Anda di halaman 1dari 37

BAB 4 : ALAT PENGENDALI  INDUSTRI

 4.1   ALAT PRIMER DAN PENGENDALI PILOT (PENUNJUK)

Alat pengendali adalah komponen yang mengatur daya yang diberikan pada beban listrik.

Semua komponen yang dipergunakan dalam sirkit pengendali (motor) dapat diklasifikasikan
menjadi pengendali utama (motor) dan pengendali pengarah (motor). Alat pengendali-primer
seperti kontraktor motor, starter atau pengontrol (controller) menghubungkan beban dengan lin.
Alat pengendali-penunjuk, seperti relai atau kontraktor yang mengaktifkan rangkaian daya,
mengatur operasi atau kerja alat lain. Yang termasuk alat penunjuk adalah tombol tekan, saklar
aliran, saklar tekanan dan thermostat (Gambar 4-1). Alat tugas-pununjuk tidak harus digunakan
untuk saklar beban “horse power”, kecuali kalau dirancang secara khusus untuk
mengerjakannya. Kontak yang dipilih, baik untuk alat pengendali-primer maupun alat
pengendali-penunjuk harus mampu menangani tegangan dan arus yang dilewatkan saklar. Pada
gambar 4-1, penutupan kontak saklar-aliran menyambugkan rangkaian untuk memberi tenaga
kumparan kontraktor magnet yang kemudian menyebabkan kontak daya dari kontraktor menutup
dan menyambungkan rangkaian-utama daya ke motor.
 

4.2   SAKLAR YANG DIOPERASIKAN SECARA MANUAL

Saklar yang dioperasikan secara manual adalah saklar yang dikontrol dengan tangan. Saklar
togel (gambar 4-2) adalah contoh saklar yang dioperasikan secara manual. Jenis penghubung
atau susunan kontak ditetapkan sesuai dengan singkatan. Batas kerja listrik dinyatakan dengan
tegangan dan arus interupsi maksimum; harga tersebut tidak boleh dilampaui. Saklar yang
dirancang untuk bekerja dengan 5A tidak akan bertahan lama pada rangkaian yang harus
memutuskan 10A. Ukuran kerja untuk ac dan dc juga tidak sama untuk suatu saklar. Ukuran
kerja untuk arus dc, saklar harus mempunyai magnitude lebih rendah dibandingkan dengan
ukuran kerja ac.
Saklar geser (Gambar 4-3) menggunakan aksi pengguna sederhana untuk menghasilkan
hubungan yang sama dengan saklar togel kecuali untuk jenis aksi yang kerja yang berbeda
kutub-kutub yang dihubungkan mencapai hasil yang sama. Saklar geser sering digunakan
sebagai saklar mode untuk memilih mode tertentu dari operasi seperti HIGH dan LOW. Saklar
rocker merupakan saklar geser yang dimodifikasi. Dengan menekan satu sisi dari mekanis
lengan rocker, menyebabkan geseran menjadi dipaksa pada arah berbeda.

Saklar DIP (Dual In-line Package) adalah saklar kecil yang dirancang untuk dirakit pada tempat
hubungan dengan PCB atau printed circuit board (Gambar 4-4). Terminal atau paku pada bagian
bawah saklar DIP sama ukuran dan spasinya Chip Integrated Circuits (IC). Susunan saklar
jarang diubah dan perubahan biasa terjadi selama pemasangan, pengujian dan pencarian
kesalahan.
Saklar rotary sering digunakan untuk operasi penghubung yang kompleks, misalnya penghubung
yang dijumpai pada osiloskop dan multimeter. Jenis saklar ini sering disebut saklar wafer sebab
poros utama melewati pusat dari satu atau lebih wafer keramik, fiberglass atau phenolic pada
tempat terminal dan kontak dipasangkan. Bagian pusat dari masing-masing wafer dapat diputar
melalui kontak bersama menuju satu pusat dari beberapa kontak diam (stationary) yang
dipasangkan disekitar wafer (Gambar 4-5).
Saklar rotari juga mempunyai beberapa susunan bagian saklar pada satu poros. Ini
memungkinkan kontak-kontak berubah secara serentak berurutan.

Saklar thumbweel digunakan pada alat numeric dan alat-alat yang dikontrol computer untuk
memberi input operasi dari operator ke komputer. Deck outputnya yang secara special dibuat
decimal dikodekan biner (binary coded decimal = BCD), kode decimal atau kode heksa-desimal
perlu berkomunikasi dengan komputer  digital. Gambar 4-6 menunjukkan saklar thumb weel
empat gang yang disusun, memberikan input bilangan decimal 5670.

Saklar pemilih adalah saklar yang dioperasikan secara manual yang banyak dijumpai. Posisi
saklar dibuat dengan memutar kenop operator ke kanan atau ke kiri (Gambar 4-7). Saklar
pemilih dapat mempunyai posisi selselectora atau lebih, dengan posisi kontak bertahan atau
kembali dengan pegas untuk memberikan operasi kontak sebentar. Saklar tombol tekan adalah
bentuk yang paling umum dari pengendali manual yang dijumpai di industri. Tombol tekan NO
(Normally Open) menyambung rangkaian atau menghubungkan rangkaian ketika tombol ditekan
dan kembali pada posisi terbuka ketika tombol dilepas.
Tombol tekan NC (Normally Closed) membuka rangkaian apabila tombol ditekan dan kembali
pada posisi menutup ketika tombol dilepaskan. Tombol tekan yang membuat lepas digunakan
untuk pengendali interlocking. Pada bagian ini, bagian atas adalah NC sedangkan bagian bawah
adalah NO. ketika tombol ditekan, kontak bagian bawah tertutup setelah kontak bagian atas
terbuka. Apabila mempunyai lebih dari satu tombol, tekan enklasur bersama, maka enklasur itu
disebut stasiun tombol tekan. Tombol tekan terdiri dari satu atau lebih blok kontak, alat operator
dan pelat keterangan (Gambar 4-8).
Saklar drum terdiri dari seperangkat kontak bergerak yang terpasang dan diisolasi dengan poros
berputar.

Saklar juga mempunyai seperangkat kontak diam yang menyambung dan memutus kontak
dengan kontak yang bergerak pada waktu motor diputar. Saklar drum (Gambar 4-9) digunakan
untuk starting dan membalik arah putaran motor-sangkar, motor satu-fase yang dirancang untuk
pelayanan pembalikan, dan motor de shunt dan motor dc compound.
 

4.3   SAKLAR YANG DIOPERASIKAN SECARA MEKANIS

Saklar yang dioperasikan secara mekanis adalah saklar yang dikontrol oleh factor-faktor yang
secara otomatis misalnya tekanan, posisi dan suhu. Saklar limit (Gambar 4-10) adalah alat
pengendali industry yang sangat umum. Saklar limit hanya dirancang untuk beroperasi apabila
batas yang sudah ditentukan sebelumnya tercapai, dan saklar-saklar tersebut biasanya diaktifkan
kontak dengan objek misalnya cam. Alat tersebut mengganti operator manusia. Saklar-saklar
tersebut sering digunakan pada rangkaian pengendali dari mesin yang memproses untuk
pengaturan starting, stopping atau pembalikan motor.
Saklar mikro adalah saklar “snap-acting” yang ditempatkan pada rumah kecil (Gambar 4-11).
Pada saklar snap-acting hubungan actual dari rangkaian terjadi pada kecepatan tertentu.
Ukuran yang kecil dan tuas pengoperasian yang bermacam-macam membuat saklar mikro sangat
bermanfaat sebagai saklar limit. Saklar itu dapat bekerja dengan tekanan yang kecil pada
pengoperasian tuas yang memungkinkan sensitifitas yang besar.

Saklar suhu atau thermostat (Gambar 4-12) digunakan untuk merasakan perubahan suhu.
Meskipun ada beberapa jenis, semua dijalankan dengan perubahan suhu lingkungan tertentu.
Saklar suhu membuka atau menutup ketika suhu yang ditentukan tercapai. Pemakaian industri
untuk alat ini termasuk mempertahankan rentang suhu yang dikehendaki dari udara, gas, cairan
atau benda padat.
 

Saklar suhu sama dengan saklar tekanan, tetapi berbeda pada yang tertutup digunakan system
balon yang diisi secara kimiawi. Tekanan pada system berubah sebanding dengan suhu bola.
Medium yang merespon suhu pada system ini adalah cairan yang mudah menguap yang tekanan
uapnya meningkat jika suhu dalam bola meningkat. Sebaliknya jika suhu dalam bola menurun,
tekanan uap menurun. Perubahan tekanan diteruskan ke balon melalui pipa kapiler yang
mengoperasikan saklar presisi pada pengaturan yang sudah ditentukan sebelumnya.

Saklar tekanan (Gambar 4-13) digunakan untuk mengontrol tekanan cairan dan gas. Meskipun
ada banyak jenisnya, pada dasarnya saklar tekanan dirancang untuk menjalankan (membuka atau
menutup) kontak-kontaknya apabila tekanan tertentu tercapai. Saklar tekanan adalah saklar yang
dioperasikan dengan udara (secara pneumatic). Umumnya balon atau diafragma menekan saklar
mikro dan menyebabkan saklar membuka atau menutup.
Saklar level (Gambar 4-14) digunakan untuk merasakan tinggi cairan. Kenaikan atau penurunan
pengapung yang secara mekanis dipasang pada saklar level akan mengait atau menggerakkan
saklar level. Saklar level digunakan untuk mengontrol pompa yang menggerakkan motor yang
kosong atau mengisi tangki. Saklar level juga digunakan untuk membuka atau menutup kran
solenoid pipa untuk mengontrol cairan.

 4.4   TRANSDUSER DAN SENSOR

Transduser adalah alat yang mengubah energy dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Transuder
dibagi dua, yaitu transuder input dan transduser output.
Transduser input listrik mengubah energi non listrik, misalnya suara atau sinar menjadi tenaga
listrik. Transduser output listrik bekerja pada urutan yang sebaliknya. Transduser tersebut
mengubah energi listrik pada bentuk energi non listrik.Sensor adalah alat yang digunakan untuk
mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik.

SENSOR PROXIMITY Sensor Proximity adalah alat pendeteksi yang bekerja berdasarkan
jarak obyek terhadap sensor.  Karakteristik dari sensor ini adalah menditeksi obyek benda
dengan jarak yang cukup dekat, berkisar antara 1 mm sampai beberapa centi meter saja sesuai
type sensor yang digunakan. Sensor proximity dibedakan menjadi dua :

 Proximity Induktif
 Proximity Kapasitif

Proximity Induktif Berfungsi untuk mendeteksi obyek besi atau metal. Meskipun terhalang oleh
benda non-metal, sensor akan tetap dapat mendeteksi selama dalam jarak (nilai) normal
sensing atau jangkauannya. Proximity Kapasitif Sensor pembatas yang mendeteksi benda
isolator atau selain logam Missal: kertas atau plastic.

SENSOR SINAR
Sensor sinar dibagi menjadi tiga :

 Fotovoltaic

Merupakan Alat sensor sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik,
dengan adanya penyinaran cahaya akan menyebabkan pergerakan elektron dan menghasilkan
tegangan Berfungsi untuk mengubah sinar matahari menjadi arus listrik DC. Tegangan yang
dihasilkan sebanding dengan intensitas cahaya yang mengenai permukaan solar cell. Semakin
kuat sinar matahari tegangan dan arus listrik Dc yang dihasilkan semakin besar.

 Fotokonduktif

Merupakan Alat sensor sinar yang memberikan perubahan tahanan (resistansi) pada sel-selnya,
semakin tinggi intensitas cahaya yang diterima, maka akan semakin kecil pula nilai tahannya.

 Fotolistrik

Merupakan Alat sensor sinar yang berprinsip kerja berdasarkan pantulan karena perubahan
posisi/jarak suatu sumber sinar (inframerah atau laser) ataupun target pemantulnya, yang terdiri
dari pasangan sumber cahaya dan penerima. Contoh            : fingerprint

Teknologi kode batang banyak digunakan di industri, karena penggunaan yang luas dan cepat.
Memasukan data jauh lebih cepat dibandingkan metode manual dan sangat akurat. Tersiri dari
tiga elemen utama : simbol kode batang, scanner, dan decoder. Simbol kode batang berisi 30
karakter yang disandikan dalam bentuk mesin yang dapat dibaca.
 

SENSOR HALL-EFFECT

Hall effect sensor merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi medan magnet. Hall


Effect sensor akan menghasilkan sebuah tegangan yang proporsional dengan
kekuatan medan magnet yang diterima oleh sensor tersebut. Sensor ini didesain untuk
mendeteksi keberadaan dari objek magnetik, biasanya magnet permanen. Biasanya digunakan
untuk mensinyalir posisi dari komponen, dan sensor ini memiliki tingkat ketelitian yang tinggi

SENSOR ULTRASONIK
Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara dan
digunakan untuk mendeteksi keberadaan suatu objek tertentu di depannya, frekuensi kerjanya
pada daerah diatas gelombang suara dari 40 KHz hingga 400 KHz. Sensor ini dioperasikan
dengan mengirimkan gelombang suara pada taget dan mengukur waktu yang dibutuhkan oleh
gelombang untuk memantulkan kembali. Waktu yang dibutuhkan oleh gema untuk kembali ke
sensor adalah proporsional terhadap jarak dan tinggi dari objek, karena  sura memiliki kecepatan
yang tetap.

SENSOR TEKANAN

Sensor Tekanan adalah sensor untuk mengukur tekanan suatu zat. Tekanan (p) adalah satuan
fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan luas (A). Satuan tekanan sering digunakan untuk
mengukur kekuatan dari suatu cairan atau gas. Sensor tekanan dapat diaplikasikan pada:

 Motor bensin

—  Pesawat terbang —  Pengukur tekanan ban —  ketinggian, pesawat terbang, roket, satelit,
balon udara dll

PEMINDAHAN TRANSDUSER

Pengertian William D.C, (1993), mengatakan transduser adalah sebuah alat yang bila digerakan
oleh suatu energi di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut dalam
bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi berikutnya” Transmisi
energi ini bisa berupa listrik, mekanik, kimia, optic (radiasi) atau thermal (panas). Pemindahan
Transduser yang sering digunakan di industri adalah transvormator diferensial variabel linear
( the Linear Variable Differential Transformer = LVDT) LVDT (Linear Variable Differential
Transformer) merupakan salah satu contoh sensor posisi, yang bekerja berdasarkan pada ada
tidaknya medan magnet yang terjadi. LVDT terdiri atas 2 bagian yaitu :

1. Kumparan (Tansformer)

salah satu komponen penyusun LVDT merupakan kumparan. terdapat 3 kumparan dalam
LVDT,yaitu 1 kumparan primer dan 2 kumparan sekunder. kenapa digunakan 2 buah kumparan
sekunder adalah agar perbedaan besar induksi yang diterima kedua kumparan sekunder dapat
digunakan untuk menentukan seberapa besar perubahan posisi batang inti (magnet).

2. CORE (batang inti magnet)

material core atau batang inti ini biasanya berbentuk silinder atau turbular dengan komponen
penyusun berupa nickel-iron alloy permalloy. dalam proses produksinya, setelah bentuk dan
ukuran dari batang inti ini di atur proses akan memasuki tahap annealing (atau penguatan dengan
proses memanasi). Selama proses annealing  ini biasanya dilakukan reduksi aliran gas untuk
mencegah terjadinya oksidasi. gas yang biasanya digunakan dalam proses annealing ini biasanya
hydrogen ataupun gas yang mengandung hidrogen.

Prinsip Kerja LVDT Secara umum LVDT bekerja karena adanya


perbedaanmedan magnet. Medan magnet ini muncul karena adanya gerakan inti magnet yang
dimasukkan ke dalam kumparan. Semakin dalam inti magnet dimasukkan ke dalam kumparan
maka nilai medan magnet yang di hasilkan akan semakin besar. LVDT bekerja pada frekuensi
rendah dan gerakannya linear terhadap masukan. Kelebihan dan Kekurangan LVDT Berikut ini
adalah kelebihan serta kekurangan LVDT : Kelebihan

 Padat dan kuat, sehingga dapat digunakan pada peralatan yang berat.
 System operasi tanpa gesekan antara aramature dan transformer sehingga cocok untuk
pengujian material.
 Sensitif, sehingga dapat mendeteksi sedikit saja perubahan.
 Mampu menanganai input yang berlebih
 Dapat digunakan pada lingkungan yang bervariasi.
 Output mutlak
Kekurangan

 LVDT baru bekerja jika ada kontak antara armature dan transformer.
 Pengukuran dinamis dibatasi tidak lebih dari 1/10 dari LVDT resonansi frekuensi. Di
beberapa kasus, hasilnya lebih dari 2 kHz.

SENSOR SUHU Sensor Suhu adalah komponen yang biasanya digunakan untuk merubah panas
menjadi listrik untuk mempermudah dalam menganalisa besarannya. Ada 4 jenis utama sensor

suhu yang biasa digunakan :

1. Termokopel

Termokopel merupakan sensor suhu yang terdiri atas sepasang penghantar yang berbeda
disambung las atau dileburkan bersama pada satu sisi membentuk penghantar ”hot” atau
sambungan pengukuran yang ada ujung ujung bebasnya untuk menghubungkan dengan
penghantar ”cold” atau sambungan referensi.

2. RTD (Resistance Temperture Detector)

Alat ini fungsinya adalah untuk mengubah suhu menjadi hambatan listrik yang sebanding dengan
perubahan suhu. Semakin tinggi suhu, maka hambatan listriknya semakin besar. RTD adalah
sensor suhu yang terbuat dari kumparan kawat platinum pada papan pembentuk isolator.

3. Thermistor

Thermistor, atau bisa disebut juga dengan Thermal Resistor atau Thermal Sensitive Resistor.
Alat ini berfungsi untuk mengubah suhu menjadi hambatan listrik yang berbanding terbalik
dengan berubahnya suhu. Semakin tinggi suhu maka semakin kecil hambatan listriknya.
Thermistor biasanya terbuat dari bahan oksida logam campuran, kromium, kobalt, tembaga, besi,
atau nikel.

4. Sensor IC ( Sensor Suhu Rangkaian Terpadu)

fungsinya untuk mengubah suhu menjadi tegangan tertentu yang sesuai dengan perubahan suhu.
Alat ini biasanya digunakan pada sistem monitor rumah kaca atau sensor suhu ruang pada
laboratorium kimia.

SENSOR KECEPATAN (SENSOR RPM)

Tachometer umumnya menunjuk pada magnet permanen kecil dari generator dc. Ketika
generator diputar, generator menghasilkan tegangan dc berbanding lurus dengan kecepatan.
Tachometer yang dirangkai dengan motor, umumnya digunakan pada aplikasi pengendali
kecepatan motor untuk memberikan tegangan umpan-balik pada pengontrol yang sebanding
dengan kecepatan motor.

SENSOR PENYANDI (ENCODER SENSORE)

Sensor penyandi digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran menjadi sinyal digital.
Penyandi putaran memonitor gerakan putar dari alat. Ada dua jenis :
 Penyandi tambahan, yang mentransmisikan jumlah tertentu dari pulsa untuk masing-
masing putaran alat.
 Penyandi absolut,  yang memperlengkapi kode binary tertentu untuk masing-masing
posisi sudut alat.

PENGUKURAN ALIRAN

Prinsip kerja dari alat ukur aliran tekanan differensial disebut efek Bernauli : Apabila cairan
mengalir, tekanan P1 akan menjadi lebih besar disbanding dengan P2 dan perbedaan tekanan
berbanding lurus dengan tekanan. Balon memuai sebanding dengan alilran. Apabila P1 lebih
besar disbanding P2 inti pada LVDT akan bergerak kekanan. Apabla aliran terhenti tidak akan
ada efek bernauli dan inti akan menjadi ditengah.

PENGKONDISIAN SINYAL

Kondisioner sinyal mengubah sinyal dengan cara yang dikehendaki untuk lebih mempermudah
mengukur sinyal atau membuatnya lebih stabil. Amplifikasi (penguatan) diperlukan apabila
output sensor terlalu rendah untuk langsung bermanfaat pada pengukuran atau pada sistem
pengendali. Atenuasi (pelemahan) digunakan untuk mengurangi tegangan sebelum pengukuran.
Pada contoh tertentu sinyal dapat diubah dari analog menjadi digital atau sebaliknya dengan
menggunakan konventer A/D (analog ke digital) atau konventer D/A (digital ke analog).
AKUATOR

adalah sebuah peralatan mekanis untuk menggerakkan atau mengontrol sebuah mekanisme atau
sistem. Aktuator diaktifkan dengan menggunakan lengan mekanis yang biasanya digerakkan
oleh motor listrik, yang dikendalikan oleh media pengontrol otomatis yang terprogram di
antaranya mikrokontroler. Aktuator adalah elemen yang mengkonversikan besaran listrik analog
menjadi besaran lainnya misalnya kecepatan putaran dan merupakan perangkat elektromagnetik
yang menghasilkan daya gerakan sehingga dapat menghasilkan gerakan pada robot. Untuk
meningkatkan tenaga mekanik aktuator ini dapat dipasang sistem gearbox. Aktuator dapat
melakukan hal tertentu setelah mendapat perintah dari kontroller. Misalnya pada suatu robot
pencari cahaya, jika terdapat cahaya, maka sensor akan memberikan informasi pada kontroller
yang kemudian akan memerintah pada aktuator untuk bergerak mendekati arah sumber cahaya.

Aktuator dalam perspektif kontrol dapat dikatakan sebagai:

 Aktuator : Pintu kendali ke sistem


 Aktuator : Pengubah sinyal listrik menjadi besaran mekanik
 Batasan aktuator riil: Sinyal kemudi terkesil, saturasi.

Fungsi aktuator adalah sebagai berikut.

 Penghasil gerakan
 Gerakan rotasi dan translasi
 Mayoritas aktuator > motor based
 Aktuator dalam simulasi cenderung dibuat linier
 Aktuator riil cenderung non-linier

Jenis tenaga penggerak pada aktuator

 Aktuator tenaga elektris, biasanya digunakan solenoid, motor arus searah (Mesin DC).
Sifat mudah diatur dengan torsi kecil sampai sedang
 Aktuator tenaga hidrolik, torsi yang besar konstruksinya sukar.
 Aktuator tenaga pneumatik, sukar dikendalikan.
 Aktuator lainnya: piezoelectric, magnetic, ultra sound.

Tipe aktuator elektrik adalah sebagai berikut:


1. Solenoid.
2. Motor stepper.
3. Motor DC.
4. Brushless DC-motors.
5. Motor Induksi.
6. Motor Sinkron.

Keunggulan aktuator elektrik adalah sebagai berikut:

1. Mudah dalam pengontrolan


2. Mulai dari mW sampai MW.
3. Berkecepatan tinggi, 1000 – 10.000 rpm.
4. Banyak macamnya.
5. Akurasi tinggi
6. Torsi ideal untuk pergerakan.
7. Efisiensi tinggi

DAFTAR PUSTAKA

Dhimas. “Peralatan Pengendali di Industri”. 2004.

http://dhimaskasep.files.wordpress.com/2008/02/osp04-peralatan-pengendali-di-industri.pdf

http://ebookbrowsee.net/gdoc.php?id=143956355&url=8ca89c01884a3c4d76335b9d8583c707

http://billharison.tumblr.com/post/67656080718/lvdt-linear-variable-differential-transformer
http://sistemkontrol.blogspot.com/ http://komponenelektronika.biz/sensor-suhu.html
http://ilmulistrik.com/sensor-termistor.html

http://nyobainnge.blogspot.com/2012/11/sensor-encoder-sensor-penyandi.html

May 2, 2014 Leave a comment

BAB 7 RELAI
RELAI

Pengertian/Definisi Relay

Relay dapat didefinisikan sebagai : suatu alat/komponen elektro mekanik yang digunakan untuk
mengoperasikan seperangkat kontak saklar, dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber
energinya. Dengan memanfaatkan lilitan atau coil (koil) berintikan besi yang dialiri arus listrik,
tentunya akan menghasilkan medan magnet pada ujung inti besi apa bila koil dialiri arus listrik.
Medan magnet/energi magnet tersebutlah yang digunakan untuk mengerjakan saklar
nantinya.Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:

1. Common bagian yang tersambung dengan NC(dlm keadaan normal).

2. Koil (kumparan) Merupakan komponen utama relay yang digunakan untuk menciptakan
medan magnet.

3. kontak terdiri dari NC dan NO Normally Closed (NC)

=> Normally Closed (NC) merupakan bagian sakelar relay yang dalam keadaan normal (relay
tidak diberi tegangan) terhubung dengan common.

=> Normally Open (NO) Normally Open (NO) merupakan bagian sakelar relay yang dalam
keadaan normal (relay tidak diberi tegangan) tidak terhubung dengan common. Tetapi Normally
Open akan terhubung dengan common apabila relay diberi tegangan.

 FUNGSI RELAY

Fungi atau kegunaan relai (relay) dalam dunia elektronika sebenarnya juga sama seperti dalam
teknik listrik. Hanya saja kebanyakan relay yang digunakan dalam teknik elektronik adalah relay
dengan voltase kecil seperti 6volt, 12volt, 24volt berbeda dengan teknik listrik yang memakai
relai 220volt, 110volt. Namun ada juga dalam teknik elektronik yg memakai relai dg voltase
tinggi. Walau ada perbedaan pemakaian voltase pada relay, sebenarnya relay memiliki
fungsi/kegunaan yg sama yakni : sebagai alat pengganti saklar yang bekerja untuk
mengontrol/membagi arus listrik ataupun sinyal lain ke sirkuit (circuit) rangkaian lainnya.

SIMBOL RELAY  

 BENTUK RELAY
CARA KERJA RELAY

Relay dapat bekerja karena adanya medan magnet yang digunakan untuk menggerakkan saklar.
Saat kumparan diberikan tegangan sebesar tegangan kerja relay maka akan timbul medan magnet
pada kumparan karena adanya arus yang mengalir pada lilitan kawat. Kumparan yang bersifat
sebagai elektromagnet ini kemudian akan menarik saklar dari kontak NC ke kontak NO. Jika
tegangan pada kumparan dimatikan maka medan magnet pada kumparan akan hilang sehingga
pegas akan menarik saklar ke kontak NC.

JENIS-JENIS RELAY

SPST – Single Pole Single Throw.


SPDT – Single Pole Double Throw. Terdiri dari 5 buah pin, yaitu:(2) koil, (1)common, (1)NC,
(1)NO.
DPST – Double Pole Single Throw. Setara dengan 2 buah saklar atau relay SPST.
DPDT – Double Pole Double Throw. Setara dengan 2 buah saklar atau relay SPDT.
QPDT – Quadruple Pole Double Throw. Sering disebut sebagai Quad Pole Double Throw, atau
4PDT. Setara dengan 4 buah saklar atau relay
SPDT atau dua buah relay DPDT. Terdiri dari 14 pin(termasuk 2 buah untuk koil).

Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi medan elektromagnetis.
Jika sebuah penghantar dialiri oleh arus listrik, maka di sekitar penghantar  tersebut timbul
medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik tersebut selanjutnya diinduksikan
ke logam ferromagnetis.

Logam ferromagnetis adalah logam yang mudah terinduksi medan elektromagnetis. Ketika ada
induksi magnet dari lilitan yang membelit logam, logam tersebut menjadi “magnet buatan” yang
sifatnya sementara. Cara ini kerap digunakan untuk membuat magnet non permanen. Sifat
kemagnetan pada logam ferromagnetis akan tetap ada selama pada kumparan yang melilitinya
teraliri arus listrik. Sebaliknya, sifat kemagnetannya akan hilang jika suplai arus listrik ke lilitan
diputuskan.

Berikut ini penjelasan dari gambar di atas:

Amarture, merupakan tuas logam yang bisa naik turun. Tuas akan turun jika tertarik oleh magnet
ferromagnetik (elektromagnetik) dan akan kembali naik jika sifat kemagnetan ferromagnetik
sudah hilang.

Spring, pegas (atau per) berfungsi sebagai penarik tuas. Ketika sifat kemagnetan ferromagnetik
hilang, maka spring berfungsi untuk menarik tuas ke atas.

Shading Coil, ini untuk pengaman arus AC dari listrik PLN yang tersambung dari C (Contact).

NC Contact, NC singkatan dari Normally Close. Kontak yang secara default terhubung dengan
kontak sumber (kontak inti, C) ketika posisi OFF.

NO Contact, NO singkatan dari Normally Open. Kontak yang akan terhubung dengan kontak
sumber (kontak inti, C) kotika posisi ON.

Electromagnet, kabel lilitan yang membelit logam ferromagnetik. Berfungsi sebagai magnet
buatan yang sifatya sementara. Menjadi logam magnet ketika lilitan dialiri arus listrik, dan
menjadi logam biasa ketika arus listrik diputus.

Aplikasi Rangkaian Pemicu Relay, ini adalah rangkaian / alat yang akan memicu relay untuk
menjadi ON ketika sesuai situasi / kondisi tertentu. Rangkaian pemicu ini biasanya memiliki
sensor atau rangkaian timer (memanfaatkan ‘time delay’). Rangkaian yang menggunakan sensor
misalnya sensor suhu, sensor air, sensor cahaya, sensor arus, dll. Sedangkan rangkain timer
misalnya timer pada mesin cuci, timer tv, dll.

Sebenarnya aplikasi relay banyak sekali. Dari mobil-mobilan, kulkas, lampu sein motor dan
mobil, pompa air otomatis, hingga peralatan pada pesat terbang. Dari relay yang jenisnya kecil
hingga yang mempunyai daya besar. Dari relai DC 5 volt, 12 volt hingga yang bervoltase tinggi.
Keuntungan kita dalam menggunakan relay:

Kita bisa membuat rangkaian otomatis penyambung/pemutus (switch) tegangan  AC dan DC

Relay bisa digunakan pada switch tegangan tinggi

Relay juga menjadi solusi pada switch dengan arus yang besar

Bisa melakukan swith pada banyak kontak dalam waktu yang bersamaan
Relai diperlukan dalam industry dan control proses sebagai pengontorol atau elemen control
yang penting adanya. Yang pada umumnya relai digunakan sebagai alat penghubung pada
rangkaian.

1.Relai Pengendalian elektromekanis.

Relai pengendalian elektromekanis adalah saklar mekanis. Relai ini menghubungkan rangkaian
beban ON dan OFF dengan pemberian energy elektromagnetis yang membuka dan menutup
kontak pada rangkaian. Untuk jenis relai EMR ini berisi kontak diam dan kontak bergerak
dimana kontak bergerak di pasang pada plunger. Dimana kontak  disini bisa sebgai normaly
(NO) open dan normaly close (NC). Apabila kumparan di beri tenga maka terjadi medan
elektromagnesteis. Aksi dari medan pada intinya menyebabkan plunger bergerak pada kumparan
menutup kontak NO dan membuka NC. Dimana jarak gerak plunger biasanya pendek yaitu
kisaran 1/4inc atau kurang. Dimana ketika kontak normal open akan membuka ketika tidak ada
arus mengalir pada kumparan, tetapi tertutup secepatnya setelah kumparan menghantarkan arus
mengalir pada kumparan, tetapi tertutup secepatnya setelah kumparan menghantarkan arus atau
diberi tenaga. Dan kontak normaly close akan tertutup apabila kumparan tidak diberi daya dan
membuka ketika kumparan diberi daya.

Relai elektro mekanis(EMR)

Banyak EMR yang mempunyai beberapa peragkat kontak yang dioprasikan dengan kumparan
tunggal. Misalnya relai yang digunakan untuk mengontrol berupa operasi penghubung dengan
arus tunggal terpisah. Tipe relai control yang digunakan untuk mengontrol dua lampu tanda.
Dengan saklar membuka, kumparan ICR dihilangkan tenaganya.

Pada umumnya relai control digunakan sebagai alat pembantu untuk mengontrol penghubung
rangkaian dan beban. Misalnya, motor kecil, solenoid, dan lampu pilot. EMR dapat digunakan
untuk mengontrol rangkaian beban tegangan tinggi dengan rangkaian control tegangan rendah.
Sebab rangkaian listrik terisolasi satu sama lain. Dari segi keaman juga rangkaian ini mempunyai
perlindungan ekstra untuk si opratornya.

Aplikasi pokok relai yang lain adalah untuk mengontrol rangkaian beban arus tinggi dengan
rangkaian control arus rendah. Ini memungkinkan karena arus yang dapat ditangani oleh kontak
dapat jauh lebih besar dibandingkan dengan yang diperlukan untuk mengoprasikan kumparan.

Level tegangan pada kumparan relai yang diberi enrgi, menyebabkan penghubung kontak yang
disebut dengan tegngan pick up (tegangan Tarik). Setelah relai diberi energy, level tegangan
pada kumparan relai di mana kontak kembali pada kondisi tidak dioprasikan disebut dengan
tegangan “drop-out”(tegangan lepas).

Ada juga perbedaan arus pada kumparan relai pada waktu kumparan pertama kali diberi enrgy
dengan ketika kontak dioprasikan secara penuh. Ketika kumparan diberi enrgi maka plunger
keluar dari posisinya. Karena celah yang terbuka pada rangkaian (lintasan magnet), arus pertama
kali adalah besar. Pada saat plunger bergerak ke kumparan, menutup celah, level arus turun pada
harga yang lebih rendah. Harga lebih rendah itu disebut dengan arus segel (sealed) arus kejut
hampir 6 sampai 8 kali arus segel.

Relai elektromekanis dibuat dalam berbagai jenis untuk berbagai aplikasi. Kumparan relai dan
kontak mempunyai ukuran kerja yang terpisah kumparan relai biasanya dirancang bekerja pada
pengoprasian dengan arus DC atau AC, tegangan atau arus, tahanan dan daya pengoprasian
normal. Kumparan relai yang sangat peka yang dirancang untuk bekerja pada rentang milli
ampere rendah, sering dioprasikan dari transistor atau rangkaian terpadu.
Relai berbeda dalam jumlah dan susunan kontak. Meskipun ada beberapa kontak yang single
break yang biasanya digunakan pada rangkaian industry, sebagai relai yang digunakan pada
control peralatan mesin yang mana mempunyai kontak double break. Dimana semua kontak
memantul pada saat penutupan, dan pada relai pengoprasian cepat, hal ini dapat menjadi sumber
masalah. Penggunaan kontak double break akan mengurangi masalah ini.

Spesifikasi kontak relai yang paling penting adalah ukuran kerja. Ini menunjukan besarnya arus
maksimum yang dapat ditangani kontak. Tiga ukuran kerja arus umumnya adalaj:

>.in rush atau kapasitas menghubungkan kontak.

>.kapasitas normal atau kapasitas mengairkan terus menerus.

>.kapasitas membuka atau kapasitas memutuskan.

Kontak juga dirancang untuk kemampuan kerja level maksimum tegangan ac atau dc yang dapat
beroprasi. Meskipun begitu relai control dari berbagai pabrik berbeda dalam penampilan dan
konstruksi, relai tersebut dapat ditukar pada system pengawatan control jika spesifikasinya cocok
dengan permintaan system.
Solid State Relay(SSR)

Rangkaian internal

SSR Ditetapkan sebagaimana kontrol ON-OFF di mana arus beban dilakukan oleh satu atau
lebih semikonduktor – misalnya, sebuah transistor daya, sebuah SCR, atau TRIAC. SCR dan
TRIAC sering disebut “thyristors  sebuah istilah yang diperoleh dengan menggabungkan
thyratron dan transistor, karena dipicu thyristor semikonduktor switch“.

Relai solid state dapat digunakan untuk mengontrol beban ac atau dc. Jika relai dirancang untuk
mengontrol bebas ac digunakan triac untuk menghubungkan beban dengan lin. Relai solid state
dimaksudka untuk utuk digunakan sebagai pengontrol dc, mempunyai transistor daya tegang
input hidup, LED detector foto yang dihubungkan pada basis transistor menghidupkan transitor
dan menghubugkan beban dengan lin.

Tegangan control untuk SSR dapat arus searah atau bolak balik, dan biasanya berkisar Antara 3
sampai 32 V untuk versi dc dan 80 dan 280 V untuk versi ac. Ampere rangkaian beban
maksimum mencapai 50 Aadalah mungkin pada tegangan lin 120,240, dan 480 Vac. Pada
sebagian besar aplikasi SSR digunakan sebagai perantara Antara rangkaian control tegangan
rendah dengan tegangan lin ac yang lebih tinggi. Banyak SSR yang digunakan untuk mengontrol
beban ac mempunyai keistimewaan yang disebut dengan penghubungan nol. Penghubung
tegangan nol dibutuhkan untuk memperkecil arus kejut dan interferensi frekuensi radio(RFI)

2.Timing-relay

Timing-relay adalah relai konvensional yang di lengkapi dengan mekanisme atau rankaian
perangkat keras tambahan untuk menunda pembukaan atau penutupan kontak bebas. Timing
relai sama dengan relai kontrol yang lain perbedaan kumparan untuk mengontrol operasi dari
beberapa kontak. Perbedaan antara relai kontrol dan relai pemilih-waktu adalah bahwa kontak
timing relai menunda perubahan posisinya apabila kumparan diberi tenaga atau dihalangkan
tenaganya.

Timing relai udara (pneuramatik) menguunakan sambungan mekanis dan sistem


baloon/penghembus-udara untuk mencapai siklus pemilihan waktunya. Desain balon
penghembus memungkinkan udara masuk pada jarum kram pada laju yang sudah di tentukan
sebelum nya, agar mempunyai tambahan waktu-tunda yang berbeda dan untuk menghubungkan
kontak output. Timing relai pneumatik populer di seluruh industri karena relai tersebut kuat dan
dapat di andalkan. Relai tersebut dapat diatur rentang periode waktu yang luas, relatig tidak
berpengaruh dengan sugu atau variasi tegangan, dan mempunyai keceratan yang bagus.
Beberapa rangkaian membutuhkan kontak pemilih waktu dan kontak seketika yang dioperasikan
dengan kumparan relai yang diberi energi. Kontak seketika itu bekerja apabila kumparan diberi
energi atau dihilangkan energinya, bebas dari mekanisme pemilihan waktu, kontak pemilih
waktu dapar disusun untuk menunda sesudah pemberian atau penghilangan energi kumparan.
Gambar  7-13 menunjukan kontruksi timer tunda-on pneumatik dengan kintak waktu dan  dua
kontak”seketika itu juga”. Apabila kumparan diberi energi, kontak-waktu dicegah membuka atau
menutup. Apanila kumparan dihilangkan energinya, kontak timer kembali seketika keadaan
nirmalnya. Kontak unstaneus mengubah posisinya seketika apabila kumparan diberi energi dan
kembali ke possi normal segera apabila kumparan dihilangkan energinya.

Gambar 7-14

Relai pemilih waktu solid-state (gambar7-14) menggunakan rangkaian elektronik untuk


mencapai siklus pemilihan waktunya. Beberapa timer menggunakan konstanta waktu
resistor/kapasitor (RC) untuk mendapatkan basis waktu, dan yang lain menggunakan clock
quartz. Jaringan osilator RC membangkan pulsa yang sangat stabil dan akurat  yang digunakan
untuk menyediakan tambahan tunda waktu dan menghubungkan output kontak, panjang waktu
tunda dapat diatur degan pengaturan kenop kontrol atau potensiometer yang diletakan di depan
timer. Indikasi pemilihan waktu disediakan oleh LED yang menyorotkan sinar selama pemilihan
waktu, dan mati ketika timer dihilangkan energinya.

Gambar 7-15

Relai tunda-waktu dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar: tunda-ON dan tunda-off.
Relai tunda-ON (Gambar 7-15) yang sering ditunjukan sebagai DOE yang merupakan singkatan
dari “delai on energize” sama dengan pemberian energi tunda ON. Apabila daya dihubungkan
pada kumparan dari timer tunda-ON, kontak tunda berubah posisi untuk beberapa periode waktu.
Untuk contoh ini, dianggap dihilangkan energinya, kontak akan dengan seketika berubah
kembali ke posisi normalnya, simbol kontak yang di peingatkan adalah simbol standar NEMA.
Relai tunda-waktu dapat mempunyai NO dan NC.

Gambar 7-16

Relai tunda-OFF (Gambar 7-16) sering ditunjuk sebagai DODE, yang merupakan singkatan
dari”delai ON deenergize” sama dengan tunda ON dihilangakan energinya.

Operasi dari pemilih waktu (timer) tunda-OFF adalah kebalikan dari operasi tunda ON. Apabila
tegangan diberikan pada kumparan timer, tunda-OFF kontak akan berubah posisi. Meskipun
demikian, apabila kumparan dihilangkan energinya, ada penundaan waktu sebelum kontak
berubah pada posisi normalnya.

Singakatan TO dan TC digunakan dengan simbol kontak standar pada beerapa skema kontrol
untuk menunjukan waktu kontak dioperasikan (Gambar 7-17). Singkatan TO kepanjangan dari
“waktu pembukaan” dan TC kepanjangan dari “waktu penutupan”.
Gambar 7-18

Relai tunda waktu solid-rate dapat juga dirancang untuk interval-ON dan operasi recycle. Fungsi
berbagai pemilihan waktu digambarkan pada gambar 7-18

3.Relai Kancing

Relai kancing elektro mekanis dirancang untuk menahan relai agar tetap tertutup setelah daya
dihilangkan dari kumparan.

Periode penundaan mulai ketika tegangan input diberikan. Relai bertahan dihilangkan energinya,
ketika relai diberi energy dan mengoperasikan kotak output. Reset dipakai dengan menghilankan
tegangan input (tunda ON)

(a)    Tunda ON bekerja

Relai bekerja pada waktu aplikasi tegangan input. Pada akhir interval yang sudah diatur
sebelumnya, relai lolos, meskipun tegangan input masih diberikan. Relai tetap lolos sampai
dibuang dan diaplikasikan lagi tegangan input.

(b)   Interval ON

 
Relai bekerja ketika pada aplikasi tegangan input. Pemilihan waktu mulai ketika tegangan input
dihilangkan. Ketika pemilihan selesai, relai dihilangkan energinya. Reset ketika tegangan input
diberikan lagi.

(c)    Relai ON lolos

Periode penundaan pertama mulai ketika tegangan input diberikan. Pada akhir periode OFF, relai
ditarik masuk dan penundaan yang kedua atau periode ON mulai. Ketika periode penundaan
kedua berakhir, relai lolos, urutan recycling berlanjut sampai tegangan input dihilangkan.

(d)   Pemilihan waktu recycle

Kancing yang ditahan secara mekanis menggunakan dua kumparan. Kumparan kancing diberi
tenaga sebentar untuk membuat fungsi dan memegang relai pada posisi dikancing. Kumparan
lepas atau tak dikancing diberi energy sebentar untuk melepas sambungan kunci mekanis dan
mengembalikan relai pada posisi tidak dikancing.

Pada relai kancing elektromagnetis, ketika kontak dengan relai posisi tidak dikunci. Pada status
itu rangkaian sampai lampu pilot membuka, sehingga lampu padam. Ketika tombol ON
diaktifkan sebentar, kumparan kancing diberi tenaga untuk menyetel relai pada posisi dikancing.
Kontak menutup, pemutusan rangkaian sampai ke lampu pilot, sehingga lampu hidup. Cara satu-
satunya untuk mematikan lampu hanya dengan mengaktifkan tombol OF yang akan memberikan
energy kumparan non kancing dan mengembalikan kontak pada keadaan terbuka, tidak
dikancing.

Relai Logika

Rangkaian gerbang logika solid-state adalah input majemuk, alat output-tunggal.

Rangkaian control yang memerlukan dua fungsi atau lebih yang dilengkapi sebagai kondisi awal
untuk terjadinya event yang lain, menjelaskan rangkaian AND.

(a)    Rangkaian pengaman untuk punch press

(b)   Simbol logic computer untuk gerbang AND

(c)    Simbol logic NEMA untuk gerbang AND

 
Rangkaian control dimana satu kondisi atau kondisi terpisah yang lain dapat menyebabkan suatu
event terjadi, mendeskripsikan rangkaian OR.

Kriteria utama untuk rangkaian OR

(a)    Rangkaian cahaya OR

(b)   Simbol logik computer untuk gerbang OR

(c)    Simbol logik NEMA untuk gerbang OR

Persyaratan dari NOT atau gerbang inverting adalah bahwa gerbang ini menghasilkan output jika
input tidak ada. Ada saat dimana suatu event terjadi dan diperlukan beberapa indikasi untuk
menetapkan indikasi negative atau sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai