NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh :
TAZKIA IKRIMADHANI
J410131021
PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM
PADA PERAWAT RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUDONO
BOYOLALI
Tazkia Ikrimadhani*, Tarwaka**, Kusuma Estu W***
*Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIK UMS, **Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS,
***Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS
ABSTRAK
Shift kerja adalah pengaturan jam kerja oleh suatu tempat kerja untuk mengerjakan sesuatu yang
biasanya dibagi atas kerja pagi, sore dan malam. Stres kerja merupakan respon emosional dan fisik
yang bersifat mengganggu atau merugikan yang terjadi pada saat tuntutan tugas tidak sesuai dengan
kapabilitas, sumber daya atau keinginan pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan tingkat stres kerja anatar shift pagi, sore dan malam pada perawat rawat inap di RSUD
Banyudono Boyolali. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat rawat inap di RSUD
Banyudono Boyolali yang berjumlah 38 perawat. Teknik pengambilan sampel menggunakan total
sampling. Analisis menggunakan Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan
tingkat stres kerja antara shift pagi, sore dan malam pada perawat rawat inap di RSUD Banyudono
Boyolali p value = 0,036 dengan tingkat stres tertinggi pada shift malam dengan nilai mean rank
sebesar 66,91. Disarankan adanya perbaikan pengelolaan jam kerja seperti menambah jam kerja
pada shift sore yang hanya 6 jam sehingga perawat pada shift malam tidak berjaga selama 11,5 jam.
ABSTRACT
Shift work is the arrangement of working hours by a workplace to do something that is usually divided into
work in the morning, evening and night. Occupational stress is emotional and physical response that is
distracting or detrimental to that occur when the demands of the task do not match with the capabilities,
resource or desire of workers. This study aim to know the difference between the levels of occupational
stress shift in the morning, evening and night on Inpatient nurses in RSUD Banyudono Boyolali. This study
uses analiytic observational method with crosssectional approach. The population in this study are all
nurses of inpatient room in the hospital Banyudono Boyolali which is totally 38
nurses. Sampling technique uses total sampling. Using the Kruskal-Wallis analysis indicates that there are
significant differences between level of occupational stress shift in the morning, evening and night
on Inpatient nurses in RSUD Banyudono Boyolali with p value = 0,036 on highest stress levels at night
shift , meanwhile the value of the mean rank is 66,91. It is recommended the improvement of the
management of working hours such as adding working hours on the afternoon shift only 6 hours in order to
the nurses on night shift was not just for 11,5 hours.
didapat data jumlah seluruh perawat yang Analisis bivariat dilakukan untuk
masuk shift kerja di bangsal rawat inap mengetahui ada tidaknya perbedaan yang
yaitu 38 orang dengan pembagian shift signifikan antara tiga kelompok penelitia
kerja menjadi 3 kelompok yaitu shift pagi menggunakan uji Kruskal-Wallis dengan
jam 07.30-14.00 WIB, shift sore jam derajat kepercayaan 95% (α=0,05). Jika
14.00-20.00 WIB, dan shift malam jam nilai p ≤0,05 maka Ho ditolak, Ha diterima
20.00-07.30 WIB. yang berarti terdapat perbedaan.
Dari hasil wawancara dengan 5
orang perawat mengenai shift 60% HASIL
diantaranya merasakan beban yang paling A. Karakteristik Responden
berat yaitu pada shift malam karena 1. Jenis Kelamin
mengantuk, merasa repot jika ada rujukan Distribusi responden perempuan
pasien ke rumah sakit lain, harus sebanyak 34 orang (89,5%) lebih
meninggalkan keluarga serta waktu untuk banyak daripada responden laki-laki
beristirahat berkurang. Keluhan lain yang yang hanya 4 orang (10,5%).
dirasakan seperti lingkungan kerja yang 2. Umur
kurang nyaman, merasa bosan, manajemen Rata-rata umur responden adalah 33
yang kurang baik dan kurangnya perhatian tahun dengan umur minimal 27
dari atasan. tahun dan umur maksimal 41 tahun.
Mayoritas responden berumur
METODE sekitar 31-35 tahun.
3. Pendidikan
Jenis penelitian yang dilakukan Proporsi tingkat pendidikan
adalah penelitian kuantitatif dengan responden yang paling banyak
metode observasional analitik dan adalah lulusan D3 yaitu sebanyak 34
menggunakan pendekatan cross sectional. (89,5%) perawat dan lulusan S1
Lokasi penelitian ini adalah di RSUD sebanyak 4 (11,4%) perawat.
Banyudono Boyolali yang dilaksanakan 4. Masa Kerja
pada bulan Maret 2015. Distribusi responden berdasarkan
Populasi dalam penelitian ini masa kerja paling banyak yaitu 20
adalah seluruh perawat yang bertugas pada orang (52,6%) dengan masa kerja 6-
shift bangsal Kenanga, Dahlia, Mawar, 10 tahun dan paling sedikit 1 orang
Anggrek dan Melati di RSUD Banyudono (2,7%) dengan masa kerja 16-20
Boyolali dengan jumlah 38 perawat. tahun. Rata-rata masa kerja perawat
Teknik pengambilan sampel pada RSUD Banyudono adalah 8±3,6
penelitian ini menggunakan teknik total tahun.
sampling, dimana seluruh jumlah populasi 5. Status Pernikahan
dijadikan sampel sehingga jumlah sampel Responden yang sudah menikah
yang digunakan yaitu 38 orang perawat sebanyak 36 orang (94,7%) lebih
yang akan dibagi menjadi 3 kelompok banyak daripada yang belum
yaitu shift A yang terdiri dari 13 perawat, menikah yang hanya 2 orang
shift B 13 perawat dan shift C 12 perawat, (5,3%).
dimana setiap shift akan dikenai tiga kali
post test yaitu saat bekerja shift pagi, sore
dan malam.
mudah terkena stres. Hal ini stres atau tidak, khususnya lingkungan
disebabkan oleh tidak adanya kerja dan keluarga (Prismayanti,
dukungan sosial yang menyebabkan 2010).
ketidaknyamanan dalam menjalankan
pekerjaan dan tugasnya. Penyebab lain
yaitu manajemen kantor yang tidak
sehat seperti pembagian shift kerja,
pembagian tugas kerja, dan rotasi
kerja, sehingga karyawan tidak leluasa
menjalankan pekerjaannya yang pada
akhirnya dapat menimbulkan stres
kerja. Hal yang perlu diketahui adalah
lingkungan berperan sangat penting
dalam membuat seseorang menjadi
E. SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Banyudono maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Terdapat perbedaan tingkat stres kerja antara shift pagi, sore dan malam di RSUD
Banyudono Boyolali dengan nilai p value = 0,036 yang berarti p value 0,036≤ 0,05.
2. Perawat yang bekerja pada shift malam mempunyai nilai stres kerja paling tinggi dengan
nilai rata-rata 66,91. Sedangkan nilai stres paling rendah yaitu pada perawat shift sore
dengan nilai rata-rata 49,41.
SARAN
1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Banyudono Boyolali
a. Sebaiknya rotasi kerja dilaksanakan sesuai jadwal agar teratur sehingga perawat jaga
tidak berturut-turut khususnya pada shift malam sehingga sistem irama sirkadian tubuh
tidak terganggu dan untuk menghindari stres kerja.
b. Sebaiknya pengelolaan jam kerja dilakukan perbaikan misalnya seperti menambah jam
kerja pada shift sore yang hanya 6 jam sehingga perawat pada shift malam tidak
berjaga selama 11,5 jam hal ini dikarenakan perawat shift sore sedikit mengalami stres
dibandingan shift malam hari.
2. Bagi Perawat
a. Perawat hendaknya beristirahat / tidur yang cukup setelah bekerja pada shift malam
dengan memperhatikan kuantitas dan kualitas tidur, jangan beraktifitas berlebih di
pagi hari.
b. Upaya untuk mencegah stress kerja dapat dilakukan melalui olah raga, teknik relaksasi
atau refresing pribadi, membina hubungan interpersonal yang lebih baik dengan atasan
dan rekan kerja. Hubungan Interpersonal yang baik akan membantu perawat dalam
pencegahan terhadap stress di tempat kerja.
3. Bagi peneliti lain dapat mengembangkan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi stres kerja karena hasil penelitian ini hanya untuk mengetahui perbedaan
stres kerja terhadap shift dan tidak melakukan uji perbedaan pada karakteristik responden.
DAFTAR PUSTAKA
Aiska S. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Tingkat Stres Kerja Perawat
Di Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta. [Skripsi Ilmiah]. Yogyakarta: Fakultas
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan RI. 2007. Stres. Diakses: 1 April
2015.
www.bppm.com
Caruso CC. 2013. Negative Impact Of Shift Work And Long Work Hours.
Rehabilitation Nursing 2014, 39, 16-25.
European Agency For Safety And Health At Work. 2009. European Observatory Report.
Luxembourg: EASHW.
Firmana. 2011. Hubungan Shift Kerja Dengan Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Operation
PT. Newmont Nusa Tenggara Di Kabupaten Sumba Barat. KESMAS. Vol. 5. No. 1.
Januari 2011: 1-67.
Gobel SR. 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Stres Kerja Pada Perawat Di
Ruang ICU Dan UGD RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow.
[Skripsi Ilmiah]. Manado: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Manado.
Haryati. 2013. Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja Perawat Di Instalasi Gawat
Darurat RSUD Kabupaten Semarang. Jurnal Management Keperawatan. Vol. 1 No.1.
Mei 2013, 48-56.
Ismafiaty. 2011. Hubungan Antara Strategi Koping Dan Karakteristik Perawat Denagn Stres
Kerja Di Ruang Perawatan Intensif Rumah Sakit Dustira Cimahi. Jurnal Kesehatan
Kartika. Vol. 6 No. 2. 122-129
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Buletin Jendela Data Dan Informasi Kesehatan. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI.
Mahwidhi R.G. 2013. Pengaruh Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Pada Perawat Rawat Inap
Di RSUD DR. Soeroto Ngawi. [Skripsi Ilmiah]. Surabaya. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga
Marchelia. 2014. Stres Kerja Ditinjau Dari Shift Kerja Pada Karyawan. Jurnal Ilmiah Psikologi
Terapan. Vol. 02. No. 01. Januari 2014.
Occupational Safety And Health Administration. 2013. Worker Safety In Your Hospital. U.S
Departement of Labour : OSHA.
Prismayanti. 2010. Hubungan Shift Kerja Dengan Stres Kerja Pada Perawat Di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soegiri Lamongan. Surya. Vol. 03. No. VII.
Desember 2010.
Puteri, RK. 2009. Gambaran Stres Kerja Pada Perawat Shift Malam Di Ruang Instalasi Gawat
Darurat RSUD dr. Pringadi Medan Tahun 2009. [Skripsi Ilmiah]. Medan: Fakultas
Kesehatan Masyarakat USU.
Revalicha NS. 2012. Perbedaan Stres Kerja Ditinjau Dari Shift Kerja Pada Perawat Di RSUD
Dr. Soetomo Surabaya. Jurnal Psikologi dan Organisasi. Vol. 1. No.3, Desember 2012.
Rishapati R. 2013. Perbedaan Tingkat Stres Akibat Kerja Antara Shift Pagi, Siang, dan Malam
Pada Perawat Bagian Kelas III Di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta. [Skripsi
Ilmiah]. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Sarwono. 2006. Hubungan Masa Kerja Dengan Stres Kerja Pada Pustakawan Universitas Gajah
Mada. Berkala Ilmu Perpustakaan Dan Informasi. Vol. 31. No. 1, 2006.
Wahyuningsih M. 2011. 15-30 Persen Pekerja Indonesia Pernah Alami Gangguan Jiwa.
detikHealth. 19/07/2011. Diakses 18 Desember 2014.
Health.detik.com/read/2011/07/19/144258/1684381/763/15-30-persen-pekerja-pernah-
alami-gangguan-jiwa.html
Widyasrini. 2013. Pengaruh Shift Kerja Terhadap Tingkat Stres Kerja Pada Perawat Rawat
Inap Rumah Sakit Ortopedi. PROF. DR. R. Soeharso Surakarta. [Skripsi Ilmiah].
Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Widyastuti P. 2004. Manajemen Stres. National Safety Council. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.