LIPOSARKOMA
Oleh:
Preseptor:
PADANG
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
Liposarkoma adalah salah satu histologi paling umum dari sarkoma jaringan
lunak, mewakili 50% retroperitoneal dan 25% ekstremitas. Liposarkoma adalah
neoplasma ganas yang terdiri dari kelompok sarkoma jaringan lunak yang heterogen
dengan diferensiasi adipositik.1,2
2
subtipe, yaitu well-differentiated liposarcoma serta dedifferentiated liposarcoma,
myxoid liposarcoma, dan pleomorphic liposarcoma. Dari jumlah tersebut,
pleomorphic liposarcoma adalah yang paling jarang, yaitu kurang dari 5% dari semua
liposarkoma. Klasifikasi liposarkoma dibuat berdasarkan perilaku klinis yang berbeda,
sensitivitas pengobatan, dan biologis yang mendasarinya yang tercakup oleh penyakit-
penyakit ini. Semakin banyak, keputusan manajemen klinis dan pengembangan terapi
investigasi diinformasikan oleh peningkatan pemahaman patologi molekuler spesifik
terhadap subtipe.1,5
3
1.3 Tujuan Penulisan
Case report ini ditulis setelah melakukan pemeriksaan pasien dan tinjauan
pustaka yang ada dengan merujuk kepada berbagai literatur.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Liposarkoma adalah salah satu histologi paling umum dari sarkoma jaringan
lunak, mewakili 50% retroperitoneal dan 25% ekstremitas. Liposarkoma adalah
neoplasma ganas yang terdiri dari kelompok sarkoma jaringan lunak yang heterogen
dengan diferensiasi adipositik. Liposarkoma adalah neoplasma ganas adiposit.
Berbeda dengan lipoma, sebagian besar liposarkoma timbul di jaringan lunak dalam
atau visera. Ekstremitas bawah dan abdomen sering menjadi tempat timbulnya tumor
ini.1,2
2.2 Epidemiologi
2.3 Etiologi
Etiologi pasti tidak diketahui, kemungkinan melibatkan mesenkim. Tidak ada
faktor lingkungan spesifik diidentifikasi. Faktor genetik juga dicurigai sebagai salah
satu etiologi liposarkoma. Kelainan genetik tersebut berbeda-beda bergantung pada
subtipe liposarkoma seperti pada well-differentiated liposarcoma terjadi amplifikasi
pada kromosom 12q14-15, myxoid liposarcoma terjadi translokasi pada kromosom
t(12;16)(q13;p11), dedifferentiated liposarcoma terjadi amplifikasi pada kromosom
12q13-21, dan pleomorphic liposarcoma terjadi amplifikasi pada kromosom 12q14-
15. Pada beberapa kasus liposarkoma dapat diinduksi oleh radiasi.1,3,4
Pada Tabel 2.1 di bawah dapat dilihat kelainan genetik dan onkogen yang
terkena dampaknya.
Tabel 2.1 Perubahan genom pada liposarkoma.1
2.4 Klasifikasi
Menurut WHO, secara histopatologi, liposarkoma dibagi menjadi:7
1. Liposarkoma berdiferensiasi baik (well-differentiated)
Liposarkoma berdiferensiasi baik (WD) dapat hadir sebagai massa yang tumbuh
perlahan di retroperitoneum dan ekstremitas proksimal. Membedakan antara WD
perifer dan neoplasma adipositik jinak yang lebih sering dijumpai mungkin
merupakan tantangan — lesi-lesi yang berdiameter >5 cm, tumbuh dengan cepat,
dan/atau mendalam ke fasia superfisial membutuhkan perhatian oleh ahli. WD tidak
memiliki potensi metastasis dan dikaitkan dengan hasil yang sangat baik ketika eksisi
total dicapai. Rekurensi lokal lebih sering terjadi ketika WD muncul di daerah
retroperitoneum, mediastinum, atau paratestular, dan merupakan penyebab morbiditas
dan mortalitas, seperti juga munculnya penyakit yang berdiferensiasi.5
4. Liposarkoma pleomorfik.
Liposarkoma pleomorfik (PL) adalah subtipe liposarkoma yang langka dan agresif
secara klinis. Biasanya timbul di tungkai atau, lebih jarang, badan atau
retroperitoneum, PL secara histologis muncul sebagai sarkoma tak berdiferensiasi
tingkat tinggi tanpa garis keturunan yang dapat dikenali dan berisi sejumlah variabel
lipoblas pleomorfik. Metastasis jauh berkembang pada 30% hingga 50% pasien,
biasanya melibatkan paru-paru, dan umumnya tidak responsif terhadap kemoterapi
atau radioterapi. Kematian terkait tumor terjadi pada hingga 50% pasien.5
PL paling sering muncul di ekstremitas (dua pertiga kasus), dengan
ekstremitas bawah yang paling sering terkena. Meskipun paling sering timbul pada
jaringan lunak dalam, sekitar 10-20% kasus mungkin terletak di permukaan pada
subkutis atau, lebih jarang, dermis. Situs yang kurang umum lainnya termasuk trunk,
retroperitoneum, dan spermatic cord. Contoh sesekali telah dilaporkan di
mediastinum, payudara, usus besar, dan tulang. Secara radiologis, mayoritas PL
terdiri dari massa yang terdefinisi dengan baik dengan penampilan heterogen yang
mencerminkan area nekrosis dan perdarahan.2
Pada liposarkoma ada tiga skor diferensiasi berdasarkan tipe histologik, yaitu:
pleomorfik.
Gambar 2.2 Foto polos pada regio femur pada pasien usia 58 tahun dengan keluhan
adanya pembengkakan pada paha kiri yang tidak nyeri. Tampak adamnya massa
jaringan lunak yang besar pada bagian medial femur. Tanda panah menunjukkan
adanya kalsifikasi, disertai adanya gambaran lemak radiolusen.11
Pemeriksaan USG berguna dalam mengkonfirmasi adanya massa solid dan
kistik, menilai apakah terdapat hubungan anatomis dengan struktur atau jaringan
sekitar (misal sendi), serta dengan menggunakan USG Doppler dapat melihat
vaskularisasi pada massa yang juga dapat berguna dalam membedakan apakah massa
tersebut jinak atau ganas.12
Liposarkoma biasanya akan tampak sebagai gambaran hiperekoik. Gambaran
hiperekoik pada liposarkoma jenis well-differrentiated akan sulit dibedakan dengan
lipoma, namun dengan pemeriksaan USG Doppler, liposarkoma akan tampak
memiliki lebih banyak vaskularisasi dibandingkan lipoma.11
Gambar 2.3 Pemeriksaan USG akan tampak gambaran hiperekoik. USG Doppler
menunjukkan adanya vaskularisasi pada liposarkoma11
Gambar 2.4 CT Scan abdomen potongan transversal pada pasien dengan liposarkoma
di retroperitoneum memperlihatkan adanya suatu massa inhomogen, dengan septa
yang agak kasar dan menebal (panah)11
Sebagian besar liposarkoma dapat terlihat dengan baik pada pemeriksaan MRI.
Liposarkoma yang terdiferensiasi dengan baik (well-differentiated) memiliki nodul
atau septa. Umumnya tumor jenis miksoid memiliki fokus lemak yang tampak seperti
garis tak beraturan. Beberapa tumor jenis miksoid dapat terlihat kistik pada MRI tanpa
kontras, namun biasanya akan tampak lebih terang setelah pemberian zat kontras.
Namun, pemeriksaan ini kurang dapat memberikan gambaran hasil yang jelas pada
pemeriksaan tumor yang berada di dinding perut atau dada, dimana akan didapatkan
hasil foto yang buram, sehingga pemeriksaan CT scan menjadi modalitas pemeriksaan
pilihan.11,12
Gambar 2.5 Pemeriksaan MRI sekuens T2 potongan transversal pada pasien usia 64
tahun dengan liposarkoma tipe miksoid di retroperitonium menunjukkan tumor
tampak hiperintense. Tampak septa dengan sinyal rendah (tanda panah)13
2.8 Penatalaksanaan
Analisis yang cermat telah menentukan pendekatan bedah dan adjuvant yang
optimal untuk liposarkoma dan berbagai subtipenya serta menggambarkan kesamaan
antara kelompok dan variasi dalam respons pengobatan dan pendorong genomik.
Pembedahan tetap menjadi gold standard untuk menyembuhkan penyakit yang
terlokalisir, tetapi peningkatan pemahaman tentang bagaimana setiap subtipe tumor
merespons terapi sistemik dan radiasi telah meningkatkan kemampuan dokter untuk
mengelola liposarkoma.1
Pembedahan adalah gold standard untuk penyembuhan liposarkoma, tetapi
derajat, histologi, dan situs tumor (retroperitoneal versus ekstremitas) menentukan
prognosis dan pola kekambuhan. Liposarkoma retroperitoneal hampir selalu
merupakan tumor dengan baik dan berdiferensiasi yang kambuh secara lokal bahkan
setelah reseksi bedah lengkap, sehingga penelitian aktif berfokus pada
mengoptimalkan protokol bedah dan menentukan peran radiasi dalam terapi
multimodality. Liposarkoma WD relatif tahan terhadap kemoterapi; Namun,
liposarkoma sel myxoid / bulat dan liposarkoma pleomorfik merespon dengan baik
terhadap terapi sitotoksik dan liposarkoma sel bulat / myxoid sangat radiosensitif.1
Di antara terapi yang ditargetkan, inhibitor CDK4 efektif dalam liposarkoma
dan trabectedin yang baik dan terdiferensiasi, yang mencegah pengikatan FUSDDIT3
dengan DNA, efektif dalam liposarkoma sel myxoid / bulat.1
2.9 Komplikasi
Komplikasi liposarkoma dari proses penyakit meliputi metastase pada paru,
hati, dan tulang. Komplikasi dari penatalaksanaan yaitu infeksi pasca pembedahan dan
jika dilakukan terapi radiasi mungkin akan menjadi perlambatan penyembuhan luka
dan nekrosis di jaringan setelahnya. Jika dilakukan kemoterapi, akan didapatkan
komplikasi antara lain: mual, muntah, stomatitism neuropati perifer, miopati jantung,
dan kerusakan hepar.4
2.10 Prognosis
Prognosis liposarkoma sangat dipengaruhi oleh subtipe histologis tumor.
Varian miksoma dan berdiferensiasi baik cenderung tumbuh relative lebih lambat dan
memiliki prognosis yang lebih baik daripada varian pleomorfik dan sel bulat yang
lebih agresif. Kekambuhan lokal dan metastasis hematogen, terutama ke paru,
merupakan gambaran tumor yang agresif.10
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Tn. M
Umur : 66 tahun
ANAMNESIS
Pasien masuk ke RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 17 Desember 2019
melalui Poli Bedah
Keluhan Utama
Benjolan di leher sebelah kanan sejak 5 bulan sebelum masuk rumah sakit
Benjolan di leher sebelah kanan sejak 5 bulan sebelum masuk rumah sakit,
awalnya kecil sebesar telur puyuh, makin lama makin membesar hingga ke
belakang telinga. Benjolan awalnya tidak terasa nyeri, saat semakin
membesar, terkadang nyeri muncul, hilang timbul. Benjolan tidak bergerak
saat pasien menelan ludah.
Pasien telah menjalani biopsi pada tanggal 24 Oktober 2019 dengan hasil
Pleomorphic Liposarcoma
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama seperti
pasien.
Pasien bekerja sebagai petani. Pasien sudah tidak merokok sejak 10 tahun ini,
dulu merokok 1 bungkus sehari sejak SD.
PEMERIKSAAN FISIK
Nafas : 18 kali/menit
Suhu : 36,60C
Skala nyeri :4
BB : 45 kg
TB : 163 cm
Status Internus
Kepala : Normocephal
Perkusi : Sonor
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Status lokalis
Regio Colli
Inspeksi : Terdapat massa sewarna kulit dengan garis sikatrik
berwarna kemerahan, bentuk irregular, berukuran 10 x 6 x 4
cm, tidak bergerak saat menelan.
Pleomorphic Liposarkoma
Diagnosis Banding
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb 9,9 gr/dL
Ht 32%
INR 1,05
TSH 0,745
FT4 17,9
Kesan : Anemia sedang, APTT melebihi nilai rujukan, TSH dan FT4 dalam
batas normal
Rontgen Thorax
CT Scan Leher
Kesan:
Pleomorphic Liposarcoma
Rencana Terapi
Wide excision
PRC 250 cc
Prognosis
BAB IV
DISKUSI
Pasien laki-laki berusia 66 tahun masuk melalui Poli Bedah RSUP M Djamil
dengan keluhan utama benjolan pada leher sebelah kanan sejak 5 bulan sebelum
masuk rumah sakit. Benjolan awalnya kecil sebesar telur puyuh, makin lama makin
membesar hingga ke belakang telinga. Benjolan awalnya tidak terasa nyeri, saat
semakin membesar, terkadang nyeri muncul, hilang timbul. Benjolan tidak bergerak
saat pasien menelan ludah.
Benjolan tidak nyeri yang makin lama makin membesar merupakan gejala
klinis liposarkoma. Benjolan tersebut juga berbatas tegas, di mana liposarkoma
biasanya bermanisfestasi sebagai lesi yang batasnya relatif tegas. Benjolan tanpa
gejala dan keluhan apapun karena tumbuh dalam jaringan lunak yang mudah didesak
dan sering kali jauh dari organ vital. Keluhan baru timbul setelah ukuran sudah besar
atau terjadi tarikan atau tekanan pada otot atau saraf sehingga menyebabkan nyeri.
Rasa sakit juga bisa muncul akibat perdarahan atau nekrosis dalam tumor, di
mana pada CT Scan didapatkan jaringan nekrosis di dalam massa di leher pasien. CT
Scan pada pleomorphic liposarkoma juga dapat mencerminkan area nekrosis dan
perdarahan.
Berdasarkan kepustakaan, liposarkoma terjadi lebih banyak pada laki-laki dan
di usia 50-70 tahun, di mana keadaan ini sesuai dengan profil pasien.
Pasien telah menjalani biopsi, yang merupakan gold standar untuk menentukan
diagnosis liposarkoma, dan mendapatkan hasil pleomorfik liposarkoma. Pleomorphic
liposarcoma pada kepala dan leher yang sangat langka. Varian liposarkoma agresif ini
menandakan prognosis yang lebih buruk dibandingkan dengan tumor sarkoma yang
lebih khas.14
DAFTAR PUSTAKA