Anda di halaman 1dari 8

LABORATORIUM PSK & E

STT BANDUNG
MODUL MANTRA (Manual Task Risk Assessment)

1. Tujuan Praktikum
a. Praktikan memahami postur kerja yang janggal atau tidak alamiah
b. Praktikan mampu menjelaskan defisini metode MANTRA (Manual Task Risk
Assessment) dengan baik
c. Praktikan mengetahui penilaian postur kerja menggunakan MANTRA (Manual
Task Risk Assessment)
2. Landasan Konseptual
Biomekanika
Biomekanika adalah ilmu yang menggunakan hukum-hukum fisika dan mekanika teknik
untuk mendeskripsikan gerakan pada bagian tubuh (kinematik) dan memahami efek gaya
dan momen yang terjadi pada tubuh (kinetik) Biomekanika juga merupakan keilmuan
yang mengombinasikan hukum-hukum fisika dan konsep-konsep teknik dengan
pengetahuan dari keilmuan biologi dan perilaku manusia. Mekanika dalam tubuh
mengikuti hukum newton mengenai gerak, kesetimbangan gaya dan kesetimbangan.
Berdasarkan prinsip biomekanika untuk menghitung besarnya momen gaya bisa
dilakukan dengan cara menghitung gaya dan moment secara sebagian atau menghitung
tiap-tiap segmen atau bagian yang membentuk tubuh manusia.

Postur Kerja
Seperti pada stasiun kerja pengadukan dimana posisi pekerja terlalu membungkuk dan
tangan menekuk saat mengaduk dan mencampur tanah. Punggung terlalu membungkuk,
kepala dan tangan terangkat merupakan contoh sikap kerja tidak alamiah yang
disebabkan karakteristik alat kerja dan stasiun kerja tidak sesuai dengan kemampuan
pekerja. Semakin jauh posisi tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula
risiko keluhan otot selektal (Grandjean, 1993; Manuaba, 2000).
Hal tersebut tentunya dapat membahayakan pekerja dan berisiko menimbulkan MSDs
apabila dilakukan dalam jangka waktu yang lama. MSDs merupakan keluhan pada otot
rangka yang terjadi apabila otot menerima baban statis secara berulang-ulang sehingga
menyebabkan keluhan berupa tendon, kerusakan sendi, dan ligamen (Kroemer &
Manuaba, 2000). Selain hal tersebut, berdasarkan hasil kuesioner Nordic Body Map
(NBM) didapatkan keluhan sangat sakit yang dirasakan oleh para pekerja pada bagian
LABORATORIUM PSK & E
STT BANDUNG
punggung dan pinggang. NBM merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui
ketidaknyamanan atau kesakitan pada bagian tubuh (Kroemer, 2001).
Ergonomi adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan karakteristik manusia di lingkungan
kerjanya, dengan tujuan agar tercipta kondisi yang efisien, efektif, nyaman dan aman
serta tidak menimbulkan risiko penyakit ataupun kecelakaan saat bekerja
(Pheasent,1991). Ergonomi fokus pada tiga komponen yaitu mesin, manusia dan
lingkungan kerja yang dimana interaksi tersebut menghasilkan sistem kerja yang tidak
bisa dipisahkan (Bridger, 2003).
Keluhan MSDs yang sering dikeluhkan para pekerja industri yaitu nyeri pada leher,
pergelangan tangan, punggung serta nyeri pada siku dan kaki (Tarwaka dan Bakri, 2016).

3. Manual Task Risk Assessment (MANTRA)


MANTRA merupakan metode yang berguna untuk menilai faktor-faktor risiko yang
terjadi pada pekerja saat melakukan pekerjaan. Waktu relatif penggunaan emapt bagian
tubuh (lengan bawah, punggung, leher, atau bahu, dan lengan, pergelangan tangan, atau
tangan) dihitung terhadap waktu total pekerjaan dalam satu hari, kemudian juga
dilakukan analisis mengenai sejauh mana pekerjaan tersebut memiliki karakteristik
pengulangan (pengukuran siklus waktu dan durasi), pengerahan usaha (pengukuran gaya
dan kecepatan), kecanggungan postur, dan getaran. Nilai tersebut mengindikasikan risiko
tinggi atau cedera yang kumulatif.
CARA KERJA METODE
1) Pengukuran Total Waktu
Total waktu merupakan waktu rata-rata dari waktu kerja suatu pekerjaan dilakukan
dalam suatu
hari tertentu.

2) Pengukuran Faktor Risiko yang Berulang


Pengulangan dinilai dengan mengevaluasi waktu siklus dan durasi suatu tugas pad
setiap bagian tubuh. Waktu siklus merupakan durasi waktu dari suatu tugas yang
dikerjakan lebih dari satu kali tanpa adanya gangguan. Durasi adalah waktu dimana
tugas yang memilki siklus berulang dilakukan tanpa satu atau banyak gangguan.
LABORATORIUM PSK & E
STT BANDUNG
Kode durasi akan selalu sama untuk setiap bagian dari tugas tertentu. Waktu siklus
dan kode durasi dicantumkan dalam table untuk menentukan nilai dari faktor risiko
yang berulang.

Faktor risiko yang berulang ditentukan dengan mencantumkan skor dari waktu
siklus dan durasi pada tabel faktor risiko yang berulang.

3) Pengukuran Faktor Risiko Akibat Pengerahan Tenaga


Faktor risiko pengerahan tenaga dapat dinilai dengan mengevaluasi gaya adan
kecepatan untuk setiap bagian tubuh. Sama halnya dengan faktor risiko yang
berulang dengan durasi dan siklus waktu, nilai dari faktor risiko akibat pengerahan
tenaga ditentukan dari skor gaya dan kecepatan yang dicantumkan dalam tabel.

Gaya merupakan penilaian dari usaha penggunaan otot pada suatu bagian selama
pekerjaan dilakukan dengan gaya maksimum yang dapat digunakan oleh seseorang
saat bekerja. Pekerjaan yang dilakukan dalam waktu yang singkat dan dengan gaya
yang sedang dinilai sama dengan pekerjaan yang dilakukan dalam durasi yang lama
dengan gaya yang sedang, karena pengukuran durasi dilakukan secara terpisah.
Kecepatan dinilai dari rata-rata keseluruhan gerakan saat melakukan kerja.
Contohnya, bila suatu tugas kebanyakan membutuhkan gerakan yang lambat
dengan beberapa elemen cepat, itu akan dinilai sebagai langkah sedang dan akan
mendapatkan skor 2. Skor 3 akan diberikan hanya pada pekerjaan statis utama.
LABORATORIUM PSK & E
STT BANDUNG

Faktor risiko akibat pengerahan tenaga ditentukan dengan mencantumkan skor-


skor dari gaya dan kecepatan pada tabel faktor risiko akibat pengerahan tenaga.

4) Pengukuran Faktor Risiko Kekakuan


Kekakuan didefinisikan sebagai derajat deviasi dari tulang sendi. Semakin besar
deviasi, semakin besar pula tingkat bahayanya. Penilaian dilakukan untuk
keseluruhan tugas, oleh karena itu harus menampilkan rata-rata dari berbagai posisi
tubuh untuk setiap bagian tubuh ketika melakukan pekerjaan.

5) Pengukuran Faktor Risiko Getaran


Dalam mengevaluasi suatu pekerjaan yang menimbulkan faktor risiko getaran
harus mempertimbangkan kedua faktor berikut : Keseluruhan tubuh dan getaran
bagian tubuh. Getaran pada keseluruhan tubuh akan berdampak pada lengan bawah
dan tulang belakang ketika getaran pada bagian tubuh menyerang kaki dan tangan
bagian atas. Penilaian dilakukan untuk keseluruhan tugas, oleh karena itu harus
ditampilkan durasi rata-rata dan tugas tersebut.
LABORATORIUM PSK & E
STT BANDUNG

INTERPRETASI PENILAIAN
Untuk setiap bagian tubuh, skor untuk total waktu, pengulangan, pengerahan tenaga,
kekakuan dan getaran dijumlahkan. Jumlah dari skor untuk setiap bagian tubuh disebut
risiko kumulatif, dan memiliki rentang antara 5-25. tindakan lebih lanjut perlu dilakukan
bila salah satu bagian tubuh memiliki :
a. Nilai faktor risiko untuk pengerahan tenaga sebesar 5 ATAU
b. Jumlah dari nilai pengerahan tenaga dan kekakuan sebesar 8 atau lebih ATAU
c. Nilai kumulatif risikop dari keseluruhan tubuh sebesar 15 atau lebih.
Nilai tersebut dapat membantu memprioritaskan tugas untuk penilaian/
pengontrolan yang dianjurkan. Demikian juga, skor merefleksikan risiko terbesar
sehingga kita dapat memperhatikan bagian tubuh yang harus diperhatikan dan
dikontrol.

PROSEDUR PENERAPAN
1. Sebelum memulai penilaian, analis harus mengetahui pekerjaan yang akan
dianalisis, meliputi tujuan utama, proses kerja, peralatan, dan denah kerja. Amati
pekerjaan dan diskusikan metode-metode pengerjaan yang dilakukan.
2. Peralatan yang membantu dalam menilai karakteristik tugas, seperti stop watch
atau pengukur waktu, pengukur gaya, skala, pita ukuran, dan kamera. Video
kamera sangat berguna untuk melihat kembali pekerjaan kita.
3. Bagi pekerjaan ke dalam tugas-tugas. Untuk setiap tugas, beri penilaian pada
karakteristik tugas yang bersifat kritis; waktu total, durasi, waktu siklus, gaya,
kecepatan, kekakuan, dan getaran. Setiap karakteristik dinilai pada setiap bagian
tubuh untuk keseluruhan tugas (sebagai lawan dari penilaian terhadap elemen-
elemen tugas individual)
4. Gunakan tabel dibawah untuk mengumpulkan data. Masukkan informasi ke dalam
pull down menu dan klik Calculate untuk mendapatkan hasil.
LABORATORIUM PSK & E
STT BANDUNG
LABORATORIUM PSK & E
STT BANDUNG
LABORATORIUM PSK & E
STT BANDUNG

4. Daftar Pustaka

• Bridger, R.S. 2003. Introduction to Ergonomics 2nd edition. Taylor & Francis, Inc.
London, 55- 98.
• Grandjean, E. 1993.Fitting The Task to The Man, 4 th ed. Taylor & Francis Inc.
London.
• Kroemer, K.H.E and E. Grandjean. 1998. Fitting The Task to The Human. 2nd
edition. London : Taylor &Francis
• Pheasant, S., 1991. Ergonomics, Work dan Health. Aspen Publisher Inc, Maryland
• Tarwaka, Bakri,Solichul HA., dan Sudiajeng, Llilik. 2004. Ergonomi Untuk
Keselamatan, Kesehatan dan Produktivitas. Cetakan Pertama. UNIBA PRESS.
Surakarta.
• Tarwaka. (2014). Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen Implementasi K3
di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.
• Tarwaka. (2015). Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi Dan
Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.

Anda mungkin juga menyukai