Sri Wulandari (170104040094) Syukur Syukur secara bahasa Arab berasal dari kata syakara, yang memiliki arti pujian atas kebaikan, terpenuhinya sesuatu, dan menampakkan pada permukaan, yang dalam hal ini adalah dalam bentuk memberikan sebagian nikmat yang telah diterima kepada orang lain yang membutuhkannya (Syam, 2009). Bersyukur menurut istilah syara’ merupakan suatu pengakuan dari manusia terhadap nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT disertai dengan ketundukan dan kepatuhan kepada Allah dan mempergunakan nikmat yang telah diterimanya tersebut sesuai dengan kehendak dan ketuntan dari Allah SWT Dalam Ilmu Psikologi, Seligman (2005) mengungkapkan bahwa syukur (gratitude) merupakan salah satu dari kajian psikologi positif tersebut, yang berarti mengucapkan terima kasih atas anugerah yang diberikan. Emosi-emosi positif yang muncul karena rasa syukur diantaranya adalah kemurahan hati kepada orang lain, perasaan optimis menjalani kehidupan, memiliki suasana hati yang lebih baik, dan juga memandang dirinya lebih positif Psikoterapi Syukur Psikoterapi menurut Parwitasari (2002) merupakan proses formal interaksi antara dua orang atau lebih, dengan salah satu berposisi sebagai “penolong” dan yang lain sebagai “yang ditolong” dengan tujuan perubahan atau penyembuhan. Jadi dapat disimpulkan bahwa, psikoterapi syukur merupakan proses penyembuhan pada penyakit mental yang dilakukan dengan melakukan pengakuan terhadap nikmat-nikmat yang sudah diberikan Allah SWT. dan mempergunakan nikmat tersebut dengan melakukan berbagai perbuatan baik. Dimensi & Aspek Syukur Steindl-Rast (Putra & Satria, 2014) mengemukakan bahwa rasa syukur terdiri dalam dua aspek yaitu thankful dan grateful. O Thankful, merupakan pola perilaku berterimakasih dari individu yang ditujukan kepada seseorang ataupun pihak lain, dalam hal ini objek syukurnya diarahkan kepada manusia atau individu yang telah memberikan kontribusi dalam kehidupannya. O Grateful, merupakan rasa terimakasih pada apa yang telah diterima, juga bisa bermakna respon penuh dari individu pada suatu yang dimilikinya, meskipun kepemilikan tersebut tersirat atau bersumber dari suatu hal diluar diri manusia seperti Tuhan, alam, dan kosmos. Ibnu Qudamah (Al-Bantanie, 2010), menjelaskan bahwa syukur, dilakukan berdasarkan tiga unsur, yaitu: O Bersykur dengan hati, yang tercermin dengan munculnya rasa puas, yang kemudian mendatangkan rasa senang, gembira, dan mengakui terhadap nikmat yang telah diterimanya tersebut adalah semata dari Allah O Bersyukur dengan lisan, melalui ucapan, yang tercermin dalam ucapan pujian terhadap Allah SWT O Bersyukur dengan perbuatan, diwujudka dengan perbuatan yang nyata, yaitu dengan cara mentaati segala yang diperintahkan oleh Allah serta menjauhi segala larangan Allah, dengan selalu bersujud syukur. Manfaat Syukur Sedangkan Sayyid Quthb menyatakan empat manfaat ber-syukur, yakni: O Menyucikan Jiwa O Mendorong jiwa untuk beramal saleh O Menjadikan orang lain ridha O Memperbaiki dan memperlancar interaksi sosial Selain itu, pada sumber lain juga disebutkan manfaat dari syukur antara lain: O Menuntun hati untuk ikhlas O Menumbuhkan optimisme O Memperbaiki kualitas hidup O Membentuk hubungan persahabatan yang lebih baik O Mendatangkan pertolongan Allah SWT Penghalang Rasa Syukur Aura Husna menyebutkan adanya lima hal yang menjadi penghalang syukur, yakni sebagai berikut : O Hati yang sempit O Mudah mengeluh O Memandang remeh terhadap nikmat Allah SWT O Enggan berbagi O Mudah putus asa Teknik Bersyukur Pertama, bersyukur dengan lisan. Dalam psikologi Qur’ani, bersyukur dengan lisan adalah mengucapkan secara terbuka kalimat Alhamdulillah (segala puji bagi Allah) sebagai ungkapan rasa terimakasih yang tidak terhingga kepada Allah yang telah memberikan nikmat luar biasa. Kedua, bersyukur dengan hati. Setelah bersyukur dengan lisan, barulah manusia bisa bersyukur dengan hati yang menjadi pengontrol setiap yang diucapkan setiap harinya. Ketiga, bersyukur dengan perbuatan. Teknik bersyukur selanjutnya dalam psikologi Qur’ani adalah dengan perbuatan melalui anggota badan yang bisa dimanfaatkan untuk mengelola berbagai kenikmatan Allah di jalan yang benar. Teknik bersyukur dalam psikologi modern dapat dilakukan dengan dua cara yang sangat sederhana yaitu: Pertama, bersyukur secara personal. Teknik pertama ini adalah sebuah cara yang bisa dipraktikkan ketika kita menerima hadiah dari orang lain. Teknik bersyukur ini memang berangkat dari kesadaran diri yang merasakan sebuah bantuan atau pertolongan dari orang lain. Orang yang berterimakasih terhadap adanya bantuan dari orang lain merupakan pribadi yang tidak egois dengan situasi atau kondisi yang membelenggu diri. Kedua, bersyukur secara transpersonal. Teknik bersyukur selanjutnya yang bisa kita lakukan adalah transpersonal. Bersyukur secara transpersonal merupakan sebuah ungkapan terimakasih kepada Tuhan yang sudah memberikan banyak karunia di dunia ini. Pribadi yang cenderung bersyukur adalah mereka yang meyakini akan kekuasaan Tuhan dalam melimpahkan rezeki kemuka bumi. Latihan Bersyukur O Pertama, ucapkan Alhamdulillah setiap waktu O Kedua, membuat sistem pengingat. O Ketiga, menciptakan gelombang syukur di alam terbuka. O Keempat, lakukan meditasi secara simultan Terima Kasih