BRONKIEKTASIS EX TUBERULOSIS
OLEH :
PEMBIMBING
dr. Yusuf Musafir Kolewora.Sp.P
NIM : K1B122023
Fakultas : Kedokteran
klinik pada bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Halu
Oleo.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I STATUS PASIEN..................................................................................................1
A. IDENTITAS PASIEN............................................................................................1
B. ANAMNESIS........................................................................................................1
C. PEMERIKSAAN FISIK.........................................................................................2
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG...........................................................................4
E. RESUME.............................................................................................................11
F. DIAGNOSIS SEMENTARA...............................................................................11
G. DIAGNOSIS BANDING.....................................................................................11
H. FOLLOW UP.......................................................................................................12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................Error! Bookmark not defined.
A. DEFINISI..............................................................Error! Bookmark not defined.
B. EPIDEMIOLOGI.................................................................................................15
C. PATOFISIOLOGI................................................................................................17
D. DIAGNOSIS........................................................................................................18
E. TATALAKSANA.................................................................................................23
BAB III ANALISIS KASUS...........................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................36
iii
BAB I
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. J
Tangga lahir : 01-07-1982
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SMA
Status : Menikah
Alamat : Konawe Selatan
No RM : 27-XX-X5
B. ANAMNESIS
1. Keluhan utama
Nyeri dada
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke UGD RSUD Kota Kendari dengan keluhan nyeri
dada yang dialami sejak kurang lebih bulan yang lalu yang di rasakan
hilang timbul dan semakin memberat sejak beberapa jam sebelum masuk
rumah sakit. Nyeri dada semakin memberat saat pasien beraktivitas dan
membaik saat beristirahat.
Pasien juga mengeluh batuk,batuk berdahak di sertai darah (+) yang di
rasakan kurang lebih 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, demam (+)
hilang timbul, Pasien mengatakan mengalami mual (+),muntah (+) Pasien
juga mengeluh sakit kepala (+). Buang air besar dan buang air kecil dalam
batas normal.
3. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat keluhan yang sama sebelumnya (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
1
Riwayat penyakit hipertensi (-)
Riwayat alergi (-)
Riwayat berobat TB (+) tahun 2015
Riwayat diabetes melitus (-)
Riwayat penyakit ginjal (-)
4. Riwayat kebiasaan
Aktivitas fisik (+)
Riwayat makan tidak teratur (-)
Riwayat alkohol (-)
Riwayat merokok (+)
5. Riwayat sosial ekonomi
Kondisi ekonomi pasien tergolong menengah ke bawah
6. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama (-)
Kedua orang tua dan saudara hipertensi (-)
7. Riwayat pengobatan
Paracetamol
Codein
Azitromisin
C. PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM : Sakit sedang
KESADARAN : Composmentis (GCS E4M6V5)
STATUS GIZI : BB TB IMT
TANDA VITAL
TD Nadi Pernafasan Suhu
120/80mmHg 84x/Menit 22x/Menit 37,50C/Axillar
(Reguler)
Status Generalis
Kepala Normocephal, simetris (+)
2
Rambut
Berwarna hitam, tidak mudah tercabut.
Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-), Exopthalmus
(-/-), edema palpebra -/-, Gerakan bola mata dalam batas
normal, pupil refleks (+)
Hidung Napas cuping hidung (-) rinorhea (-)
Telinga Otorrhea (-) nyeri tekan mastoid (-)
Mulut Bibir pucat (-), perdarahan gusi (-)
Leher Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thoraks Inspeksi
Kelainan bentuk dada (-)
Pergerakan hemithorax simetris kiri dan kanan
Retraksi sela iga (-)
Bekas luka/scar (-)
Palpasi
Nyeri tekan (+)Massa (-), vokal fremitus dalam batas normal
Perkusi
Sonor (+/+)
Auskultasi
Bunyi nafas vesikuler +/+, Rhonki +/+, Wheezing -/-
Jantung Inspeksi
Ictus kordis tidak tampak
Palpasi
Ictus cordis tidak teraba, thrill (-)
Perkusi
Batas jantung kanan pada ICS 4 linea parasternalis dextra
Batas jantung kiri ICS V linea midcalvicularis sinistra.
Auskultasi
BJ I dan II murni regular, murmur (-), gallop (-)
3
Abdomen Inspeksi
Abdomen cembung, asites (-)
Auskultasi
Bising usus (+) kesan normal
Palpasi
Nyeri tekan (-), hepatosplenomegali (-)
Perkusi
Timpani
Ekstremitas Inspeksi
Akral hangat
Edema (-)
CRT < 2 detik
Sianosis (-)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium Darah Rutin (11/10/2022)
4
2. Laboratorium Rapid tes Antigen (11/10/2022)
serti kalsifikasi
paratracheal,paraaorta,
5
RESUME
G. FOLLOW UP
Hasil follow up pasien disajikan pada tabel berikut:
Hari/ Anamnesis dan Pemeriksaan Instruksi DPJP
Tanggal Fisik
Rabu S : Nyeri dada, Batuk berdahak, IVFD NaCL 0,9% 20 TPM
12/10/2022 darah (+), demam (+), sesak(+ ) Inj. Paracetamol 1 g/IV
O : KU Sakit sedang, kesadaran Inj. Pantoprazole 1 vial/12 j/iv
composmentis Inj. Metil Prednisolon 2x 62,5
TTV mg/IV
6
TD: 120/80 mmHg Inj. Ondansentron /8 jam/IV
N: 84 x/menit Vitamin D 1x 1000 u
S: 38 0C Favirapir 2x 600 mg
RR : 26x/menit N.Acetylsistein 3 x 1
SpO2 : 98%
Pemfis
Thoraks : Vesikuler (+/+),
Rhongki (+/+).
CT Scan : cystic bronkiektasis
dextra
A : Cystic Bronkiektasis Dextra
+ Covid 19
7
Jumat S : Nyeri dada berkurang, Batuk IVFD NaCL 0,9% 20 TPM
14/10/2022 berdahak berkurang , demam (-), Inj. Paracetamol 1 g/IV
sesak(- ) Inj. Pantoprazole 1 vial/12 j/iv
O : KU Sakit sedang, kesadaran Inj. Metil Prednisolon 2x 62,5
composmentis mg/IV
TTV Inj. Ondansentron /8 jam/IV
TD: 113/70 mmHg Vitamin D 1x 1000 u
N: 65 x/menit Favirapir 2x 600 mg
S: 36,3 0C N.Acetylsistein 3 x 1
RR : 20 x/menit
SpO2 : 98%
Pemfis
Thoraks : Vesikuler (+/+),
Rhongki (+/+).
CT Scan : cystic bronkiektasis
dextra
A : Cystic Bronkiektasis Dextra +
Covid 19
8
Thoraks : Vesikuler (+/+),
Rhongki (-/-).
CT Scan : cystic bronkiektasis
dextra
A : Cystic Bronkiektasis Dextra +
Covid 19
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
adalah terjadinya infeksi yang berulang, kronis, atau refrakter, dengan gejala
sisa yang terjadi adalah batuk darah, obstruksi saluran napas kronis, dan
B. EPIDEMIOLOGI
sepertiga dari populasi dunia sudah tertular TB paru, dimana sebagian besar
penderita TB paru adalah usia produktif (15-50 tahun). Tahun 2013 terdapat 9
juta kasus baru dan 1,5 juta kematian akibat penyakit TB paru. Prevalensi
tahun 2000 sampai dengan tahun 2007 dengan kenaikan sebesar 8,74%, lebih
banyak dijumpai pada wanita dan ras asia. Angka kejadian Bronkiektasis
yang didapat dari data instalasi rekam medis RS Paru Dr. M Goenawan
10
Cisarua Bogor juga mengalami kenaikan disetiap tahunnya dari tahun 2015
yaitu berjumlah 278 kasus hingga tahun 2018 mencapai 341 kasus
C. PATOFISIOLOGI
pasca infeksi adalah adanya infeksi pada saat awal kehidupan yang
11
tuberculosis, danatypical mycobacteria dan mungkin berperan
D. DIAGNOSIS
1) Batuk berdahak
12
dahak yang diproduksi di 24 jam dengan unit yang mudah
(10 ml), sendok makan (15 ml), cangkir telur (30 ml) atau
teh
13
purulen mungkin memiliki masalah seperti bau tidak sedap
3) Infeksi Eksaserbasi
14
4) Dampak sosial dan psikologis, kualitas hidup
5) Pemeriksaan fisik
Radiologi
15
berukuran 5 mm sampai dengan bentukan cysts yang jelas.
eksaserbasi.
16
abnormal dan dikenal dengan istilah signet ring sign.
Darah rutin
17
normal. Pada beberapa penelitian kadar CRP berhubungan
penyakit.3
Mikrobiologi
18
Fungsi paru
E. TATALAKSANA
Lama pengobatan yang tepat untuk eksaserbasi tidak
Antibiotic
19
Antibiotik digunakan untuk eradikasi
napas.
Kortikosteroid
20
methylxanthine, selain mempunyai efek bronkodilator, juga
atau keduanya.22
Pembedahan
21
Perawatan bedah secara klasik telah menjadi
terlokalisasi
F. PROGNOSIS
22
BAB III
ANALISIS KASUS
KASUS TEORI
Jenis kelamin dan usia : Riwayat penyakit bronkiektasis
Tn. J usia 40 tahun jenis kelamin (laki-laki lebih berisiko
dari pada perempuan) merupakan faktir
resiko SKA yang tidak dapat
dimodifikasi[7]
Gejala klinis : Bronkiektasis :
Pasien datang ke UGD keluhan Gambaran klinis bronkiektasis
nyeri dada yang dialami sejak sangat bervariasi, Nyeri dada pleuritik
kurang lebih bulan yang lalu yang ditemukan pada beberapa pasien dan
di rasakan hilang. Pasien juga menunjukkan proses peregangan saluran
mengeluh batuk,batuk berdahak di napas perifer atau pneumonitis distal
sertai darah (+) yang di rasakan yang berdekatan dengan pleura visceral.
kurang lebih 1 minggu sebelum penurunan berat badan, bronkospasme,
masuk rumah sakit, demam (+) sesak napas dan penurunan kemampuan
hilang timbul, fisik juga didapatkan pada pasien
bronkiektasis. Sputum dapat bervariasi
mulai dari mukoid, mukopurulen,
kental, dan liat. Gambaran sputum 3
lapis yang meliputi lapisan atas yang
berbusa, lapusan tengah mukus, dan
lapisan bawah purulen merupakan
gambaran patognomonik,namun tidak
selalu dapat dijumpai. Gejala lain
berupa Demam (suhu badan >38,0˚C)
Pemeriksaan penunjang :
Radiologi : cystic bronkiektasis
dextra.
23
Tatalaksana:
Paracetamol
Inj. Paracetamol 1 g/IV
Antipiretik paracetamol berkerja pda
Inj. Pantoprazole 1 vial/12 j/iv
pusat pengatur suhu di
Inj. Metil Prednisolon 2x 62,5 hypothalamus untuk menurunkn
suhu tubuh. Dengan cara
mg/IV
menhambat sintesis prostaglandin
Inj. Ondansentron /8 jam/IV
sehingga dapat mengurangi nyeri
Vitamin D 1x 1000 u ringan sedang.
Pantoprazole
Favirapir 2x 600 mg
Golongan proton pump inhibitor,
N.Acetylsistein 3 x 1
penghambat pompa proton
menghambat sekresi asm lambung
dengan car menghambat system
enzim adenosin trifosfatase
hydrogen kalium dari sel parietal
lambung
Metil prednisolone
Golongan kortikosteroid bekerja
dengan mempengaruhi kecepatan
sintesis protein, molekul hormone
yang memasuki membrane plasma
jaringan terget seara difus pasif,akan
membentuk kompleks reseptor
steroid terhadap reseptor protein
spesifik.
Ondancentron
Golongn antiemetic sebagai
antagonis terhadap reseptor
serotonin 5-HT3 reseptor serotonin
24
5-HT3 terdapat di bagian perofer
yaitu pada nervus vegal dan di
sentral padaarea poststerna yang
merupakan hemoreseptor triger
zone.
Vitamin D
Salah satu mikronutrien yang
berperan penting dalam pertahanan
tubuh melawan patogen ialah
Vitamin D. Vitamin D memiliki
berbagai efek antivirus,
imunomodulator, dan
kardiometabolik yang diakui, yang
dapat membantu memerangi
COVID-19.
Favirapir
approved di Jepang sebagai obat
antivirus untuk penanganan virus
influenza.
N.Acetiksistein
Golongan mukolitik dengan
memecah ikatan disulfida pada
mucoprotein dengan cara
memisahkan agregasi molekul
glikoprotein inter dan intra disulfida.
Dengan mendepolarissi kompleks
mucoprotein dan sam nukleat yang
berperan dalm viskositas
mucus,maka mucus dapat mudh di
keluarkan dari saluran naps.
25
Indikasi : terapi hipersekresi mucus
kental dan tebal pada saluran
pernapasan
26
DAFTAR PUSTAKA
2. Dwi Sanjani, R., Nurkusumasari, N., Surakarta Korespondensi, M., & Dwi
Sanjani Alamat, R. (2020). SINDROM KORONER AKUT Acute Coronary
Syndrome. Jurnal Kesehatan, 99, 397–409.
7. Myrtha, R. 2012. Patofi siologi Sindrom Koroner Akut. CDK-192. Vol. 39(4).
10. Hanafi B., Trisnohadi., Muhadi. 2017. Angina Pektoris Stabil/Infark Miokard
Akut tanpa elevasi ST dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II ed VI.
Jakarta: Interna Publishing
11. PERKI (2016). Panduan praktik klinis (ppk) dan clinical pathway (cp)
penyakit jantung dan pembuluh darah.
27