Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum Perancagan Sistem Kerja dan Ergonomi

Modul 4A Antropometri
Kelompok 30

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Antropometri


Secara etimologi Antropometri berasal dari kata anthro yang berarti manusia
dan metri yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai
suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia.
Antropometri merupakan salah satu pertimbangan dalam mewujudkan desain
produk dan desain kerja yang ergonomis. Data antropometri tenaga kerja memegang
peranan penting dalam menentukan ukuran stasiun kerja, alat kerja dan peralatan
pendukung lainnya. Begitu pula dalam menentukan ukuran suatu produk, data
antropometri pengguna tak kalah penting peranannya. Data antropometri yang telah
diperoleh akan diaplikasikan secara luas, antara lain sebagai berikut (Wignjosoebroto,
1995):
Perancangan area kerja ( seperti work station, ruang di dalam mobil)
Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools)
Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja, komputer
Perancangan lingkungan kerja fisik.
Adapun, menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991), antropometri dapat
diartikan sebagai suatu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik
fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk, dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut
untuk penanganan masalah desain. Penerapan data antropometri ini akan dapat
dilakukan jika tersedia nilai rata-rata dan standar deviasi dari suatu distribusi normal.
Kemudian, dari beberapa pengertian yang telah disampaikan, dapat disimpulkan
bahwa data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat yang
berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan
mengoperasikan/menggunakan produk tersebut. Dalam kaitan ini maka perancang
produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang
akan menggunakan produk hasil rancangannya tersebut. Secara umum sekurang-
kurangnya 90%-95% dari populasi yang menjadi target dalam kelompok pemakai suatu
produk haruslah mampu menggunakan dengan selayaknya.

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2017 4
Laporan Praktikum Perancagan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 4A Antropometri
Kelompok 30

Antropometri memiliki dua sisi keuntungan maupun kerugian yang ditimbulkan


(http://www.bascommetro.com/2009/04/pengukuran-antropometri.html).
Keunggulan Antropometri
Beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri adalah:
Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lengan atas,
mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri dirumah.
Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif
Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus profesional, juga oleh
tenaga lain setelah dilatih untuk itu.
Biaya relatif murah
Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas
Secara alamiah diakui kebenaranya
Kelemahan Antropometri
Adapun, kelemahan yang berkaitan dengan antropometri adalah:
Tidak sensitive
Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energy
Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempungaruhi presisi, akurasi,
dan validitas pengukuran antropometri gizi. Kesalahan yang terjadi dapat disebabkan
oleh faktor pengukuran, perubahan hasil pengukuran, baik fisik maupun komposisi
jaringan, dan analisis serta asumsi yang keliru. Kemudian, sumber kesalahan biasanya
berhubungan dengan latihan petugas yang tidak cukup, kesalahan alat, dan kesulitan
pengukuran.

2.2 Penggolongan Antropometri


Secara garis besar ada dua jenis penggolongan pengukuran dimensi tubuh
manusia, yaitu statis (struktural) dan dinamis (fungsional).
2.2.1 Dimensi Statis
Dimensi statis adalah pengukuran yang diambil ketika posisi tubuh dalam keadaan
statis (fixed). Data-data ini terdiri dari dimensi skeletal (antara pertengahan persendian,
seperti pada antara siku dengan pergelangan tangan) atau dimensi kontur tubuh (dimensi
permukaan kulit seperti panjang lingkar kepala). Contoh : Tinggi bahu duduk, tebal
paha, tinggi badan, berta badan, dan lain-lain.
Pengukuran Antropometri Struktural

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2017 5
Laporan Praktikum Perancagan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 4A Antropometri
Kelompok 30

Gambar dibawah ini akan memberikan informasi tentang berbagai macam anggota
tubuh yang perlu diukur:

Gambar 2.1 Data Antropometri Dalam Perancangan Produk


Sumber : Nurmianto, 2003

Keterangan:
1. Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai ujung kepala)
2. Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak
3. Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak
4. Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus)
5. Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam
gambar tidak ditunjukkan)
6. Tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas tempat duduk/pantat sampai
dengan kepala)
7. Tinggi mata dalam posisi duduk
8. Tinggi bahu dalam posisi duduk
9. Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus)
10. Tebal atau lebar paha
11. Panjang paha yang diukur dari pantat sampai ujung lutut
12. Panjang paha yang diukur dari pantat sampai bagian belakang dari lutut/betis
13. Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk
14. Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan paha
15. Lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk)
16. Lebar pinggul/pantat
17. Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak dalam gambar)
18. Lebar perut
19. Panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi siku
tegak lurus
20. Lebar kepala
21. Panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari
22. Lebar telapak tangan

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2017 6
Laporan Praktikum Perancagan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 4A Antropometri
Kelompok 30

23. Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar ke samping kiri-kanan
(Tidak ditunjukkan dalam gambar)
24. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai sampai
dengan telapak tangan yang terjangkau lurus ke atas (vertikal)
25. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak, diukur seperti halnya no. 24
tetapi dalam posisi duduk (tidak ditunjukkan dalam gambar)
26. Jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan diukur dari bahu sampai ujung jari
tangan.
Kemudian, terdapat beberapa dimensi tubuh lain yang dapat diukur:
a) Pengukuran Kepala
Berikut adalah ilustrasi antropometri pada bagian kepala:

Gambar 2.2 Antropometri Bagian Kepala


Sumber : Nurmianto, 2003

Keterangan:
1. Panjang kepala
2. Lebar kepala
3. Diameter maksimal dari dagu
4. Dagu ke puncak kepala
5. Telinga ke puncak kepala
6. Telinga ke belakang kepala
7. Antara dua telinga
8. Mata ke puncak
9. Mata ke belakang kepala
10. Antara dua pupil mata
11. Hidung ke puncak kepala
12. Hidung ke belakang kepala
13. Mulut ke puncak kepala
14. Lebar mulut
15. Keliling leher
b) Pengukuran Tangan
Berikut adalah ilustrasi antropometri pada bagian tangan:

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2017 7
Laporan Praktikum Perancagan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 4A Antropometri
Kelompok 30

Gambar 2.3 Antropometri Bagian Tangan


Sumber : Nurmianto, 2003
Keterangan:
1. Panjang tangan
2. Panjang telapak tangan
3. Panjang ibu jari
4. Panjang jari telunjuk
5. Panjang jari tengah
6. Panjang jari manis
7. Panjang jari kelingking
8. Lebar ibu jari (IPJ)
9. Tebal ibu jari (IPJ)
10. Lebar jari telunjuk (PIPJ)
11. Tebal jari telunjuk (PIPJ)
12. Lebar telapak tangan (Metacarpal)
13. Lebar telapak tangan (sampai ibu jari)
14. Lebar telapak tangan (Minimum)
15. Tebal telapak tangan (Metacarpal)
16. Tebal telapak tangan (sampai ibu jari)
17. Diameter genggam (maksimum)
18. Lebar maksimum (ibu jari ke jari kelingking)
19. Lebar fungsional maksimum (ibu jari ke jari lain)
20. Segiempat minimum yang dapat dilwati telapak tangan
Catatan:
IPJ = Interphalangeal Joint (Sambungan antar ruas tulang jari).
PIPJ = Proximal Interphalangeal Joint (Sambungan antar ruas tulang jari ke arah
mendekati tubuh).
c) Pengukuran Kaki
Berikut adalah ilustrasi antropometri pada bagian kaki:

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2017 8
Laporan Praktikum Perancagan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 4A Antropometri
Kelompok 30

Gambar 2.4 Antropometri Bagian Kaki


Sumber : Nurmianto, 2003
Keterangan:
1. Panjang telapak kaki
2. Panjang telapak lengan kaki
3. Panjang kaki sampai jari kelingking
4. Lebar kaki
5. Lebar tangkai kaki
6. Tinggi mata kaki
7. Tinggi bagian tengah telapak kaki
8. Jarak horizontal tangkai mata kaki

2.2.2 Dimensi Dinamis


Dimensi dinamis adalah dimensi yang diambil di bawah kondisi di mana tubuh
sedang melakukan/berhubungan dengan aktivitas fisiknya. Atau dengan kata lain
memeperhatikan gerakan yang mungkin akan dilakukan manusia ketika sedang
melakukan pekerjaannya.Dalam kebanyakan aktivitas fisiknya (apakah salah satunya
adalah mengoperasikan roda kemudi, merakit peralatan, atau menjangkau sesuatu di
atas meja) fungsi individu anggota tubuh dilakukan bersama-sama.
Batasan gerak untuk jangkauan tangan misalnya, adalah bukan semata-mata
akibat dari panjang tangan itu.Batasan itu juga dipengaruhi oleh pergerakan bahu, rotasi
batang lengan sebagian, pembungkukan punggung, dan fungsi yang ditunjukkan oleh
tangan itu sendiri. Contoh : pengukuran putaran telapak tangan,putaran lengan, sudut
telapak kaki, dan lain-lain (McCormick, 1980).
Beberapa dimensi yang diukur dalam antropometri dinamis adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Beberapa Dimensi Antropometri Dinamis
No Data yang Diukur Cara Penggunaan
1 Putaran Lengan Ukur sudut putaran lengan tangan bagian bawah
dari posisi awal sampai putaran maksimum. Posisi

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2017 9
Laporan Praktikum Perancagan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 4A Antropometri
Kelompok 30

awal lengan bagian bawah di tekuk ke kiri


semaksimal mungkin, kemudian diputar ke kanan
sejauh mungkin. Kemudian putar dari posisi awal
ke kiri sejauh mungkin.
2 Putaran Telapak Tangan Ukuran sudut putaran cengkraman jari tngan.
Posisi awal, jari-jari mencengkram batang tengah
busur. Kemudian di putar ke kanan sejauh
mungkin (pergelangan dan tangan tetap diam).
Lalu dengan cara yang sama diputar ke kiri ejauh
mungkin.
3 Putaran Telapak Kaki Ukur sudut putaran vertikal telapak kaki. Posisi
awal, telapak kaki siku-siku dengan betis,
kemudian di putar ke bawah sejauh mungkin.
Kaki kembali ke posisi awal, lalu ujung kaki di
naikkan setinggi mungkin. Total putan verikal
telapak kaki adalah = 1 + 2

Berikut adalah ilustrasi beberapa dimensi antropometri dinamis:

Gambar 2.5 Pengukuran Jari Tangan


Sumber : Nurmianto, 2003

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2017 10
Laporan Praktikum Perancagan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 4A Antropometri
Kelompok 30

Gambar 2.6 Pengukuran Putaran Pergelangan Tangan


Sumber : Nurmianto, 2003

Gambar 2.7 Pengukuran Putaran Pergelangan Kaki


Sumber : Nurmianto, 2003

Selain ketiga dimensi diatas, terdapat juga dimensi lain dalam antropometri
dinamis, yaitu kekuatan genggaman tangan. Berikut klasifikasi karakteristik kekuatan
genggaman tangan beserta keterangannya:
Tabel 2.2 Rating Genggaman Tangan Maksimum Untuk Pria dan Wanita
Rating* Males(kg) Females(kg)
Excellent >64 >38
Very good 56-64 34-38
Above average 52-56 30-34
Average 48-52 26-30
Below average 44-48 22-26
Poor 40-44 20-22
Very poor <40 <20

2.3 Sumber-Sumber Variabilitas Populasi

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2017 11
Laporan Praktikum Perancagan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 4A Antropometri
Kelompok 30

Sering kali terjadi, bahkan dipastikan terjadi, bahwa terdapat perbedaan ukuran
untuk satu dimensi tubuh antara satu orang dengan orang lain.Hal ini terjadi karena
adanya variabilitas populasi. Variabilitas populasi ini antara lain dikarenakan oleh:
Jenis Kelamin (sex)
Secara distribusi statistik ada perbedaan yang signifikan antara dimensi tubuh pria
dan wanita. Untuk kebanyakan dimensi pria dan wanita ada perbedaan yang signifikan
antara mean (rata-rata) dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan begitu saja. Pria
dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya dari pada wanita. Oleh karenanya
data antropometri untuk kedua jenis kelamin tersebut selalu disajikan secara terpisah.
Usia (age)
Dimensi tubuh secara umum manusia akan tumbuh dan bertambah besar seiring
dengan bertambahnya usia, yaitu dari lahir hingga usia sekitar 20 tahunan dan akan
mengalami penyusutan yang dimulai dari usia 40 tahun.
Posisi Tubuh (Posture)
Posisi tubuh atau sikap tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh karena hal
itu, posisi tubuh standard harus ditetapkan untuk survei pengukuran.
Suku Bangsa (ethnic)
Dimensi tubuh tiap suku bangsa berbeda-beda karena karakteristik fisik setiap suku
bangsa atau kelompok ethnik berbeda beda satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat
dikarenakan faktor gen ataupun faktor lingkungan geografis.
Cacat Tubuh
Cacat tubuh memungkinkan seseorang memiliki dimensi tubuh yang berbeda
dengan populasinya yang memiliki kondisi tubuh normal.
Tebal / Tipis
Pakaian yang digunakan Tingkat ketebalan pakaian yang dipakai pada saat
pengukuran dimensi tubuh berpengaruh terhadap hasil pengukuran tersebut.Tebal / tipis
pakaian ini dapat dipengaruhi oleh kondisi cuaca/iklim, maupun budaya sosial.
Kehamilan (Pregnancy)
Faktor ini jelas memberi pengaruh yang berarti dalam perbandingan kondisi,
ukuran dan bentuk tubuh pada wanita hamil dan tidak hamil.
Keacakan atau Random
Distribusi frekuensi secara statik dari dimensi kelompok anggota masyarakat jelas
diaproksimasikan dengan menggunakan distribusi normal, yaitu dengan menggunakan

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2017 12
Laporan Praktikum Perancagan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 4A Antropometri
Kelompok 30

data persentil yang telah diduga, jika mean (rata-rata) dan standar deviasi-nya telah
dapat diestimasi.

Masalah keragaman ukuran ini dapat lebih mudah diatasi bila mampu merancang
produk yang memiliki fleksibilitas dan sifat mampu suaidengan suatu rentang
tertentu.
Data antropometri yang akan digunakan haruslah memiliki distribusi data normal. Hal
ini ditandai dengan adanya rata-rata data yang merupakan data yang memiliki frekuensi
tertinggi dan standar deviasi yang kelipatannya dapat digunakan untuk menunjukkan
data yang mempunyai frekuensi lebih kecil daripada rata-rata.
Dengan jaminan bahwa data tersebut berdistribusi normal,dan jika dihitung nilai
persentilnya, maka penentuan persentil berapa dari data berdistribusi normal tersebut
diharapkan mampu mengakomodasi sejumlah besar populasi pengguna produk yang
akan dirancang menggunakan data antropometri tersebut.

2.4 Aplikasi Distribusi Normal dalam Penentapan Data Antropometri


Data antropometri ukuran tubuh manusia jelas diperlukan supaya rancangan suatu
produk bisa sesuai dengan orang yang akan mengoperasikannya. Ukuran tubuh yang
diperlukan pada hakikatnya tidak sulit diperoleh dari pengukuran secara individual,
seperti halnya yang dijumpai untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan (job
order).
Permasalahan yang timbul di sini adalah ukuran siapakah yang nantinya akan
dipilih sebagai acuan untuk mewakili populasi yang ada mengingat ukuran individu
akan bervariasi satu dengan populasi yang menjadi target sasaran produk tersebut.
Persoalan yang akan muncul dalam penetapan data antropometri akan terletak pada
kemampuan kita dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti berikut ini :
Seberapa besar sampel pengukuran yang kita ambil untuk penetapan data
antropometri tersebut?
Haruskah setiap sampel dibatasi per kelompok (segmentasi) yang homogen?
Apakah sudah tersedia data antropometri untuk populasi tertentu yang nantinya
akan menjadi target pemakai?

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2017 13
Laporan Praktikum Perancagan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 4A Antropometri
Kelompok 30

Bagaimana kita bisa memberikan toleransi perbedaan-perbedaan yang mungkin


akan dijumpai dari data yang tersedia dengan populasi yang akan dihadapi ?
Untuk penetapan data antropometri ini, pemakai distribusi normal akan umum
ditetapkan. Dalam statistik, distribusi normal dapat diformulasikan berdasarkan harga
rata-rata (mean, x) dan simpangan standarnya (standard deviation, x s) dari data yang
ada. Dari nilai yang ada tersebut, maka percentiles dapat ditetapkan sesuai dengan
tabel probabilitas distribusi normal.
Dengan persentil, maka yang dimaksudkan pada bahasan antropometri ini adalah
suatu nilai yang menunjukkan persentase dari orang yang memiliki ukuran pada atau di
bawah nilai tersebut. Karena persentil ini diambil dari distribusi normal, yaitu distribusi
acak kontinyu yang kurvanya berbentuk lonceng seperti gambar berikut ini:

Gambar 2.8 Distribusi Normal dengan Data Antropometri 95-Th Percentil


Sebagai contoh persentil ke-95. Secara statistik, jika sekumpulan data yang
diurutkan dari nilai yang terkecil sampai terbesar, kemudian dibagi-bagi menjadi 100
bagian yang sama, maka persentil ke-95 menunjukkan bahwadata terletak pada bagian
yang ke-95, dan pada kurva akan ditunjukkan pada ekor kurva sebelah kanan. Karena
persentil wujudnya adalah data, maka yang merepresentasikannya adalah sumbu x
(sumbu x adalah data yang telah diubah ke bentuk baku, Z). Jika ditarik garik lurus
vertikal dari data persentil ke-95 tersebut, maka akan membagi kurva menjadi dua
bagian, sehingga persentil dapat digunakan untuk menunjukkan peluang di sebelah
kirinya (95% populasi akan berada pada atau di bawah ukuran tersebut).
Dalam antropometri, angka 95-th akan menggambarkan ukuran manusia yang
tergolong terbesar dan 5-th persentil sebaliknya akan menunjukkan ukuran tergolong
terkecil. Seandainya diharapkan ukuran yang mampu mengakomodasikan 5% dari
populasi yang ada, maka di sini diambil persentil kelima, kemudian dicari data yang

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2017 14
Laporan Praktikum Perancagan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 4A Antropometri
Kelompok 30

terletak pada persentil kelima tersebut. Untuk mencari data yang merupakan suatu
persentil tertentu dapat menggunakan tabel sebagai berikut:
Tabel 2.3 Macam Persentil dan Cara Perhitungan dalam Distribusi Normal
Persentil Data
1 st- X 2,325 x

2,5 th- X 1,960 x


5 th- X 1,645 x

10 th- X 1,280 x
50 th- X
90 th- X +1,280 x
95 th- X +1,645 x

97,5 th- X +1,960 x


99 th- X +2,325 x

Sumber: (Sritomo Wignjosoebroto, 1995, hal 65-67)


Adapun distribusi normal ditandai dengan adanya nilai rata-rata dan simpangan
baku yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus 1 dan 2 sebagai berikut :

X=
x
n ..(2.1)

x=
( xix ) 2

(2.2)
n1

Keterangan : X = rata-rata
x = Jumlah data yang akan dihitung
n= jumlah sampel
x= simpangan baku (deviasi standar)
x= rata-rata
n= jumlah sampel

2.5 Aplikasi Data Antropometri

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2017 15
Laporan Praktikum Perancagan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 4A Antropometri
Kelompok 30

Data antropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota
tubuh manusia dalam percentil tertentu akan sangat bermanfaat dalam merancang suatu
produk/fasilitas kerja. Prinsip-prinsip yang harus diambil dalam dalam menerapkan data
anthropometri (Sritomo Wignjosoebroto, 1995, hal 67-69) :
1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrem.
Perancangan produk dibuat agar dapat memenuhi dua sasaran produk, yaitu :
Sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim,
dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibanding dengan rata-ratanya.
Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari
populasi yang ada)
Agar dapat memenuhi sasaran pokok tersebut maka ukuran yang diaplikasikan
ditetapkan dengan cara :
a. Untuk dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan produk
umumnya didasarkan pada nilai percentile yang terbesar yaitu seperti 90-th, 95-th,
atau 99-th persentil.
b. Untuk dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan nilai
persentil yang paling rendah (1-th, 5-th, atau 10-th persentil).
Pada umumnya aplikasi data anthropometri untuk perancangan produk/fasilitas
kerja akan menetapkan nilai 5-th percentile untuk dimensi maksimum, dan 95-th
untuk dimensi minimumnya.
2. Prinsip perancangan produk yang dapat dioperasikan diantara rentang tertentu
Rancangan dapat diubah-ubah ukurannya sehingga cukup fleksible dioperasikan
oleh tiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Pada umumnya aplikasi
data anthropometri untuk perancangan produk/fasilitas kerja akan menetapkan nilai 5-th
s/d 95-th percentile.
3. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata -rata
Prinsip perancangan produk didasarkan pada rata-rata ukuran manusia.
Permasalahan pokok yang ada disini adalah sedikit sekali mereka yang berbeda dalam
ukuran rata-rata. Mereka yang berada dalam ukuran ekstrim akan dibuatkan rancangan
tersendiri.

2.6 Handynometer

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2017 16
Laporan Praktikum Perancagan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 4A Antropometri
Kelompok 30

Handynamometer merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui


kekuatan genggaman yang dimiliki setiap orang. Dengan mengetahui genggaman
tangan maka akan diketahui seberapa besar gaya yang dapat bekerja pada setiap
individu sehingga dapat mengetahui tingkat kemampuan tangan agar tidak terjadi
kelelahan pada tangan. Dan dapat mengetahui kekuatan fisik seseorang. Satuan dari alat
ini adalah Kilogram (Kg ). Fitur yang terdapat pada alat ini yaitu :
1) Daya pengukuran presisi, memberikan mementory digital read-out mencengkeram
kekuasaan.
2) Auto untuk menangkap kekuatan cengkeraman maksimum dicapai dan
menampilkan nilai ini.
3) Assessment hasil menurut kelompok usia dan jenis kelamin. Saving/Storage, sebuah
hasil pencarian untuk individu pengguna yang berbeda.

Prosedur pelaksanaan dalam menggunakan handynamoeter, yaitu:


a. Berdiri tegak dengan posisi kaki dibuka kurang lebih 20 cm atau selebar bahu
b. Pandangan lurus kedepan
c. Tangan lurus memegang Grip Strenght dynamometer
d. Skala dynamometer menghadap keluar atau kedepan
e. Jarum dynamometer berada pada angka nol
f. Setelah itu, grip strenght dynamometer diperas dengan sekuat tenaga
g. Hanya dengan sekali perasan tanpa disertai sentakan
h. Tangan yang diperiksa maupun alat grip strength dynamometer tidak boleh
tersentuh badan ataupun benda lain
i. Hasil tes dapat dilihat pada skala dynamometer
j. Dilakukan sebanyak 3 kali, diambil hasil yang terbaik
k. Norma penilaian dan klasifikasi kekuatan peras otot tangan kanan pria dan wanita

Berikut adalah kategori penilaian kekuatan genggaman berdasarkan jenis kelamin:


Tabel 2.4 Penilaian Kekuatan Genggaman
Tangan Kanan (kg) Tangan Kiri (kg)
Karakteristik
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan
Baik sekali >55,5 >42,5 >54,5 >37
Baik 46,5 - 55 32,5 42 44,5 - 54 27 36,5
Sedang 36,5 46 24,5 32 33,5 44 19 26,5
Cukup 27,5 36 18,5 24 24,5 - 33 14 18,5
Kurang <27 <18 <24 <13,5
Sumber : (http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/Penjaskes/article/view/2901)
BAB III

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2017 17
Laporan Praktikum Perancagan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 4A Antropometri
Kelompok 30

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Metodologi Praktikum

Mulai

Pengumpulan Data
(Dimensi Tubuh)

Pengolahan Data
(Uji Kecukupan Data, Uji
Kenormalan Data)

Pengujian Persentil

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Praktikum

3.2 Penjelasan Flowchart


Pada praktikum modul 4A yaitu mengenai antropometri ini dimulai dengan proses
pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran 76 dimensi tubuh
pada semua mahasiswa Teknik Industri angkatan 2015 baik laki-laki maupun
perempuan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pengukuran. Pengukuran dilakukan
dengan alat alat pendukung seperti kursi antropometri, penggaris, meteran,
handynometer, form P-1 dan P-2 serta alat tulis. Form P-1 adalah sebuah lembar
pengamatan yang digunakan saat pengukuran antropometri statis pada dimensi tubuh
manusia. Sedangkan form P-2 adalah sebuah lembar pengamatan yang digunakan untuk
Departemen Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2017 18
Laporan Praktikum Perancagan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 4A Antropometri
Kelompok 30

pengukuran antropometri dinamis pada tubuh manusia. Setelah didapatkan data yang
diperlukan, proses selanjutnya yaitu uji kecukupan data dan uji kenormalan data baik
secara manual maupun dengan software Minitab atau SPSS. Kemudian, ketika data
sudah lolos uji kenormalan dan kecukupan data, proses selanjutnya yaitu pengujian
persentil data. Pengujian persentil bertujuan untuk mengetahui persentase tertentu dari
orang yang memiliki ukuran pada atau di bawah nilai tersebut. Setelah diketahui berapa
nilai persentil maka proses selesai.

Departemen Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2017 19

Anda mungkin juga menyukai