Anda di halaman 1dari 28

Disproporsi Kepala

Panggul
Devi Miranda
1840312205

Preseptor: Dr. dr. H. Joserizal Serudji, SpOG(K)

BAGIAN OBSTETRI & GINEKOLOGI


RSP UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
Pendahuluan
Disproporsi Kepala Panggul
Pada tiap persalinan harus diperhatikan 3
faktor penting, yaitu jalan lahir, janin dan
kekuatan yang ada pada ibu. Disproporsi kepala panggul disebabkan
oleh panggul sempit, janin yang besar
• Jalan lahir dibagi atas bagian atau keduanya.
tulang dan bagian lunak. Bagian
• Disproporsi kepala panggul →
tulang terdiri dari tulang-tulang ketidakseimbangan antara
panggul dengan sendi-sendinya kepala janin dan panggul ibu
(artikulasio), sedangkan bagian sehingga janin tidak bisa keluar
lunak terdiri atas otot-otot, melalui vagina.
jaringan-jaringan dan ligamen-
ligamen.
ANATOMI PELVIS
Bentuk Panggul
1.Jenis ginecoid (45% wanita)
PAP bundar/diameter yang transversa >
diameter antara posterior dan dengan
panggul tengah serta PBP yang cukup
luas. (female type)
2.Jenis anthropoid (35%)
Diameter anteroposterior > diameter
transversa. Arcus pubis menyempit sedikit.
3.Jenis android
PAP yang berbentuk sebagai segitiga
berhubungan dengan penyempitan
kedepan, dengan spina ischiadika
menonjol kedalam dan dengan arcus pubis
menyempit (male type).
4.Jenis platypelloid
Diameter transversa jauh lebih lebar dari
diameter anteroposterior. Arcus pubis yang
luas.
Jenis Penyempitan Rongga Pelvis
INLET (pintu atas pelvis = PAP), yaitu apabila diameter
antero posterior kurang dari 10 cm atau jika diameter OUTLET (PBP atau dasar pelvis), yakni terdiri atas 2 segi
transversal terbesar kurang dari 12 cm. tiga dengan jarak antar tuberum sebagai dasar bersamaan.
• Pembagian tingkatan pelvis yang • Ukuran—ukuran yang penting ialah:
sempit : • Diameter Transversa (diameter antar
tuberum) = 11 cm, Diameter
• a. Tingkat I : Conjugata Vera = 9 - anteroposterior = 11,5 cm
10 cm = borderline • Diameter sagitalis posterior dari
• b. Tingkat II : Conjugata Vera = 9 - pertengahan diameter antar tuberum ke
8 cm = relatif ujung os sacrum = 7,5 cm.
• c. Tingkat III : Conjugata Vera = 6 - • Pintu bawah pelvis disebut sempit jika
8 cm = ekstrim jumlah ukuran antar tuberum dan
• d. Tingkat IV : Conjugata Vera = 6 diameter sagitalis posterior < 15 cm
cm = mutlak (normal 11 cm + 7,5 cm = 18,5)
Kombinasi dari INLET, MIDPELVIC, atau
OUTLET.
a.Distantia spinarum, yakni jarak antar spina
iliaca anterior superior kiri dan kanan yang
MIDPELVIC ( ruang tengah pelvis = ukuran normalnya ≥ 25 cm.
r.t.p) b.Distantia Cristarum, yakni jarak yang terjauh
antara crista iliaca kanan dan kiri, yang ukuram
• Jika diameter interspinarum 9 normalnya ≥ 28 cm.
cm dan jumlah diameter
interspinalis ditambah diameter c.Conjugata Externa, yakni jarak antara bagian
sagitalis posterior pelvis tengah atas symphysis ke ujung processus spinosus ruas
kurang dari 13,5 cm. tulang lumbal yang ukuran normalnya ≥ 20 cm

• Kesempitan midpelvis klinik, d.Lingkaran Panggul, yakni lingkaran melalui


pinggir atas symphisis ke pertengahan spina
hanya dapat dipastikan dengan anterior superior dengan trochanter mayor
Rontgent Pelvis. Tetapi jika pintu timbal balik. Ukuran panggul luar tidak begitu
bawah pelvis sempit biasanya tepat, karena dipengaruhi dengan gemuk kurus.
bidang tengah pelvis juga
sempit.
BAYI
Penggolongan Berat Badan Bayi
• BB normal neonatus: 2500 — 4000 gram.
• > 4000 gram: Makrosomia, < 2500 gram: BBLR
• Ukuran umum terhadap pembagian berat badan bayi normal:
• a. 3501 - 4000 gram → besar.
• b. 3001 - 3500 gram → sedang.
• c. 2500 - 3000 gram → kecil.

• Pelvis
• luas → dapat dilewati oleh anak yang beratnya rata-rata 3501 -
4000 gram,
• sedang bila dapat dilewati anak 3001 - 3500 gram,
• sempit bila hanya dapat dilewati anak sampai 2500 - 3000 gram.
Grafik Lubchenco
Kepala Bayi

• Oleh karena ukuran berat badan bayi


yang besar, maka ukuran lingkar kepala
bayi juga menjadi luas, diukur dalam
satuan centimeter.
• Ukuran — ukuran kepala yang berperan
pada saat persalinan:
Occipitofrontal • a. Diameter oksipitomentalis, yang
Diameter
Diameter of the
ukuran normalnya = ± 13,0 cm
OP Position • b. Diameter biparietalis, yang
ukuran normalnya = ± 9,5 cm
• c. Diameter bitemporalis, yang
ukuran normalnya = ± 8 cm
Molase Sutura
Molase (penyusupan) adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala janin dapat menyesuaikan diri
dengan bagian atas panggul ibu. Tulang kepala yang saling menyusup / tumpang tindih menunjukan
kemungkinan adanya disproporsi tulang panggul (Cephalopelvic Disproportion).

Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin, temuan dicatat pada partograf
dengan lambang :

0 : Tulang – tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah


dipalpasi.

1 : Tulang – tulang kepala janin tumpang tindih, tetapi masih


dapat dipisahkan.

2 : Tulang – tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.

3 : Tulang – tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak


dapat dipisahkan.
DISPROPORSI KEPALA
PANGGUL
Definisi
• Disproporsi kepala panggul adalah keadaan yang menggambarkan
ketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin
tidak dapat keluar melalui vagina.

• Disproporsi kepala panggul disebabkan oleh panggul sempit, janin


yang besar ataupun kombinasi keduanya.
Etiologi
• PAP sempit
• Diameter anteroposterior < 10 cm atau jika diameter transversal < 12 cm.
• Pintu atas panggul yang sempit memainkan peran penting dalam
menghasilkan presentasi abnormal. Pada nulipara normal, bagian terendah
pada kehamilan aterm biasanya turun ke dalam rongga panggul sebelum
awitan persalianan. Namun, jika pintu atas sangat sempit, penurunanya
biasanya tidak terjadi sampai setelah awitan persalinan, atau tidak sama
sekali. Presentasi kepala masih dominan, tetapi kepala terapung bebas diatas
pintu atas panggul atau lebih kearah lateral pada salah satu fossa iliaca.
Karena itu, sedikit saja pengaruh dapat menyebabkan perubahan presentasi
janin.
• Pada perempuan yang panggulnya sempit, presentasi wajah dan bahu
terhitung tiga kali lebih sering, dan prolapsusus tali pusat terjadi empat
sampai enam kali lebih sering.
Etiologi
• Panggul tengah sempit
• Ukuran panggul tengah rata-rata adalah sebagai berikut :
transversal, atau spinosus interrischial, 10,5 cm; anteroposteri;
dari batas bawah simfisis pubis ke taut S4-S5, 11,5 cm; dan
sagitalis posterior, dari titik tengah garis interspinosus ke titik yang
sama di os sacrum, 5 cm.
• Definisi panggul tengah yang sempit belum akurat seperti definisi
pintu atas panggul yang sempit. Meskipun demikian, panggul
tengah biasanya sempit jika jumlah diameter interspinosus dan
sagitalis posterior-normal, 10,5 ditambah 5 cm, atau 15,5 cm-
menjadi 13,5 cm atau kurang.
Etiologi
• PBP sempit
• Diameter tuberositas interiskial sebesar 8 cm atau kurang. Pintu bawah panggul
secara kasar dianalogika dengan dua segitiga, dengan tuberositas interischial yang
dianggap sebagai dasar keduanya.
• Pengurangan diameter intertuberositas yang diikuti oleh penyempitan segitiga
anterior pasti menyebabkan terdorongnya kepala janin ke arah posterior.
• Walaupun disproporsi antara kepala janin dan pintu bawah panggul tidak cukup kuat
untuk menimbulkan distosia berat, hal ini mungkin berperan penting dalam
menyebabkan robekan perineum.

• Fraktur pelvis
• Trauma akibat kecelakaan lalu lintas adalah penyebab tersering fraktur pelvis. Sering
terjadi farktur bilateral rami pubis yang membahayakan kapasitas jalan lahir dengan
pembentukan kalus dan malunion.
Etiologi
• Janin besar
• Normal berat neonatus pada umumnya 4000 gram dan jarang ada yang
melebihi 5000 gram.
• Berat badan neonatus lebih dari 4000gram dinamakan bayi besar.
• Frekuensi berat badan lahir lebih dari 4000gram adalah 5,3%, dan berat
badan lahir yang melihi 4500 gram adalah 0,4%.
• Biasanya untuk berat janin 4000-5000 gram pada panggul normal tidak
terdapat kesulitan dalam proses melahirkan.
Perkiraan Kapasitas Panggul
• Pelvimetri
• Pemeriksa berusaha untuk menilai diameter anteroposterior pintu atas panggul-konjugata
diagonalis diameter interspinosus panggul tengah, dan jarak intertuberositas pintu bawah
panggul.
• Arkus panggul sempit yang kurang dari 90 derajat dapat menandakan panggul sempit.
• Kepala janin yang unengaged dapat mengidentisikasikan ukuran kepala janin yang sangat
besar atau berkurangnya kapasitas pintu atas panggul.

• Pelvimetri Sinar-X
• CT Scanning
• MRI
Pelvimetri
• Pemeriksaan luar
• Alat-alat yang dipakai adalah jangkar panggul Martin, Oscanter, Colling, Boudeloque dan
sebagainya. Yang dinilai:
• Distansia spinorum : jarak antara kedua spina iliaka anterior superior sinistra dan dekstra (kira-kira 24-
26 cm)
• Distansia kristarum : jarak terpanjang antara dua tempat yang simetris pada Krista iliaka sinistra dan
dekstra (kira-kira 28-30 cm)
• Distensia oblik eksterna : jarak antara spina iliaka posterior sinistra dan spina iliaka anterior superior
dekstra dari spina iliaka posterior dekstra ke spina iliaka anterior superior sinistra. Kedua ukuran ini akan
bersilangan. Pada panggul miring kedua ukuran tersebut akan berbeda sekali.
• Distansia intertrokanterika : jarak antara kedua trokanter mayor.
• Konjugata eksterna : jarak antara bagian atas simpisis ke prosesus spinosus lumbal V (Boudeloque, kira-
kira 18 cm)
• Distansia tuberum : jarak antara tuber iskii dekstra dan sinistra. Mengukurnya menggunakan Oscander.
Angka yang ditunjuk oleh jangkar harus ditambah 1,5 cm karena adanya jaringan subkutis antara tulang
dan ujung jangkar (kira-kira 10,5 cm).
Pelvimetri
• Pemeriksaan dalam
• Pada pemeriksaan dalam ini yang diukur secara langsung adalah konjugata
diagonalis.
• Cara mengukur konjugata diagonalis adalah jari tengah dan telunjuk tangan kanan
dimasukkan ke dalam vagina untuk meraba promontorium. Jari telunjuk tangan kiri
menandai sejauh mana masuk tangan kanan dan kemudian diukur dengan penggaris
saat tangan dikeluarkan.
• Ukuran konjugata vera didapatkan dari konjugata diagonalis dikurangi 1,5 cm,
sedangkan ukuran konjugata obstetic tidak jauh berbeda dari konjugata vera.
• Panggul tersebut sempit apabila ukurannya 1-2 cm kurang dari ukuran yang normal.
• Kesempitan panggul bisa pada pintu atas panggul, ruang tengah panggul, pintu
bawah panggul atau kombinasi ketiganya.
Penanganan
• Persalinan Percobaan
• Tes terhadap kekuatan his, daya akomodasi, termasuk molase karena faktor tersebut
tidak dapar diketahui sebelum persalinan.
• Persalinan percobaan hanya dilakukan pada letak belakang kepala, tidak bisa pada
letak sungsang, letak dahi, letak muka, atau kelainan letak lainnya. Ketentuan lainnya
adalah umur kehamilan tidak boleh lebih dari 42 mingu karena kepala janin
bertambah besar dan ada kemungkinan disfungsi plasenta janin yang akan menjadi
penyulit persalinan percobaan.
• Keberhasilan persalinan percobaan adalah anak dapat lahir sontan per vaginam atau
dibantu ekstraksi dengan keadaan ibu dan anak baik.
• Persalinan percobaan dihentikan apabila pembukaan tidak atau kurang sekali
kemajuannnya, keadaan ibu atau anak kurang baik, ada lingkaran bandl, setelah
pembukaan lengkap dan ketuban pecah kepala tidak masuk PAP dalam 2 jam
meskipun his baik, serta pada forceps yang gagal. Pada keadaan ini dilakukan seksio
sesarea.
Penanganan
• Seksio sesarea
• Seksio sesarea elektif dilakukan pada kesempitan panggul berat dengan
kehamilan aterm, atau disproporsi sephalopelvik yang nyata. Seksio juga
dapat dilakukan pada kesempitan panggul ringan apabila ada komplikasi
seperti primigravida tua dan kelainan letak janin yang tak dapat diperbaiki.
Kesimpulan
Kesimpulan
• Disproporsi kepala panggul merupakan keadaan yang
menggambarkan ketidakseimbangan antara kepala janin dan panggul
ibu sehingga janin tidak bisa keluar melalui vagina.
• Disproporsi kepala panggul disebabkan oleh panggul sempit, janin
yang besar atau keduanya.
• Seksio sesarea merupakan tatalaksana terminasi pilihan.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai