Hasil penelitian Baskoro, 2008, di kesehatan fisik, mental dan social, kedua
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum mengganggu psychophysiology homeostatis
Haji Surabaya menunjukan bahwa sebagian seperti circadian rhythms, waktu tidur dan
besar perawat mengalami stres kerja ringan makan, ketiga mengurangi kemampuan kerja
pada kerja shift pagi sebanyak 47 perawat dan meningkatnya kesalahan dan kecelakaan,
(82,45%), kerja shift sore sebanyak 50 keempat menghambat hubungan sosial dan
perawat (87,71%) dan kerja shift malam keluarga; dan kelima adanya faktor resiko
sebanyak 41 perawat (71,92%), fakta ini pada saluran pencernaan, jantung dan
menunjukan perbedaan stres kerja yang pembuluh darah (Costa, 2003).
berarti (significant) antara kerja shift malam Bahkan dampak dari shift kerja terutama
dengan kerja shift pagi dan juga antara kerja shift kerja malam, selain soal biologis dan
shift malam dengan kerja shift sore. faal, kerja malam seringkali disertai reaksi
Berdasarkan hasil studi pendahuluan psikologis sebagai suatu mekanisme defensif
yang peneliti lakukan di Ruang Inap Dahlia terhadap gangguan tubuh. Akibat dari itu
RSUD Dr. Soegiri Lamongan, dari 10 keluhan-keluhan akan ditemukan relatif
responden yang dilakukan wawancara, sangat banyak pada kerja malam.
didapatkan perawat rawat inap yang shift Stres dalam pekerjaan dapat dicegah
pagi, siang, dan malam mengalami kejenuhan timbulnya dan dapat dihadapi tanpa
dan kelelahan kerja yang berat dikarenakan memperoleh dampaknya yang negatif.
jadwal dinas/ shift kerja sebanyak 3 perawat Manajemen stres lebih dari sekedar
(30%), dan sebanyak 4 perawat (40%) mengatasinya, yakni belajar
mengalami kejenuhan dan kelelahan kerja menanggulanginya secara adaptif dan efektif.
sedang, dan sebanyak 3 perawat lainnya Sebagian para pengidap stres di tempat kerja
(30%) tidak merasakan kejenuhan dan akibat persaingan, sering melampiaskan
kelelahan. dengan cara bekerja lebih keras yang
Stres kerja merupakan perasaan tertekan berlebihan.
yang dialami oleh seorang pekerja dalam Idealnya kerja shift per dua hari searah
menghadapi pekerjaan yang disebabkan oleh jarum jam, misalkan dengan siklus dua hari
beberapa faktor. Faktor tersebut diantaranya masuk pagi, lalu dua hari masuk siang, dua
adalah faktor lingkungan, organisasi dan hari masuk malam, dan dua hari libur.
individu itu sendiri. Seseorang yang mengalami kerja gilir rawan
Sedangkan menurut Asta, 2006, stres menderita gangguan tidur. Sehingga
dapat juga disebabkan oleh faktor–faktor sebaiknya langsung tidur ketika pulang kerja,
intrinsik dalam pekerjaan. Pertama adalah dengan menjaga suasana kamar tetap gelap
tuntutan fisik antara lain kebisingan, vibrasi, dan sunyi. Sehingga dari dampak yang
dan hygiene. Kedua adalah tuntutan tugas dijelaskan diatas diharapkan shift kerja tidak
antara lain kerja shift / kerja malam, beban akan dapat menimbulkan stres kerja bagi
kerja, dan penghayatan dari resiko dan perawat.
bahaya. Rumusan masalah dalam penelitian ini
Sehingga adanya stres kerja dapat adalah Apakah ada hubungan shift kerja
mengakibatkan perubahan pada perilaku dengan stres kerja perawat diruang rawat
seseorang, salah satunya dapat munurunkan inap RSUD Soegiri Lamongan?
produktivitas dan kualitas kerja. Sedangkan Tujuan penelitian ini adalah untuk
pada emosi dapat menyebabkan mudah mengidentifikasi hubungan shift kerja dengan
tersinggung, atau bahkan mengakibatkan stres kerja pada perawat di ruang rawat inap
seseorang merasa harga diri rendah.
Shift dan kerja malam hari adalah kondisi METODE PENELITIAN.… … .…
yang dapat menghambat kemampuan Penelitian ini menggunakan desain
adaptasi pekerja baik dari aspek biologis penelitian analitik yaitu mencari hubungan
maupun sosial. Shift kerja malam antarvariabel. Penelitian ini perlu dilakukan
berpengaruh, pertama negatif terhadap analisis terhadap data yang dikumpulkan,
seberapa besar hubungan antar variabel yang (2) Kelompok Jenis Kelamin
ada (Setiadi, 2007). Dengan pendekatan Tabel 2 Distribusi responden
rancangan cross sectional. Rancangan cross berdasarkan jenis kelamin
sectional merupakan rancangan penelitian tenaga keperawatan rawat
yang pengukuran atau pengamatannya inap yang bekerja di RSUD Dr.
dilakukan secara simultan pada satu saat Soegiri Lamongan bulan
(A.Aziz Alimul, 2007). September tahun 2010.
perempuan sebanyak 46 orang (58.2 %), pekerjaan harus diatur dengan benar dalam
sebagian besar responden berstatus menikah kepribadian seseorang.
sebanyak 58 orang (73.4 %). Perempuan mempunyai kecenderungan
Stres didefinisikan sebagai mengalami stres lebih besar, dimana didalam
ketidakmampuan mengatasi ancaman yang tubuh seorang perempuan terjadi perubahan
dihadapi oleh mental, fisik, emosional dan hormonal. Perempuan lebih mudah
spiritual manusia, yang pada suatu saat dapat merasakan perasaan bersalah, cemas,
mempengaruhi kesehatan fisik manusia peningkatan bahkan penurunan nafsu makan,
tersebut (Palupi widyastuti, 2003). gangguan tidur dan gangguan makan. Saat
Masalah perubahan hormonal sering stres perempuan lebih mudah untuk sedih,
dikaitkan dengan kecenderungan terjadinya sensitif, marah, serta mudah menangis.
stres. Ketika seseorang mengalami stres, Penurunan estrogen pada perempuan akan
jumlah cairan kimia di dalam otak berkurang. berpengaruh pada emosi. Selain perubahan
Hal itu dapat menyebabkan sel otak bekerja hormonal, karakteristik perempuan yang
lebih lambat. Cairan neurotransmitter lebih mengedepankan emosional daripada
tersebut adalah serotonin. Bila terjadi rasional. Ketika menghadapi suatu masalah,
ketidakseimbangan, akan menyebabkan stres. perempuan cenderung menggunakan
Selain serotonin, ada zat penghantar saraf perasaan.
lain yang berperan menyebabkan stres, Sedangkan pada responden yang
seperti norepineprin, dopamine, histamin, kebanyakan telah berumah tangga juga lebih
dan estrogen. Estrogen yang merupakan rentan mengalami stres kerja. Hal ini
hormon perempuan ini bertanggung jawab dikarenakan masalah yang timbul lebih
sebagai penyebab stres. Ketika jumlah banyak dan kebutuhan hidup pun semakin
estrogen menurun akan memunculkan gejala- meningkat. Sehingga pikiran seseorang pun
gejala stres bahkan sampai depresi. Di tidak hanya berfokus pada pekerjaannya,
samping itu, estrogen juga akan memberi melainkan juga dengan keluarganya.
pengaruh secara langsung timbulnya stres itu
sendiri (Badan Penelitian dan Pengembangan 3. Hubungan Shift Kerja Dengan Stres
Departemen Kesehatan RI, 2007). Kerja perawat rawat inap
Menurut Robbins (2001). ada tiga Berdasarkan hasil pengujian dengan uji
sumber utama yang dapat menyebabkan Rank Spearman’s Corelations menunjukkan
timbulnya stres yaitu faktor lingkungan, bahwa terdapat hubungan yang signifikan
faktor organisasi, dan faktor individu. Faktor (bermakna) antara shift kerja dengan stres
individu itu sendiri pada dasarnya dalam hal kerja pada perawat rawat inap di Unit Rawat
ini muncul dari dalam keluarga, masalah Inap RSUD Dr. Soegiri Lamongan dengan
ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi arah korelasi yang positif artinya semakin
dari keturunan. Hubungan pribadi antara tidak teratur shift kerja maka semakin berat
keluarga yang kurang baik akan pula stres kerja pada perawat rawat inap dan
menimbulkan akibat pada pekerjaan yang sebaliknya semakin teratur shift kerja maka
akan dilakukan karena akibat tersebut dapat stres kerja akan cenderung semakin ringan.
terbawa dalam pekerjaan seseorang. Secara umum yang dimaksud dengan
Sedangkan masalah ekonomi tergantung dari shift kerja adalah semua pengaturan jam kerja,
bagaimana seseorang tersebut dapat sebagai pengganti atau tambahan kerja siang
menghasilkan penghasilan yang cukup bagi hari sebagaimana yang biasa dilakukan.
kebutuhan keluarga serta dapat menjalankan biasanya dibagi atas kerja pagi, sore dan
keuangan tersebut dengan seperlunya. malam. menurut Suma’mur (1991), pada shift
Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap pagi memberikan waktu luang baik untuk
individu yang dapat menimbulkan stress kehidupan keluarga dan tidak terbatas
terletak pada watak dasar alami yang dimiliki kehidupan sosialnya. Sedangkan pada shift
oleh seseorang tersebut. Sehingga untuk itu, siang terbatas kehidupan sosial, waktu siang
gejala stress yang timbul pada tiap-tiap terbuang dan sedikit lelah. Dan pada shift
malam lelah, kehidupan sosial terbatas, peran kehidupan di luar organisasi (seperti
kurang baik untuk kehidupan keluarga, pelecehan terhadap pasangan) dan perilaku
gangguan tidur, memberikan banyak waktu merusak diri (mengkonsumsi alkohol,
luang terbuang sehingga dapat penyalahgunaan obat-obatan).
mempengaruhi circardian rhythms, yakni Dari data diatas menunjukan bahwa
proses proses yang saling berhubungan yang seseorang yang shift kerjanya teratur yang
dialami tubuh untuk menyesuaikan dengan mengalami stres ringan cenderung wajar. Ini
perubahan waktu selama 24 jam. Dengan disebabkan seseorang bisa mengelola fisik
terganggunya circardian rhythms maka akan serta emosinya dengan baik dan stabil.
terjadi dampak fisiologis pada pekerja seperti Sedangkan seseorang yang shift kerjanya
gangguan gastrointestinal, gangguan pola teratur namun mengalami stres sedang
tidur dan gangguan kesehatan lain. kemungkinan ada masalah personal yang
Stres kerja dapat terjadi karena tidak terjadi pada dirinya. Dan seseorang yang shift
adanya dukungan sosial yang mana bisa kerjanya teratur namun mengalami stres berat
berupa dukungan dari lingkungan pekerjaan diperkirakan terdapat konflik dalam dirinya
maupun lingkungan keluarga. Sehingga yang menyebabkan seseorang tidak bisa
cenderung lebih mudah terkena stres. Hal ini mengatur stres yang terjadi pada dirinya.
disebabkan oleh tidak adanya dukungan Seseorang cenderung labil dalam mengatasi
sosial yang menyebabkan ketidaknyamanan persoalan hidupnya.
menjalankan pekerjaan dan tugasnya. Begitu Sedangkan seseorang yang shift kerjanya
pula dengan manajemen kantor yang tidak tidak teratur yang mengalami stres kerja
sehat seperti pembagian shift kerja, berat bisa disebabkan karena terganggunya
pembagian tugas kerja, dan rotasi kerja. circardian rhytmhs, tidak adanya dukungan
Maka seseorang tidak akan leluasa sosial dan masalah dalam lingkungan
menjalankan pekerjaannya yang pada pekerjaannya.
akhirnya dapat menimbulkkan stres kerja. Perlu diketahui, lingkungan adalah hal
Kahn dan Byosiere (1992) membagi yang sangat penting dalam membuat
respon individu terhadap stres menjadi 3 seseorang menjadi stres atau tidak. Dalam hal
kategori, yaitu respon fisiologikal, respon ini khususnya lingkungan kerja dan keluarga.
psikologikal, dan respon perilaku. Berbagai Agar tidak stres, maka jangan terlalu
temuan penelitian mengenai dampak stres terkungkung oleh persoalan hidup.
terhadap kesehatan fisik menunjukkan bahwa
level stres yang tinggi senantiasa diiringi
dengan masalah kesehatan badan diantaranya KESIMPULAN DAN SARAN. …
adalah tekanan darah tinggi, tingkat 1. Kesimpulan
kolesterol tinggi, bahkan dapat menyebabkan 1) Sebagian besar perawat rawat inap
sakit jantung, sakit tulang, gejala-gejala pada shift kerjanya tidak teratur
saluran pencernaan. Respon psikologikal 2) Hampir setengah perawat rawat inap
adalah respon yang berkaitan dengan mengalami stres kerja berat.
pemikiran atau perasaan, baik yang 3) Ada hubungan antara shift kerja
berhubungan dengan pekerjaan maupun tidak. dengan stres kerja perawat rawat inap
Misalnya kecemasan, depresi, ketidakpuasan di Unit Rawat Inap RSUD Dr. Soegiri
terhadap pekerjaan maupun kehidupan di luar Lamongan yang signifikan
organisasi, kelelahan, tertekan. Respon (bermakna).
perilaku adalah respon yang berkaitan 2. Saran
dengan perubahan perilaku yaitu degradasi Hasil penelitian ini dapat dijadikan
peran kerja itu sendiri (misalnya menurunnya sebagai bahan masukan dalam menerapkan
performance), perilaku agresif ketika bekerja pengetahuan tentang hubungan shift kerja
(mencuri, melukai orang lain baik secara dengan stres kerja pada perawat rawat inap
verbal maupun non verbal, menyebarkan sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan
rumor dan sebagainya), degradasi terhadap
Aryoe. (2009). Pengertian Perawat dan Bidan. Joedi. (2009). Konsep Dasar Keperawatan.
www.ryoebangetzone.com. Diakses www.joenurse.com. Diakses Tanggal 01
Tanggal 01 Mei 2010. Mei 2010
Kompas. (2009). Resiko kerja malam hari. Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian.
http://kesehatan.kompas.com/. Diakses Bandung :Alfabeta.
tanggal 03 Maret 2010.
Suharsimi, Arikunto. (2006). Prosedur
Lientje Setyawati Maurits, Imam Djati Penelitian Suatu Pendekatan Praktik;
Widodo. (2008). Faktor dan Penjadualan cetakan 13. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Shift Kerja. http://journal.uii.ac.id/.
Diakses tanggal 04 maret 2010. Suma’mur, P.K.(1991). Higene Perusahaan
dan Kesehatan Kerja. Jakarta : CV. Haji
Margiati, lulus. (1999). Stres Kerja : Latar Masagung.
Belakang Penyebab Dan Alternatif
Pemecahannya. Jurnal Masyarakat, Sunyoto, Munandar Ashar. (2001). Psikologi
Kebudayaan Dan Politik. Surabaya : Industri Dan Organisasi. Jakarta :
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Universitas Airlangga.
Syam¸Rachmad Jumeidi . (2007). Analisis
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Pengaturan Shift Kerja yang Tepat untuk
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Menjaga Kestabilan Performansi Kerja
Jakarta : Salemba Medika. Karyawan dengan Menggunakan
PsychoPhysiology Method. Yogyakarta.
Prasadja, Andreas. (2009). Risiko Kerja Tugas Akhir : FTI UII.
Malam Hari.
http://sleepclinicjakarta.com/. Diakses Tawi, Mirzal. (2008). Hak Pasien
tanggal 03 Maret 2010. dan Perawat.
Qauliyah, Asta. (2006). Stres pada saat http://syehaceh.wordpress.com. Diakses
bekerja. http://astaqauliyah.com/. tanggal 27 April 2010.
Diakses tanggal 03 Maret 2010.
Wahyuningsih. (2003). Perbedaan kelelahan
Restanti, Anggraini. (2008). Stres Kerja kerja subyektif antara perawat shift pagi
Pada Tenaga Keperawatan di UGD. dan malam. Surabaya. Skripsi : FKM
Surabaya. Skripsi : FKM Unair. Unair.
Sari, Novita. (2006). Hubungan Motivasi dan Widyastuti, Palupi. (2003). Manajemen
Kinerja terhadap Stress. Jakarta : EGC
Stres.Http://www.damandiri.or.id/.
Diakses Tanggal 03 Maret 2010. Yosep, Iyus. (2005). Tanggung Jawab
(Responsibility) dan Tanggung Gugat
Soekidjo Notoatmodjo. (2005). Metodologi (Accountability) Perawat dalam Sudut
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Pandang Etik.
Cipta http://resources.unpad.ac.id/. Diakses
tanggal 4 maret 2010.
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset
Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.