PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor coli adalah pembesaran atau pembengkakan atau biasa disebut
pertumbuhan abnormal diantara dasar tengkorak hingga klavikula. Masa leher
pada pasien dewasa harus dianggap ganas sampai terbukti sebaliknya. Massa
leher bersifat metastasis cenderung asimptomatik yang membesar perlahanlahan.
(Brunner & Suddarth, 2013).
Data global menyebutkan ditahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru
dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian, dimana 1 dari 5 laki-laki dan
1 dari 6 perempuan di dunia mengalami kejadian kanker. Data tersebut juga
menyatakan 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan meninggal karena
kanker. Angka kejadian kanker di Indonesia sebesar 132.2 per 100.000
penduduk. (DEPKES, 2019)
Dalam pengertian umum tumor adalah benjolan atau pembengkakan
dalam tubuh. Dalam pengertian khusus tumor adalah benjolan yang disebabkan
oleh neoplasma.
Tumor Colli adalah pembesaran, pembengkakan atau pertumbuhan
abnormal diantara dasar tengkorak hingga klavikula. Massa leher pada pasien
dewasa harus dianggap ganas sampai terbukti sebaliknya. Massa leher yang
bersifat metastatis cenderung asimtomatik yang membesar perlahan-lahan.
Tumor pada colli (leher) bisa berupa tumor jinak atau tumor ganas, Tumor jinak
bisa berupa kista, hemangioma, Tumor ganas bisa berupa Limfoma Non
Hodgkin.
Operasi pada benjolan di leher adalah bentuk pengobatan yang dilakukan
untuk mengatasi masalah munculnya benjolan di leher. General anestesi
menurut Mangku & Senapathi (2010) membagi anestesi menjadi 3 komponen
yang disebut trias anestesi dengan teknik general anestesi antara lain: general
anestesi dengan inhalasi dan intravena. Asuhan keperawatan perianestesi
dimulai sejak pre anestesi, intra anestesi, hingga post anestesi.
Agar dapat memberikan asuhan keperawatan anestesi sebaik-baiknya,
perlu mengetahui tentang tumor colli, penatalaksanaan medis, penatalaksanaan
bedah, dan jenis anestesi yang digunakan beserta tatalaksananya. Untuk itu
penulis menyusun laporan ini, yang membahas asuhan keperawatan anestesi
pada pasien dewasa dengan fraktur klavikula yang akan menjalani operasi
dengan diagnose medis tumor colli.
B. Tujuan Penulisan Laporan Asuhan Keperawatan
1. Untuk mengetahui definisi tumor colli beserta klasifikasinya, etiologi,
manifestasi klinis, patofisiologi, clinical pathway, pemeriksaan penunjang
yang dibutuhkan, penatalaksanaan medis.
2. Untuk mengetahui prosedur operasi dari tumor colli.
3. Untuk mengetahui definisi anestesi dan general anestesi
4. Untuk mengetahu teknik-teknik dalam general anestesi.
5. Untuk mengetahui obat-obatan yang digunakan dalam general anestesi.
6. Untuk mengetahui gangguan pasca general anestesi.
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan perianestesi.
C. Metode
Pengumpulan data dan pembuatan laporan pendahuluan ini dilakukan
dengan menggunakan metode pengkajian langsung, studi dokumen dan studi
kasus.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Tumor Colli
1. Definisi
Dalam pengertian umum tumor adalah benjolan atau pembengkakan
dalam tubuh. Dalam pengertian khusus tumor adalah benjolan yang
disebabkan oleh neoplasma.
Tumor Colli adalah pembesaran, pembengkakan atau pertumbuhan
abnormal diantara dasar tengkorak hingga klavikula. Massa leher pada
pasien dewasa harus dianggap ganas sampai terbukti sebaliknya. Massa leher
yang bersifat metastatis cenderung asimtomatik yang membesar perlahan-
lahan.
Tumor pada colli (leher) bisa berupa tumor jinak atau tumor
ganas, Tumor jinak bisa berupa kista, hemangioma, Tumor ganas bisa
berupa Limfoma Non Hodgkin.
2. Etiologi
Adapun penyebab atau etiologinya adalah:
a. Karsinogen kimiawi dapat alami atau sintetik, misalnya Aflatoksin B1
pada kacang, vinylklorida pada industri plastik, benzoapiran pada asap
kendaraan bermotor, kemoterapi dalam kesehatan.
b. Karsinogen fisik, misalnya sinoar ionisasi pada nuklir, sinar radioaktif,
sinar ultraviolet
c. Hormon, misalnya estrogen
d. Viral, misalnya TBL-I, HBV, HPV, EBV
e. Gaya hidup, misalnya diet, merokok, alcohol
f. Parasit, misalnya schistoma hematobium
g. Genetik
h. Penurunan imunitas
i. Klasifikasi Tumor
3. Klasifikasi Tumor
Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasma ganas atau kanker
terjadi karena timbul dan berkembang biaknya sel-sel secara tidak terkendali
sehingga sel-sel ini tumbuh terus merusak bentuk dan organ tempat tumbuh
kanker.
Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak
merusak tetapi membesar dan menekan jaringan sekitarnya (ekspansif) dan
umumnya tidak bermetastase
Klasifikasi patologik tumor dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan
mikroskopis pada jaringan dan tumor
4. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis dari tumor coli adalah adanya benjolan yang mudah
digerakan, pertumbuhan amat lambat dan tidak memberikan
keluhan.Patofisiologi Tumor.
Sel tumor ialah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh
secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini
berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Perbedaan sifat sel
tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsinya,
autonominya dalam pertumbuhan, kemampuan dalam berinfiltrasi dan
menyebabkan metastase
Pada umumnya tumor mulai tumbuh dari satu sel di suatu tempat
(unisentrik), tetapi kadang tumor berasal dari beberapa sel dalam satu organ
(multisentrik) atau dari beberapa organ (multiokuler) pada waktu bersamaan
(sinkron) atau berbeda (metakron).
Selama pertumbuhan tumor masih terbatas pada organ tempat asalnya
maka tumor dikatakan mencapai tahap local, namum bilatelah infiltrasi ke
organ sekitarnya dikatakan mencapai tahap invasive atau infiltrative.
Sel tumor bersifat tumbuh terus sehingga makin lama makin besar dan
mendesak jaringan sekitarnya. Pada neoplasma sel tumbuh sambil menyusup
dan merembes ke jaringan sekitarnya dan dapat meninggalkan sel induk
masuk ke pembuluh darah atau pembuluh limfe, sehingga terjadi penyebaran
hematogen dan limfatogen.
5. Patofisiologi Tumor
Sel tumor ialah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh
secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini
berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Perbedaan sifat sel
tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsinya,
autonominya dalam pertumbuhan, kemampuan dalam berinfiltrasi dan
menyebabkan metastase.
Pada umumnya tumor mulai tumbuh dari satu sel di suatu tempat
(unisentrik), tetapi kadang tumor berasal dari beberapa sel dalam satu organ
(multisentrik) atau dari beberapa organ (multiokuler) pada waktu bersamaan
(sinkron) atau berbeda (metakron).
Selama pertumbuhan tumor masih terbatas pada organ tempat asalnya
maka tumor dikatakan mencapai tahap local, namum bilatelah infiltrasi ke
organ sekitarnya dikatakan mencapai tahap invasive atau infiltrative.
Sel tumor bersifat tumbuh terus sehingga makin lama makin besar dan
mendesak jaringan sekitarnya. Pada neoplasma sel tumbuh sambil menyusup
dan merembes ke jaringan sekitarnya dan dapat meninggalkan sel induk
masuk ke pembuluh darah atau pembuluh limfe, sehingga terjadi penyebaran
hematogen dan limfatogen.
6. Penatalaksanaan
Pemeriksaan:
a. Berbagai penyakit dapat tampil sebahgai tumor leher sering
membingungkan. Pada pemeriksaan khususnya diperhatikan letak
tumor, ukuran, bentuk dan sifat permukaan.
b. Diagnosis ditentukan dengan pemeriksaan makroskopis dan
mikroskopis dari jaringan hasil eksisi atau biopsy
c. Pemeriksaan dengan CT scan dapat pula dilakukan.
7. Pengkajian fokus keperawatan
a. Pengkajian sistem integumen
Pengkajian kulit melibatkan seluruh area kulit termasuk mukosa
membran, kulit kepala, rambut, dan kuku. Kulit seseorang merefleksikan
kesehatan seseorang secara keseluruhan. Penyakit pada kulit dapat terjadi
primer atau sekunder. Penyakit kulit primer seperti dermatitis dan luka
bakar. Penyakit pada kulit dapat pula terjadi sekunder seperti pada
pasien sindrom lupus eritemotosus, luka tekan, atau pruritus.
b. Prosedur Wawancara
1) Keluhan utama: umumnya pasien mengeluhkan ketidaknyamanan
pada kulit seperti gatal, rasa panas pada kulit, nyeri, atau ada
penonjolan pada kulit terkait etiologi masing-masing. Gangguan
pada kulit juga dipengaruhi kebersihan kulit. Selain itu trauma
seperti luka bakar juga menimbulkan keluhan seperti panas dan
nyeri.Tak jarang pasien juga mengeluhkan adanya penurunan sensasi
pada kulit atau munculnya luka yang sulit sembuh.
2) Riwayat sekarang dan atau dahulu: riwayat alergi, gangguan ginjal,
hipertensi, obesitas (adanya striae pada kulit), riwayat penyakit
imunitas seperti SLE, kebiasaaan personal hygiene, dan kebersihan
tempat tinggal. Riwayat diabetes melitus juga mempengaruhi
terjadinya luka akibat adanya neuropati sensorik dan otonom
sehingga pasien beresiko mengalami ulkus diabetik.
3) Riwayat Keluarga: penyakit keluarga yang dapat mempengaruhi
pasien umumnya berkaitan dengan genetik seperti riwayat alergi dan
imunitas. Selain itu kondisi lingkungan fisik tempat tinggal juga
dapat mempengaruhi kondisi penyakit pasien saat ini khususnya
yang terkait sistem integumen. Riwayat diabetes melitus pada
keluarga juga dapat menjadi predisposisi terjadinya diabetes melitus
pada pasien yang mempunyai resiko komplikasi ke sistem
integumen.
B. Prosedur Operasi
Operasi pada benjolan di leher adalah bentuk pengobatan yang dilakukan
untuk mengatasi masalah munculnya benjolan di leher. Resiko masalah yang
lebih besar dari munculnya benjolan di leher adalah benjolan tersebut
merupakan perkembangan dari sel kanker dan harus segera diperiksakan. Hasil
pemeriksaan ini jika memang sesuai dengan diagnosa akan diobati dengan cara
operasi atau bisa juga dikenal dengan istilah operasi kelenjar getah bening.
Penanganan tumor colli pada orang dewasa memiliki tahapan yang
serupa dengan tumor pada umumnya. Bentuk penanganan tumor berdasarkan
pada faktor-faktor seperti lokasi tumbuhnya tumor, jenis tumor, dan apakah
berpeluang menyebabkan penyakit kanker atau tidak. Proses operasi pada
benjolan di leher meliputi apa persiapan yang dilakukan sebelum operasi,
bagaimana prosedur operasi dilakukan, apa saja efek samping operasi, dan
perawatan setelah operasi dilakukan.
1. Persiapan Sebelum Operasi
Sebelum operasi untuk mengangkat benjolan di leher dilakukan, perlu
melakukan beberapa bentuk persiapan. Persiapan dilakukan sesuai namanya
adalah sebelum operasi dilakukan. Berbagai bentuk persiapan ini dilakukan
untuk memberikan informasi yang lengkap pada pasien, serta memastikan
bahwa kesehatan fisik pasien siap untuk menghadapi proses operasi. Jadi
manfaat dari melakukan persiapan sebelum operasi pada benjolan di leher
dilakukan sudah tidak diragukan lagi, persiapan operasi:
Dillon, P.M. 2014. Nursing Health Assessment: A Critical Thinking, Case Studies
Approach. Philadelphia: F.A Davis Company.
Mangku, Gde., Senapathi, Tjokorda Gde A. (2010). Buku Ajar Ilmu Anestesia dan
Reaminasi. Jakarta: Indeks.
Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7. Jakarta: Salemba
Medika.
Sjamsuhidajat R dan Wim de Jong. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 2. Jakarta: EGC.
Smeltzer, S.C., Bare, B.G. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth. 12 TH Ed. Jakarta: EGC.