Anda di halaman 1dari 12

Anthropometri

Ilmu-ilmu terapan yang banyak berhubungan dengan fungsi tubuh manusia

adalah anatomi dan fisiologi. Untuk menjadi ergonomi diperlukan pengetahuan

dasar tentang fungsi dari sistem kerangka otot. Yang berhubungan dengan hal

tersebut adalah Kinesiologi Biomekanika (aplikasi ilmu mekanika tehnik untuk

analisis system kerangka otot manusia). Ilmu-ilmu ini akan memberikan modal

dasar untuk mengatasi masalah postur dan pergerakan manusia ditempat dan

ruang kerjanya.

Anthropometri adalah suatu kumpulan data numerik yang berhubungan

dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk dan kekuatan serta

penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.

Teori Ergonomi dan Antropometri(Santoso, 2004)

• Studi Metode Kerja

Metode kerja perlu dipelajari agar kelelahan kerja dapat dikurangi,

menghindari masalah yang timbul pada sistem kerangka otot, dan

mendapatkan hasil pekerjaan yang lebih baik. Hal itu akan dapat dicapai

dengan cara memberikan pelatihan pada tenaga kerja (operator). Pelatihan

terhadap operator terutama harus diberikan pada tenaga kerja baru dan juga

apabila perusahaan mendatangkan mesin-mesin baru.

• Antropometri

Data antropometri merupakan data ukuran dimensi tubuh manusia.

Data antropometri sangat berguna dalam perancangan suatu produk dengan


tujuan mencari keserasian produk dengan manusia yang memakainya. Dengan

demikian tidak hanya memberikan kepuasan pada pemakai produk saja, tetapi

juga pada pembuat produk.

Untuk mendapatkan suatu perancangan optimum dari suatu ruang dan

fasilitas akomodasi maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah faktor-faktor

seperti panjang dari suatu dimensi tubuh manusia baik dalam keadaan statis

maupun dinamis. Dimensi tubuh manusia yang perlu diamati misalkan : berat

dan pusat masa (center of gravity) dari suatu segmen tubuh, bentuk tubuh,

jarak untuk gerakan melingkar dari tangan dan kaki, dan lain-lain.

• Pengaturan Tata Letak dan Fasilitas Kerja

Tujuan utama pengaturan tata letak dan fasilitas kerja adalah untuk

mencari gerakan-gerakan kerja yang efisien seperti halnya dengan pengaturan

gerakan material handling. Dalam suatu kegiatan pengaturan tata letak dan

fasilitas kerja disesuaikan dengan aliran kegiatan dan gerakan yang efisien.

• Fisiologi dan Biomekanik

Mempelajari fungsi fisiologi organ tubuh dan diperhitungkan secara

mekanika, hal ini menyangkut pengukuran kebutuhan energi tubuh yang

dikeluarkan untuk aktivitas kerja dan mempertahankan tubuh ketika bekerja.

Beban aktivitas dalam keadaan statis maupun dinamis diukur berdasar volume

oksigen (VO2) yang dikonsumsi. Data fisiologis ini bermanfaat dalam

perancangan tempat kerja maupun penjadualan kerja dan istirahat yang tidak.

Melebihi ambang batas kemampuan tubuh.

Hubungan antara manusia, ergonomi dan antropometri(Suptandar, 1999)


Ergonomi dan antropometri memiliki arti penting dalam perancangan desain

interior, oleh karena dengan memperhatikan faktor-faktor ergonomi dan

antropometri para pemakai ruang akan mendapatkan produktivitas dan efisiensi

kerja yang berarti suatu penghematan dalam penggunaan ruang (space).

Antroprometri dan Peralatan

Pada saat ini telah banyak peralatan dibuat disesuaikan dengan ukuran

tubuh (antropometri) manusia (pengguna). Desain ergonomis pada suatu populasi,

peralatan yang diperuntukkan kepada kaum laki-laki dan perempuan seharusnya

berbeda, karena antropometri laki-laki dan perempuan adalah berbeda. Suatu

misal: kursi pengemudi mobil perempuan dan laki-laki seharusnya berbeda,

karena antropometrinya berbeda, ini perlu adanya penelitian ergonomis. Begitu

pula pesawat terbang atau pesawat perang perlu didesain melalui penelitian

ergonomis, perancangan alat atau perancangan tempat kerja atau lingkungan yang

antipasti terhadap antropometri nampaknya akan menjadi problem besar pada

suatu saat beberapa tahun yang akan datang.

Kenyamanan ataupun ketidaknyamanan menggunakan alat tergantung dari

kesesuaian ukuran alat dengan ukuran manusia. Apabila ukuran alat tidak

disesuaikan ukuran manusia penggunaan alat tersebut pada jangka waktu tertentu

akan mengakibatkan stress tubuh. Stress tubuh tersebut antara lain bisa berupa

tidak nyaman, lelah, nyeri, pusing, dan lain-lain. Seperti penelitian yang dilakukan

oleh Chang (1998) terhadap 30 orang laki-laki sebagai operator pistol grip obeng

pneumatik (pneumatic screwdriver), usia 22 tahun (range 19-28 tahun), panjang

lengannya rata-rata 18,2 cm (range 16,8 - 20,5 cm), dan tinggi tubuh rata-rata

164,5 cm (range 160 - 175 cm), ternyata yang melakukan kerja posisi duduk lebih
menerima getaran pneumatic screwdriver dan otot rangka lengan depannya

mengalami stress dibanding yang posisi kerja berdiri. Nampaknya pneumatic

screwdriver tersebut dirancang lebih cocok untuk kerja posisi berdiri daripada

posisi duduk untuk ukuran tubuh seperti tersebut di atas. Selain itu, ada temuan

lagi hasil penelitian Gunnar (1998) terhadap 20 orang wanita dan 20 orang laki-

laki yang sedang menggunakan handle pelatuk powered drill tools, median

panjang lengan kelompok laki-laki 139 ą 10 num dan kelompok perempuan 174 ą

9 mm, ternyata ketepatan membidik pelatuk powered drill tools ukuran lebar 50

mm lebih mampu digunakan oleh kelompok perempuan, dan kelompok laki-laki

lebih mampu menggunakan handle pelatuk powered drill tools ukuran lebar 60

mm. Hasil beberapa temuan penelitian di atas telah memberikan keyakinan bahwa

semua peralatan harus didesain sesuai dengan antropometri pengguna.

Aspek yang harus diperhatikan dalam perancangan ruang kerja dan display

yang melibatkan antropometri antara lain:

a) daerah jangkauan kerja (jangkauan

tangan, dan lain-lain); dan

b). ketinggian di atas lantai, dan lain-lain.

Antropometri Posisi Berdiri

Ukuran tubuh (antropometri) posisi berdiri untuk ditetapkan pada

ergonomi yang terpenting adalah: Tinggi badan (TBD), tinggi bahu (TBH), tinggi

pinggul (TPG) yang hampir sama dengan tinggi siku (TSK), depa (DP), dan

panjang lengan (PLNG).

Antropometri Posisi Duduk

Antropometri posisi duduk terpenting yang harus diukur adalah: tinggi


lutut (TL), lipat lutut punggung (LLP), tinggi duduk (TD), lipat lutut telapak kaki

(LLTK), dan panjang lengan bawah dan lengan (PLBL).

Antropometri Kepala

Beberapa bagian yang perlu diukur untuk antropometri kepala, menurut

Dewa (2000) antara lain:

A. Jarak antara vertek dengan dagu

B. Jarak antara mata dengan dagu

C. Jarak antara hidung dengan dagu

D. Jarak antara mulut dengan dagu

E. Jarak antara ujung hidung dengan lekukan lubang hidung

F. Jarak antara ujung hidung dengan kepala belakang

G. Jarak antara dahi dengan belakang kepala

H. Jarak antara vertex dengan lekukan di antara kedua alis

I. Jarak antara vertex dengan daun telinga atas

J. Jarak antara vertex dengan lubang telinga

K. Jarak antara vertex dengan daun telinga bawah

L. Lingkar kepala membujur

M. Lingkar kepala melintang

N. Lebar kepala

O. Jarak antara kedua mata

P. Jarak antara kedua pipi

Q. Jarak antara kedua lubang hidung

R. Jarak antara kedua persendian rahang bawah

S. Jarak antara kedua daun telinga

T. Jarak antara cuping hidung.


Antropometri Tangan

Pada antropometri tangan beberapa bagian yang perlu diukur antara lain

A. Panjang tangan

B. Panjang telapak tangan

C. Lebar tangan sampai ibu jari

D. Lebar tangan sampai mata karpal

E. Ketebalan tangan sampai matakarpal

F. Lingkar tangan sampai telunjuk

G. Lingkar tangan sampai ibu jari.

Antropometri Kaki

Pada antropometri kaki beberapa bagian yang perlu diukur antara lain :

A. Panjang kaki

B. Lebar kaki

C. Jarak antara tumit dengan telapak kaki yang lebar

D. Lebar tumit

E. Lingkar telapak kaki (ukur yang terlebar)

F. Lingkar kaki membujur.

Cara Mendapatkan Data Antropometri

Untuk mendapatkan data antropometri yang teliti sehingga dapat

digunakan sebagai dasar ukuran desain suatu alat, produk, ataupun perancangan

display, antara lain:

Jumlah sampel memenuhi

Sampel pada masyarakat tertentu (random)


Dapat digeneralisasi pada populasi.

Agar data antropometri tersebut dapat digunakan, maka sampel

antropometri harus diklasifikasikan. Pengklasifikasian ini dibuat berdasarkan

perbedaan yang terpenting ukuran manusia, klasifikasi sampel tersebut antara lain:

1. Jenis kelamin

2. Suku bangsa (ethnic)

3. Usia

4. Jenis pekerjaan

5. Pakaian

6. Kehamilan (untuk wanita)

7. Cacat fisik. tubuh.

Desain Produk (Peralatan) Ergonomis Berdasar Antropometri

Untuk mendesain peralatan secara ergonomis yang digunakan dalam

kehidupan sehari-hari atau mendesain peralatan yang ada pada lingkungan

seharusnya disesuaikan dengan manusia di lingkungan tersebut. Apabila tidak

ergonomis akan menimbulkan berbagai dampak negatif bagi manusia tersebut.

Dampak negatif bagi manusia tersebut akan terjadi baik dalam waktu jangka

pendek (short term) maupun jangka panjang (long term).

karena itu, berbagai akibat yang merugikan tenaga kerja (jajaran) dan

pekerja/buruh (tenaga kerja kasar) perlu segera diselesaikan dengan pendekatan

ergonomis.

Gambaran desain produk ergonomis berdasar antropometri lihat chart di

bawah ini. Ukuran suatu alat (produk) baik berupa benda kerja maupun instalasi

seharusnya di desain sesuai ukuran tubuh manusia (antropometri). Jadi, bukan

manusia disesuaikan alat, tetapi alat harus disesuaikan dengan manusia, maka
dalam mendesain suatu alat sesuai dengan ukuran manusia, maka dalam

mendesain produk harus disesuaikan dengan ukuran terbesar tubuh (95th

percentile) dan ukuran terkecil tubuh (5th percentile) atau hasil kalibrasi ukuran

setiap bagian tubuh (antropometri). Produk yang didesain sesuai dengan hasil

kalibrasi antropometri disebut desain produk ergonomi.

Produk :

- Benda kerja

- Instalasi

Manusia Pengguna

Produk

Kalibrasi Antropometri Tubuh

Pengguna Produk :

- Mean

- Standar Deviasi

- Ukuran antropometri

besar (95th percentile)

- Ukuran antropometri

Peningkatan Produktivitas Kerja

Sebagai usaha peningkatan produktivitas kerja atau efisiensi kerja adalah

dengan jalan waktu yang digunakan untuk mengerjakan satu satuan berkurang

berdasarkan tingkat konstanta tertentu. Untuk meningkatkan produktivitas kerja

menurut Sritomo (1992) ditentukan oleh dua faktor, yakni faktor teknis dan faktor

manusia. Faktor teknis akan memberikan pengaruh yang besar terhadap usaha

peningkatan produktivitas pada beberapa industri yang banyak menggunakan


proses mekanisasi atau otomasi. Jadi, penelitian mengenai produktivitas yang

mengutamakan faktor teknis dititikberatkan pada aspek pengembangan teknologi

dibandingkan manusianya. Sebaliknya, untuk usaha yang pengaruh teknis relatif

kecil sedangkan faktor manusia sebagai unsur dalam sistem produksi yang lebih

menonjol, maka usaha untuk peningkatan produktivitas akan lebih diarahkan pada

segi manusia dari pada teknologi.

Faktor teknis merupakan faktor yang berhubungan dengan pemakaian dan

penerapan fasilitas produksi secara lebih baik, penerapan metode kerja yang lebih

efektif dan efisien, dan atau penggunaan bahan baku yang lebih ekonomis. Faktor

manusia, merupakan faktor yang mempunyai pengaruh terhadap usaha yang

dilakukan manusia. Terdapat dua hal pokok yang terkait dengan faktor manusia

yakni kemampuan kerja (ability) pekerja tersebut dan motivasi kerja yang

merupakan pendorong ke arah kemajuan dan peningkatan prestasi kerja

seseorang.

Sutalaksana (1979) mengatakan bahwa keberhasilan kerja (produktivitas)

secara garis besar dipengaruhi oleh dua kelompok yakni kelompok faktor

individual dan faktor situasional. Faktor individual datangnya dari diri pekerja itu

sendiri dan seringkali sudah ada sebelum si pekerja yang bersangkutan datang di

tempat kerjanya kecuali pendidikan dan pengalaman. Faktor situasional hampir

sepenuhnya di luar dari diri pekerja. Faktor situasional ini dapat diatur dan diubah

baik dari segi sosial dan keorganisasian serta fisik pekerjaan yang bersangkutan.

Memperhatikan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan

produktivitas dapat dilakukan dengan cara memperbaiki fasilitas produksi (faktor

teknis) mengubah dan mengatur secara fisik (faktor situasional) sehingga


kemampuan pekerja (faktor manusia) dapat meningkat. Apabila kemampuan kerja

(ability) dapat meningkat, maka kelambatan kerja dapat diperkecil atau waktu

yang diperlukan mengerjakan sesuatu dalam satu satuan dapat diperpendek,

dengan demikian produktivitas dapat meningkat.

Kapasitas Kerja

Untuk mencapai tujuan ergonomi seperti yang telah dikemukakan, maka

perlu keserasian antara pekerja dan pekerjaannya; sehingga manusia pekerja dapat

bekerja sesuai dengan kemampuan, kebolehan dan keterbatasannya. Secara umum

kemampuan, kebolehan dan keterbatasan manusia ditentukan oleh berbagai faktor

yaitu: umur, jenis kelamin, ras, antropometri, status kesehatan, gizi, kesegaran

jasmani, pendidikan, keterampilan, budaya, tingkah laku, kebiasaan, dan

kemampuan beradaptasi (Manuaba, 1998).

Data Antropometri

Data antropometri sangat penting dalam menentukan alat dan cara

mengoperasikannya. Kesesuaian hubungan antara antropometri pekerja dengan

alat yang digunakan sangat berpengaruh pada sikap kerja, tingkat kelelahan,

kemampuan kerja dan produktivitas kerja. Antropometri juga menentukan dalam

seleksi penerimaan tenaga kerja, misalnya orang gemuk tidak cocok untuk

pekerjaan di tempat suhu tinggi, pekerjaan yang memerlukan kelincahan, dll.

Menurut Pulat (1992), data antropometri dapat digunakan untuk mendesain

pakaian, tempat kerja, lingkungan kerja, alat dan sarana kerja serta produk-produk

untuk konsumen.
Jenis pengukuran antropometri

Secara umum pengukuran antropometri dapat dibedakan menjadi dua jenis

yaitu pengukuran antropometri statis dan antropometri dinamis. Dalam tulisan ini

hanya disajikan jenis pengukuran antropometri statis. Pemilihan mata ukur

antropometri baik statis maupun dinamis dapat ditentukan berdasarkan fungsi dan

kegunaannya (sebagian atau keseluruhan mata ukur antropometri). Alat ukur yang

harus digunakan untuk mengukur antropometri adalah antropometer. Pada

pengukuran posisi duduk harus disediakan bangku atau kursi dengan ukuran 40 x

40 x 40 cm tanpa sandaran pinggang.

Pengukuran antropometri statis

Jenis pengukuran ini biasanya dilakukan dalam dua posisi yaitu posisi berdiri dan

duduk di kursi. Mata ukur antropometri statis meliputi antara lain:

Posisi Berdiri:

1. Tinggi badan

2. Tinggi mata

3. Tinggi baku

4. Tinggi siku

5. Tinggi pinggang

6. Tinggi tulang pinggul

7. Tinggi kepalan tangan posisi siap

8. Tinggi Jangkauan atas

9. Panjang depa

10. Panjang lengan

11. Panjang lengan atas

12. Panjang lengan bawah


13. Lebar bahu

14. Lebar dada

Posisi Duduk:

1. Tinggi kepala

2. Tinggi mata

3. Tinggi bahu

4. Tinggi siku

5. Tinggi pinggang

6. Tinggi tulang pinggul

7. Panjang buttock-lutut

8. Panjang buttock-popliteal (lekuk lutut)

9. Tinggi telapak kaki-lutut

10. Tinggi telapak kaki-popliteal (lekuk lutut)

11. Panjang kaki (tungkai-ujung jari kaki)

Anda mungkin juga menyukai