Ergonomi & K3
Antropometri
02
Teknik TeknikIndustri W161700019 Sakti Aji Lesmana ST. MMSI
Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan mengenai Mampu menjelaskan kembali mengenai
Antropometri dalam design. aplikasi antropometri dalam mendesign.
Definisi Antropometri
Penertian Antropometri
Istilah anthropometry berasal dari kata “anthropos (man)” yang berarti manusia dan
“metron (measure)” yang berarti ukuran (Bridger, 1995). Secara definitif antropometri dapat
dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia.
Antropometri secara luas digunakan untuk pertimbangan ergonomis dalam suatu
perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi
manusia. Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas marupakan
faktor yang penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi. Setiap desain
produk, baik produk yang sederhana maupun produk yang sangat komplek, harus
berpedoman kepada antropometri pemakainya. Menurut Sanders & Mc Cormick (1987);
Pheasant (1988), dan Pulat (1992), antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau
karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai
orang.
3. Ras dan etnik : variansi dimensi akan terjadi karena adanya perbedaan ras dan
etnik. Misalnya saja orang ras batak dengan jawa memiliki karakteristik bentuk tubuh
yang berbeda.
4. Pekerjaan : jenis pekerjaan juga memberikan pengaruh terhadap perbedaan
dimensi tubuh. Misalnya saja orang yang sudah terbiasa bekerja keras (misalnya
tukang angkat, kuli beras, dll)berbeda jika dibandingkan dengan orang yang tidak
terbiasa bekerja. Tubuh atlet jauh lebih besar jika dibandingkan dengan orang
nonatlet.
5. Sosio economic
6. Life style
7. Circadian
8. Secular trend
9. Measurement
Ada 3 filosofi dasar untuk suatu desain yang digunakan oleh ahli-ahli ergonomi
sebagai data antropometri yang diaplikasikan (Sutalaksana, 1979 dan Sritomo, 1995), yaitu:
1. Perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim. Contoh: penetapan
ukuran minimal dari lebar dan tinggi dari pintu darurat.
2. Perancangan produk yang bisa dioperasikan di antara rentang ukuran tertentu.
Contoh: perancangan kursi mobil yang letaknya bisa digeser maju atau mundur, dan
sudut sandarannya pun bisa dirubah-rubah.
3. Perancangan produk dengan ukuran rata-rata. Contoh: desain fasilitas umum seperti
toilet umum, kursi tunggu, dan lain- lain.
Alat Ukur
Alat ukur tradisonal untuk mengukur dimensi-dimensi tubuh antara lain adalah
Namun, untuk pengukuran modern terbaru, pengukuran yang cukup rumit dengan
menggunakan alat-alat tradisional tersebut dirasa cukup rumit dan ketelitian pada saat
pengukuran menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil akhir, sehingga alat
ukur yang modernpun berkembang. Salah satunya adalah whole body scanner yang
terdapat di laboratorium ergonomic Universitas Indonesia. Pengukuran dilakukan di dalam
ruangan khusus yang ditutup dengan kain hitam dengan posisi berdiri tegak dan tangan
direntangkan serta dengan posisi duduk, kemudian dengan menggunakan laser seluruh
tubuh di scan dan data tentang ukuran tubuh tersebut masuk ke dalam database computer
yang terhubung. Ratusan dimensi tubuh dapat diukur dengan cepat dengan menggunakan
alat ini. Namun, harga alat tersebut masih sangat mahal.
Untuk pengukuran dimensi kaki dapat dilakukan dengan menggunakan flexible curve
lalu digambar kemudian diukur dari gambar tersebut atau dapat juga diukur langsung dengan
menggunakan meteran jahit. Dimensi kaki yang diukur dapat dilihat pada gambar
antropometri kaki. Adapun cara pengukurannya adalah sebagai berikut :
Dari gambar postur tubuh yang didapat, tarik garis miring sejajar dengan kemiringan tubuh
(lihat gambar ), garis miring tersebut selanjutnya disebut garis B.
Ukur jarak antara sandaran ( garis B ) ke :
Ukur jarak antara garis A dan garis C sebagai ke dalam maksimum tempat duduk ( km ),
kemudian ukur pula jarak horizontal antara titik singgung garis C dengan pantat bagian
belakang yang keluar ( ppt ).
Persentil
Persentil adalah nilai-nilai yang membagi segugus pengamatan menjadi 100 bagian
yang sama. Dimana p1 diartikan bahwa 1% data berada dibawah p1. Dan seterusnya
hingga p99.
Untuk menghitung nilai persentil dengan data distribusi normal dapat digunakan rumus:
Z = (X-μ)/
Contoh perhitungan.
rata-ratanya tinggi wanita adalah 160.5 cm dengan standar deviasi 6.6 cm. dengan
menggunakan persentil 37.5%. berapakah data tersebut?
Jawab:
Jika menggunakan persentil 37.5 maka lihatlah tabel z (0.375) = -0.32
Sehingga, X= z. + μ
Penggunaan persentil terbagi menjadi dua, upper persentil (persentil atas) dan lower
persentil (persentil bawah). Persentil bawah biasanya digunakan untuk sesuatu yang dapat
dijangkau dengan mudah, misalnya pengaturan letak batas bawah kaca, pengaturan beban,
dll. Sedangkan persentil atas digunakan untuk mendesign system yang membutuhkan
kelonggaran misalnya tinggi pintu, lebar gang, lebar pintu, dll.
1. Tentukan terlebih dahulu dimensi dari produk yang menjadi titik kritis design (dalam
hal ini terkait dengan keefektifan, keamanan dan kenyamanan).
2. Tentukan dimensi tubuh yang berhubungan dengan design produk tersebut.
3. Pilih populasi bagi pengguna (pengguna produk, alat, atau orang yang berkaitan
langsung dengan tempat kerja yang akan di design)
4. Jika data sekunder ada dalam referensi hal tersebut bs digunakan dengan melihat
karakteristik populasi haruslah mirip. Jika tidak ada, maka dapat melihat referensi
tentang bagaimana pengukuran dilakukan.
5. Pilih nilai persentil yang akan digunakan.
Daftar Pustaka
Kroemer, K.H.E, Kroemer, H.B., & Kroemer-Elbert, K.E. (2001). Ergonomics : How
to design for easy and efficiency, 2nd ed., New York