Modul 4A Antropometri
Kelompok 30
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar dibawah ini akan memberikan informasi tentang berbagai macam anggota
tubuh yang perlu diukur:
Keterangan:
1. Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai ujung kepala)
2. Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak
3. Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak
4. Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus)
5. Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam
gambar tidak ditunjukkan)
6. Tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas tempat duduk/pantat sampai
dengan kepala)
7. Tinggi mata dalam posisi duduk
8. Tinggi bahu dalam posisi duduk
9. Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus)
10. Tebal atau lebar paha
11. Panjang paha yang diukur dari pantat sampai ujung lutut
12. Panjang paha yang diukur dari pantat sampai bagian belakang dari lutut/betis
13. Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk
14. Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan paha
15. Lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk)
16. Lebar pinggul/pantat
17. Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak dalam gambar)
18. Lebar perut
19. Panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi siku
tegak lurus
20. Lebar kepala
21. Panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari
22. Lebar telapak tangan
23. Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar ke samping kiri-kanan
(Tidak ditunjukkan dalam gambar)
24. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai sampai
dengan telapak tangan yang terjangkau lurus ke atas (vertikal)
25. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak, diukur seperti halnya no. 24
tetapi dalam posisi duduk (tidak ditunjukkan dalam gambar)
26. Jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan diukur dari bahu sampai ujung jari
tangan.
Kemudian, terdapat beberapa dimensi tubuh lain yang dapat diukur:
a) Pengukuran Kepala
Berikut adalah ilustrasi antropometri pada bagian kepala:
Keterangan:
1. Panjang kepala
2. Lebar kepala
3. Diameter maksimal dari dagu
4. Dagu ke puncak kepala
5. Telinga ke puncak kepala
6. Telinga ke belakang kepala
7. Antara dua telinga
8. Mata ke puncak
9. Mata ke belakang kepala
10. Antara dua pupil mata
11. Hidung ke puncak kepala
12. Hidung ke belakang kepala
13. Mulut ke puncak kepala
14. Lebar mulut
15. Keliling leher
b) Pengukuran Tangan
Berikut adalah ilustrasi antropometri pada bagian tangan:
Selain ketiga dimensi diatas, terdapat juga dimensi lain dalam antropometri
dinamis, yaitu kekuatan genggaman tangan. Berikut klasifikasi karakteristik kekuatan
genggaman tangan beserta keterangannya:
Tabel 2.2 Rating Genggaman Tangan Maksimum Untuk Pria dan Wanita
Rating* Males(kg) Females(kg)
Excellent >64 >38
Very good 56-64 34-38
Above average 52-56 30-34
Average 48-52 26-30
Below average 44-48 22-26
Poor 40-44 20-22
Very poor <40 <20
Sering kali terjadi, bahkan dipastikan terjadi, bahwa terdapat perbedaan ukuran
untuk satu dimensi tubuh antara satu orang dengan orang lain.Hal ini terjadi karena
adanya variabilitas populasi. Variabilitas populasi ini antara lain dikarenakan oleh:
Jenis Kelamin (sex)
Secara distribusi statistik ada perbedaan yang signifikan antara dimensi tubuh pria
dan wanita. Untuk kebanyakan dimensi pria dan wanita ada perbedaan yang signifikan
antara mean (rata-rata) dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan begitu saja. Pria
dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya dari pada wanita. Oleh karenanya
data antropometri untuk kedua jenis kelamin tersebut selalu disajikan secara terpisah.
Usia (age)
Dimensi tubuh secara umum manusia akan tumbuh dan bertambah besar seiring
dengan bertambahnya usia, yaitu dari lahir hingga usia sekitar 20 tahunan dan akan
mengalami penyusutan yang dimulai dari usia 40 tahun.
Posisi Tubuh (Posture)
Posisi tubuh atau sikap tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh karena hal
itu, posisi tubuh standard harus ditetapkan untuk survei pengukuran.
Suku Bangsa (ethnic)
Dimensi tubuh tiap suku bangsa berbeda-beda karena karakteristik fisik setiap suku
bangsa atau kelompok ethnik berbeda beda satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat
dikarenakan faktor gen ataupun faktor lingkungan geografis.
Cacat Tubuh
Cacat tubuh memungkinkan seseorang memiliki dimensi tubuh yang berbeda
dengan populasinya yang memiliki kondisi tubuh normal.
Tebal / Tipis
Pakaian yang digunakan Tingkat ketebalan pakaian yang dipakai pada saat
pengukuran dimensi tubuh berpengaruh terhadap hasil pengukuran tersebut.Tebal / tipis
pakaian ini dapat dipengaruhi oleh kondisi cuaca/iklim, maupun budaya sosial.
Kehamilan (Pregnancy)
Faktor ini jelas memberi pengaruh yang berarti dalam perbandingan kondisi,
ukuran dan bentuk tubuh pada wanita hamil dan tidak hamil.
Keacakan atau Random
Distribusi frekuensi secara statik dari dimensi kelompok anggota masyarakat jelas
diaproksimasikan dengan menggunakan distribusi normal, yaitu dengan menggunakan
data persentil yang telah diduga, jika mean (rata-rata) dan standar deviasi-nya telah
dapat diestimasi.
Masalah keragaman ukuran ini dapat lebih mudah diatasi bila mampu merancang
produk yang memiliki fleksibilitas dan sifat mampu suaidengan suatu rentang
tertentu.
Data antropometri yang akan digunakan haruslah memiliki distribusi data normal. Hal
ini ditandai dengan adanya rata-rata data yang merupakan data yang memiliki frekuensi
tertinggi dan standar deviasi yang kelipatannya dapat digunakan untuk menunjukkan
data yang mempunyai frekuensi lebih kecil daripada rata-rata.
Dengan jaminan bahwa data tersebut berdistribusi normal,dan jika dihitung nilai
persentilnya, maka penentuan persentil berapa dari data berdistribusi normal tersebut
diharapkan mampu mengakomodasi sejumlah besar populasi pengguna produk yang
akan dirancang menggunakan data antropometri tersebut.
terletak pada persentil kelima tersebut. Untuk mencari data yang merupakan suatu
persentil tertentu dapat menggunakan tabel sebagai berikut:
Tabel 2.3 Macam Persentil dan Cara Perhitungan dalam Distribusi Normal
Persentil Data
1 st- X 2,325 x
10 th- X 1,280 x
50 th- X
90 th- X +1,280 x
95 th- X +1,645 x
X=
x
n ..(2.1)
x=
( xix ) 2
(2.2)
n1
Keterangan : X = rata-rata
x = Jumlah data yang akan dihitung
n= jumlah sampel
x= simpangan baku (deviasi standar)
x= rata-rata
n= jumlah sampel
Data antropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota
tubuh manusia dalam percentil tertentu akan sangat bermanfaat dalam merancang suatu
produk/fasilitas kerja. Prinsip-prinsip yang harus diambil dalam dalam menerapkan data
anthropometri (Sritomo Wignjosoebroto, 1995, hal 67-69) :
1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrem.
Perancangan produk dibuat agar dapat memenuhi dua sasaran produk, yaitu :
Sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim,
dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibanding dengan rata-ratanya.
Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari
populasi yang ada)
Agar dapat memenuhi sasaran pokok tersebut maka ukuran yang diaplikasikan
ditetapkan dengan cara :
a. Untuk dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan produk
umumnya didasarkan pada nilai percentile yang terbesar yaitu seperti 90-th, 95-th,
atau 99-th persentil.
b. Untuk dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan nilai
persentil yang paling rendah (1-th, 5-th, atau 10-th persentil).
Pada umumnya aplikasi data anthropometri untuk perancangan produk/fasilitas
kerja akan menetapkan nilai 5-th percentile untuk dimensi maksimum, dan 95-th
untuk dimensi minimumnya.
2. Prinsip perancangan produk yang dapat dioperasikan diantara rentang tertentu
Rancangan dapat diubah-ubah ukurannya sehingga cukup fleksible dioperasikan
oleh tiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Pada umumnya aplikasi
data anthropometri untuk perancangan produk/fasilitas kerja akan menetapkan nilai 5-th
s/d 95-th percentile.
3. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata -rata
Prinsip perancangan produk didasarkan pada rata-rata ukuran manusia.
Permasalahan pokok yang ada disini adalah sedikit sekali mereka yang berbeda dalam
ukuran rata-rata. Mereka yang berada dalam ukuran ekstrim akan dibuatkan rancangan
tersendiri.
2.6 Handynometer
METODOLOGI PRAKTIKUM
Mulai
Pengumpulan Data
(Dimensi Tubuh)
Pengolahan Data
(Uji Kecukupan Data, Uji
Kenormalan Data)
Pengujian Persentil
Selesai
pengukuran antropometri dinamis pada tubuh manusia. Setelah didapatkan data yang
diperlukan, proses selanjutnya yaitu uji kecukupan data dan uji kenormalan data baik
secara manual maupun dengan software Minitab atau SPSS. Kemudian, ketika data
sudah lolos uji kenormalan dan kecukupan data, proses selanjutnya yaitu pengujian
persentil data. Pengujian persentil bertujuan untuk mengetahui persentase tertentu dari
orang yang memiliki ukuran pada atau di bawah nilai tersebut. Setelah diketahui berapa
nilai persentil maka proses selesai.