Oleh:
Pembimbing:
dr. Adry Leonardy Tendean, Sp.PD
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
1
HALAMAN PENGESAHAN
Fakultas : Kedokteran
Telah menyelesaikan tugas laporan kasus dalam rangka kepanitraan klinik pada
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.
Mengetahui,
Pembimbing
2
BAB I
IDENTIFIKASI KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. B
Umur : 67 Tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
B. ANAMNESIS
sejak ± 2 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu sebelum masuk rumah
sakit .Sesak dirasakan saat pasien berbaring dan beraktifitas ringan, sesak
mudah lelah dan nyeri dada kadang-kadang dan tidak menjalar. Keluhan
3
ini disertai bengkak pada kedua kaki, perut dan bengkak pada buah pelir.
Demam tidak ada , batuk tidak ada, mual dan muntah tidak ada , BAK
4. Riwayat Alergi :
6. Riwayat kebiasaan :
7. Riwayat pengobatan :
Tidak ada
C. STATUS GENERALIS
1. Keadaan umum
2. Tanda vital
Nadi : 88 x/menit
4
Penapasan : 20 x/menit
Suhu : 37,10C
SpO2 : 94%
3. Pemeriksaan fisik
Status Generalis
Kepala Normocephal, Simetris
Rambut Hitam, Tidak mudah tercabut
Kulit Ikterik (-), pucat (-)
Sklera ikterik (-/-), Konjungtiva anemis (-/-), Exopthalmus
Mata (-/-), edema palpebra (-/-), refleks kornea (+), refleks pupil
(+), gerakan bola mata dalam batas normal (+).
Hidung Epistaksis (-), rinorhea (-)
Telinga Otorrhea (-), nyeri tekan mastoid (-)
Bibir pucat (-), bibir kering (-), perdarahan gusi (-), lidah
Mulut kotor (-), candidiasis (-), tremor (-), atrofi papil lidah (-),
faring hiperemis (-), tonsil T1/T1.
Kaku kuduk (-), pembesaran kelenjar getah bening (-),
Leher
pembesaran kelenjar tiroid (-)
Inspeksi
Normochest, Pergerakan hemithoraks simetris kiri dan
kanan, Retraksi sela iga (-)
Palpasi
Thoraks
Nyeri tekan (-), massa (-), vokal fremitus dbn
Paru
Perkusi
Sonor kiri = kanan
Auskultasi
Bunyi napas vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung Inspeksi
Iktus kordis tidak tampak.
5
Palpasi
Iktus cordis tidak teraba, thrill (-)
Perkusi
Batas jantung kanan pada ICS IV linea parasternal dextra,
batas jantung kiri ICS VI linea axilaris anterior sinistra
Auskultasi
BJ I dan II regular,S3 Gallop (+) murmur (-)
Auskultasi
Peristaltic usus (+) kesan normal
Palpasi
Nyeri tekan regio epigastrium (-),pembesaran hepar dan
Abdomen
lien (-)
Perkusi
Tympani(+), Shifting dullness (+)
Inspeksi
Edema pretibial (+/+), peteki (-), deformitas (-), eritema (-)
Ekskremitas Palpasi
Ekstremitas terdapat edema, tidak terdapat krepitasi dan
teraba hangat
Genitalia Edema buah pelir
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
6
Test/ Jenis
Hasil Nilai Rujukan Satuan
Pemeriksaan
WBC 7,5 4-10 10^3/ul
RBC 4,20 4-5,5 10^6/ul
HGB 12,6 12-16 g/dl
HCT 39,2 40 – 54 %
MCV 93,3 80 – 100 fL
MCH 30.0 27 – 38 Pg
MCHC 32,1 32 – 36 g/dL
PLT 180 150 – 440 103/ul
2. Imunologi-Serologi (10/08/2021)
7
Leukosit (-) (-)
E. RESUME
Pasien datang ke IGD RS Santa Anna dengan keluhan sesak nafas sejak ±
2 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu sebelum masuk rumah sakit .Sesak
beristirahat. Keluhan ini disertai, perasaan mudah lelah dan nyeri dada
8
minggu, bengkak pada scrotum. Demam (-), batuk (-), BAK dan BAB dbn.
Hipertensi (+), Riwayat merokok (+) Riwayat penyakit keluarga (-). Riwayat
Alkohol (+).
F. DIAGNOSIS SEMENTARA
G. PENATALAKSANAAN AWAL
- Furosemid 1 Amp/IV
H. FOLLOW UP
9
N: 81x/menit - Batasi Asupan air
P: 20x/menit - Urilanalisis
S: 37oC - EKG
- Foto Thoraks
A : Suspect CHF
S: 36oC
Pemeriksaan Urinalisis
( 11/08/2021)
Pemeriksaan Hasil
Warna Kuning muda
Kejernihan Agak keruh
Glukosa -
Bilirubun -
Keton -
Berat Jenis 1,015
Eritrosit -
PH 5
Protein -
Urobilin -
Nitrit -
Leukosit -
Mikroskopis Urin
10
Eritrosit Urin 2-3/LPB
Leukosit Urin 3-4/LPB
Epitel +
Bakteri -
Lain-lain -
11
Glukosa
<140
Darah 119
( mg/dl)
Sewaktu
EKG :
Irama : sinus
HR : 88x/menit( normal )
Regularitas : Reguler
Gelombang T: T inverted pada
anteroseptal dan anterolateral
Kesan : Iskemik miokard posterior
Foto Thorax
Kardiomegali CTR 57%
Efusi pleura bilateral
A : CHF NYHA II-III suspect CAD
Kamis, 12 S : Lemas (+) edema tungkai (+) P:
Agustus 2021 O: KU: Composmentis, GCS - NaCL 0,9% 7 tpm
E4V5M6 - Furosemid 40
TD: 120/70 mmHg mg/12jam Iv
N: 80x/menit - Ramiprill 1x2,5 mg oral
P: 20 x/menit - Diet Rendah Garam
S: 36 oC - Aspilet 80 mg 1x1
- ISDN 3x5 mg
A : CHF NYHA II-III suspect CAD
- Simvastatin 20 mg 1x1
12
P: 20 x/menit - Aspilet 80 mg 1x1
S: 36 oC - ISDN 3x5 mg
- Simvastatin 20 mg 1x1
BB : 59
- Timbang BB
A : CHF NYHA II-III suspect CAD
- Digoxin 0,25 mg 1x1
- Spironolakton 25 mg
1x1
S: 36 oC - ISDN 3x5 mg
- Simvastatin 20 mg 1x1
A : CHF NYHA II-III suspect CAD
- Timbang BB
- Digoxin 0,25 mg 1x1
- Spironolakton 25 mg
1x1
S: 36 oC - ISDN 3x5 mg
- Simvastatin 20 mg 1x1
13
A : CHF NYHA II-III suspect CAD - Timbang BB
- Digoxin 0,25 mg 1x1
- Spironolakton 25 mg
1x1
S: 36 oC - Timbang BB
- Digoxin 0,25 mg 1x1
ECHO : LVH , mitral insufiensi
- Spironolakton 25 mg
sedang , dilatasi left atrium dan
1x1
left ventrikel
A : CHF NYHA II-III suspect CAD
Selasa , 17 S : Bengkak berkurang P:
Agustus 2021 O: KU: Composmentis, GCS - NaCL 0,9% 7 tpm
E4V5M6 - Furosemid 40
TD: 110/60 mmHg mg/12jam Iv
N: 78x/menit - Ramiprill 1x2,5 mg oral
P: 22x/menit - Simvastatin 20 mg 1x1
I. PROGNOSIS
14
Ad Vitam: Dubia ad bonam
BAB II
ANALISIS KASUS
KASUS TEORI
PasienLaki laki 68 Prevalensi CHF pada populasi dewasa berkisar 1-2% di
tahun negara berkembang dan meningkat ≥10% pada orang
yang lalu dan beratnya gagal jantung, sesak terjadipada aktivitas yang
semakin ringan dan akhirnya dialami pada saat istirahat.
memberat 1
Penyebab dari sesak ini kemungkinan besar
minggu sebelum
multifaktorial, mekanisme yang paling penting adalah
masuk rumah
kongesti paru, yang diakibatkan oleh akumulasi cairan
sakit . Sesak
pada jaringan intertisial atau intraalveolar alveolus. Hal
dirasakan jika tersebut mengakibatkan teraktivasinya reseptor
pasien juxtacapiler J yang menstimulasi pernafasan pendek dan
beraktifitas dan dangkal yang menjadi karakteristik cardiac dypnea.
sesak berkurang Faktor lain yang dapat memberikan kontribusi pada
apabila pasien timbulnya sesak antara lain adalah kompliance paru,
15
beristirahat. meningkatnya tahanan jalan nafas, kelelahan otot
respiratoir dan diagfragma, dan anemia. Keluhan sesak
bisa jadi semakin berkurang dengan mulai timbulnya
gagal jantung kanan dan regurgitasi tricuspid.1
16
Pada pemfis Pulmonary Crackles (ronkhi atau krepitasi) dihasilkan
didapatkan ronki : oleh transudasi cairan dari rongga intravaskular kedalam
- Aspilet 80 mg 1x1
3. Memperbaiki kontraktilitas otot jantung.
- ISDN 3x5 mg
- Simvastatin 20 mg A. Mengatasi keadaan yang reversible, termasuk
1x1
tirotoksikosis, miksedema, dan aritmia.
- Timbang BB
- Digoxin 0,25 mg B. Digitalis
1x1
Sifat umumnya sebagai inotropik positif yaitu
- Spiromolakton 25
mg 1x1 meningkatkan kekuatan kontraksi miokard. Preparat
17
- digitalis mempunyai 3 khasiat pada otot jantung,
a. Dosis digitalis :
jam.
0,25 mg
18
edema pulmonal akut yang berat
a. Diuretik
19
dan asam etakrinat. Dampak diuretik yang
b. Vasodilator
20
Prazosin per oral 2-5 mg
vascular resistance)
21
bertahap sampai 3x 25-100 mg. Kaptopril dapat
menimbulkan hipoglikemia dan gangguan fungsi
ginjal. Dosis awal analapril 2 x 2,5 mg dapat
dinaikkan perlahan lahan sampai 2 x 10 mg. Pasien
gagal jantung yang lanjut cenderung rentan terhadap
komplikasi infeksi, terutama infeksi saluran napas,
infeksi saluran kemih, septicemia dan infeksi
nosokomial sehingga antibiotic yang adekuat harus
segera diberikan bila ada indikasi
Diagnosis Gejala kardinal gagal jantung adalah sesak nafas,
intoleransi saat aktivitas, dan lelah. Gagal jantung pada
CHF
tahap awal, sesak hanya dialami saat pasien beraktivitas
berat, seiring dengan semakin beratnya gagal jantung,
sesak terjadipada aktivitas yang semakin ringan dan
akhirnya dialami pada saat istirahat. Penyebab dari sesak
ini kemungkinan besar multifaktorial, mekanisme yang
paling penting adalah kongesti paru, yang diakibatkan
oleh akumulasi cairan pada jaringan intertisial atau
intraalveolar alveolus. Hal tersebut mengakibatkan
teraktivasinya reseptor juxtacapiler J yang menstimulasi
pernafasan pendek dan dangkal yang menjadi
karakteristik cardiac dypnea. Faktor lain yang dapat
memberikan kontribusi pada timbulnya sesak antara lain
adalah kompliance paru, meningkatnya tahanan jalan
nafas, kelelahan otot respiratoir dan diagfragma, dan
anemia. Keluhan sesak bisa jadi semakin berkurang
dengan mulai timbulnya gagal jantung kanan dan
regurgitasi tricuspid.1
Ortopneu didefinisikan sebagai sesak nafas yang terjadi
pada saat tidur mendatar, dan biasanya merupakan
menisfestasi lanjut dari gagal jantung dibandingkan sesak
saat aktivitas. Gejala ortopnu biasanya menjadi lebih
ringan dengan duduk atau dengan menggunakan bantal
22
tambahan. Ortopnu diakibatkan oleh redistribusi cairan
dari sirkulasi splanchnic dan ekstrimitas bawah kedalam
sirkulasi sentral saat posisi tidur yang mengakibatkan
meningkatnya tekanan kapiler paru. Batuk-batuk pada
malam hari adalah salah satu manisfestasi proses ini, dan
seringkali terlewatkan sebagai gejala gagal jantung. 1
23
respon pengobatan
gagal jantung
Tabel 3. Kriteria Framingham untuk gagal jantung.
24
terdapat kelainan sedikit
jantung yang terbatasi. Saat
dihubungkan dengan istirahat tidak
gagal jantung, tapi ada keluhan.
tanpa tanda/gejala Tapi aktivitas
gagal jantung. fisik yang
eB s II
umum
dilakukan
mengakibatka
n kelelahan,
palpitasi atau
sesak nafas.
25
bertambah
berat.
26
frekuensi, intensitas atau lama nyeri, Angina timbul
pada saat melakukan aktivitas ringan atau istirahat,
tanpa terbukti adanya nekrosis Miokard. 1.Terjadi
saat istirahat (dengan tenaga minimal) biasanya
berlangsung> 10 menit. Angina ini didefinisikan
sebagai Angina Pektoris atau ketidaknyamanan
iskemik setara dengan setidaknya satu dari tiga fitur:
2. Sudah parah dan onset baru (dalam 4-6 minggu
sebelumnya), dan 3. Terjadi dengan pola crescendo
(jelas lebih berat, berkepanjangan, atau sering dari
sebelumnya).
3. Angina Varian Prinzmetal
Arteri koroner bisa menjadi kejang, yang
mengganggu aliran darah ke otot jantung
(Iskemia). Ini terjadi pada orang tanpa penyakit
arteri koroner yang signifikan, Namun dua
pertiga dari orang dengan Angina Varian
mempunyai penyakit parah dalam paling sedikit
satu pembuluh, dan kekejangan terjadi pada
tempat penyumbatan. Tipe Angina ini tidak
umum dan hampir selalu terjadi bila seorang
beristirahat - sewaktu tidur. Anda mempunyai
risiko meningkat untuk kejang koroner jika
Anda mempunyai : penyakit arteri koroner yang
mendasari, merokok, atau menggunakan obat
perangsang atau obat terlarang (seperti kokain).
Jika kejang arteri menjadi parah dan terjadi
untuk jangka waktu panjang, serangan jantung
bisa terjadi.
4. Infark Miokard Akut/Acute Myocardial Infarction
10 Nekrosis Miokard Akut akibat gangguan aliran
darah arteri koronaria yang bermakna, sebagai
akibat oklusi arteri koronaria karena trombus atau
spasme hebat yang berlangsung lama. Infark
27
Miokard terbagi 2 : 11 • Non ST Elevasi Miokardial
Infark (NSTEMI) • ST Elevasi Miokardial Infark
(STEMI).9
DAFTAR PUSTAKA
1. Ponikowski, P., dkk. 2016. 2016 ESC Guidelines for the Diagnosis and
Treatment of Acute and Chronic Heart Failure
2. Lilly, L.,S. 2011. Pathophysiology of heart disease : A Collaborative
Project of Medical Students and Faculty. Ed. 5. Amerika Serikat. Harvard
Medical School
3. Maggioni, A.P., 2009. Review of the new ESC guidelines for the
pharmacological management of chronic heart failure. European Heart
Journal Supplements 2008 ; J15-J20.
4. Hardiman A. 2007. Pedoman Pengendalian Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.
5. Sakata, H., Shimokawa, H. 2013. Epidemiology of Heart Failure in Asia.
Circulation Journal 77: 2209-2217
6. Lip GYH, Gibbs CR, Beevers DG. 2010. ABC of Heart Failure:
Aetiology. BMJ 320:104-7.
7. Setiati S., dkk. 2014.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Edisi
Keenam.Jakarta Interna. Publishing
8. PERKI. 2015. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. Indoesian Hearth
Association: Jakarta.
9. Syukuri A., dkk. 2011. Profi Penyakit Jangtung Koroner di Irina F Jantung
RSUP Prof.Dr.R.D. Kandou Manado. BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado.
28
LAMPIRAN
FOTO THORAX
EKG
29
ECHOCARDIOGRAPHY
30
31