Anda di halaman 1dari 16

SOFT TUMOR TISSUE REGIO PLANTAR PEDIS DEXTRA

DI SUSUN OLEH :

NAMA : PUTRI AHIRITA YASIN WIDARSO

NIM : 31440121009

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KEMENKES SORONG
PRODI D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah.

Naskah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki naskah ini.

 Akhir kata kami berharap semoga pembelajaran dalam naskah ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Sorong, 12 juni 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
1. TUJUAN PENULISAN
2. TUJUAN UMUM
B. TUJUAN KHUSUS
C. MANFAAT PENULISAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP MEDIS
1. DEFINISI
2. KLASIFIKASI
3. ANATOMI DAN FISIOLOGI
4. ETIOLOGI
5. PATOFISIOLOGI
6. MANIFESTASI KLINIS
7. PENATALAKSANAAN
a. MEDIS
b. KEPERAWATAN
8. KOMPLIKASI
9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
10. PATHWAY KEPERAWATAN

B. KONSEP PROSES KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
2. DIAGNOSAKEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
3. INTERVENSI
4. FOKUS IMPLEMENTASI
5. FOKUS EVALUASI
DAFTAR PUSAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta
organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain adalah otot, tendon,
jaringan ikat, lemakdan jaringan synovial (jaringan di sekitar persendian).

Tumor adalah benjolan atau pembengkakan abnormal dalam tubuh, tetapi dalam
artian khusustumor adalah benjolan yang disebabkan oleh neoplasma. Secara klinis,
tumor dibedakan atasgolongan neoplasma dan nonneoplasma misalnya kista, akibat
reaksi radang atau hipertrofi.

Tumor jaringan lunak dapat terjadi di seluruh bagian tubuh mulai dari ujung kepala
sampai ujungkaki. Tumor jaringan lunak ini ada yang jinak dan ada yang ganas. Tumor
ganas atau kanker pada jaringan lunak dikenal sebagai sarcoma jaringan lunak atau Soft
Tissue Sarcoma (STS).

Kanker jaringan lunak termasuk kanker yang jarang ditemukan, insidensnya hanya
sekitar 1%dari seluruh keganasan yang ditemukan pada orang dewasa dan 7-15% dari
seluruh keganasan pada anak. Bisa ditemukan pada semua kelompok umur. Pada anak-
anak paling sering padaumur sekitar 4 tahun dan pada orang dewasa paling banyak pada
umur 45-50 tahun.

Lokasi yang paling sering ditemukan adalah pada anggota gerak bawah yaitu sebesar
46% dimana 75% ada diatas lutut terutama di daerah paha. Di anggota gerak atas mulai
dari lengan atas,lengan bawah hingga telapak tangan sekitar 13%. 30% di tubuh bagian
luar maupun dalam,seperti pada dinding perut, dan juga pada jaringan lunak dalam perut
maupun dekat ginjal atauyang disebut daerah retroperitoneum. Pada daerah kepala dan
leher sekitar 9% dan 1% di tempatlainnya, antara lain di dada.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana etiologi dan patofisiologi tumor jaringan lunak?
2. Bagaimana diagnosis dan penatalaksanaan tumor jaringan lunak?

C. TUJUAN
1. Mengetahui etiologi dan patofisiologi tumor jaringan lunak.
2. Mengetahui cara mendiagnosis dan penatalaksanaan tumor jaringan lunak.

D. MANFAAT
1. Menambah wawasan mengenai ilmu kedokteran pada umumnya, dan ilmu
bedahorthopedi pada khususnya
2. Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti kepaniteraan
klinik bagian ilmu bedah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI
Tumor adalah benjolan jinak, secara mikroskopis dan makroskopik benjolan
tidak menyerang jaringan di sekitarnya. Pertumbuhan tumor jinak dapat
dihentikan memalui prosedur operasi lokal sehinggga pasien dapat bertahan
hidup. Tumor jaringan lunak adalah tumor yang di klasifikasikan berdasarkan
jaringan berasal dari lemak, neurovaskular, dan masih banyak lagi. Beberapa
tumor jaringan lunak memiliki derivasi yang tidak diketahui (Kumar, 2015).

Soft Tissue Tumor (STT) adalah benjolan atau pembengkakan yang abnormal
yang disebabkan oleh neoplasma dan non-neoplasma (Smeltzer, 2002).

STT adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel - selnya
tidak tumbuh seperti kanker (Price, 2006). Jadi kesimpulannya, STT adalah
Suatu benjolan atau pembengkakan yang abnormal didalam tubuh yang
disebabkan oleh neoplasma yang terletak antara kulit dan tulang.

2. KLASIFIKASI
Terdapat 50 jenis subtipe histologi soft tissue tumours. Klasifikasi soft tissue
tumour berdasarkan WHO (2006) adalah sebagai berikut.
 Tumor adiposit
a. Benigna : Lipoma, lipomatosis, angiolipoma
b. Intermediet ( locally agressive ): Atypical lypomatous tumour/well
differentiated sarcomac. Maligna : Myxoid liposarcoma, dedifferentiated
liposarcoma
 Tumor fibroblastik/ miofibroblastik
a. Benigna : Nodular fasciitis, fibroma of tendon sheath, giantcell
angiofibroma
b. Intermediet ( locally agressive ): Desmoid-type
fibromatosis,lipofibromatosis
c. Intermediet ( rarely metastasizing ): Infantile fibrosarcoma,inflammatory
myofibroblastic tumour
d. Maligna: Adult fibrosarcoma, sclerosing epithelioidfibrosarcoma
 So-Called Fibrohystiocytic Tumours
a. Benigna : Giant cell tumour of tendon sheath
b. Intermediet ( rarely metastasizing ): Giant cell tumour of softtissue
c. Maligna : Undifferentiated pleomorphic sarcoma
 Tumor otot polos: Angioleiomyoma, leiomyosarcoma
 Tumor perisitik/ perivaskular: Myopericytoma
 Tumor otot rangka
a. Benigna : Rhabdomyoma
b. Maligna : Embryional rhabdomyosarcoma, alveolarrhabdomyosarcoma
 Tumor vaskular
a. Benigna : Epithelioid hemangioma, lymphangioma
b. Intermediet ( locally agressive ): Kaposiformhaemangioendothelioma
c. Intermediet ( rarely metastasizing ): Retiformhemangioendothelioma,
kaposi sarcoma
d. Maligna : Angiosarcoma of soft tissue

 Tumor kondrooseus: Extraskeletal osteosarcoma, soft


tissuechondroma
 Tumours of uncertain differentiation

a. Benigna : Intramuscular myxoma, juxta-articular myxoma


b. Intermedit ( rarely metastasizing ): Angiomatoid fibroushistiocytoma
c. Maligna : Synovial sarcoma, epitheloid sarcoma

3. ANATOMI FISIOLOGI
Menurut Evelyn C. Pearce (2008:15), anatomi fisiologi jaringan lunak adalah
sebagai berikut :

1. Otot
Otot ialah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu
berkontraksi bergerak. Otot terdiri atas serabut silindris yang mempunyai
sifat yang sama dengan jaringan yang lain, semua ini diikat menjadi
berkas-berkas serabut kecil oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung
unsur kontraktil
2. Tendon
Tendon adalah pengikat otot pada tulang, tendon ini berupa serabut-
serabut simpai yang berwarna putih, berkilap, dan tidak elastis.
3. Jaringan ikat
Jaringan ikat melengkapi kerangka badan, dan terdiri dari jaringan areolar
dan serabut elastis.

4. ETIOLOGI
1. Kondisi Genetik
Ada bukti tertentu pembentuk gen dan mutasi gen adalah faktor
predisposisi untuk beberapa tumaoi jarinan lunak. Dalam daftar laporan
gen yang abnormal, bahwa gen memiliki peran penting dalam menentukan
diagnosis.
2. Radiasi
Mekanisme yang patogenik adalah munculnya mutasi gen radiasi-induksi
yang mendorong transformasi neoplastik.
3. Infeksi
Infeksi firus epstein-bar bagi orang yang memiliki kekebalan tubuh yang
lemah ini juga akan meningkatkan kemungkinan terkenanya STT.
4. Trauma
Hubungan antara trauma dengan STT mungkin hanya kebetulan saja.
Trauma mungkin menarik perhatian medis ke pra-luka yang ada.
5. PATOFISIOLOGI

Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumors


(STT) adalah proliferassi jaringan mesenkimal yang terjadi dijaringan
nonepitelial ekstraskeletal tubuh.
Dapat timbul di tempat di mana saja, meskipun kira-kira 40% terjadi di
ekstermitas bawah, terutamadaerah paha, 20% di ekstermitas atas, 10% di
kepala dan leher, dan 30% di badan. Tumor jaringan lunak tumbuh
centripetally, meskipun beberapa tumor jinak, sepertiserabut luka. Setelah
tumor mencapai batas anatomis dari tempatnya, maka tumor
membesar melewati batas sampai ke struktur neurovascular. Tumor
jaringan lunak timbul di lokasi sepertilekukan-lekukan tubuh.
Proses alami dari kebanyakan tumor ganas dapat dibagi atas 4 fase yaitu :
1. Perubahan ganas pada sel-sel target, disebut sebagai transformasi
2. Pertumbuhan dari sel-sel transformasi.
3. Invasi lokal.
4. Metastasis jauh.

6. MANIFESTASI KLINIS

Gejala dan tanda kanker jaringan lunak tidak spesifik, tergantung pada
lokasi di mana tumor berada, umumnya gejalanya berupa adanya suatu
benjolan dibawah kulit yang tidak terasa sakit. Hanya sedikit penderita
yang mengeluh sakit, yang biasanya terjadi akibat pendarahan atau
nekrosis dalam tumor, dan bisa juga karena adanya penekanan pada saraf-
saraf tepi.
Tumor jinak jaringan lunak biasanya tumbuh lambat, tidak cepat
membesar, bila diraba terasa lunak dan bila tumor digerakan relatif masih
mudah digerakan dari jaringan di sekitarnya dan tidak pernah menyebar ke
tempat jauh.
Umumnya pertumbuhan kanker jaringan lunak relatif cepat membesar,
berkembang menjadi benjolan yang keras, dan bila digerakkan agak sukar
dan dapat menyebar ke tempat jauh ke paru-paru, liver maupun tulang.
Kalau ukuran kanker sudah begitu besar, dapat menyebabkan borok dan
perdarahan pada kulit diatasnya.

7. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medik
a. Bedah
Mungkin cara ini sangat beresiko. Akan tetapi, para ahli bedah
mencapai angka keberhasilan yang sangat memuaskan.
Tindakan bedah ini bertujuan untuk mengangkat tumor atau
benjolan tersebut.
b. Kemoterapi
Metode ini melakukan keperawatan penyakit dengan
menggunakan zat kimia untuk membunuh sel sel tumor
tersebut. Keperawatan ini berfungsi untuk menghambat
pertumbuhan kerja sel tumor. Pada saat sekarang, sebagian
besar penyakit yang berhubungan dengan tumor dan kanker
dirawat menggunakan cara kemoterapi ini.
c. Terapi Radiasi
Terapi radiasi adalah terapi yang menggunakan radiasi yang
bersumber dari radioaktif. Kadang radiasi yang diterima
merupankan terapi tunggal. Tapi terkadang dikombinasikan
dengan kemoterapi dan juga operasi pembedahan.

2. Penatalaksanaan Keperawaatan
a. Perhatikan kebersihan luka pada pasien
b. Perawatan luka pada pasien
c. Pemberian obat
d. Amati ada atau tidaknya komplikasi atau potensial yang akan
terjadi setelah dilakukan operasi.

8. KOMPLIKASI
Penyebaran atau metastasis kanker ini paling sering melalui pembuluh
darah ke paru-paru , ke liver, dan tulang. Jarang menyebar melalui kelenjar
getah bening.

9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan X-ray
X-ray untuk membantu pemahaman lebih lanjut tentang berbagai
tumor jaringan lunak, transparansi serta hubungannya dengan
tulang yang berdekatan. Jika batasnya jelas, sering didiagnosa
sebagai tumor jinak, namun batas yang jelastetapi melihat
kalsifikasi, dapat didiagnosa sebagai tumor ganas jaringan lunak,
situasi terjadi di sarkoma sinovial, rhabdomyosarcoma, dan lainnya.
2. Pemeriksaan USG
Metode ini dapat memeriksa ukuran tumor, gema perbatasan
amplop dan tumor jaringan internal, dan oleh karena itu bisa untuk
membedakan antara jinak atau ganas. tumor ganas jaringan lunak
tubuh yang agak tidak jelas, gema samar-samar, seperti sarkoma
otot lurik, myosarcoma sinovial, sel tumor ganas berserat
histiocytoma seperti. USG dapat membimbing untuk tumor
mendalami sitologi aspirasi akupunktur.
3. CT scan
CT memiliki kerapatan resolusi dan resolusi spasial karakteristik
tumor jaringan lunak yang merupakan metode umum untuk
diagnosa tumor jaringan lunak dalam beberapa tahun terakhir.
4. Pemeriksaan MRI
Mendiagnosa tumor jinak jaringan lunak dapat melengkapi
kekurangan dari X-ray dan CT-scan, MRI dapat melihat tampilan
luar penampang berbagai tingkatan tumor dari semua jangkauan,
tumor jaringan lunak retroperitoneal, tumor panggul memperluas ke
pinggul atau paha, tumor fossa poplitea serta gambar yang lebih
jelas dari tumor tulang atau invasi sumsum tulang, adalah untuk
mendasarkan pengembangan rencana pengobatan yang lebih baik.
5. Pemeriksaan histopatologis
a. Sitologi: sederhana, cepat, metode pemeriksaan patologis yang
akurat. Dioptimalkan untuk situasi berikut:
1) Ulserasi tumor jaringan lunak, Pap smear atau metode
pengumpulan untuk mendapatkan sel, pemeriksaan
mikroskopik
2) Sarcoma jaringan lunak yang disebabkan efusi pleura,
hanya untuk mengambil spesimen segar harus segera
konsentrasi sedimentasi sentrifugal, selanjutnya smear
3) Tusukan smear cocok untuk tumor yang lebih besar, dan
tumor yang mendalam yang ditujukan untuk radioterapi
atau kemoterapi, metastasis dan lesi rekuren juga berlaku.
b. Forsep biopsi: jaringan ulserasi tumor lunak, sitologi smear
tidak dapat didiagnosis, lakukan forsep biopsi.
c. Memotong biopsy : Metode ini adalah kebanyakan untuk
operasi.
d. Biopsi eksisi : berlaku untuk tumor kecil jaringan lunak,
bersama dengan bagian dari jaringan normal di sekitar tumor
reseksi seluruh tumor untuk pemeriksaan histologis.

10. PATHWAYS KEPERAWATAN


Kondisi genetik, radiasi, infeksi, trauma

Terbentuknya benjolan (tumor) dibawah kulit

Soft Tissue Tumor (STT)

Pre Operasi Post Operasi

Adanya inflamasi Terputusnya kontinuitas


Adanya luka post op
jaringan

Perubahan fisik
Menstimulasi respon
Peradangan
nyeri Tempat masuk
Anatomi kulit pada kulit
mikroorganisme
abnormal

Nyeri
Bercak – Resti infeksi
Kurang
bercak merah
pengetahuan

Cemas Kerusakan
integritas
kulit
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Menurut La Ode Jumadi Gaffar (1999 : 57-65), konsep dasar asuhan


keperawatan adalahsebagai berikut :

1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan dasar utama atau langka awal dari proses
keperawatan secarakeseluruhan. Pada tahap ini semua data/ informasi tentang
klien yang dibutuhkan dikumpulka dan dianalisa untuk menentukan diagnosa
keperawatan. Tujuan pengkajian keperawatan adalahmengumpulkan data,
mengelompokkan data dan menganalisa data sehingga ditemukan
diagnosakeperawatan.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status atau
masalah kesehatan aktual atau potensial. Tujuannya adalah mengidentifikasi :
pertama, adanya masalah actual berdasarkan respon klien terhadap masalah
atau penyakit; kedua, faktor-faktor yang berkontribusi atau penyebab
adanya masalah; ketiga, kemampuan klien mencegah atau menghilangkan
masalah.
Diagnosa yang kemungkanan muncul pada Soft Tissue Tumor :
1. Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan luka post operasi
2. Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan terputusnya
kontinuitas jaringanakibat post operasi
3. Gangguan pola aktifitas sehubungan dengan luka post operasi
4. Gangguan rasa aman cemas sehubungan dengan kurang pengetahuan
tentang penyakit
5. Resiko tinggi infeksi sehubungan dengan

3. INTERVENSI
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat
perencanaan intervensikeperawatan dan aktifitas keperawatan. Tujuan
perencanaan adalah untuk mengurangi,menghilangkan dan mencegah
masalah keperawatan klien.

4. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh
perawat dan klien.Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan
implementasi adalah intervensi dilaksanakansesuai dengan rencana.

5. EVALUASI
Fase akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap
keperawatan yang diberikan.Hal-hal yang dievaluasi adalah keakuratan,
kelengkapan dan kualitas data, teratasi atau tidaknyaklien serta pencapaian
tujuan dan ketepatan intervensi keperawatan.
DAFTAR PUSAKA

Sjamsuhidajat, R., Jong, W.D., editor., “Soft Tissue Tumor”, dalam Buku Ajar Ilmu
Bedah, Edisi 2. EGC, Jakarta, 2005,
Harri Prawira Ezzedin. 2009. Fraktur. Faculty of Medicine – University of Riau
Pekanbaru, Riau. available at (http://www.Belibis17.tk. Di akses tanggal 17
Agustus 2011.
Tassya, A, 2010. Tumor Jaringan Lunak. (http://www.BlogSpot.com). Diakses
tanggal 17 Agustus 2011
Manuaba, T.W.( 2010).Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid, Peraboi 2010.
Jakarta : Sagung Seto
Nurarif A, H, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda NIC-Noc, Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta : Mediaction Jogja
Potter and Perry Volume 2 .2006.Fundamental Keperawatan .Jakarta:EGC
Price, Sylvia A. (2006).Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta :
EGC
Reeves, J.C.(2001). Keperawatan medikal bedah. Jakarta : Salemba Medika
Sjamsuhidajat, R, Jong, W.D.(2005).Soft Tissue Tumor dalam Buku Ajar Ilmu
Bedah, Edisi 2. Jakarta : EGC
Smeltzer. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta : EGC
Weiss S.W.,Goldblum J.R.(2008).Soft Tissue Tumors.Fifth Edition. China : Mosby
Elsevier

Anda mungkin juga menyukai