Anda di halaman 1dari 14

Tugas Keperawatan Anestesi III

Gastrointestinal Pada Lansia


Di Susun Oleh:
1. Afita Rosadiana P07120216008.
2. Endang Sawitri P07120216015.
3. Annisa Widyastuti P07120216016.
4. Akhsan Hakim.P P07120216018.
5. Raden Roro Brilianti.C P07120216031.
DEFINISI LANSIA
Lanjut usia atau lansia adalah seseorang yang telah mencapai
usia 60 tahun ke atas (Kementerian Kesehatan RI, 2017).
Penuaan yang dialami oleh lansia memungkinkan terjadinya
fungsi anatomis maupun fisiologis diberbagai sistem tubuh, salah
satunya adalah sistem Gastrointestinal (GI). Sistem Gastrointestinal
(GI) adalah jalur pemasokan nutrisi untuk pertumbuhan dan
perbaikan sel dengan melalui proses ingestion, secretion, mixing
and propulsion, digestion, dan absorption terhadap makanan yang
masuk (Derrickson & Tortora, 2015).
Perubahan Pada Cavum Oris
Perubahan-perubahan yang biasa terjadi
seperti enamel gigi menjadi lebih keras dan
rapuh, dentin menjadi lebih berserabut, dan
ruang saraf menjadi pendek dan sempit
menyebabkan gigi menjadi mudah tanggal
(Miller, 2012). Pada lansia juga mengalami
penurunan sekresi saliva.
Perubahan Pada Esofagus
Pada esophagus terdapat gelombang peristaltik yang berfungsi
memasukkan makanan ke dalam lambung. Menurut Miller (2012), lansia
mengalami penurunan gelombang peristaltic dan adanya peregangan pada
esophagus.
Selain itu, lansia juga mengalami presbyphagia yaitu melambatnya
menelan atau bahkan disphagia yaitu susah menelan (Ebersole, dkk ,2014)
Lower esophageal sphingter mengalami penurunan untuk relaksasi
sehingga lansia rentan mengalami refluks makanan (Mitty, 2008).
Hal ini menyebabkan risiko tinggi terjadi aspirasi pada lansia yang
dapat menyebabkan lansia rentan mengalami penyakit saluran pernapasan
seperti pneumonia.
Perubahan Pada Lambung
Lambung pada lansia banyak mengalami
perubahan fisiologis berupa penurunan motalitas,
volume dan penurunan sekresi bikarbonat serta
mukus lambung. Perubahan ini disebabkan karena
atropi lambung dan Hypochlorydria atau
ketidakcukupan HCL. Penurunan motilitas lambung
menyebabkan makanan menjadi lama dicerna
dilambung sehingga terjadi peningkatan waktu
pengosongan lambung dan lansia menjadi jarang
makan.
Perubahan Pada Usus Halus
Penuaan yang terjadi pada lansia berpengaruh pada kekuatan otot
di usus dalam gerakan peristaltik. Selain itu, mukosa yang bertugas
melicinkan permukaan juga mengalami penurunan jumlah. Perubahan
lain yang terjadi menurut Miller (2012) adalah adanya atrofi otot,
pengurangan jumlah folikel limfatik, pengurangan berat usus kecil, serta
memendek dan melebarnya vili. Penuaan dapat mengakibatkan turunnya
jumlah enzim lactase.
Efeknya pada proses pencernaan makanan:
- Perubahan ini dapat berdampak pada fungsi sistem imun dan absorpsi
nutrien, seperti folat, kalsium, vitamin B12 dan D.
- Penguraian nutrien makanan pun lebih lama.
- Lebih mudah kembung karena lebih mudah terjadi peningkatan bakteri
dalam perut.
Perubahan Hati, Kandung Empedu, dan
Pankreas
• Hati berperan dalam metabolisme protein, lemak dan karbohidrat, membunuh
zat toksik, dan mensekresi empedu. Hati dan kandung empedu sebagai organ
aksesori sistem Gastrointestinal juga mengalami perubahan seperti hati
menjadi lebih kecil, berserat, terakumulasi lipofuscin (pigmen coklat), dan
menurunnya aliran darah (Miller, 2012). Hal ini menyebabkan makanan yang
masuk tidak di metabolisme dengan sempurna untuk menghasilkan ATP untuk
kerja sel tubuh serta zat toksik tidak dibunuh dengan optimal sehingga lansia
rentan terhadap penyakit.
• Kandung empedu mensekresikan empedu setelah dirangsang oleh hati yang
berfungsi untuk mencerna lemak dalam tubuh. Namun semakin bertambahkan
usia terjadi penurunan jumlah sekresi empedu, pelebaran saluran empedu,
peningkatan sekresi cholecystokinin.
• Penuaan berpengaruh pada pengurangan berat pankreas, hiperplasia kelenjar,
fibrosis, dan pengurangan kecepatan respon sel B dalam pengaturan glukosa.
Perubahan ini tidak berdampak langsung dalam fungsi pencernaan. Namun
Perubahan Pada Colon

Menurut Miller (2012), pada usus besar terjadilah proses


absorpsi air dan elektrolit, serta pembuangan zat sisa atau sampah
metabolisme pencernaan. Proses penuaan pada lansia berpengaruh
pada beberapa hal, seperti pengurangan sekresi mukus,
pengurangan elastisitas dinding rektum, dan pengurangan
kemampuan mempersepsikan distensi dinding rektum. Hal ini lah
yang menjadi faktor predisposisi lansia mengalami konstipasi
Anestesi Pada Lansia
• Penuaan menghasilkan perubahan farmakokinetik dan farmakodinamik.
Penyakit yang berhubungan dengan perubahan dan variasi antarindividu
yang luas bahkan pada populasi yang sama menyebabkan generalisasi yang
tidak konsisten. Pasien usia lanjut menunjukkan kebutuhan dosis yang
rendah rendah untuk propofol, etomidate, barbiturat, opioid, dan
benzodiazepin.
• Dalam beberapa aspek, anestesi regional dapat menunjukkan manfaat yang
mengutungkan bagi pasien usia lanjut. Teknik ini kurang menyebabkan
tromboemboli, gangguan kesadaran dan pernafasan pasca-bedah. Pada
pasien dengan penyakit jantung berat yang memerlukan kontrol tekanan
darah ketat, anestesi umum mungkin lebih baik. Pada teknik anestesi umum,
sangat penting untuk titrasi dosis obat dan lebih bijaksana untuk
menggunakan obat-obatan kerja pendek.
Efek Post Anestesi Pada Lansia
- Absorpsi usus kecil menurun karena mukosa usus atropi.
- Aliran darah ke limpa menurun 30-40 % dibanding dewasa muda ,
hal ini berpengaruh terhadap absorpsi terutama lemak dan obat –
obat anestesi yang larut dalam lemak.
- Tingkat keasaman lambung cenderung meningkat, meski lama
pengosongan lambung diperpanjang. Akibat menurunnya fungsi
persarafan sistem GI, sfingter gastroesofageal tidak begitu baik
lagi, disamping waktu pengosongan lambung yang memanjang
sehingga mudah terjadi regurgitasi.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH 
DAFTAR PUSTAKA

• https://id.scribd.com/upload-
document?archive_doc=208752091&escape=false&metadata=%7B%
22context%22%3A%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22
%3A%22read%22%2C%22action%22%3A%22download%22%2C%22lo
gged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22%7D
• https://www.academia.edu/36175688/PERUBAHAN_FISIOLOGIS_SIST
EM_GASTROINTESTINAL_PADA_LANSIA.docx

Anda mungkin juga menyukai