Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang membuat manusia
merasa nyaman dalam bekerja sehingga produktivitas kerja dapat meningkat.
Salah satu ilmu ergonomi adalah antropometri. Antropometri adalah cabang ilmu
ergonomi yang membahas tentang dimensi tubuh manusia. Hasil dari pengukuran
antropometri ini digunakan dalam merancang suatu sistem kerja maupun desain
peralatan untuk memudahan pemakaian, menunjang keamanan dan kenyamanan
dari suatu pekerjaan. Hasil dari pengukuran ini juga kemudian dapat diaplikasikan
pada sistem kerja yang melibatkan manusia saat melakukan interaksi dengan
komponen sistem kerja tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung.
Melalui pendekatan antropometri dapat diperoleh rancangan sistem kerja yang
lebih ergonomis yang disesuaikan dengan ukuran tubuh manusia, sehingga
diperoleh suatu sistem kerja yang mendukung pekerja untuk beraktivitas secara
lebih efektif dan efisien.
Aspek ergonomic dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja adalah
merupakan suatu faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa
produksi. Terutama dalam hal perancangan ruang dan fasilitas
akomodasi.Perlunya memperhatikan faktor ergonomi dalam proses rancang
bangun fasilitas dalam dekade ini merupakan sesuatu yang tidak dapat ditunda.
Hal tersebut tidak terlepas dari pembahasan mengenai ukuran anthropometri
tubuh operator maupun penerapan data-data anthropometrinya. Kata
anthropometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu anthroposyang berarti manusia
(man, human) dan metrein (to measure) yang berarti ukuran. Jadi, Secara definitif
antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan
pengukuran dimens itubuh manusia.

1
Anthropometri akan memberikan penjelasan kalau manusia itu pada
dasarnya memiliki berbeda satu dengan yang lain. Manusia akan bervariasi dalam
berbagai macam dimensi ukuran seperti kebutuhan, motivasi, inteligensia,
imaginasi, usia, latarbelakang pendidikan, jenis kelamin, kekuatan, bentuk dan
ukuran tubuh, dansebagainya. Dengan memiliki data antropometri yang tepat,
maka seorang perancang produk ataupun fasilitas kerja akan mampu
menyesuaikan bentuk dan geometris ukuran dari produk rancangannya dengan
bentuk maupun ukuran segmen-segmen bagian tubuh yang nantinya akan
mengoperasikan produk tersebut. Jadi bisa dikatakan antropometri memegang
peranan utama dalam rancang bangun sarana dan prasarana kerja.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan Ergonomi dan Antropometri?
2. Bagaimana Pengukuran Antropometri?
3. Bagaimana Penerapan Antropometri dalan Ergonomi?

3.3 Tujuan Penulisan


1. Agar mengetahui apa yang maksud dengan ergonomic dan antropometri
2. Agar mengetahui bagaimana cara pengukuran antropometri
3. Agar mengetahui apakah ada hubungan antropometri dengan Ergonomi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ergonomi
A. Pengertian
Ergonomi berasal dari kata Yunani ergon (kerja) dan nomos (aturan),
secara keseluruhan ergonomi berarti aturan yang berkaitan dengan
kerja.Ergonomi merupakan ilmu yang menitik beratkan pada pembahasan
mengenai manusia sebagai elemen utama dalam suatu sistem kerja. Banyak
definisi tentang ergonomi yang dikeluarkan oleh para pakar di bidangnya,
antara lain sebagai berikut:
a. International Ergonomics Association
Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin, yaitu ERGON (kerja)
dan NOMOS (hukum alam), jadi ergonomi dapat diartikan sebagai studi
tentang aspek- aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau
secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan
desain/perancangan untuk mendapatkan suasana kerja yang sesuai
dengan manusianya (Nurmianto, 2003).
b. Iftikar Z. Sutalaksana
Dalam bukunya yang berjudul “Teknik Tata Cara Kerja”
menuliskan bahwa ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis
untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan,
dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga
orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu
mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif,
aman, dan nyaman (Sutalaksana, 1979).
c. OSHA (Occupational Safety and Health Act)

3
Ergonomi adalah praktek dalam mendesain peralatan dan rincian
pekerjaan sesuai dengan kapabilitas pekerja dengan tujuan untuk
mencegah cidera pada pekerja.(OSHA, 2000).
d. Manuaba A.
Ergonomi adalah ”Ilmu” atau pendekatan multidisipliner yang
bertujuan mengoptimalkan sistem manusia-pekerjaannya, sehingga
tercapai alat, cara dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan
efisien (Manuaba, A, 1981).
e. Tarwaka, dkk
Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk
menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang
digunakan baik dalam beraktifitas maupun istirahat dengan kemampuan
dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas
hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka. dkk, 2004).
f. Suma’mur
Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk
menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya
dengan tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yang setinggi-
tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal-optimalnya
(Suma’mur, 1987).
Dari berbagai pengertian di atas, dapat diintepretasikan bahwa pusat dari
ergonomi adalah manusia.Konsep ergonomi adalah berdasarkan kesadaran,
keterbatasan kemampuan, dan kapabilitas manusia.Sehingga dalam usaha
untuk mencegah cidera, meningkatkan produktivitas, efisiensi dan
kenyamanan dibutuhkan penyerasian antara lingkungan kerja, pekerjaan dan
manusia yang terlibat dengan pekerjaan tersebut.

4
B. Tujuan
Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi, antara lain:
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan
cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan
mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja;
b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak
sosial dan mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan
jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah
tidak produktif;
c. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan
antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta
kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. (Tarwaka. dkk, 2004).

C. Macam- macam Ergonomi


Spesialisasi bidang ergonomi meliputi : ergonomi fisik, ergonomi
kognitif, ergonomi sosial, ergonomi organisasi, ergonomi lingkungan dan
faktor lain yang sesuai. Evaluasi ergonomi merupakan studi tentang
penerapan ergonomi dalam suatu sistem kerja yang bertujuan untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan penerapan ergonomi, sehingga
didapatkan suatu rancangan keergonomikan yang terbaik.
a. Ergonomi fisik : berkaitan dengan anatomi tubuh manusia,
anthropometri, karakteristik fisiolgi dan biomekanika yang berhubungan
dnegan aktifitas fisik. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi fisik
antara lain : postur kerja, pemindahan material, gerakan berulan-ulang,
MSD, tata letak tempat kerja, keselamatan dan kesehatan.
b. Ergonomi kognitif : berkaitan dengan proses mental manusia, termasuk
di dalamnya; persepsi, ingatan, dan reaksi, sebagai akibat dari interaksi
manusia terhadap pemakaian elemen sistem. Topik-topik yang relevan
dalam ergonomi kognitif antara lain; beban kerja, pengambilan

5
keputusan, performance, human-computer interaction, keandalan
manusia, dan stres kerja.
c. Ergonomi organisasi : berkaitan dengan optimasi sistem sosioleknik,
termasuk sturktur organisasi, kebijakan dan proses. Topik-topik yang
relevan dalam ergonomi organisasi antara lain; komunikasi, MSDM,
perancangan kerja, perancangan waktu kerja, timwork, perancangan
partisipasi, komunitas ergonomi, cultur organisasi, organisasi virtual,
dll.
d. Ergonomi lingkungan : berkaitan dengan pencahayaan, temperatur,
kebisingan, dan getaran. Topik-topik yang relevan dengan ergonomi
lingkungan antara lain; perancangan ruang kerja, sistem akustik,dll

2.2 Antropometri
A. Pengertian
Menurut Sritomo (2003), salah satu bidang keilmuan ergonomi adalah
istilah anthropometri yang berasal dari Antro yang berarti manusia
dan Metron yang berarti ukuran. Definisi dinyatakan sebagai suatu studi yang
menyangkut pengukuran dimensi tubuh manusia dan aplikasi rancangan yang
menyangkut geometri fisik, massa, dan kekuatan tubuh.
Menurut Nurmianto (1991), Anthropometri adalah satu kumpulan data
numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran,
bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan
masalah desain.
Menurut Nurmianto (1991), Salah satu bidang keilmuan ergonomi
adalah Anthropometri yaitu suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran
dimensi tubuh manusia. Anthropometri secara lebih luas digunakan sebagai
pertimbangan ergonomis dalam proses perencanaan produk maupun sistem
kerja yang memerlukan interaksi manusia.

6
Displin ilmu ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi
tubuh manusia disebut dengan antropometri. Menurut Sritomo (1989), salah
satu bidang keilmuan ergonomis adalah istilah anthropometri yang berasal
dari “anthro” yang berarti manusia dan “metron” yang berarti ukuran. Data
antropometri diperlukan untuk perancangan sistem kerja yang baik.
Lingkungan fisik juga dapat mempengaruhi para pekerja baik secara langsung
maupun tidak langsung. Lingkungan fisik adalah semua keadaan yang
terdapat di sekitar tempat kerja.
Secara umum lingkungan fisik terbagi dalam dua kategori, yaitu :
a. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan pekerja tersebut.
Contoh: stasiun kerja, kursi, meja dan sebagainya.
b. Lingkungan perantara atau lingkungan umum. Contoh: temperatur,
kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis,
bau-bauan, warna, dan lain-lain.
Untuk bisa meminimumkan pengaruh lingkungan fisik terhadap para
pekerja, maka yang harus kita lakukan adalah mempelajari manusia baik
mengenai sifat dan tingkah lakunya serta keadaan fisiknya.
Antropometri merupakan kumpulan data numerik yang berhubungan
dengan karakteristik fisik tubuh manusia (ukuran, volume, dan berat) serta
penerapan dari data tersebut untuk perancangan fasilitas atau produk.

B. Jenis- jenis Antropometri


Menurut Sutalaksana (2006), antropometri adalah pengetahuan yang
menyangkut pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi tubuh.
Antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu:
1. Antropometri statis
Antropometri statis disebut juga dengan pengukuran dimensi
struktur tubuh. Anthropometri statis berhubungan dengan pengukuran
dengan keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan diam atau

7
dalam posisi standar. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap
antara lain berat badan, tinggi tubuh, ukuran kepala, panjang lengan dan
sebagainya.
Selain itu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
dimensi tubuh manusia, sebagai berikut:
a. Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai
sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada
kecenderungan berkurang setelah 60 tahun.
b. Jenis kelamin
Jenis kelamin pria umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih
besar kecuali dada dan pinggul.
c. Suku bangsa (etnis)
Dimensi tubuh suku bangsa negara barat lebih besar jika
dibandingkan dengan dimensi tubuh suku bangsa negara Timur.
d. Sosio ekonomi
Tingkat sosio ekonomi sangat mempengaruhi dimensi tubuh
manusia. Pada negara- negara maju dengan tingkat sosio ekonomi
tinggi mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan dengan
negara-negara berkembang.
2. Antropometri dinamis
Maksud antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-
ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan
gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut
melaksanakan kegiatannya. Terdapat 3 kelas pengukuran antropometri
dinamis, yaitu:
1. Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk
mengerti keadaan mekanis dari suatu aktifitas. Contoh dalam
mempelajari performansi atlet.

8
2. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja.
Contoh jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat
bekerja, yang dilakukan dengan berdiri atau duduk.
3. Pengukuran variabilitas kerja. Contoh analisis kinematika dan
kemampuan jari-jari tangan dari seorang juru ketik atau operator
komputer.
C. Keunggulan Dan Kelemahan Antropometri
1. Keunggulan Antropometri
Beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri adalah:
a. Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar
lengan atas, mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat
dibuat sendiri dirumah.
b. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan
objektif
c. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus
profesional, juga oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu.
d. Biaya relatif murah
e. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas.
f. Secara alamiah diakui kebenaranya.
2. Kelemahan Antropometri
a. Tidak sensitif, artinya tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu
singkat serta tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu
seperti zink dan Fe
b. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan
energi) dapat menurunkan spesifikasi dan sensitifitas pengukuran
antropometri
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi
presisi, akurasi dan validitas pengukuran antropometri.

9
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh
manusia, diantaranya:
a. Umur
Dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar seiring
dengan berkembangnya umur sejak awal kelahirannya sampai dengan
umur sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita.
b. Jenis Kelamin
Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya lebih besar dibandingkan
dengan wanita, kecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti
lingkaran dada dan pinggul.
c. Suku/Ras
Setiap suku bangsa ataupun etnis akan memiliki karakteristik fisik
yang akan berbeda satu dengan lainnya.
d. Postur dan Posisi Tubuh
Ukuran tubuh akan berbeda dipengaruhi oleh posisi tubuh pada saat
akan melakukan aktivitas tertentu yaitu structural dan functional body
dimensions. Posisi standar tubuh pada saat melakukan gerakan-
gerakan dinamis dimana gerakan tersebut harus dijadikan dasar
pertimbangan pada saat data antropometri diimplementasikan.
e. Pakaian
Pakaian seperti model, jenis bahan, jumlah rangkapan, dan lain-lain
yang melekat di tubuh akan menambah dimensi ukuran tubuh
manusia.
f. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan mewajibkan adanya persyaratan dalam menyeleksi
dimensi tubuh manusia seperti tinggi, berat badan, lingkar perut, dan
lain- lain. Seperti untuk buruh dermaga atau pelabuhan harus
mempunyai postur tubuh yang relatif besar dibandingkan dengan

10
pegawai kantoran atau mahasiswa.
g. Cacat Tubuh Secara Fisik
Cacat tubuh secara fisik merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi variabilitas data antropometri.Seperti, orang normal
dan orang yang memiliki keterbatasan fisik tidak mempunyai lengan.
Untuk dimensi tinggi siku, tinggi pinggul, tinggi tulang ruas, tinggi
ujung jari, dan lain-lain sangatlah berbeda antara orang normal dengan
orang yang memiliki keterbatasan fisik. Sehingga, data antropometri
yang digunakan dalam merancang produk dan stasiun kerja untuk
orang yang cacat tubuh secara fisik berbeda dengan orang normal.
h. Faktor Kehamilan Wanita
Faktor kehamila pada wanita merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi variabilitas data antropometri yaitu terutama pada tebal
perut dan tebal dada.Sehingga, data antropometri yang digunakan
dalam merancang produk dan stasiun kerja untuk wanita hamil
berbeda dengan data antropometri wanita lainnya.

E. Pengukuran Antropometri
Penggunaan antropometri, khususnya pengukuran berat badan pernah
menjadi prinsip dasar pengkajian gizi dalam asuhan medik.. Berikut ukuran
antropometri:
1. Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan
paling sering digunakan. Berat badan menggambarkan jumlah protein,
lemak, air, dan mineral pada tulang.
Berat badan seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain : umur, jenis kelamin, aktifitas fisik, dan keturunan (Supariasa,
2001). Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang
memberikan gambaran masa tubuh (otot dan lemak). Karena tubuh sangat

11
sensitif terhadap perubahan keadaan yang mendadak, misalnya karena
terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan dan menurunnya
jumlah makanan yang dikonsumsi. Maka BB merupakan ukuran
antropometri yang sangat labil (Reksodikusumo, dkk, 1989). Dalam
keadaan normal dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara
intake dan keutuhan gizi terjamin, berat badan mengikuti perkembangan
umur.
Sebaiknya dalam keadaan abnormal terdapat dua kemungkinan
perkembangan BB, yaitu dapat berkembang lebih cepat atau lebih lambat
dari keadaan normal.
2. Tinggi Badan (TB)
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan gizi
yang telah lalu dan keadaan sekarang jika umur tidak diketahui dengan
tepat. Disamping itu tinggi badan merupakan ukuran kedua yang
penting,karena menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan, faktor
umur bisa dikesampingkan.
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan
pertumbuhan skeletal. Dalam keadaan normal, tinggi badan tumbuh
bersamaan dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan, tidak
seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah defisiensi gizi
dalam waktu pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan
baru akan tampak pada saat yang cukup lama.
Tinggi badan merupakan ukuran tubuh yang menggambarkan
pertumbuhan rangka. Dalam penilaian status gizi tinggi badan dinyatakan
sebagai indeks sama halnya dengan berat badan (Supariasa, 2001)
3. IMT (Indeks Masa Tubuh)
Menggunakan Berat Badan dan Tinggi badan Kategori IMT (kg/m2)
a. Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,00
b. Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,00 – 18,49

12
c. Normal 18,50 – 24,99
d. Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,00 – 26,99
e. Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,00
4. Lingkar Lengan Atas (LiLA)
Nilai normal adalah 23,5 cm LiLA WUS dengan resiko KEK di Indonesia
< 23,5 cm
5. Pengukuran Lingkar Perut
Pengukuran lingkar perut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
obesitas abdominal/sentral. Jenis obesitas ini sangat berpengaruh terhadap
kejadian penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus, yang akhir-akhir
ini juga erat hubungannya dengan kejadian sindroma metabolik. Nilai
normal pengukuran lingkar perut di Indonesia. Baik Obesitas sentral
Laki-laki 90 > 90 Perempuan 80 > 80

F. Data Antropometri
Secara garis besar pedoman pengukuran pada data anthropometri antara lain,
yaitu :
1. Posisi Duduk Samping
a. Tinggi Duduk Tegak (TDT), cara pengukuran yaitu dengan
mengukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk samping ujung
atas kepala. Subjek duduk tegak dengan mata memandang lurus ke
depan dan lutut membentuk sudut siku-siku.
b. Tinggi Bahu Duduk (TDT), cara pengukuran yaitu mengukur jarak
vertikal dari permukaan alas duduk samping ujung tulang bahu
yang menonjol pada saat subjek duduk tegak.
c. Tinggi Mata Duduk (TMD), cara pengukuran yaitu mengukur
jarak vertikal dari permukaan alas duduk samping ujung mata
bagian dalam. Subjek duduk tegak dan memandang lurus ke
depan.

13
d. Tinggi Siku Duduk (TSD), cara pengukuran yaitu mengukur jarak
vertikal dari permukaan alas duduk samping ujung bawah siku
kanan. Subjek duduk tegak dengan lengan atas vertikal di sisi
badan dan lengan bawah membentuk sudut siku-siku dengan
lengan bawah.
e. Tebal Paha (TP), cara pengukuran yaitu mengukur sybjek duduk
tegak, ukur jarak dari permukaan alas duduk samping ke
permukaan atas paha.
f. Tinggi Popliteal(TPO), cara pengukuran yaitu mengukur jarak
vertikal dari lantai sampai bagian bawah paha.
g. Pantat Popliteal (PP), cara pengukuran yaitu mengukur subjek
duduk tegak dan ukur jarak horizontal dari bagian terluar pantat
sampai lekukan lutut sebelah dalam (popliteal). Paha dan kaki
bagian bawah membentuk sudut siku-siku.
h. Pantat Ke Lutut (PKL), cara pengukuran yaitu mengukur subjek
duduk dan ukur horisontal dari bagian terluar pantat sampai ke
lutut. Paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku
2. Posisi Berdiri.
a. Tinggi Siku Berdiri (TSB), cara pengukuran yaitu mengukur jarak
vertikal dari lantai ke titik pertemuan antara lengan atas dan lengan
bawah. Subjek berdiri tegak dengan kedua tangan tergantung
secara wajar.
b. Panjang Lengan Bawah (PLB), cara pengukuran yaitu mengukur
subjek berdiri tegak dan tangan di samping, ukur jarak dari siku
sampai pergelangan tangan.
c. Tinggi Mata Berdiri (TMB), cara pengukuran yaitu mengukur
jarak vertikal dari lantai sampai ujung mata bagian dalam (dekat
pangkal hidung). Subjek berdiri tegak dan memandang lurus ke
depan.

14
d. Tinggi Badan Tegak (TBT), cara pengukuran yaitu mengukur jarak
vertikal telapak kaki sampai ujung kepala yang paling atas,
sementara subjek berdiri tegak dengan mata memandang lurus ke
depan.
e. Tinggi Bahu Berdiri (TBB), cara pengukuran yaitu mengukur jarak
vertikal dari lantai sampai bahu yang menonjol pada saat subjek
berdiri tegak.
f. Tebal Badan (TB), cara pengukuran yaitu mengukur berdiri tegak
dan ukur jarak dari dada (bagian ulu hati) sampai punggung secara
horisontal.
3. Posisi Berdiri Dengan Tangan Kedepan.
a. Jangkauan Tangan (JT), cara pengukuran yaitu mengukur jarak
horisontal dari punggung samping ujung jari tengah dan subjek
berdiri tegak dengan betis, pantat dan punggung merapat ke
dinding, tangan direntangkan secara horisontal ke depan.
4. Posisi Duduk Menghadap Kedepan.
a. Lebar Pinggul (LP), cara pengukuran yaitu mengukur subjek
duduk tegak dan ukur jarakhorisontal dari bagaian terluar pinggul
sisi kiri samping bagian terluar pinggul sisi kanan.
b. Lebar Bahu (LB), cara pengukuran yaitu mengukur jarak
horisontal antara kedua lengan atas dan subjek duduk tegak dengan
lengan atas merapat ke badan dan lengan bawah direntangkan ke
depan.
5. Posisi Berdiri Dengan Kedua Lengan Direntangkan.
Rentangan Tangan (RT), cara pengukuran yaitu mengukur jarak
horisontal dari ujung jari terpanjang tangan kiri samping ujung jari
terpanjang tangan kanan. Subjek berdiri tegak dan kedua tangan
direntangkan horisontal ke samping sejauh mungkin.
6. Pengukuran Jari Tangan

15
a. Panjang Jari 1,2,3,4,5 (PJ-12345), cara pengukuran yaitu mengukur
masing-masing pangkal ruas jari sampai ujung jari. Jari-jari subjek
merentang lurus dan sejajar.
b. Pangkal Ke Lengan (PPT), cara pengukuran yaitu mengukur
pangkal pergelangan tangan sampai pangkal ruas jari. Lengan
bawah sampai telapak tangan subjek lurus.
c. Lebar Jari 2345 (LJ-2345), cara pengukuran yaitu mengukur dari
sisi luar jari telunjuk sampai sisi luar jari kelingking dan jari-jari
subjek lurus merapat satu sama lain.
d. Lebar Tangan (LT), cara pengukuran yaitu mengukur sisi luar ibu
jari sampai sisi luar jari kelingking

2.3 Penerapan Data Antropometri dalam Ergonomi dan Perancangan Produk


atau Fasilitas Kerja
Data antropometri untuk berbagai ukuran anggota tubuh baik yang diukur
dalam posisi tetap (structural body dimension) ataupun posisi bergerak dinamis
sesuai dengan fungsi yang bisa dikerjakan oleh anggota tubuh tersebut
(functional body dimension) dan dikelompokan berdasarkan nilai persentil dari
populasi tertentu akan sangat bermanfaat untuk menentukan ukuran-ukuran yang
harus diakomodasikan pada saat perancangan sebuah produk, fasilitas kerja
maupun stasiun kerja. Persoalan yang paling mendasar dalam mengaplikasikan
data antropometri dalam proses perancangan adalah bagaimana bisa menemukan
dimensi ukuran yang paling tepat untuk rancangan yang ingin dibuat agar bisa
mengakomodasikan mayoritas dan potensial populasi yang akan menggunakan
atau mengoperasikan hasil rancangan tersebut.
Dalam hal ini ada dua dimensi rancangan yang akan dijadikan dasar
menentukan minimum dan maksimum ukuran yang umum ingin ditetapkan,
yaitu:

16
a. Dimensi jarak ruangan (clearance dimensions), yaitu dimensi yang
diperlukan untuk menentukan minimum ruang (space) yang
diperlukan orang untuk dengan leluasa melaksanakan aktivitas dalam
sebuah stasiun kerja baik pada saat mengoperasikan maupun harus
melakukan perawatan dari fasilitas kerja yang ada. Jarak ruangan
(clearance) dalam hal ini dirancang dengan menetapkan dimensi
ukuran rata-rata tubuh dari populasi pemakai yang diharapkan.
Sebagai contoh pada saat kita merancang ukuran panjang dan lebar
pintu rumah, maka disini dimensi ukuran panjang dan lebar pintu
rumah akan ditentukan berdasarkan data antropometri.
b. Dimensi jarak jangkauan (reach dimension), yaitu dimensi yang
diperlukan untuk menentukan maksimum ukuran yang harus
ditetapkan agar mayoritas populasi akan mampu menjangkau dan
mengoperasikan peralatan kerja yaitu pegangan pintu secara mudah
dan tidak memerlukan usaha (effort) yang terlalu memaksa. Disini
jarak jangkauan akan ditetapkan berdasarkan ukuran rata-rata tubuh
dari populasi pemakai yang diharapkan.
Berdasarkan dua dimensi rancangan tersebut diatas dan untuk
mengaplikasikan data antropometri agar bisa menghasilkan rancangan produk,
fasilitas maupun stasiun kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh dari populasi
pemakai terbesarnya (fitting the task to the man); maka ada tiga filosofi dasar
perancangan yang bisa dipilih sesuai dengan tuntutan kebutuhannya yaitu:
a. Rancangan untuk ukuran rata-rata (design for average), yang banyak
dijumpai dalam perancangan produk atau fasilitas yang dipakai untuk
umum (public facilities) seperti pintu rumah dan fasilitas umum
lainnya yang akan dipakai oleh orang banyak.
b. Rancangan untuk ukuran ekstrim (design for extreem), yang ditujukan
untuk mengakomodasikan mereka yang memiliki ukuran yang
terkecil atau yang terbesar (dipilih salah satu) dengan oritentasi

17
mayoritas populasi akan bisa terakomodasi oleh rancangan yang
dibuat.
c. Rancangan untuk ukuran yang bergerak dari satu ekstrim ke ekstrim
ukuran yang lain (design for range), yang diaplikasikan untuk
memberikan fleksibilitas ukuran (karena ukuran mampu diubah-ubah)
sehingga mampu digunakan oleh mereka yang memiliki ukuran tubuh
terkecil maupun yang terbesar (biasanya akan memakai ukuran dari
range percentile 5th dan 95th).
Selanjutnya untuk mengaplikasikan data antropometri dalam proses
perancangan ada beberapa langkah dan sistematika prosedur yang harus
ditempuh yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Tentukan terlebih dahulu mayoritas (potensi) dari populasi yang
diharapkan akan memakai atau mengoperasikan produk atau
fasilitas rancangan yang akan dibuat (seperti yang dilakukan
dalam langkah penetapan target dan segmentasi pasar).
b. Tentukan proporsi dari populasi (percentile) yang harus diikuti.
c. Tentukan bagian-bagian tubuh dan dimensinya yang akan terkait
dengan rancangan yang dibuat.
d. Tentukan prinsip ukuran yang harus diikuti apakah rancangan
tersebut untuk ukuran ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel
(range), ataukah menggunakan ukuran rata-rata.
e. Aplikasikan data antropometri yang sesuai dan tersedia.

Hasil rancangan yang dibuat dituntut dapat memberikan kemudahan


dan kenyamanan bagi si pemakai. Oleh karena itu, rancangan yang akan
dibuat harus memperhatikan faktor manusia sebagai pemakainya. Faktor
manusia ini diantara nya dipelajari dalam ergonomi (anthropometri,
biomekanik, fisiologi dll). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
membuat suatu rancangan selain faktor manusia, antara lain:

18
a. Analisa Teknik
Banyak berhubungan dengan ketahanan, kekuatan, kekerasan dan
seterusnya.
b. Analisa Ekonomi
Berhubungan perbandingan biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat
yang akan diperoleh.
c. Analisa Legalisasi
Berhubungan dengan segi hukum dan tatanan hukum yang berlaku dan
dari hak cipta
d. Analisa Pemasaran
Berhubungan dengan jalur distribusi produk/hasil rancangan sehingga
dapat sampai kepada konsumen.
e. Analisa Nilai
Analisa nilai pertama kali didefinisikan oleh L.D. Miles dari General
Electric (AS, 1940)adalah suatu prosedur untuk mengidentifikasikan
ongkos-ongkos yang tidak ada gunanya (tidak perlu).

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan
produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari
manusia hidup dan bekerja dalam standar dimensi kebutuhan ruang yang
diatur dalam antropometri. Sehingga rancangan mampu mewadahi kebutuhan
pelaku kegiatan di dalamnya dan memberi kenyamanan bagi pengguna.
Antropometri artinya ukuran dari tubuh. Antropometri merupakan bagian
dari ilmu ergonomi yang berhubungan dengan dimensi tubuh manusia
yang meliputi bentuk, ukuran dan kekuatan dan penerapannya untuk
kebutuhan perancangan fasilitas aktivitas manusia.
Data antropometri sangat diperlukan untuk perancangan peralatan dan
lingkungan kerja. Kenyamanan menggunakan alat bergantung pada
kesesuaian ukuran alat dengan ukuran manusia. Jika tidak sesuai, maka dalam
jangka waktu tertentu akan mengakibatkan stress tubuh antara lain dapat
berupa lelah, nyeri, pusing

20
DAFTAR PUSTAKA

Adam. 2012. Landasan Teori Antropometri.


http://adamnsath.blogspot.com/2012/03/landasan-teori-anthropometri.html.
[ 27 Maret 2019]

Handayani, Rinda. 2016. Antropologi.


https://dokumen.tips/documents/makalah-antropometri.html . [26 maret
2019]

Perdana, Rezha Novita. 2013. Laporan Antropometri.


http://rezhapradana.blogspot.com/2014/02/laporan-antropometri-k3.html .
[26 maret 2019]

Rohman, Fakhtur. 2015. Antropometri dengan Metode Ergonomi.


http://mylaporanti.blogspot.com/2015/09/makalah-antropometri-dengan-
metode.html . [ 27 Maret 2019]

Wardaniah, Radhatul. 2016. Pengukuran Antropometri.


https://med.unhas.ac.id/fisioterapi/wp-
content/uploads/2016/12/PENGUKURAN-ANTROPOMETRI.pdf. [27
maret 2019]

Widyana, Gede. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta; Graha


Ilmu.

21

Anda mungkin juga menyukai