Anda di halaman 1dari 15

Vaginosis Bakterialis

Devi Miranda
1840312205

Preseptor: dr. Zeino Fridsto, Sp.OG

BAGIAN OBSTETRI & GINEKOLOGI


RSUD DR. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
BUKITTINGGI
2019
Latar Belakang
Vaginosis bakterial → penyebab paling umum gejala duh tubuh vagina pada wanita usia reproduktif

IMS Prevalensi Tinggi


Infeksi alat reproduksi → Di Indonesia, prevalensi vaginosis
menurunkan fertilitas, mencapai 10%. Bakterial vaginosis
mempengaruhi keadaan umum dan + → 15-19% pasien rawat inap
mengganggu kehidupan seksual. bagian kandungan → 10-30% ibu
hamil dan 24-40% di klinik kelamin.
Di Amerika Serikat, bakterial
vaginosis → vaginitis terbanyak, →
40 - 50% kasus pada perempuan
usia reproduksi.

Kehamilan
Ibu hamil dengan BV beresiko dua kali Komplikasi
lipat terkena klamidia, dan enam kali BV meningkatkan resiko terkena penyakit
lipat terkena gonorea. menular seksual dan penyakit radang
+ Kelahiran prematur dengan BV pada panggul (PID).
umur kehamilan 16 sampai 20 minggu.
Anatomi Vagina
Vagina → rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial
dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral.
Fungsi: mengeluarkan ekskresi uterus pada
haid, jalan lahir, dan kopulasi.
• Batas dalam: forniks anterior, posterior dan lateralis di
sekitar cervix uteri.
• Vagina menghubungkan genitalia interna dan eksterna.
• Panjang anterior vagina: 6,5 cm dan posterior: 9 cm.
• Sumbu vagina berjalan sejajar dengan arah pinggir bawah
simfisis ke promontorium.
• Embriologis: 2/3 bagian atas vagina → duktus Mulleri
(entoderm), 1/3 bagian bawah → sinus urogenitalis
(lipatan ektoderm).
• Epitel vagina → epitel skuamosa → beberapa lapis epitel
gepeng tidak bertanduk dan tidak mengandung kelenjar,
tapi dapat terjadi transudasi.
• Mukosa vagina → rugae, di tengah dan bagian belakang
ada yang mengeras → kolumna rugarum.
• Jaringan ikat kaya pembuluh darah
• Otot dan fasia elastis
• Depan vagina → uretra
• Atas vagina → vesika urinaria sampai ke forniks anterior.
Vaginitis
Peradangan pada mukosa vagina yang dapat disebabkan
oleh mekanisme infeksi maupun noninfeksi akibat
perubahan hormonal yang terjadi di dalam tubuh.
Vaginitis ditandai dengan pengeluaran cairan abnormal
yang sering disertai rasa ketidaknyamanan pada
vulvovagina.
Vaginosis Bakterial

Sindrom perubahan
ekosistem vagina →
pergantian laktobasillus
produsen H2O2 di vagina
dengan bakteri anaerob
(Prevotella Sp, Mobilincus
Species, Gardnerella vaginalis
dan Mycoplasma hominis) →
peningkatan pH < 4,5 → 7,0

Penyebab tersering dari vaginitis (40-45%).


Menyerang lebih dari 30% populasi.
Sebanyak 29% wanita usia 14-49 tahun didiagnosis dengan vaginosis bakterial.
Etiologi
Ekosistem vagina normal sangat kompleks→ flora bakterial: Laktobasili (95%) + (5%) variasi luas dari
bakteri aerobik maupun anerobik.

Gardnerella vaginalis,
Mobiluncus spesies,
Mycoplasma hominis, dan
Peptostreptococcus spesies

Penyebab BV

Meskipun begitu, tidak ada


penyebab infeksi tunggal tetapi
lebih merupakan pergeseran
komposisi flora vagina normal.
Faktor Resiko

Oral Sex, Bergonta-ganti Vaginal douching


pasangan seks, hubungan
seks dengan wanita lain

Kehamilan
Merokok usia kehamilan, kehamilan,
riwayat keputihan, dan
tingkat pendidikan

Pemasangan IUD Berhubungan seksual saat


menstruasi, berhubungan
seksual sejak dini
Patofisiologi
Perubahan pH vagina dan berkurangnya konsentrasi mikroflora normal →
pertumbuhan bakteri patogen yang oportunistik

Rekurensi → mungkin
Faktor penyebab alkalinisasi
1. Infeksi berulang dari pasangan
Mucus serviks, semen, darah 2. Bakteri hanya dihambat
haid, douching, pemakaian pertumbuhannya, tidak dibunuh
antibiotik dan perubahan 3. Kegagalan pengobatan
hormon saat hamil dan 4. Menetapnya mikroorganisme
menopause lain

Flora Flora
normal ↓ pH → basa BV
normal
Asam → Basa → +++ Bakteri patogen
bakteri penghasil basa oportunistik +

Lactobacillus → bakteri Gardnerella vaginalis,


predominan di vagina → Mycoplasma hominis, dan
membantu mempertahankan bakteri anaerob
sekresi vagina → asam
Manifestasi Klinis
Sebagian besar bersifat asimptomatis
Diagnosis
Anamnesis, Pemeriksaan Fisik,
Pemeriksaan Penunjang

Kriteria Amsel
3 dari 4 gejala → BV
1. Duh abnormal vagina →
homogen, tipis, putih, melekat
pada dinding vagina
2. pH vagina > 4,5
3. Whiff Test (+) → berbau amis
sebelum dan setelah
penambahan KOH 10%
4. Clue cells (+) ≥ 20 dari seluruh
epitel
Diagnosis Banding
Kandidiasis Vaginosis
Fisiologis Trikomoniasis
Vulvovaginalis Bakterialis
Khas - Pruritus, Iritasi Duh banyak, iritasi, bau bu Sedikit duh,
suk, berbusa berbau amis
Tampilan sekret Sedikit Sedikit, putih& kental Banyak, hijau/ abu-abu Putih/abu-abu,
“cheese-like” “Strawberry appearance” homogen, encer
pH ±4.5 < 4.5 >5.0 >4.5
Whiff test - - + ++++
Keluhan Utama Tidak ada Gatal/kepanasan, keputihan Keputihan berbuih, bau Keputihan, bau busuk
busuk, pruritus vulva, setelah senggama,
disuria kadang gatal
Pemeriksaan Fisik Normal Vulva yang meradang Edema, eritema, Peradangan
peradangan vulva minimal
Mikroskopis Sel epitel normal, Leukosit 80%, ditemukan Dari forniks posterior: Sedikit leukosit,
Lactobacillus + pseudohifa dan blastospora Trikomonas 70-80% clue cells +
Kultur - Agar Sabaraud dekstrosa Media Feinberg/ Tidak begitu
Kupferberg mendukung
Terapi - Flukonazol 150mg (PO) Metronidazol 2x500mg Metronidazol 2 x 500mg (
single dose (7 hari) atau 7 hari) atau
Metronidazol 2gr dosis Metronidazol 2 gr dosis
tunggal tunggal
Idealnya pengobatan BV harus
menghambat bakteri anaerob tapi bukan
Lactobacilli vagina
Metronidazol dan Klindamisin

Regimen Metronidazol
a.Dosis 500 mg yang diberikan secara oral 2x/hari
selama 7 hari harus digunakan.
b.Metronidazol gel 0,75% satu kali aplikasi (5 gram)
intravaginal 1-2x/hari selama 5 hari. Tingkat
kesembuhan keseluruhan berkisar antara 75-84%.
c.Metronidazol suppos, pervaginal, dua kali sehari
selama 5 hari.

Regimen Klindamisin
a.Klindamisin krim 2%, satu aplikasi penuh (5 gram)
intravaginal pada waktu tidur selama 7 hari.
b.Klindamisin 300 mg oral 2x/hari selama 7 hari.
Komplikasi
Wanita dengan BV yang menjalani
histerektomi → pengobatan perioperatif
dengan metronidazol menghilangkan
peningkatan resiko.
Komplikasi: Komplikasi pada

Infeksi Wanita Hamil


Penyakit radang Ketuban Ruptur
panggul (PID) Dini

Persalinan
Post portal PID
prematur

Infeksi pasca Korioamnionitis


histerektomi
Prognosis BV baik, tapi rekurensi
Sitologi serviks 20-30% meski asimptomatis. Endometritis
abnormal Pengobatan ulang → antibiotik
yang sama.
Kesimpulan
Vaginosis Bakterial

1.Vaginitis → peradangan pada mukosa vagina → mekanisme


infeksi maupun noninfeksi → gejala klinis keluarnya duh
abnormal dari vagina dan rasa tidak nyaman.

2.Vaginosis bakterial → vaginitis yang paling banyak terjadi →


pergantian dari laktobasillus dengan bakteri anaerob →
peningkatan pH > 4,5.

3.Faktor risiko BV → oral seks, douching, kehamilan, merokok,


berhubungan seksual pada saat menstruasi, pemasangan IUD,
berhubungan seksual pada usia dini, berganti partner seksual,
dan aktivitas seksual dengan wanita lain.

4. Diagnosis BV → Kriteria Amsel.

5. Komplikasi BV → ketuban pecah dini, kelahiran prematur,


dan PID.

6. Diagnosis banding tepat → tatalaksana tepat.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai