Anda di halaman 1dari 23

ANTROPOMETRI

Alphonsus Hasiholan Tua Situngkir


1812013
TEKNIK INDUSTRI
APA ITU ANTROPOMETRI ?
Antropometri berasal dari “anthro” yang memiliki arti manusia dan “metri” yang memiliki
arti ukuran. Antropometri adalah sebuah studi tentang pengukuran tubuh dimensi manusia
dari tulang, otot dan jaringan adiposa atau lemak.
Menurut (Wignjosoebroto, 2008), antropometri adalah studi yang berkaitan dengan
pengukuran dimensi tubuh manusia. Bidang antropometri meliputi berbagai ukuran tubuh
manusia seperti berat badan, posisi ketika berdiri, ketika merentangkan tangan, lingkar
tubuh, panjang tungkai, dan sebagainya.
Data antropometri digunakan untuk berbagai keperluan, seperti perancangan stasiun kerja,
fasilitas kerja, dan desain produk agar diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak
dengan dimensi anggota tubuh manusia yang akan menggunakannnya.
JENIS-JENIS ANTROPOMETRI
1. Kursi Antropometri
Alat ukur lain yang biasanya digunakan dalam mengukur ruang lingkup dimensi tubuh
manusia adalah Kursi Antropometri. Beberapa tahun yang lalu, kursi antropometri terbuat
dari bahan kayu yang sangat konvensional. Sehingga terkadang bisa terjadi kesalahan
dalam perhitungan. Demikian, saat ini telah dibuat kursi antropometri yang lebih modern
dengan menggabungkan teknologi listrik dalam perhitungannya. Sehingga meskipun
pengukuran dilakukan secara manual. Namun, perhitungan yang dihasilkan akan sesuai
dengan perhitungan yang dilakukan.
DATA YANG DIUKUR KURSI ANTROPOMETRI
1. Posisi Berdiri

Pengukuran dimensi tubuh manusia menggunakan kursi antropometri dengan sikap subjek berdiri tegak, dengan penyesuaian beberapa gerakan untuk diambil
perhitungannya. Kedetailan gerak pada sikap berdiri antara lain :
Tinggi Pinggul (TPL), mengukur tinggi pinggul subjek dengan cara subjek berdiri dan diukur dari telapak kaki hingga titik pinggul.
Tinggi Genggam Tangan (TGT), mengukur tinggi jarak dari lantai hingga titik terluar tangan saat posisi menggenggan. Dengan sikap tangan tegak lurus keatas.
Tinggi Pergelangan Tangan (TPT), mengukur jarak dari lantai hingga titik pergelangan tangan. Dengan sikap tangan lurus tegak kebawah.
Tinggi Jangkauan Tangan (TJT), pengukuran dari lantai hingga ujung jari paling luar. Dengan sikap berdiri dan tangan diangkat mengarah keatas setinggi-tingginya.
Tinggi Pinggang (TPG), mengukur antara lantai hingga pinggang bagian samping. Dimana pinggang bertempat diantara perut dan dada bagian belakang.
Lebar Pinggul Berdiri (LPB), perhitungan dimensi jarak dari pinggul sisi kanan hingga sisi kiri.
Panjang Siku ke Pergelangan Tangan (PST), mengukur sisi terluar siku subjek, hingga batas pergelangan tangan.
Tinggi Tubuh (TTB), mengukur jarak vertikal dari lantai sampai ujung kepala yang paling atas.
Tinggi Mata Badan (TMB), mengukur jarak vertikal dari lantai sampai ujung mata bagian dalam (dekat pangkal hidung).
Tinggi Bahu (TBH), mengukur jarak vertikal dari lantai sampai bahu yang menonjol pada bagian sisi samping bahu.
Tinggi Siku (TSB), mengukur jarak vertikal dari lantai ke titik pertemuan antara lengan atas dan lengan bawah (siku).
Tinggi Ujung Jari (TUJ), mengukur dimensi ukuran antara lantai hingga ujung jari dengan sikap tangan lurus tegak kebawah.
Tinggi Tulang Ruas (TTR), perhitungan dengan subjek berdiri tegak dan dihitung dari bagian samping antara telapak kaki hingga pangkal jari dengan tangan
bersikap lurus kebawah.
2. Posisi Duduk
Panjang Rentangan Siku (PRS), pengukuran rentang sisi terluar kedua sisi siku. Dengan cara subjek duduk
dan merentangkan kedua siku secara horizontal kanan dan kiri.
Panjang Rentangan Tangan (PRT), cara pengukuran antara jarak horizontal dari ujung jari tangan kiri
hingga ujung jari kanan. Subjek merentangkan secara horisontal kedua tangannya ke samping.
Tinggi Popliteal Duduk (TPD), mengukur jarak vertikal dari lantai sampai bagian bawah paha.
Lebar Kepala (LKP), mengukur lebar kepala dengan cara subjek memandang kedepan dan dihitung
kepala sisi kanan hingga sisi kiri.
Lebar Bahu Atas (LBA), mengukur jarak horisontal antara kedua lengan atas dan subjek duduk tegak
dengan lengan atas merapat ke badan.
Lebar Bahu Duduk (LBD), pengukuran dengan subjek duduk tegak dan diukur dari sisi terluar bahu
samping kanan hingga samping kiri.
Lebar Pinggul Duduk (LPD), cara menghitung yaitu dengan subjek duduk tegak dan diukur horisontal dari
bagian pinggul sisi kiri hingga sisi kanan.
Panjang Genggam Tangan (PGT), menghitung jarak antara titik punggung yang menempel dibelakang
hingga titik kepalan tangan. Dengan posisi tangan mengarah lurus kedepan.
Tebal Paha Duduk (TPD), mengukur jarak dari permukaan alas duduk subjek hingga ke permukaan atas
paha subjek.
Panjang Lengan Bawah Duduk (PLB), mengukur jarak antara siku hingga ujung jari terluar. Dengan posisi
lengan atas lurus kebawah dan lengan bawah ditekuk mengarah kedepan.
Panjang Paha Duduk (PPD), digunakan untuk mengukur antara panggul hingga batas lutut bagian dalam.
Dengan posisi kaki subjek duduk mengarah kedepan.
Tinggi Genggam ke Atas Duduk (PGD), mengukur antara alas duduk subjek hingga titik genggaman
tangan. Dengan posisi tangan mengarah keatas.
Tinggi Duduk Tegak (TDT), mengukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk subjek hingga ujung atas
kepala.
Tinggi Mata Duduk (TMD), mengukur jarak vertikal dari alas duduk hingga ujung mata bagian dalam.
Tinggi Bahu Duduk (TBD), mengukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk hingga ujung tulang bahu
terluar.
Tinggi Siku Duduk (TSD), mengukur jarak vertikal dari alas duduk hingga ujung bawah siku. Dengan
posisi lengan atas lurus kebawah dan tangan bawah ditekuk mengarah kedepan.
Panjang Bahu ke Siku (BKS), pengukuran panjang dari sisi terluar bahu hingga batas siku subjek. Dengan
posisi lengan atas lurus kebawah dan lengan bawah ditekuk mengarah kedepan.
3. Area Wajah
• Panjang Kepala (PKH), mengukur jarak antara kepala subjek sisi belakang terluar
hingga ukuran terluar bagian depan, biasanya ujung hidung.
• Tinggi Kepala (TKP), pengukuran jarak antara sisi terbawah dagu hingga batas atas
kepala subjek.
• Tinggi Dagu Mata (TDM), perhitungan antara dagu paling bawah hingga mata bagian
dalam.
• Lebar Mata ke Mata (LMM), pengukuran antara titik bagian tengah mata kiri hingga
titik tengah mata kanan
2. Portable antropometri
alat ukur antropometri yang terdiri dari beberapa bagian didalamnya. Beberapa bagian
tersebut adalah:
Satu Set Alat Antropometer
Branches Measurement Curve
Small Spreading Calliper
Sliding Calliper
CARA PENGUKURAN MENGGUNAKAN PORTABLE
ANTROPOMETRI
FUNGSI DAN KEUNGGULAN DARI PORTABLE
ANTROPOMETRI
1. Dapat mengukur tinggi, lebar, panjang dan kedalaman pada dimensi tubuh manusia.
Dalam set alat ukur antropometri, tidak hanya tinggi maupun lebar yang bisa diukur. Namun juga kedalaman dari suatu
objek. Selain itu, alat ini tidak hanya bisa mengukur dimensi tubuh yang berbentuk lurus namun melengkung atau
melintang. Sehingga alat
2. Terdapat empat instrument yang dapat menunjang pengukuran.
Seperti yang telah disebutkan, alat ini terdiri dari empat instrument yang saling melengkapi satu sama lain. Alat-alat ini
dibuat dengan mementingkan presisi yang sesuai. Selain itu, bahan masing-masing alat adalah stainless steel
3. Mudah digunakan karena pengukuran yang digunakan sederhana.
Instrumen Portable Antropometri merupakan istrumen yang dapat digunakan oleh siapapun. Hal ini karena
pengguaannya yang memang dibuat untuk lebih friendly. Selain itu, koper yang melengkapi alat ini membuat
pengukuran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Alat ini akan sangat pas digunakan dalam pengukuran
terutama dalam bidang penelitian kesehatan.
4. Telah teruji ketepatan, daya tahan dan kemudahan penggunaan.
Portable Antropometri telah teruji ketahanan dan daya tahan pula. Bahan pembuatan dari instrument ini sendiri
merupakan stainless steel mulai dari antropometer, branches measurement curves, sliding calliper dan spreading calliper.
Selain itu, penggunaanya juga lebih mudah dibanding alat lain karena bentuknya yang sederhana dan simple.
JENIS PENGUKURAN ANTROPOMETRI
1. ANTROPOMETRI STATIS
Antropometri statis dapat diartikan dengan perhitungan dimensi struktur tubuh. Antropometri
statis merupakan pengukuran tubuh dalam posisi diam atau posisi statis. Dimensi tubuh yang
diukur dengan posisi tetap antara lain berat badan, tinggi badan, ukuran kepala, panjang
lengan dan lain sebagainya.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia diantaranya :
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Suku bangsa
4. Pekerjaan
2. ANTROPOMETRI DINAMIS
Bila antropometri statis berhubungan dengan perhitungan dengan bentuk tubuh ketika diam.
Maka sesuai dengan namanya, antropometri dinamis berhubungan dengan pengukuran
keadaan maupun ciri-ciri fisik seseorang dalam keadaan bergerak atau memperhatikan
gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerjaan tersebut melaksanakan
kegiataannya.
Terdapat tiga bentuk pengukuran dinamis yaitu:
1. Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti bagaimana
keadaan mengenai cara kerja dari suatu aktivitas dalam pekerjaan dan lain sebagainya.
2. Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja. Hal ini berhubungan dengan
keamanan dan kenyamanan dalam pekerjaan. Misalkan bagi pegawai pabrik, tentunya
jangkauan karyawan ke alat mesin akan sangat berpengaruh.
3. Pengukuran variabilitas kerja, yang didasarkan pada aktivitas apa saja yang dilakukan
dalam mekanisme kerja seseorang.
PERHITUNGAN YANG DIPERLUKAN DALAM ANTROPOMETRI

1. Pengukuran denyut jantung


Pengukuran denyut jantung per 10 denyut dilakukan terhadap enam orang pekerja sebelum
dan sesudah bekerja menggunakan alat pembuat gerabah perancangan lama. Hasil
pengukuran denyut jantung pengrajin per 10 detak ditunjukkan pada Tabel 4.2, selanjutnya
ditunjukkan contoh perhitungan denyut jantung sebelum bekerja (DN0) dan setelah bekerja
(DN1) menggunakan alat rancangan lama.
PERHITUNGAN KONSUMSI ENERGI
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB VARIASI DATA PADA
ANTROPOMETRI
1.Umur
Faktor pertama yang digunakan adalah umur. Dalam setiap pengukuran seseorang, harus diketahui umur
seseorang tersebut. Hal ini bisa terjadi karena pada dasarnya, setiap usia memiliki dimensi tubuh yang
berbeda. Dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar seiring dengan berkembangnya umur
sejak awal kelahirannya sampai dengan umur sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita.
Sedangkan akan terjadi penyusutan ketika berusia 50 tahun keatas. Terutama manusia mengalami 5 fase
pertumbuhan :
a. Balita
b. Anak
c. Remaja
d. Dewasa
e. Lansia
2. Jenis Kelamin
Selain menggunakan umur sebagai variasi data, jenis kelamin juga menentukan variasi
yang lain. Pada dasarnya, dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya lebih besar
dibandingkan dengan wanita. Kecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti
lingkaran dada dan pinggul. Perbedaan dimensi antara perempuan dan laki-laki ini
bisa dikatakan cukup signifikan, sehingga penting melakukan pengelompokan
pengukuran melalui jenis kelamin.
3. Suku/Ras
Ketiga, faktor suku dan ras. Setiap suku bangsa ataupun etnis akan memiliki karakteristik
fisik yang akan berbeda satu dengan lainnya. Misalkan, suku Jawa dan Papua, memiliki
perbedaan mencolok pada ukuran tubuh mereka. Di mana orang jawa cenderung
memiliki badan yang pendek, dan orang papua memiliki tubuh lebih besar dan tinggi.
Atau misalkan, orang Indonesia dan orang Eropa memiliki badan yang berbeda.Misalkan
dari tinggi tubuh, orang Barat memiliki postur tubuh lebih tinggi dan besar daripada
orang Asia. Hal ini kemudian menentukan bagaimana hasil data yang diperlukan.
4. Postur dan Posisi Tubuh
Ukuran tubuh akan berbeda dipengaruhi oleh posisi tubuh pada saat akan melakukan
aktivitas tertentu yaitu structural dan functional body dimensions. Posisi standar tubuh pada
saat melakukan gerakan-gerakan dinamis dimana gerakan tersebut harus dijadikan dasar
pertimbangan pada saat data antropometri disesuaikan.

Anda mungkin juga menyukai