Anda di halaman 1dari 11

Hubungan Cara Mengangkat Beban Dengan Keluhan Low Back Pain

Pada Pekerja Bongkar Muat di Pelabuhan Kolaka

(Relationship How to Lift Loads With Low Back Pain Complaints on


Loaded Workers in Kolaka Port)

Siti Herdianty Lestari1, Jamaluddin2, Mario Polo Widjaya3


1
Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Halu Oleo, Kendari
2
Bagian Jantung, Fakultas Kedokteran, Universitas Halu Oleo, Kendari
3
Bagian Orthopedi, Fakultas Kedokteran, Universitas Halu Oleo, Kendari

Correspoding Author E-mail: Sitihardiyanti1412@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Tenaga kerja bongkar muat merupakan salah satu bagian dari masyarakat
pekerja yang perlu mendapat perhatian karena proses kerja yang mereka lakukan banyak
mengandung risiko terhadap kesehatan. Sikap kerja dari tenaga kerja bongkar muat yang
mengangkut beban dengan posisi membungkuk dapat menyebabkan nyeri pungung bawah atau
Low Back Pain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Cara Mengangkat Beban
Dengan Keluhan Low Back Pain Pada Pekerja Bongkar Muat Di Pelabuhan Kolaka. Metode:
Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan desain Cross sectional study. Lokasi
penelitian di Pelabuhan Kolaka. Jumlah sampel sebanyak 45 orang dengan menggunakan
teknik total sampling. Data diambil dengan menggunakan kuesioner Visual Analog Scale untuk
menilai keluhan nyeri dan Kuesioner Rapid Entry Body Assesment Untuk menilai Cara
Mengangkat beban. Analisis data yang digunakan uji spearman rank. Hasil: Analisis uji
statistic menunjukkan nilai p=(0,000) dan nilai r=(0,507) yang berarti bahwa tingkat korelasi
hubungan antara cara mengangkat beban dengan keluhan low back pain adalah sedang.
Kesimpulan: Terdapat hubungan cara mengangkat beban dengan keluhan Low Back Pain
pada pekerja bongkar muat.

Kata Kunci: Cara Mengangkat Beban, Keluhan Low Back Pain.

ABSTRACT
Background: Unloading labor is one part of the working community whom needs attention
because their work processes carry may risks to health. The work attitude of loading and
unloading workers who carry loads in a bent position which can cause low back pain. This
study aims to determine the relationship between how to lift loads with complaints of low back
pain in loading and unloading workers at the port of Kolaka. Method: This research used
analytic method with cross sectional study design. Research location at the Port of Kolaka. The
total sample of 45 people using total sampling techniques. Data were taken using a Visual
Analog Scale questionnaire to assess pain complaints and a Rapid Entry Body Assessment
Questionnaire to assess how to lift weights. Analysis of the data used the Spearman rank test.
Results: Statistical test analysis showed that p = (0,000) and r = (0.507) showed that the
correlation level between how to lift weights and complaints of low back pain was moderate.
Conclusion:There is a relationship between how to lift weights with complaints of low back
pain in loading and unloading workers

Keywords: How To Lift Weights, Complain Low Back Pain

1
PENDAHULUAN Indonesia menunjukkan keluhan LBP
International Labour Organization dialami oleh 31,6% petani kelapa sawit di
(ILO) (dalam Rinaldi, 2015) menyebutkan Riau, 21% pengrajin wayang kulit di
bahwa pelayanan kesehatan bagi pekerja di Yogyakarta, 18% pengrajin onix di Jawa
sektor informal pada saat ini belum sesuai Barat, 16% penambang emas di Kalimantan
dengan beratnya pekerjaan yang dilakukan, Barat, 14,9% pengerajin sepatu di Bogor
sehingga pekerjaan rentan mengalami dan 8% pengrajin kuningan di Jawa
masalah - masalah kesehatan seperti Tengah. Selain itu, pengerajin batu bata di
Musculoskletal Disorder terutama pada Lampung dan nelayan di DKI Jakarta yang
pekerja yang masih menggunakan sistem menderita keluhan LBP masing-masing
kerja yang tradisional. Musculoskletal 76,7% dan 41% (Sakinah, 2012). Masalah
Disorder (MSDs) adalah penerimaan beban LBP pada umumnya dimulai pada usia
pada otot secara statis dan berulang-ulang dewasa muda dengan puncak prevalensi
dalam waktu yang lama, yang dapat pada kelompok usia 45-60 tahun dengan
menyebabkan beberapa kerusakan pada sedikit perbedaan berdasarkan jenis
sendi, ligament dan tendon (Rinaldi, 2015). kelamin (Rohmawan dan Haryono, 2017).
Tenaga kerja bongkar muat Low back pain (LBP) dapat
merupakan salah satu bagian dari disebabkan oleh berbagai faktor risiko yaitu
masyarakat pekerja yang perlu mendapat usia diatas 35 tahun, perokok, masa kerja 5-
perhatian karena proses kerja yang mereka 10 tahun, posisi kerja, kegemukan dan
lakukan banyak mengandung risiko riwayat keluarga penderita musculoskeletal
terhadap kesehatan. Salah satunya adalah disorder. Faktor lain yang dapat
sikap kerja yang dilakukan dengan mempengaruhi timbulnya gangguan low
menggunakan tubuh mereka untuk back pain meliputi karakteristik individu
mengangkut beban. Sikap kerja dari tenaga yaitu indeks mass tubuh (IMT) tinggi
kerja bongkar muat yang mengangkut badan, kebiasaan olahraga, masa kerja,
beban dengan posisi membungkuk yang posisi kerja, dan berat beban kerja
dapat menyebabkan nyeri pungung bawah (Nurzanah, 2015).
atau Low Back Pain karena sikap tubuh Joice Ester Tatilu (2014)
mengangkat beban seperti itu dilakukan mengungkapkan bahwa dari 75 orang
secara berulang (Tatilu, 2014). pekerja pembuat batu bata di kelurahan
Low Back Pain (LBP) bukan Plangmongansari yang mengalami nyeri
merupakan penyakit ataupun diagnosis punggung bawah terdapat 99% dengan
untuk suatu penyakit,namun suatu kondisi sikap kerja berdiri, membungkuk, dan
yang tidak mengenakan atau nyeri kronik jongkok yang tidak ergonomi (Tatilu,2014).
dengan keluhan minimal 3 bulan yang Berat beban yang diangkat, frekuensi
disertai adanya keterbatasan aktivitas yang angkat serta cara atau teknik mengangkat
diakibatkan nyeri apabila melakukan beban sering dapat mempengaruhi
pergerakan atau mobilisasi (Helmi, 2013). kesehatan pekerja berupa kecelakaan kerja
Dilihat dari data yang dikumpulkan ataupun timbulnya nyeri atau cedera pada
dari penelitian Pusat Riset dan punggung. Sebanyak 90% kasus LBP
Pengembangan Pusat Ekologi Kesehatan, bukan disebabkan oleh kelainan organik,
Departemen Kesehatan yang melibatkan melainkan oleh kesalahan posisi tubuh
800 orang dari 8 sektor informal di dalam bekerja (Andini, 2015).

2
Data dari Kantor Kesehatan Jenis penelitian ini termasuk
Pelabuhan Kelas II Kendari di Wilayah penelitian analitik obsevasional dengan
kerja kolaka memperlihatkan beberapa pendekatan cross-sectional. Penelitian ini
variasi penyakit dan keluhan yang telah dilaksanakan pada januari 2020 yang
ditemukan tiap bulannya. Penyakit- bertempat di Pelabuhan Laut Kolaka.
penyakit yang sering ditemukan di Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
Pelabuhan laut Kolaka tersebut antara lain Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) yang
ISPA, hipertensi, hemiparese, dan penyakit telah terdaftar di Pelabuhan Laut Kolaka
lainnya yang sering ditemukan pada yang berjumlah 45 orang. Pengambilan
pekerja di pelabuhan. Low back pain juga Alat dan bahan dalam penelitian
menjadi keluhan yang berulang tiap menggunakan Kuesioner identitas dan
bulannya (Data Kantor Kesehatan keadaan umum, informed consent, Visual
Pelabuhan Kelas II Kendari, 2015 dalam Analog Scale (VAS) dan lembar Rapid
Ikhsan, 2016). Entry Body Assesment (REBA).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sampel dari penelitian ini diambil
Septiawan (2012), terhadap pekerja dari populasi yang memenuhi kriteria
bangunan di PT. Mikroland Property inklusi. Uji nonparametrik pada analisis
Development Semarang, didapatkan hasil bivariat yang digunakan adalah uji Rank
dari 49 sampel pekerja mengalami keluhan Spearman dengan menggunakan aplikasi
nyeri punggung bawah dan 5 responden softwareStatistical Package for the Social
(83,3%) mengalami keluhn nyeri punggung Sciences (SPSS) versi 16.0.
bawah dan 5 responden (16,7) tidak HASIL
mengalami keluhan nyeri punggung bawah, Data hasil penelitian disajikan
sedangkan dari 19 responden yang dalam bentuk tabel data dan disertai
memiliki sikap kerja dan risiko dengan interprestasi secara analisis univariat dan
terdapat 10 responden (52,7) mengalami bivariat. Analisis univariat digunakan untuk
keluhan nyeri punggung bawah. mendeskripsikan variable dependen dan
Berdasarkan observasi awal di independen untuk memperoleh gambaran
Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan karakteristik sampel menggunakan table
Kelas III Kolaka, jumlah tenaga kerja distribusi frekuensi. Analisis bivariat
bongkar muat sebanyak 45 orang yang ada digunakan untuk mengetahui apakah
memiliki risiko terjadinya keluhan nyeri terdapat Hubungan cara mengangkat beban
punggung bawah .Dilihat dari sikap kerja dengan keluhan Low Back Pain pada
dengan mengangkat beban yang melebihi pekerja bongkar muat di pelabuhan Kolaka.
kemampuan dan tidak dibantu dengan alat
pengangkut beban. Hal tersebut yang
melatarbelakangi perlunya dilakukan
penelitian untuk mengetahui Hubungan
Cara Mengangkat Beban Dengan Keluhan
Low Back Pain Pada Pekerja Bongkar
Muat Di Pelabuhan Kolaka.

METODE PENELITIAN

3
1. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 45 100
Perempuan 0 0
Kelompok Usia
25 – 34 tahun 24 53,3
35 – 44 tahun 14 31,2
45 – 54 tahun 6 13.3
55 – 64 tahun 1 2,2
Riwayat Pendidikan
Tanpa pendidikan formal 2 4,4
Sekolah Dasar 9 20
Sekolah Menengah 22 48,9
Pertama 12 26,7
Sekolah Menengah Atas
Indeks Massa Tubuh
Berat Badan Kurang 6 13,3
Berat Badan Normal 26 57,8
Berat Badan Berlebih 13 28,9
Kebiasaan Merokok
Tidak Perokok 3 6,7
Perokok Ringan 23 51,1
Perokok Sedang 11 24,4
Perokok Berat 8 17,8
Lama Kerja
< 8 jam 10 22,2
≥ 8 jam 35 77,8
Masa Kerja
5 - 10 tahun 34 75,6
>10 tahun 11 24,4
Jumlah 45 100
Sumber : data primer, 2020
Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 22 pekerja (48,9%).
diperoleh distribusi usia responden Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
terbanyak terdapat pada rentang usia distribusi indeks massa tubuh responden
25–34 tahun yaitu sebanyak 24 pekerja terbanyak pada kelompok indeks massa
(53,3%). Berdasarkan hasil penelitian tubuh normal sebanyak 26 pekerja
diperoleh distribusi riwayat pendidikan (57,8%).
responden terbanyak pada tingkat Berdasarkan hasil penelitian
sekolah menengah pertama yaitu diperoleh distribusi kebiasaan merokok
responden terbanyak pada kelompok

4
perokok ringan sebanyak 23 pekerja (77,8%). Berdasarkan hasil penelitian
(51,1%). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh distribusi masa kerja
diperoleh distribusi lama kerja responden terbanyak pada kelompok 5 -
responden terbanyak pada kelompok 10 tahun sebanyak 34 pekerja (75,6%).
lama kerja ≥ 8 jam sebanyak 35 pekerja

5
2. Analisis Univariat
a. Cara Mengangkat Beban
Tabel 2. Distribusi Responden menurut Cara Mengangkat Beban di
Pelabuhan Kolaka
Cara Mengangkat Beban Jumlah (n) Persentasi (%)
Tidak Berisiko 8 17,8
Risiko Rendah 12 26,7
Risiko Sedang 20 44,4
Risiko Tinggi 5 11,1
Jumlah 45 100
Sumber : data primer 2020
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebanyak 20 orang (44,4%) dan paling
dari 45 responden, responden terbanyak sedikit adalah risiko tinggi sebanyak 5
adalah responden yang risiko sedang orang (11,1%)

b. Keluhan low back pain


Tabel 3. Distribusi Responden menurut Keluhan low back pain di Pelabuhan
Kolaka
Keluhan low back pain Jumlah (n) Persentasi (%)
Tidak Nyeri 8 17,8
Nyeri Ringan 18 40
Nyeri Sedang 13 28,9
Nyeri Berat 6 13,3
Jumlah 45 100
Sumber : data primer 2020
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebanyak 18 orang (40%) dan paling
dari 45 responden, responden terbanyak sedikit adalah Nyeri berat sebanyak 8
adalah responden yang nyeri ringan orang (13,3%)

3. Analisis Bivariat
a. Hubungan Cara Mengangkat Beban dengan Keluham Low Back Pain di
Pelabuhan Kolaka.
Tabel 4. Hubungan Cara Mengangkat Beban dengan Keluhan Low Back Pain
di Pelabuhan Kolaka
Keluhan Low Back Pain
Cara Tidak Nyeri Nyeri Nyeri
Jumlah
Mengangkat Nyeri Ringan Sedang Berat
Beban n % n % n % n % n %
Tidak Berisiko 2 4,4 5 11,1 1 2,2 0 0 8 17,8
ρ =
Risiko Rendah 4 8,9 6 13,3 1 2,2 1 2,2 12 26,7
0,000
r =
Risiko Sedang 2 4,4 6 13,3 10 22,2 2 4,4 20 44,4
0,507
RisikoTinggi 0 0 1 2,2 1 2,2 3 6,7 5 11,1
Jumlah 8 17,8 18 40 13 28,9 6 13,3 45 100
Sumber : data primer 2020

Tabel 4 menunjukkan bahwa (44,4%) yang memiliki risiko sedang


dari 8 responden (17,8%) yang tidak dan 5 orang (11,1%) mengalami risiko
berisiko terdapat 2 orang (4,4%) yang tinggi untuk terjadinya Low Back Pain.
tidak nyeri, 5 orang (11,1%) yang Penelitian yang dilakukan oleh
mengalami nyeri ringan, 1 (2,2%) nyeri Syuhadah (2018) menemukan sebanyak
sedang dan nyeri berat (0%). Adapun 12 80% responden memiliki Cara
responden (26,7%) yang risiko rendah Mengangkat Beban risiko tinggi. Cara
terapat 4 orang (8,9%) tidak nyeri, 6 Mengangkat Beban dengan risiko tinggi
orang (13,3) mengalami nyeri ringan, 1 mempunyai peluang 4 kali lebih besar
orang (2,2%) dan 1 orang (2,2%) nyeri mengalami keluhan nyeri punggung
berat.Pada 20 responden (44,4%) yang bawah dibanding Cara Mengangkat
memiliki risiko sedang terdapat 2 orang Beban dengan risiko rendah. Hal ini
(4,4%) yang tidak nyeri, 6 orang disebabkan pekerja dalam melakukan
(13,3%) nyeri nyeri ringan, 10 orang pekerjaannya seperti mengangkat,
(22,2%) nyeri sedang dan 2 orang mendorong dan menurunkan sehingga
(4,4%) nyeri berat. Sedangkan pada 5 pergerakan tubuh banyak yang
responden (11,1%) yang memiliki risiko dipaksakan dengan Cara Mengangkat
tinggi terdapat 1 orang (2,2%) nyeri Beban yang salah, canggung dan diluar
ringan, 1 orang (2,2%) nyeri sedang dan kebiasaan sehingga akan menambah
3 orang (6,6%) mengeluh nyeri berat. risiko cedera pada bagian
PEMBAHASAN musculoskeletal (Syuhadah, 2018).
1. Cara Mengangkat Beban 2. Keluhan Low Back Pain
Cara Mengangkat Beban adalah Nyeri pinggang bawah (LBP)
posisi tubuh tenaga kerja pada saat merupakan rasa nyeri, ngilu, pegel yang
melakukan pekerjaan mengangkat dan terjadi di daerah pinggang bagian
memindahkan barang-barang dari satu bawah. keluhan pada bagian-bagian otot
tempat ke tempat yang lainnya. Cara skeletal yang dirasakan oleh seseorang
Mengangkat Beban tidak alamiah mulai dari keluhan sangat ringan sampai
misalnya pergerakan tangan terangkat, sangat sakit. Apabila otot menerima
punggung terlalu membungkuk, kepala beban statis secara berulang dan dalam
terangkat, dan sebagainya. Semakin waktu yang lama, akan dapat
jauh posisi bagian tubuh dari pusat menyebabkan keluhan berupa
gravitasi tubuh, semakin tinggi pula kerusakan pada sendi, ligament dan
risiko terjadinya keluhan otot skeletal. tendon (Andini, 2015).
(Nurwahyuni, 2012). Pada penelitian ini, mayoritas
Pada penelitian dari 45 responden responden mengalami keluhan low back
didapatkan 8 orang (17,8%) tidak pain yaitu sebanyak 17 orang (37,8%)
berisiko, 12 orang (26,7%) yang mengalami nyeri ringan, 12 orang
memiliki risiko rendah, 20 orang (26,7%) mengalami nyeri sedang, 8
orang (17,8%) mengalami nyeri berat beban dengan risiko tinggi memiliki 1
dan 8 orang (17,8%) tidak mengeluh (2,2%) responden yang hanya
low back pain. mengalami nyeri ringan, hal ini
Pada penelitian yang dilakukan oleh disebabkan karena responden masih
Septiawan, (2012) terhadap pekerja berusia 29 tahun dan masa kerja 7
bangunan di PT Mikroland Property tahun. Semakin tua seseorang, semakin
Development Semarang, didapatkan tinggi risiko orang tersebut mengalami
hasil dari 49 sampel pekerja mengalami penurunan elastisitas pada tulang yang
keluhan nyeri punggung bawah. menjadi pemicu timbulnya gejala LBP.
Dimana, dari 30 responden yang yang Penelitian ini menunjukan bahwa
memiliki Cara Mengangkat Beban ρ value sebesar 0,000 (ρ value <0,05)
dengan resiko tinggi, terdapat 25 dan angka koefisien korelasi yaitu nilai
responden (83,3%) mengalami keluhan r = 0,507 yang artinya terdapat
nyeri punggung bawah dan 5 responden hubungan antara Cara Mengangkat
(16,7%) tidak mengalami keluhan nyeri Beban dengan low back pain dengan
punggung bawah. Sedangkan dari 19 tingkat korelasi sedang.
responden yang memiliki Cara Penelitian ini sejalan dengan
Mengangkat Beban dengan resiko penelitian yang dilakukan oleh Tatilu
sedang, terdapat 10 responden (52,7%) (2014) menunjukan bahwa Cara
mengalami keluhan nyeri punggung Mengangkat Beban dengan risiko tinggi
bawah dan 9 responden (47,3%) tidak sebanyak 49 orang (80,3%) dan keluhan
mengalami keluhan nyeri punggung nyeri punggung bawah yang sering
bawah (Septiawan, 2012). dirasakan sebanyak 56 orang (91,8%).
3. Hubungan Cara Mengangkat Hasil uji statistik menunjukkan p value
Beban dengan Keluhan Low = 0,000. yang artinya terdapat hubungan
Back Pain antara Cara Mengangkat Beban dengan
Cara mengangkat beban yang keluhan nyeri punggung bawah pada
memiliki risiko rendah terdapat 1 tenaga kerja bongkar muat di Kantor
(2,2%) responden yang mengalami Kesyahbandaraan dan Otoritas
nyeri berat, hal ini di sebabkan oleh Pelabuhan Manado.
karena responden memiliki masa kerja SIMPULAN
15 tahun dan lama kerja 12 tahun. Masa Berdasarkan hasil analisis data dari
kerja dan lama kerja merupakan faktor penelitian yang dilakukan, dapat di
penyebab terjadinya keluhan Low Back simpulkan bahwa Terdapat hubungan
Pain. Penelitian yang dilakukan oleh antara Cara mengangkat beban dengan
Umami yang dimuat dalam jurnal keluhan Low back pain di Pelabuhan
Andini (2015) bahwa pekerja yang Kolaka.
paling banyak mengalami keluhan LBP SARAN
adalah pekerja yang memiliki masa Berdasarkan hasil penelitian, maka
kerja >10 tahun dibandingkan dengan peneliti menyimpulkan :
mereka dengan masa kerja < 5 tahun 1. Memberikan penyuluhan atau
ataupun 5-10 tahun. Cara mengangkat edukasi kepada tenaga kerja
bongkar muat tentang proses PosisiKerjaPadaPekerjaIndustri
pekerjaan yang tidak ergonomis BatuBataDenganKejadianLow
yang dapat menyebabkan BackPain.JOM.Vol2no
timbulnya Keluhan Low Back 2.UniversitasRiau.
Pain. Riau.Hal1085-1093.
2. Meningkatkan proses jam kerja Rohmawan,E.A. dan Hariyono, W.
yang lebih efisien agar dapat 2017. Masa Kerja, Sikap Kerja
mencegah terjadinya keluhan Dan Keluhan Low Back Pain
(LBP) Pada Pekerja Bagian
atau penyakit akibat kerja.
ProduksiPT Surya Besindo Sakti
Serang Prosiding Seminar
Nasional Ikakesmada “Peran
DAFTAR PUSTAKA Tenaga Kesehatan dalam
Andini, F. 2015. Risk factors of low Pelaksanaan SDGs”. 171-180
back pain in workers. J Majority Sakinah. 2012. Faktor yang
4(1): 12-19. berhubungan dengan keluhan
Helmi,ZairinNoor.2013.BukuAjarGang nyeri punggung bawah pada
guanMuskuloskeletal.SalembaM pekerja batu bata di Kelurahan
edika. Jakarta Lawawoi Kabupaten Sidrap.
Ikhsan, M.I.I. 2016. Hubungan metode Universitas Hasanuddin.
biomekanik manual material Makassar
handling dengan kejadian low Septiawan, H. 2014. Faktor
back pain. Skripsi. Fakultas Berhubungan Keluhan Nyeri
Kedokteran Universitas Halu Punggung Bawah Pada Pekerja
Oleo. Kendari Bangunan PT Mikroland
nurwahyuni, Djajakusli R, Naiem F. Semarang Tahun 2012. Skripsi.
2012. Faktor yang berhubungan Universitas Negeri Semarang
dengan keluhan nyeri punggung Syuhada, A.D. Suwundo, A.
bawah pada pekerja bongkar Setyaningsih, Y. 2018. Jurnal
muat barang pelabuhan Promosi Kesehatan Indonesia.
nusantara kota Pare-Pare tahun Vol 13 (1)
2012. Universitas Hasanuddin. Tatilu , J.E. Paul A. T. Kawatu ,.
Makassar Ratag, B.T. 2014. Hubungan
Nurzannah. 2015. Hubungan Faktor Antara Sikap Kerja Dengan
Resiko Dengan Terjadinya Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Nyeri Punggung Bawah (Low Pada Tenaga Kerja Bongkar
Back Pain) Pada Tenaga Kerja Muat Di Kantor
Bongkar Muat (TKBM) di Kesyahbandaraan Dan Otoritas
Pelabuhan Belawan Medan Pelabuhan Manado. Fakultas
Tahun 2015. Universitas
Sumatera Utara. Kesehatan Masyarakat
Rinaldi, E., Utumo, W., Nauli,F.A. Universitas Sam Ratulangi
2015.Hubungan Manado.

Anda mungkin juga menyukai