Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS

Apendisitis Akut

Dokter Internsip dr. Rando Ferdinan Mamitoho


Dokter Pendamping Dr. Kitri Suksma Lestavi

RS GUNUNG MARIA
Jln. Sejahtera No. 282, Tomohon
Sulawesi Utara – Indonesia
P. (0431) 351008
F. (0431) 352414
E-mail :rsgunungmaria@yahoo.co.id
2023

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus dengan judul:

“Apendisitis Akut”
Telah dikoreksi, disetujui, dan dibacakan pada: Februari 2023

Dokter Internsip:

dr. Rando F. Mamitoho

Pembimbing:

dr. Kitri Suksma Lestavi

Laporan Kasus

Apendistis Akut
Nama Peserta dr. Rando F. Mamitoho
Nama Wahana RS Gunung Maria Tomohon
Topik Apendisitis Akut
Tanggal (kasus) 7-1-2023
Nama Pasien Tn. NM No. RM 250894
Tanggal Presentasi Pendamping dr. Kitri Suksma Lestavi
Tempat Presentasi
Objektif Presentasi Mengetahui Diagnosis dan Tatalaksana Apendisitis Akut
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka
□ Diagnostik □ Management □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
Deskripsi Kejang Demam
Tujuan Mengetahui Diagnosis dan Tatalaksana Apendisitis Akut
Bahan □ Tinjauan □ Kasus
□ Riset □ Audit
Bahasan Pustaka
Cara □ Presentasi dan
□ Diskusi □ E-mail □ Pos
Membahas Diskusi
Data Pasien Tn. NM No. RM: 250894
Nama RS RS Gunung Maria Tomohon Telp: (0431) 351008
Data utama untuk bahan diskusi
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
Pasien datang ke IGD RSU Gunung Maria dengan keluhan
nyeri ulu hati pada kamis subuh (5-1-2023), nyeri dirasakan terus-
menerus, tajam dan tidak ada penjalaran nyeri. Nyeri tidak
dipengaruhi posisi, pasien berusaha mencari posisi agar nyeri lebih
ringan namun pasien tetap kesakitan sampai tidak bisa tidur, pasien
juga mengeluhkan keringat dingin. Mual dan muntah 1 kali saat di
IGD, muntah isi makanan, perut terasa kembung/penuh. Pasien
tidak selera makan. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Di IGD
pasien diberi injeksi ranitidin dan obat pulang, pada siang di hari
yang sama, pasien datang kembali ke IGD dengan keluhan yang
sama dan diberi injeksi ranitidin, nyeri berkurang dan pasien
berobat rawat jalan. Malam harinya pasien merasakan nyeri perut
yang hebat dan berobat ke RS Anugerah dan diberi 2 obat suntik
(pasien tidak ingat nama obatnya). Besok paginya (6-1-2023) pasien
datang ke IGD RSGM, keluhan nyeri ulu hati menghilang namun
pasien merasakan nyeri mulai muncul di perut kanan bawah. Pasien
memegangi perut kanan bawahnya untuk mengurangi rasa nyeri,
mual +, BAK dan BAB tidak ada keluhan. Pasien didiagnosis susp.
Apendisitis akut
Riwayat Penyakit dahulu: Hipertensi terkontrol dengan Candesartan 8mg/hari
2. Riwayat Kesehatan/Penyakit dan Keluarga: -
3. Riwayat Keluarga: -
4. Lain-lain: -
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis Apendisitis Akut
2. Tatalaksana Apendisitis Akut
Rangkuman hasil pembelajaran portfolio

1. Subjektif
- Nyeri perut sejak 1 minggu
- Nyeri ulu hati, nyeri ulu hati pada kamis subuh (5-1-2023), nyeri dirasakan terus-
menerus, tajam dan tidak ada penjalaran nyeri.
- Nyeri tidak dipengaruhi posisi, pasien berusaha mencari posisi agar nyeri lebih
ringan namun pasien tetap kesakitan sampai tidak bisa tidur, pasien juga
mengeluhkan keringat dingin. Mual dan muntah 1 kali saat di IGD, muntah isi
makanan, perut terasa kembung/penuh. Di IGD pasien diberi injeksi ranitidin dan
obat pulang
- Pada siang di hari yang sama, pasien datang kembali ke IGD dengan keluhan
yang sama dan diberi injeksi ranitidin, nyeri berkurang dan pasien berobat rawat
jalan.
- Malam harinya pasien merasakan nyeri perut yang hebat dan berobat ke RS
Anugerah dan diberi 2 obat suntik (pasien tidak ingat nama obatnya)
- Besok paginya (6-1-2023) pasien datang ke IGD RSGM, keluhan nyeri ulu hati
menghilang namun pasien merasakan nyeri mulai muncul di perut kanan bawah.
Pasien memegangi perut kanan bawahnya untuk mengurangi rasa nyeri, mual +,
BAK dan BAB tidak ada keluhan
2. Objektif
Keadaan Umum

Kesan sakit : Tampak sakit

Kesadaran : Compos mentis

GCS : E4 M6 V5

Tanda - tanda
vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 60 kali per menit

Laju napas : 20 kali per menit

Suhu : 36°C
SpO2 : 99%

Kepala : Normosefali
Rambut hitam tersebar merata

Wajah : Simetris, tidak terdapat luka atau jaringan parut

Mata : Pupil:3mm/3mm
Konjungtiva
amanemis(-/-)

Sklera ikterik (-/)

Refleks cahaya langsung (+/+), tidak langsung (+/+)

Telinga : Bentuk normal, nyeri tarik aurikula (-/-), sekret (-/-), nyeri
tekan tragus (-/-)

Hidung : Bentuk simetris, tidak tampak deviasi,


napas cuping hidung (-/-)

Mulut dan rongga : Bibir normal, massa (-), edema (-), sianosis (-)

Lidah dan : Normoglosia, lidah kotor (-), Tonsil T1/T1, hiperemis (-),
Tenggorokan detritus (-), arkus faring tidak hiperemis, uvula letak di tengah
Leher : Bentuk tidak tampak kelainan, edema (-), massa (-)

Thorax Jantung
Inspeksi : Tidak tampak iktus kordis
Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V linea
midklavikula sinistra

Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)


Paru
Inspeksi : Normotoraks, Pernapasan simetris pada kedua
lapang dada, retraksi (-), jejas (-)

Palpasi : Ekspansi dada dan vokal taktil fremitus


simetris Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru

Auskultasi : Vesikuler (+/+), Ronki (-/-), Wheezing (-/-)

Inspeksi: Sedikit distensi, hernia dinding abdomen (-), infiltrasi


Abdomen tumor (-), darm contour (-), darm steifung (-), benjolan
inguinal (-), striae (-), tampak bekas luka insisi di regio
McBurney sign +
Auskultasi: Bising usus meningkat
Perkusi: Hipertimpani (-), pekak hati menghilang (-),
shifting dullness (-), fenomena papan catur (-), nyeri (+/-)
Palpasi:
Palpasi ringan: teraba sedikit distensi, defans muskular (-),
nyeri tekan (+) pada regio kuadran kanan bawah (regio inguinal
kanan)
Pemeriksaan Khusus: Cullen sign (-), murphy sign (-), iliopsoas
sign (+), obturator sign (+), grey turner sign (-), rovsing sign
(+), McBurney (+/-) di kuadran kanan bawah
Skrotum dekstra
Inspeksi: Benjolan disertai kemerahan
Palpasi: hangat, NT +
Ekstremitas

Ekstremitas simetris, akral hangat, CRT ≤ 2 detik, edema (-/-)

Laboratorium (06/01/2023)

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


Hemoglobin 14.3 g / dL 12.00 – 16.00
Hematocrit 43.6 % 40.00 - 54.00
Erythrocyte (RBC) 4.82 10^6 / uL 4.00 - 5.50
MCV 90.4 fL 80.0-100.0
MCH 29.6 pg 27.0-34.0
MCHC 32.7 g/dL 32.0-36.0
RDW-CV 12 % 11.0-16.0
RDW-SD 45.7 fL 35.0-56.0
White Blood Cells 16.16 10^3 / uL 4.00 – 10.00
(WBC)

Differential Count
Basophil 0.6 % 0–1
Eosinophil 2,7 % 0.5 – 5
Neutrophil 86 % 50 - 70
Lymphocyte 28.8 % 20 – 40
Monocyte 8.9 % 3-12

Neu# 4.82 10^3 / uL 2-7


Lym# 2.35 10^3 / uL 0.8-4
Mon# 0.72 10^3 / uL 0.12-1.2
Eos# 0.22 10^3 / uL 0.02-0.5
Bas# 0.05 10^3 / uL 0.00-0.10
Platelet count 348 10^3 / uL 100.00 - 300.00
MPV 7.2 fL 6.5-12
PDW 15.9 9-17
PCT 0.251 % 0.018-0.282

Rapid Antigen Test (06/01/2023)

Parameter Hasil Remarks Nilai Rujukan


Rapid Antigen Negatif - Negatif

Kimia Klinik (06/01/2023)

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


GDS 112 mg / dL 70 – 140
Ureum 16 mg / dL 17 - 49
Creatinin 0.9 mg / dL < 1,4
Natrium 140 mEq/L 135 – 147
Kalium 3.7 mEq/L 3.5 – 5.5
Chlorida 106 mEq/L 98 - 106

Pemeriksaan Hematologi (07/01/2023)

 Jenis Pemeriksaan Hasil


Waktu Perdarahan (BT) 1 Menit
Waktu Pembekuan (CT) 3 Menit
3. Assessment
Apendisitis Akut
4. Tatalaksana
- Lapor dr. Willy Satriya, Sp.B
- IVFD RL 20gtt
- Ceftriaxone 1x2g IV
- Metronidazole 3x500mg IV
- Ketorolac 3x30 mg IV
- Ranitidin 2x50 mg IV
- Rencana Appendektomi (7/01/23, Pukul 08.00 Pagi)

5. Prognosis
- Ad vitam; dubia ad bonam
- Ad sanationam: dubia ad bonam
- Ad fungsionam: dubia ad bonam
6. Edukasi
- Menjelaskan pada keluarga pasien bahwa kondisi saat ini gawat-darurat dan
memerlukan penanganan yang segera pada pasien
- Menjelaskan mengenai pengambilan darah untuk keperluan diagnosis
- Setelah keadaan gawat-darurat terlewati, pasien akan dirawat dan di observasi di
bangsal dewasa.
- Mengedukasi keluarga pasien untuk minum obat teratur, dan rutin kontrol.

Analisa kasus

Teori Pasien
Definisi Apendisitis adalah peradangan yang
terjadi pada apendiks. Apendiks
merupakan organ tubular yang terletak
pada pangkal usus besar yang berada di
perut kanan bawah, organ ini
mensekresikan IgA namun seringkali
menimbulkan masalah bagi Kesehatan.
Peradangan akut apendiks menyebabkan
komplikasi yang berbahaya apabila
tidak segera dilakukan Tindakan
pembedahan.

Manifestasi Gejala utama apendisitis akut Pada pasien ditemukan


klinis gejala nyeri ulu hati, nyeri
adalah nyeri perut, awalnya nyeri
ulu hati pada kamis subuh (5-
dirasakan difus tterpusat di 1-2023), nyeri dirasakan
terus-menerus, tajam dan
epigastrium lalu menetap kadang
tidak ada penjalaran nyeri.
disertai kram dan hilang timbul. Nyeri tidak dipengaruhi
posisi, pasien berusaha
Durasi nyeri berkisar antara 1-12 mencari posisi agar nyeri
lebih ringan namun pasien
jam, dengan rata-rata 4-6 jam.
tetap kesakitan sampai
Nyeri yang menetap ini umumnya tidak bisa tidur, pasien
menetap di kuadran kanan bawah. juga mengeluhkan keringat
dingin. Mual dan muntah 1
Variasi dari lokasi anatomi
kali saat di IGD, muntah
apendiks berpengaruh terhadap isi makanan, perut terasa
lokasi nyeri, sebagai contoh; kembung/penuh. Di IGD
apendiks yang Panjang dengan pasien diberi injeksi
ranitidin dan obat pulang.
inflamasi di abdomen kuadran kiri Pada siang di hari yang
bawah menyebabkan nyeri di sama, pasien datang
daerah tersebut, apendiks di daerah kembali ke IGD dengan
keluhan yang sama dan
pelvis menyebabkan nyeri
diberi injeksi ranitidin,
suprapubic, retroileal apendiks nyeri berkurang dan pasien
dapat menyebabkan nyeri berobat rawat jalan.
Malam harinya pasien
testicular.
merasakan nyeri perut
Umumnya pasien mengalami yang hebat dan berobat ke
demam saat terjadi inflamasi RS Anugerah dan diberi 2
obat suntik (pasien tidak
apendiks, biasanya suhu naik
ingat nama obatnya).
hingga 38 C. pada keadaan Besok paginya (6-1-2023)
perforasi, suhu tubuh meningkat pasien datang ke IGD
RSGM, keluhan nyeri ulu
hingga 39 C. anoreksia hamper
hati menghilang namun
selalu menyertai apendisitis. Pada pasien merasakan nyeri
75% pasien dijumpai muntah yang mulai muncul di perut
kanan bawah. Pasien
umumnya hanya terjadi satu atau
memegangi perut kanan
dua kali saja. Muntah disebabkan bawahnya untuk
stimulasi saraf dan ileus. mengurangi rasa nyeri,
Umumnya urutan munculnya mual +, BAK dan BAB
tidak ada keluhan
gejala apendisitis adalah anoreksia,
diikuti nyeri perut dan muntah.
Bila muntah mendahului nyeri
perut, maka diagnosis apendisitis
diragukan.
Pemeriksaan Pemeriksaan laboratorium disesuaikan WBC Meningkat jadi
penunjang 16.160
dengan kondisi klinis pasien, berikut
daftar pemeriksaan laboratorium yang
umum diperiksa pada kasus abdomen.

Tatalaksana Tatalaksana 24 jam pertama sangat Lapor dr. Willy Satriya,


SpB
menentukan prognosis pasien Rencana Appendektomi
(Morbiditas dan Mortalitas Pasien) (7-1-2023, Pukul 08.00
Pagi)
1. Resusitasi  Puasa
Dimulai dengan pemberian cairan  IVFD RL 18tpm
kristaloid 30ml/kgBB/jam selama 3  Ceftriaxone 2x1g IV
 Ranitidine 2x50mg IV
jam sambil menilai status
 Ketorolac 3x30mg IV
hemodinamika pasien tanda-tanda
vital, dan pengeluaran urin.
Resusitasi bertujuan mencapai MAP
>65mmHg, jika MAP belum
tercapai dengan pemberian cairan
maka obat-obatan vasopressor dapat
diberikan. Target pengeluaran urin
0,5- 1ml/kgBB/jam, diberikan
oksigenasi mulai dari nasal kanul 3
liter per menit.
2. Dekompresi
Pasien dipuasakan, pemasangan
NGT dapat dimulai dari ukuran 18,
NGT dipastikan paten dan lancar
aliran keluar. Jika terjadi sindroma
kompartemen pada abdomen dapat
dilakukan dekompresi via abdomen

3. Kateterisasi
Memasang Folley Cathether mulai dari
ukuran 16, untuk dekompresi dan
monitoring
4. Analgetik
Diberikan analgetika yang adekuat
5. Antibiotika
Diberikan antibiotika yang sesuai
untuk kuman di saluran cerna
(kuman gram negatif dan anaerob)
dan pola kuman RS (golongan
sefalosporin generasi 3,
aminoglikosida
florokuinolon, metronidazol, pada
kondisi sepsis dimulai dengan
meropenem). Dapat juga diberikan
obat-obatan simtomatik
6. Pemantauan
Pemantauan tanda-tanda vital dan urin
output
7. Konsul ahli bedah
Konsul ke ahli bedah dengan diagnosis
dan manajemen awal yang tepat

Anda mungkin juga menyukai