Anda di halaman 1dari 22

BAGIAN ILMU BEDAH REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN NOVEMBER 2022


UNIVERSITAS HALU OLEO

LIPOMA PADA TULANG

Oleh:

Pembimbing
dr. Tri Tuti Hendrawati, M.Kes., Sp.OT

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO

RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS KOTA KENDARI

KENDARI

2022
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Sri Wula Moni

NIM : K1B120080

Judul Referat : Lipoma Pada Tulang

Telah menyelesaikan referat dalam rangka tugas kepaniteraan klinik pada


Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.

Kendari, November 2022


Mengetahui,
Pembimbing

dr. Tri Tuti Hendrawati, M.Kes., Sp.OT


LIPOMA TULANG

A. PENDAHULUAN

Tumor adalah jenis sel yang tumbuh dengan kecepatan yang tidak

beraturan dan tidak memiliki fungsi yang berguna bagi tubuh manusia.

Tumor dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu tumor ganas (kanker) dan

tumor jinak. Tumor jinak berbeda dengan tumor ganas, tumor jinak sifatnya

tidak menyebar ke bagian tubuh lain dan perkembangannya pun sangat

lambat. Lipoma adalah tumor yang paling sering ditemui, lipoma biasanya

tumbuh pada sel-sel lemak tubuh, dan sering ditemukan di punggung, bahu,

lengan atau leher. Lipoma bisa di kenali dengan ciri-cirinya seperti berbentuk

bulat, permukaanya halus, dan dapat di gerakan sedikit di bawah kulit.

Lipoma merupakan salah satu tumor yang bersifat jinak dengan pertumbuhan

lambat, dan terdiri dari sel-sel lemak matur, jaringan ikat kolagen, dan

pembuluh darah kecil yang terbungkus dalam simpai. Umumnya lipoma

merupakan tumor soliter, bulat, dan permukaan licin, tapi bisa juga multipel

bila berlobi. 1,2

Secara klinis lipoma berupa tumor dengan epitelium tipis, pada

permukaan tampak pembuluh darah superfisial, teraba licin, berwarna

kekuningan, dan tidak nyeri. Umumnya pasien lipoma memeriksakan diri bila

ukuran tumor telah besar, menimbulkan masalah kosmetik, atau terjadi

komplikasi oleh karena letak anatomisnya. Lipoma yang mengandung

elemen tulang matang disebut osteolipoma. Lipoma ini paling sering terjadi di
daerah kepala dan leher. Jarang sekali lipoma tanpa hubungan ke tulang

mengandung jaringan tulang yang matang. 2,3

Insidens lipoma jarang pada usia dekade kedua kehidupan; biasanya

muncul saat lemak mulai terakumulasi dalam tubuh pada individu dengan

pola hidup kurang aktif (sedentary), yaitu pada usia 40-60 tahun. Secara

statistik lipoma lebih sering terjadi pada laki-laki tapi perbedaan insidens

pada berbagai ras tidak ditemukan. Mayoritas kasus muncul di rongga mulut

(67%). Data menunjukkan bahwa osteolipoma rongga mulut dan daerah

faring merupakan lesi asimtomatik (80%) tanpa perlekatan tulang (80%).

Ukuran lesi berkisar antara 8 hingga 90 mm dengan diameter (rata-rata = 36

mm), dengan waktu evolusi mulai dari 1 hingga 35 tahun (rata-rata = 7,7

tahun). 2,4

Varian histologis lipoma dijelaskan berdasarkan jenis jaringan lesi yang

dominan, termasuk fibrolipoma, angiolipoma, myolipoma, leiomyolipoma,

myxolipoma, lipoma sel spindel, osteolipoma, chondrolipoma, dan

sialolipoma. steolipoma, lipoma yang menunjukkan pembentukan tulang,

adalah varian histologis yang lebih jarang di antara lipoma oral, terhitung

kurang dari 1% kasus yang dijelaskan dalam literatur. 5

B. DEFINISI

Lipoma adalah suatu tumor (benjolan) jinak yang berada dibawah kulit

yang terdiri dari lemak. Lipoma ini dapat tumbuh dibagian tubuh mana saja,

mulai dari ujung kepala sampai telapak kaki, dapat mengenai kulit, jaringan

bawah kulit, otot bahkan tulang. Lipoma yang mengandung elemen tulang
matang disebut osteolipoma. Osteolipoma adalah varian histopatologi langka

dari lipoma, yang diamati di banyak situs anatomi, termasuk skapula, tulang

belakang, leher, tengkorak, daerah suprasellar, umbi cinereum, rongga mulut,

dan daerah faring.3,4,6

C. EPIDEMIOLOGI

Lipoma soliter sering terjadi, terutama pada orang dewasa. Mereka

dapat muncul di setiap lokasi tubuh, tetapi biasanya ditemukan di daerah

subkutan. Lipoma dapat terletak di daerah intraosseous atau berdekatan

dengan tulang dan disebut sebagai lipoma intraosseous, parosteal, atau

periosteal. Mereka yang ada di situs tersebut mungkin mengandung

komponen tulang dan/atau kondral. Osteolipoma independen dari jaringan

tulang telah dilaporkan dalam kasus yang sangat sedikit. Kebanyakan dari

mereka terjadi di daerah kepala dan leher. 7

Lipoma adalah neoplasma jinak mesenkimal umum yang dapat

mempengaruhi setiap bagian dari tubuh manusia dan terjadi di daerah kepala

dan leher pada sekitar 20% kasus. Osteolipoma adalah varian histopatologi

langka dari lipoma, yang diamati di banyak situs anatomi, termasuk skapula,

tulang belakang, leher, tengkorak, daerah suprasellar, umbi cinereum, rongga

mulut, dan daerah faring.4

Insidens lipoma jarang pada usia dekade kedua kehidupan; biasanya

muncul saat lemak mulai terakumulasi dalam tubuh pada individu dengan

pola hidup kurang aktif (sedentary), yaitu pada usia 40-60 tahun dengan usia

rata-rata pasien adalah 50,6 tahun, dan sedikit kecenderungan untuk jenis
kelamin laki-laki dapat diidentifikasi. Mayoritas kasus muncul di rongga

mulut (67%).1,4

Dari 21 kasus osteolipoma di rongga mulut dan kepala dan leher yang

dilaporkan literature Inggris, hanya 12 yang dilaporkan di jaringan mulut.

Rentang usia pasien adalah 6-81 tahun, 6 laki-laki dan 5 perempuan, dengan

usia rata-rata 51,7 tahun. Rasio laki-laki dan perempuan hampir sama (54,5%

menjadi 45,5%) dengan sedikit peningkatan pada laki-laki. Sebagian besar

kasus tidak menunjukkan gejala dan sedikit yang menunjukkan asimetri

wajah. Dua kasus telah dilaporkan tanpa rincian tentang sifat penyakit.8

D. ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO

Penyebab lipoma belum dapat diketahui dengan pasti, tetapi ada

beberapa hal yang diduga berkaitan dengan peningkatan risiko untuk

mendapatkan lipoma, diantaranya :6

1. Riwayat keluarga yang menderita lipoma

2. Luka atau fisik seperti hantaman benda tumpul pada bagian tubuh tertentu

dapat memicu pertumbuhan lipoma

3. Orang berusia 40-60 tahun berisiko lebih besar terkena lipoma karena di

rentang usia ini diduga kerap mengalami perubahan sistem Metabolisme

serta gaya hidup.

4. Obesitas

5. Mengkonsumsi alkohol

6. Kurangnya aktivitas.
E. PATOFISIOLOGI

Patogenesis osteolipoma masih belum diketahui, meskipun dua teori

utama telah diajukan. Teori pertama menunjukkan bahwa tumor ini mungkin

berasal langsung dari sel mesenkim multipoten. Namun, hipotesis yang

disukai sekarang adalah osifikasi sekunder yang timbul dari trauma berulang,

perubahan metabolik, atau iskemia, yang mengarah ke metaplasia elemen

fibrosa yang sudah ada sebelumnya di dalam lipoma untuk berkembang

menjadi osteoblas.3

Beberapa mekanisme patogen seperti iritasi kronis, trauma,

perkembangan spontan, asal sarang sel embrio lipoblastik, metaplasia sel otot

dan degenerasi lemak telah diusulkan. Varian lipoma ada yaitu dicampur

dengan jaringan turunan mesoderm lainnya, dan ditentukan sesuai

(fibrolipoma, angiolipoma, chondrolipoma dan osteolipoma). Osteolipoma

adalah varian langka dari lipoma, pertama kali dijelaskan oleh Plaut dan

rekan-rekannya pada tahun 1958. Berbagai teori telah diusulkan untuk asal

usul osteolipoma, dan termasuk metaplasia fibroblas dari dalam lipoma, asal

adiposit dan komponen tulang dari sel induk multipoten, mikrotrauma

eksternal berulang dan iskemia sekunder akibat pertumbuhan suplai darah

tumor. Menurut Ohnodkk, jaringan fibrosa adalah asal dari perubahan tulang

pada lipoma.8

F. GEJALA KLINIS

Gejala Klinis lipoma bersifat lunak pada perabaan, dapat digerakkan,

dan tidak nyeri. Pertumbuhannya sangat lambat dan jarang sekali menjadi
ganas. Lipoma kebanyakan berukuran kecil, namun dapat tumbuh hingga

lebih daridiameter 6 cm. Jika lipoma tumbuh makin besar dan mengandung

banyak pembuluh darah atau menekan saraf di sekitarnya, lipoma akan terasa

sakit. 6

Massa yang semakin bertambah besar ukurannya. Pasien tidak

mengalami rasa sakit atau mati rasa di atas massa atau pada tingkat distalnya.

Pada mukosa mulut lesi memiliki penampilan berwarna kekuningan dan

memiliki konsistensi keras. Mukosa di atasnya menunjukkan telangiectasia

tetapi tidak ada ulserasi atau eritema.3

Gambar 1. Aspek klinis osteolipoma oral. (A). Massa submukosa yang

berbatas tegas dan dapat digerakkan menunjukkan penampakan kekuningan,

konsistensi keras dan ukuran 1,5 - 1,5 cm terletak di mukosa bukal posterior

kiri, dekat segitiga retromolar.(B).Mukosa di atasnya menunjukkan

telangiectasia tanpa ulserasi atau eritema.5


G. DIAGNOSA

1. Anamnesis

Pada anamnesis ditanyakan mengenai factor risiko, seperti riwayat kanker

pada keluarga, gaya hidup (merokok, kebiasaan mengunyah tembakau,

kebiasaan minum alcohol), kemungkinan etiologi, atau kesukaan akan

makanan tertentu. Gejala lokal sangat bergantung pada lokasi dan organ

yang terserang. Mayoritas keganasan tidak menunjukkan gejala yang jelas

pada awal pertumbuhannya dan baru menunjukkan gejala tertentu pada

stadium tertentu yang lebih lanjut. 9

2. Pemeriksaan Fisik

Tumor dapat tumbuh dimana saja di tubuh. Hampir tidak ada organ

yang bebas dari tumor. Pemeriksaan fisik harus dilakukan secara detail

meliputi lokasi, bentuk dan morfologi, konsistensi, ukuran pasti (ukuran

terpanjang kali ukuran terpendek; atau diukur ukuran terpanjang saja).

Dilakukan pemeriksaan pembesaran kelenjaran getah bening (KGB),

keadaan fisik, lokasi/levelnya dan fiksasi dengan jaringan sekitarnya. 9

Pada lipoma tulang yang terjadi di rongga mulut, inspeksi dapat

terlihat tampak benjolan submukosa berbentuk bulat, massa dihitung

diameternya, dan dapat terlihat pelebaran pembuluh darah; tidak

ditemukan ulkus. Pergerakan lidah dapat terbatas. Palpasi didapatkan

benjolan dengan konsistensi padat dan tidak nyeri tekan. Pada daerah

submental teraba benjolan yang lunak dan kenyal.2


Gambar 2. Lipoma pada bagian kanan lidah pasien (anak panah).2

Gambar 3. Penampilan kasar dari osteolipoma oral.A,Spesimen


yang direseksi terdiri dari massa berukuran 1,8 - 1,5 - 1,2 cm yang
berbatas tegas dan berwarna kekuningan, dengan konsistensi lunak dan
keras fokus.BdanC,Pada pemotongan, massa menunjukkan jaringan lunak
kuning dengan berbagai struktur tulang pipih tipis bercampur dan kapsul
fibrosa.5
3. Pemeriksaan Penunjang

1. Foto X-Ray
Gambaran pencitraan osteolipoma sering patognomonik tetapi

tergantung pada lokasi lesi. Sinar-X film polos diperoleh terlebih

dahulu dan menghasilkan diagnosis banding osteochondroma, lipoma

dengan tumoral calcinosis, dan myositis ossificans. Radiografi awal

mengungkapkan massa lobulated di daerah subkutan. Sinar-X film

polos diperoleh terlebih dahulu dan menghasilkan diagnosis banding

osteochondroma, lipoma dengan tumoral calcinosis, dan myositis

ossificans . 3,7

Gambar 3. Foto rontgen lateral pergelangan tangan kiri menunjukkan

massa dengan kalsifikasi internal pada aspek volar lengan bawah

distal kiri. Kepadatan lesi yang rendah pada radiografi kemungkinan

menandakan lesi yang dominan lemak.3


Gambar 4.Radiografi terdapat kalsifikasi jaringan lunak yang
tersebar7

Gambar. Radiografi lateral lutut menunjukkan penebalan tendon


infrapatellar serta kepadatan jaringan lunak yang tidak jelas di
posterior patela dan infiltrasi bantalan lemak Hoffa.11
2. Ultrasonografi

Ultrasonografi menunjukkan lesi hyperechoic spheroid dengan

heterogenitas internal, terletak di lokasi perimuskular. Tepi kalsifikasi

terlihat di sekitar lesi dan dengan bintik kalsifikasi interna.


Gambar . :Ultrasonografi mengungkapkan lesi hyperechoic spheroid

dengan heterogenitas internal. Terdapat hyperechoic rim yang terus

menerus dengan bayangan posterior, menunjukkan kalsifikasi, dan

sesuai dengan temuan x-ray.3

3. CT Scan

Pada pemindaian Computerized Tomography, tumor terdefinisi

dengan baik dan homogen, memiliki atenuasi jaringan yang identik

dengan lemak normal di sekitarnya. Temuan daerah hipodens lemak

dengan lapisan hiperdens kalsifikasi sekitarnya pada computerized

tomography harus menyebabkan seseorang mencurigai osteolipoma.

Namun, temuan serupa juga dapat dilihat pada lipoma kalsifikasi,

fibroma osifikasi, osteoma, enkondroma, serta kondroblastoma atau

osteokondroma pada computerized tomography. Penting untuk

mendapatkan gambar dengan penekanan lemak untuk membedakan

lemak dari jaringan lunak lainnya pada pencitraan resonansi

magnetik.7
Gambar . CT aksial paha kanan menunjukkan massa jaringan lunak
10 × 8 × 7 cm yang tergambar dengan baik dengan trabekula
kepadatan tulang yang tidak teratur yang terletak di otot paha depan
proksimal tanpa terhubung ke tulang paha7
4. MRI

Pada Pencitraan Resonansi Magnetik, massa lemak homogen

yang diskrit, terenkapsulasi, dengan intensitas sinyal serupa dari

lemak subkutan di semua rangkaian denyut, jelas merupakan lipoma

sederhana. Namun, varian lipoma memiliki fitur yang tidak biasa pada

studi pencitraan. Komponen non-adiposa intralesi dapat mengacaukan

diagnosis pencitraan yang benar karena mereka dapat meniru temuan

yang terkait dengan liposarkoma yang berdiferensiasi baik. 7


Gambar . Pencitraan Resonansi Magnetik mengungkapkan massa

lipoma lobular oval berbatas tegas yang memiliki intensitas sinyal

tinggi pada gambar lesi dengan pembobotan Tl. (sebuah)Bagian

koronal, (b)bagian aksial7

Gambar. aksial T2 menunjukkan massa yang mengandung lemak


berbatas tegas (panah) jauh ke ligamen patellofemoral medial. Pada
batas superior massa, terdapat daerah ireguler tepi hipointens berbobot
T1 dan berbobot T2 dengan hiperintensitas T1 sentral (panah) yang
menunjukkan penekanan sinyal, konsisten dengan osifikasi.10
5. Pemeriksaan histologis

Diagnosis definitif osteolipoma dibuat dengan pemeriksaan

histopatologi, yang akan mengungkapkan tumor dengan difus,

pengerasan matang dalam jaringan lemak. Jaringan tulang yang

matang biasanya tidak teratur dalam distribusi. Spikula tulang

dikelilingi oleh pita jaringan fibrosa.3

Setelah pencitraan awal, biopsi jarum yang dipandu dengan

ultrasound dilakukan hanya mengungkapkan sel-sel lemak dewasa


jinak dan dievaluasi sebagai non-diagnostik. Mengingat karakteristik

pencitraan jinak dan aspirasi jarum halus, biopsi eksisi dilakukan.7

Pemeriksaan histologis mengungkapkan jaringan adiposa

dengan beberapa fokus osifikasi. Tidak ada lipoblast yang pasti atau

gambaran keganasan. Polanya konsisten dengan osteolipoma.3

Gambar. Pandangan histologis dari osteolipoma. Tumor terdiri dari

jaringan adiposa dengan beberapa fokus osifikasi. Lipoblas tidak ada

dan tidak ada gambaran keganasan3


Gambar . Gambaran histopatologis osteolipoma oral.5

Pada osteolipoma yang terjadi didalam cavum oral dapat ditemukan

hasil pemeriksaan histologis berupa jaringan adiposa matang yang

melimpah tanpa atypia dan dipisahkan oleh septa ikat fibrosa tipis

diamati. Trabekula ireguler yang terdistribusi secara acak dari tulang

imatur yang menunjukkan aktivitas osteoblastik ditemukan di seluruh

tumor. Tumor dikelilingi oleh lapisan tulang tipis dan kapsul fibrosa.5

H. DIAGNOSA BANDING

Diagnosis banding utama untuk tumor lipomatous dengan osifikasi

adalah liposarcoma yang berdiferensiasi baik. Diagnosis banding pra-operasi

terutama adalah lipoma dengan tumoral calcinosis atau osteochondroma. 3,7,12

Berbagai diagnosis banding untuk osteolipoma dapat dimasukkan dan

terutama tergantung pada lokasi lesi. Lesi seperti teratoma, kista dermoid,

osteoma, ossifying fibroma, myositis ossificans, osteocartilaginous


choristoma, metastatic chondrosarcoma atau osteosarcoma dan liposarcoma

dengan metaplasia dipertimbangkan.8

Dalam kasus osteolipoma palatal, diagnosis bandingnya termasuk

osteoma, neurofibroma, dan kista palatal intraoseus. Selain itu, sehubungan

dengan diagnosis banding, pada osteolipoma pada rongga mulut klinisi harus

mempertimbangkan koristoma osseus oral (osteoma jaringan lunak),

koristoma kartilaginosa, krondrolipoma, adenoma pleomorfik dengan

osifikasi, dan kelenjar ludah atau jaringan ikat lainnya. tumor jaringan dengan

kalsifikasi distrofik.5

I. PENATALAKSANAAN

Umumnya, fokus sumsum hemopoietik ditemui di choristoma osseous

tetapi tidak pada osteolipoma. Oleh karena itu, karakteristik ini mungkin

penting dalam diagnosis banding. Kedua lesi tersebut merupakan lesi jaringan

ikat jinak, yang diobati dengan eksisi bedah konservatif dan menunjukkan

prognosis yang serupa.5

Osteolipoma diangkat melalui pembedahan dengan diseksi tumpul dan

pedikel diikat dan dipotong. Kemudian dilakukan penutupan berlapis-lapis

dan perjalanan pascaoperasi berjalan lancar.7


Gambar. Foto intraoperatif menunjukkan tumor oval berbatas tegas.3

Penatalaksanaan osteolipoma di palatal mencakup eksisi bedah lengkap

dari lesi dan menunjukkan risiko kekambuhan yang rendah, seperti pada

varian lipoma lainnya.4

Gambar . intra operasi tumor lipoma pada tulang di cavum oral2


Gambar. Tumor yang diekstirpasi berukuran 11x8x6 cm, berwarna

kuning pucat, permukaan licin seperti berminyak dengan konsistensi padat2

J. PROGNOSIS

Osteolipoma memiliki prognosis yang sama baiknya dengan lipoma

biasa. Perawatan yang direkomendasikan adalah eksisi bedah, dan tidak ada

kekambuhan yang dilaporkan. Dalam 14 kasus osteolipoma palatal yang

dilaporkan dalam literatur, tidak ada kekambuhan yang dijelaskan. Sesuai

dengan literatur, kasus ini mudah diselesaikan, tanpa kekambuhan pada

periode tindak lanjut.3,4


DAFTAR PUSTAKA

1. Alrizzaki M.M., dkk. 2018. Implementasi Metode Dempster-Shafer untuk

Mendiagnosis Jenis Tumor Jinak pada Manusia. Jurnal Pengembangan

Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer.Volume 2, Nomor 5, hlm. 2144-

2149

2. Pelealu O.C.P. 2013. Ekstirpasi Lipoma Lidah Dengan Pendekatan

Mandibulotomi. Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor 1, hlm. 46-53

3. Ip N.S.K., dkk. 2018. Case report : Osteolipoma in the Forearm. Journal of

Clinical Imaging Science. Volume 8

4. Amaral M.B.F., dkk. 2015. Osteolipoma of the Oral Cavity: A Case Report.

J. Maxillofac. Oral Surg. Volume 14, Nomor 1, hlm. 195–199

5. Omonte S.V., dkk. 2016. Osteolipoma: A Rare Tumor In The Oral Cavity.

Elsevier Inc.Volume 122, nomor 1

6. Winarty E. 2019. Gambaran Histopatologi Lipoma di Patologi Anatomi

RSUP H. Adam Malik Medan: Karya Tulis Ilmiah. Politeknik Kesehatan

Kemenkes RI Medan

7. Demiralp B., dkk. 2009. Osteolipoma Independent Of Bone Tissue: A Case

Report. Cases Journal, Volume 2:8711

8. Raghuntah V., dan Manjunatha B.S. 2015. Case Report: Osteolipoma of floor

of the mouth. BMJ Case Rep

9. Sjamsuhidajat R., dkk. 2016. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong,

Edisi 3. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

10. Huynh T.P.V., dkk. 2016. Case Report Osteolipoma of the knee. Elsevier Inc.
11. Fritchie K.J., dkk. 2012. Osteolipoma: Radiological, Pathological, And

Cytogenetic Analysis Of Three Cases. Skeletal Radiol, Volume 41:237–244

12. Villanueva E., dan Dios A.V.D. 2017. Osteolipoma: A Rare Variant of the

Common Lipoma. Philippine Journal of Pathology, Volume 2, Nomor 2,

hlm. 39-40

Anda mungkin juga menyukai