLAN OF ACTION
Tabel 8. PLAN OF ACTION Kegiatan Penyuluhan Ibu Hamil Tentang Risiko KEK Pada Ibu Hamil
- Koordinasi - Memberikan Ibu - Bidang Kesga Dalam Menyesuaikan Ahli Gizi DKK
acara informasi dan hamil dan Gizi DKK jaringan DKK Salatiga
penyuluhan pengetahuan dan Salatiga Salatiga Rp1.660.000
kepada ibu keluar - Kader dan
- Persiapan
hamil Posyandu
acara ga Mahasis
mengenai - Ibu hamil
- Penyuluhan risiko KEK wa Gizi
- Keluarga ibu
ibu hamil pada ibu hamil hamil UMS
tentang
risiko KEK
pada ibu
hamil
73
10. Matriks Kegiatan
MARIKS KEGIATAN
Sumber Waktu/
No. Aspek rencana Indikator Pelaksana Dana
bukti Tempat
Output: 80% ibu hamil Nilai pre Ahli Gizi DKK Menyesu
pengetahuan meningkat test dan Salatiga dan aikan
4.
ibu hamil pengetahuannya post test Mahasiswa Ilmu
meningkat Gizi UMS
74
11. Anggaran Biaya
ANGGARAN BIAYA
SEKRETARIS
ACARA
75
BAB VI
A. KESIMPULAN
Kesehatan
76
kewenangan Daerah bidang kesehatan sub urusan upaya kesehatan
c. Masalah gizi : rendahnya D/S, N/D, D/K, N/S, dan prevalensi KEK
ibu hamil yang berisiko KEK didampingi oleh anggota dasa wisma.
Salatiga :
untuk PUS dan WUS, ibu hamil dan menyusui, bayi, balita, anak
melalui posyandu
terakhir berupa penyuluhan ibu hamil tentang risiko kek pada ibu
hamil.
77
B. Saran
Program gizi yang telah ada baik untuk balita, remaja dan lansia sudah
3. Bagi Mahasiswa
kelompok.
78
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2020. Kota Salatiga Dalam Angka 2020. Salatiga: BPS Kota
Salatiga.
Kesehatan RI.
Depkes RI
Departemen Kesehatan RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI. 2012. Kekurangan Energi Kronik Pada Ibu Hamil.
Deuis dan Febrianti. 2012. Kebiasaan Makan Menjadi Salah Satu Penyebab
Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Poli Kebidanan RSI&A
79
Dinas Kesehatan Kota Salatiga. 2017. RENSTRA 2017-2022. Salatiga: Dinas
Dinas Kesehatan Kota Salatiga. 2020. Kepadatan Penduduk Kota Salatiga. Salatiga:
DISDUKCAPIL Salatiga.
Dinas Kesehatan Kota Salatiga. 2020. Profil Kesehatan Tahun 2020. Salatiga:
Dinas Kesehatan Kota Salatiga. 2020. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2019. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Hardinsyah dan Supariasa, I.D.N. 2017. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Jakarta :
Helmi, R. 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi pada Balita di
Imam, M., dan Ara, H. 2016. Education Management: Teori dan Praktik
80
Irianti, Berliana. 2018. “Faktor- faktor yang Menyebabkan Status Gizi Kurang pada
Istiany, A., dan Rusilanti. 2013. Gizi Terapan. Bandung: PT. Remaja.
Manusia.
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
RI Tahun 2018
Kementrian Kesehatan RI
81
Kementrian Kesehatan RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta :
Indonesia.
Darah pada Remaja Putri Di Kota Bogor. J Gizi Pangan, 12(3): 153-160.
Par,i HM, dkk. 2017. Buku Ajar Penilaian Status Gizi. Jakarta: Kementerian
Salatiga
Pemerintah Kota Salatiga. 2020. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja
82
Puput, S. dan Victoria, F. 2011. Perilaku Pemberian ASI terhadap Frekuensi Diare
pada Anak Usia 6-24 Bulan di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri. J Stikes
Putri, D. S. K., dan Wahyono, T. Y. M. 2013. “Faktor langsung dan tidak langsung
Rahim, F. K. 2014. Faktor Resiko Underweight Balita Umur 7-59 Bulan. Jurnal
Raptauli, N. 2012. Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Anemia Pada Remaja
Indonesia.
Soetjiningsih. 2012. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Susanty, M., Kartika, M., Hadju, V., dan Alharini, S. 2012. Hubungan Pola
Pemberian ASI dan MP-ASI dengan Gizi Buruk pada Anak 6-24 Bulan di
103.
83
Walyani, E. S. 2015. Perawatan Kehamilan dan Menyusui Anak Pertama agar Bayi
Yusrina, A., dan Shrimarti, R. D. 2016. Faktor yang Mempengaruhi Niat Ibu
, 11–21.
84