DISUSUN OLEH:
DARMAWATI
NIM:912312910105 113
P R O G R A M S T U D I D I I I K E P E R A WATA N S E K O L A H T I N G G I
I L M U K E S E H A TA N AVI C E N N A K A M P U S 1 K A B U P AT E N
B A N TAE N G
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lipoma adalah tumor jinak yang tumbuh di bawah kulit dan merupakan endapan
lemak. Tumor ini jarang berubah menjadi tumor ganas. Lipoma lebih sering ditemukan
pada wanita dan lebih sering tumbuh di lengan, batang tubuh dan leher bagian belakang.
Beberapa orang hanya memiliki 1 lipoma, sedangkan yang lainnya memiliki beberapa
buah lipoma.
Lipoma adalah suatu tumor (benjolan) jinak yang berada dibawah kulit yang terdiri
dari lemak.
Lipoma adalah tumor adipose atau jaringan lemak yang umumnya ditemukan pada
jaringan sub kutan dari kepala, leher, bahu dan punggung.
Lipoma ditemukan pada semua jenjang usia kebanyakan umur 40 dan 60 tahun.
Tumbuh secara lambat, umumnya tumor jinak, tidak menimbulkan nyeri bulat, mobil
atau mudah digerakkan dengan karakteristik lembut. Amat jarang lipoma berhubungan
dengan sindrom seperti hereditary multiple lipomatosis,adiposi dolorosa, Gardner
syndrome dan Madelungs disease. Terdapat varian lain seperti angiolipoma, neomorphic
lipoma, spindle cell lipoma, dan adenolipoma. Kebanyakan lipoma tidak memerlukan
terapi khusus kecuali timbul secara cepat, ataupun menimbulkan rasa nyeri. Pada jenis
diatas dapat diterapi dengan banyak prosedur seperti injeksi steroid sampai dengan eksisi
tumor. Lipoma didiagnosa banding dengan liposarcoma yang mempunyai penampakan
sama. (Am Fm Physician 2002; 65: 901-4, 905. Copyright 2002 American Academy of
Family Physician)Lipoma tumbuh lambat, tumor jinak, tumor adipose atau jaringan
lemak yang umumnya ditemukan pada jaringan subkutan1 Kebanyakan lipoma
asimtomatik, dapat didiagnosa dengan pemeriksaan fisik (Tabel 1) dan tidak memerlukan
perawatan. Tumor ini dapat ditemukan pada jaringan yang lebih dalam seperti septa
intermuskuler, organ abdomen, rongga mulut, rongga telinga, sudut cerebellopontine dan
thorax Lipoma ditemukan pada semua umur tetapi biasanya ditemukan antara umur 40
dan 60 tahun.5 Lipoma congenital pernah ditemukan6 Beberapa lipoma dikatakan
berkembang dari trauma tumpul (blunt trauma)Lipoma soliter banyak ditemukan pada
wanita, multiple tumor (lipomatosis) lebih banyak ditemukan pada laki-laki.2,8 Herediter
multiple lipomatosis diturunkan secara autosomal dominant pada umumnya laki-laki,
ciri-cirinya adalah penyebaran simetris, muncul umumnya pada ekstremitas Lipomatosis
juga berhubungan dengan Gardners syndrome, autosomal dominant yang melibatkan
polyposis, cysta, dan osteomas. Mandelungs disease atau benign symmetric lipomatosis
2
mengarah pada lipomatosis dari kepala, leher,bahu dan ekstremitas atas bagian proximal.
Orang dengan mandelungs disease biasanya laki-laki dengan kebiasaan minum alcohol,
ditandai dengan horse collar atau leher kuda.Amat jarang pasien ini mengalami gangguan
menelan, obstruksi saluran nafas, dan sudden death.
Lipoma adalah suatu gumpalan lemak lembut. Ini merupakan suatu tumor jinak ( noncancerous) pertumbuhan yang tersusun dari sel lemak yang terkumpul bersama-sama di
bawah kulit. Lipoma dapat terjadi di bagian manapun dari badan, di mana ada sel lemak.
Lipoma sering terbentuk di dalam lapisan lemak di bawah kulit. Lipoma memiliki variasi
dalam ukuran, dari ukuran kacang polong sampai beberapa centimeter garis tengahnya.
Lokasi yang paling umum terdapat lipoma adalah pada atas bahu, dada dan punggung,
tetapi daerah lain di kulit dapat berkembang juga suatu lipoma.
B. Rumusan Masalah
Setelah mengetahui fakta yang terjadi seperti telah diuraikan pada latar belakang
maka penulis membuat perumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimanakah
gambaran Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan POST OPERATIF
LIPOMA di Ruang Bedah RSUD Prof.Dr.H.M.ANWAR MAKKATUTU BANTAENG
KAB.BANTAENG PROVINSI SULLAWESI SELATAN 2015 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
POST OPERATIF LIPOMA di Ruang Bedah RSUD Prof. Dr.H.M.ANWAR
MAKKATUTU BANTAENG KAB.BANTAENG PROVINSI SULLAWESI SELATAN
2015
2.Tujuan Khusus
1.1 Untuk mengetahui gambaran pengkajian (pengumpulan data dan analisa data)
pada Pasien dengan POST OPERATIF LIPOMA.
1.2 Untuk mengetahui gambaran diagnosa keperawatan sesuai prioritas pada Pasien
dengan POST OPERATIF LIPOMA.
1.3 Untuk mengetahui gambaran rencana asuhan keperawatan pada Pasien dengan
POST OPERATIF LIPOMA.
1.4 Untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan sesuai dengan evidence based
practice pada Pasien dengan POST OPERATIF LIPOMA.
1.5 Untuk mengetahui gambaran evaluasi hasil asuhan keperawatan pada Pasien
dengan POST OPERATIF LIPOMA.
1.6 Untuk mengetahui kesenjangan yang terdapat antara teori dan praktek dalam
melakukan asuhan keperawatan pada Pasien dengan POST OPERATIF
LIPOMA.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pustaka atau informasi
tambahan dan pengalaman yang berharga bagi peneliti khususnya dalam
meningkatkan wawasan dalam bidang penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
A. Tinjauan Teori
1. Tinjauan tentang POST OPERATIF LIPOMA.
1.1 Pengertian
Lipoma adalah tumor jinak yang mengandung atau terdiri dari jaringan lemak.
(Sumber: Patologi. Bagian Patologi, Anatomi FKUI 2012).
Lipoma adalah tumor jinak jaringan lemak yang berada di bawah kulit yang tumbuh
lambat, berbentuk lobul masa lunak yang dilapisi oleh pseudokapsul tipis berupa
jaringan fibrosa.
Lipoma adalah suatu tumor (benjolan) jinak yang berada dibawah kulit yang terdiri
dari lemak. Biasanya lipoma dijumpai pada usia lanjut (40-60 tahun), namun juga dapat
dijumpai pada anak-anak. Karena lipoma merupakan lemak, maka dapat muncul
dimanapun pada tubuh ini. Jenis yang paling sering adalah yang berada lebih ke
permukaan kulit (superficial). Biasanya lipoma berlokasi di kepala, leher, bahu, badan,
punggung, atau lengan. Jenis yang lain adalah yang letaknya lebih dalam dari kulit
seperti dalam otot, saraf, sendi, ataupun tendon.(jonatan,o 2012)
1.2 Etiologi
Tidak selalu jika kita mempunyai orangtua atau leluhur yang mempunyai lipoma ini,
maka kita akan mempunyai lipoma juga. Namun ada suatu sindrom yang disebut
hereditary multiple lipomatosis, yaitu seseorang yang mempunyai lebih dari 1 lipoma
pada tubuhnya(alice,G,2012). Kegemukan tidak menyebabkan terjadinya lipoma.
Penyebab lipoma antara lain:
- tidak diketahui dengan pasti,
- bahan kimia,
- lingkungan,
- genetik,
- imunologi, virus.
Sebelum melakukan perawatan terhadap suatu penyakit, maka masalah yang penting
adalah mengetahui penyebabnya terlebih dahulu. Suatu perawatan tidak akan dapat
berhasil sempurna jika tidak diketahui penyebab penyakit tersebut, oleh karena itu
tujuan pengobatan penyakit bukan saja menghilangkan gejala-gejala, Baik yang
dirasakan penderita dan yang terlihat secara klinis, tetapi yang utama adalah
menghilangkan faktor etiologi penyakit tersebut. Apabila faktor etiologinya tidak
5
1.3 Patofisiologi
Lipoma adalah neoplasma jaringan lunak jinak yang paling sering terjadi pada orang
dewasa, yaitu sekitar 1% populasi. Lipoma paling sering ditemukan antara usia 40-60
tahun.1 Neoplasma ini jinak tumbuh lambat yang terdiri dari sel-sel lemak matang.
Dimana tampak metabolik sel-sel lipoma berbeda dari sel normal meskipun sel-sel
6
tersebut secara histologis serupa.Jaringan lemak berasal dari jaringan ikat yang
berfungsi sebagai depot lemak.Jaringan lemak ini adalah jaringan yang spesial terdiri
dari sel spesifik yang mempunyai vaskularisasi tinggi, berlobus dan berfungsi sebagai
depot lemak untuk keperluan metabolisme. Sel-sel lemak primitif biasanya berupa
butir-butir halus didalam sitoplasma. Sel ini akan membesar seperti mulberry sehingga
akhirnya derajat deposisi lemak menggeser inti ke arah perifer.Jaringan lemak berasal
dari sel-sel mesenkim yang tidak berdifferensiasi yang dapat ditemukan di dalam tubuh.
Beberapa sel-sel ini menjadi jaringan sel lemak yang matang membentuk lemak
dewasa.Terjadinya suatu lipoma dapat juga disebabkan oleh karena adanya gangguan
metabolisme lemak. Pada lipoma terjadi proliferasi baik histologi dan kimiawi,termasuk
komposisi asam lemak dari jaringan lemak normal. Metabolisme lemak pada lipoma
berbeda dengan metabolisme lemak normal, walaupun secara histologi gambaran sel
lemaknya sama.Pada lipoma dijumpai aktivitas lipoprotein lipase menurun. Lipoprotein
lipase penting untuk transformasi lemak di dalam darah. Oleh karena itu asam lemak
pada lipoma lebih banyak dibandingkan dengan lemak normal. Hal ini dapat terjadi bila
seseorang melakukan diet, maka secara normal depot lemak menjadi berkurang,tetapi
lemak pada lipoma tidak akan berkurang bahkan bertambah besar. Ini menunjukkan
bahwa lemak pada lipoma bukan merupakan lemak yang dibutuhkan oleh
tubuh.Apabila lipoma membesar akan tampak sebagai suatu penonjolan yang dapat
menekan jaringan di sekitarnya. Pada dasar mulut, pembesaran lipoma dapat
mengganggu fungsi pengunyahan dan fungsi bicara, sedangkan pertumbuhannya
menekan gigi geligi maka dapat menyebabkan tanggalnya gigi di sekitar lipoma
tersebut.(Bob Bachiar/2012)
Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami transparmasi dan tumbuh secara autonom
lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal
dalam bentuk dan strukturnya. Pada umumnya tumor mulai tumbuh dari satu sel di
suatu tempat (unisentrik) atau dari beberapa sentral (multilokuler) pada waktu yang
sama. Selama pertumbuhan tumor masih terbatas pada organ dasarnya maka tumor
disebut masih dalam fase lokal. Tetapi kalau sudah terjadi infiltrasi ke organ sekitarnya,
maka tumor telah mencapai fase lokal infasif atau lokal infiltratif. Penyebaran lokal ini
disebut penyebaran perkontinuitatum, karena masih berhubungan dengan sel induknya.
Sel tumor ini bertambah terus tanpa batas, sehingga tumor makin lama makin besar
dan mendesak jaringan sekitarnya sehingga dapat menyumbat saluran tubuh dan
menimbulkan obstruksi. Bila tumor ini ganas dapat menyebar ke bagian tubuh lain dan
7
umumnya fatal bila dibiarkan karena merusak organ yang bersangkutan dan
menyebabkan kematian.
1.4 Tanda dan Gejala
Tanda dari Lipoma adalah benjolan berbentuk bulat atau lonjong yang teraba lembut
pada lengan, batang tubuh atau leher bagian belakang. Benjolan tersebut jarang
menimbulkan masalah, tetapi kadang menyebabkan nyeri.Lipoma bersifat lunak pada
perabaan, dapat digerakkan, dan tidak nyeri. Pertumbuhannya sangat lambat dan jarang
sekali menjadi ganas.Lipoma kebanyakan berukuran kecil, namun dapat tumbuh hingga
mencapai lebih dari diameter 6 cm.rasa gatal, rasa terbakar, geli:
a. Kehilangan rasa pada bagian yang terkena,
b. Kulit kering, bersisik kemerahan,
c. Nyeri
d.
e.
f.
Mual, muntah;
g.
h.
1.5 Komplikasi
Lipoma subkutan jarang menimbulkan komplikasi, tetapi nodul besar dapat
mengganggu fungsi otot atau dapat menyebabkan nyeri saraf. Lipoma terjadi pada sendi
dapat membatasi gerakan dan menyebabkan kanker.
.
1.6 Pemeriksaan penunjang
1.6.1
Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan penunjang lain merupakan pemeriksaan rujukan, seperti
biopsi,jarum halus.
b. Pemeriksaanlaboratorium
WBC
10,5
10/ml
(4,0-11,0)
RBC
4,57
10/ml
(3,80 6,50)
HBG
13,4
g/dl
(11,016,0)
PLT
325
10/ml
(150-450)
PCT
,271 %
(100 500)
10
1.2 Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluruh (Boedihartono, 1994 : 10).Pengkajian pasien Pre operatif (Marilynn
E.Doenges, 1999) meliputi :
a) Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
11
13
1.4 Perencanaan
DX 1:Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan adanya luka eksterpasi
KH:
1. Kulit utuh.
2. Tidak infeksi.
Rencana Tindakan.
a. Kaji keadaan luka (kering, bawah, kemerahan).
Rasional: Luka yang basah dan kemerahan menunjukkan adanya infeksi.
b. Rawat luka dengan teknik steril.
Rasional: Perawatan secara steril mengurangi kontaminasi dan meminimalkan
risiko infeksi.
c. Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk kulit.
Rasional: Garukan menimbulkan pelebaran luka.
d. Anjurkan pasien untuk menjaga tubuh dengan cara mandi dua kali sehari.
14
15
16
17
Rencana Tindakan
a. Kaji pandangan pasien terhadap kondisinya dan kesesuaiannya dengan
pandangan pemberi pelayanan kesehatan.
Rasional : mengidentifikasi persepsi pasien terhadap kondisinya.
b. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.
Rasional : menghindari ketakutan dan menciptakan hubungan saling
percaya, memudahkan intervensi
18
3.
Rencana tindakan:
a. Kaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan peralatan.
Rasional : mengidentifikasi masalah, memudahkan intervensi.
b. Tentukan tingkat motivasi pasien dalam melakukan aktivitas.
Rasional : mempengaruhi penilaian terhadap kemampuan aktivitas
apakah karena ketidakmampuan ataukah ketidakmauan.
c. Ajarkan dan pantau pasien dalam hal penggunaan alat bantu.
Rasional : menilai batasan kemampuan aktivitas optimal.
d. Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif.
Rasional : mempertahankan /meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot.
e. Kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi.
Rasional : sebagai suaatu sumber untuk mengembangkan perencanaan
dan mempertahankan/meningkatkan mobilitas pasien.
20
1.5 Pelaksanaan/implementasi
Implementasi adalah : tahap ketika perawat menfgaplikasikan rencana asuhan
keperawatan kedalambentuk intervensi keperawatan guna membantu klien mencapai
tujuan yang telah ditetapkan .kemampuan perawat yang harus dimiliki pada tahap
implementasi adalah : kemampuan komunikasi yang efektif.kemampuan untuk
menciptakan hubungan saling percaya yang saling membantu .kemamapuan untuk
teknik
psikomotor
kemampuan
melakukan
observasi,sistematis
kemampuan
tindakan
21
Hal lain yang tidak kalah penting pada tahap implementasi ini adlah mengevaluasi
respon atau hasil daritindakan keperawatan yang dilakukan terhadap klien serta
mendokumentasikan semua tindakan yang telah dilakukan berikut respon atau hasilnya.
1.6 Evaluasi
Evaluasi addalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam
pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau
intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, Christine.).
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan Pre Operasi Tumor adalah :
a. Ansietas berkurang/terkontrol.
b. Pasien memiliki persepsi yang positif terhadap penampilan dan fungsi tubuh.
c. Pasien menunjukkan koping yang efektif.
d. Pasien dan keluarga memahami perubahan perubahan dalam peran keluarga.
e. Pasien akan memperlihatkan pengendalian ketakutan.
f. Pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan survei
observasi melalui studi kasus untuk mengetahui gambaran proses penatalaksanaan
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan lipoma post operatif.
B. Waktu dan Tempat
1. Waktu
Penelitian ini belum dilaksanakan.
2. Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan di Ruang bedah RSUD Prof.Dr.H.M.ANWAR
MAKKATUTU BANTAENG KAB.BANTAENG PROVINSI SULAWESI
SELATAN.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat yang melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien post operatif lipoma di Ruang bedah RSUD
Prof.Dr.H.M.ANWAR MAKKATUTU BANTAENG KAB.BANTAENG PROVINSI
SULAWESI SELATAN.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang melaksanakan asuhan
keperawatan
pada
pasien
lipoma
post
24
operatif
di
Ruang
bedah
RSUD
3.2 Tidak lengkap : jika skor hasil observasi < 80% (Arikunto, 2010)
4. Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan
hasil perencanaan keperawatan yang telah dibuat.
Kriteria Objektif :
4.1 Lengkap
4.2 Tidak lengkap : jika skor hasil observasi < 80% (Arikunto, 2010)
5. Evaluasi keperawatan adalah penilaian hasil asuhan keperawatan dengan
menggunakan format SOAP
Kriteria Objektif :
5.1 Lengkap
5.2 Tidak lengkap : jika skor hasil observasi < 80% (Arikunto, 2010)
E. Sumber Data
F. Prosedur Pengumpulan Data
25
Editing
1.2.
Koding
1.3.
Skoring
1.4.
Tabulasi
2. Analisis data
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui jumlah prosentase kejadian dari setiap
variabel yang diteliti dengan menggunakan rumus:
X = f/n x 100%
Keterangan :
X = Variabel yang diteliti
f
26
DAFTAR PUSTAKA
Doengues,Marilynne,E.dkk.1989.Nursing Care Plans, FA Daus Company,
Philadelphia.EGC:Jakarta.
Arikunto. 2010. Metode Penelitian Kesehatan.. EGC:Jakarta.
FKUI.1990.Patologi: Bagian Patologi Anatomi. EGC:Jakarta.
Luckman and Serensen, S.1993. Medical Surgical Nursing,A pschophysiologic
Approach.Edition:Jakarta.
Price, Anderson Silvia1995.Patofisiologi, Ed. 4. Alih bahasa: Dr. Peter Anugerah.
EGC:Jakarta.
Suhidajat, Sjasn.2010.Buku Ajar Ilmu Bedah.Edition:Jakarta.
. 2014. Standar Operasional Prosedur. Kendari.
Haryono. 2012. Keperawatan Medikal Bedah : Sistem Perkemihan. Rapha Publishing.
Yogyakarta.
Mansjoer. 2010. Kapita Selekta Kedokteran. Aesculapius:Jakarta.
Marilinn, E.D. 2010. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC:Jakarta.
27
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Pedoman
Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Salemba Medika:Jakarta.
_______. 2010. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Salemba Medika:
Jakarta.
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Nuha Medika:Yogyakarta.
Smeltser. 2010. Keperawatan Medikal bedah. EGC:Jakarta.
STIKA. 2008. Peraturan Akademik dan Kode Etik Akademik:Kendari
______. 2014 .Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah DIII Keperawatan:Kendari.
28