Anda di halaman 1dari 11

PORTOFOLIO IV

ORCHITIS

Disusun sebagai syarat kelengkapan program dokter internsip


oleh :
dr. Sri Agustina

Pendamping :
dr.Desy Anita

RS. Tk. II dr. AK Gani


KOTA PALEMBANG
2017
BERITA ACARA DISKUSI PORTOFOLIO

Nama peserta : dr. Sri Agustina


Dengan judul/topik : ORCHITIS
Nama pendamping : dr.Desy Anita
Nama wahana : RS. Tk. II dr. AK Gani Palembang

No Nama Peserta Presentasi No Tanda Tangan

1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

7 7

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping

(dr.Desy Anita)
BORANG PORTOFOLIO IV
No. ID dan Nama Peserta : dr.Sri Agustina
No. ID dan Nama Wahana : RS.Tk.II dr.AK Gani Palembang
Topik : ORCHITIS
Tanggal (kasus) : 17 02 2017
Tanggal diskusi : Oktober 2017 Pendamping : dr. Desy Anita
Tempat diskusi : Ruang Komite Medik RS.Tk.II dr. AK gani Palembang
Obyektif diskusi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Laki-laki 28 tahun, keluhan utama nyeri dan bengkak di testis kanan sejak 5
hari yang lalu.
Tujuan : Mengetahui gejala, diagnosis & penatalaksanaan pada pasien orchitis.
Bahan bahasan : Kasus Tinjauan Pustaka Riset Audit
Cara membahas : Diskusi Pesentasi dan diskusi E-mail Pos
Data pasien : Nama : Ayub Heryanto No. Registrasi :
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis/Gambaran Klinis :
- Pasien datang ke IGD rumah sakit dengan keluhan nyeri dan bengkak di testis
kanan sejak 5 hari SMRS. Nyeri dirasakan terus menerus seperti ditusuk-tusuk. Os
juga mengeluhkan testis terasa panas.
- Os juga mengatakan 5 hari yang lalu demam naik turun. Tidak disertai mual dan
muntah. Keluhan tambahan berupa nyeri dan panas saat buang air kecil.
BAB tidak ada keluhan
2. Riwayat pengobatan : Pasien sebelumnya belum pernah berobat untuk mengatasi
keluhan ini.
3. Riwayat kesehatan / penyakit : Pasien belum pernah menderita sakit seperti ini
sebelumnya.
4. Riwayat keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan keluhan yang sama
dengan pasien.
5. Kondisi lingkungan sosial dan fisik : Pasien tinggal bersama istri dan anaknya. Pasien
adalah seorang perokok aktif.
6. Lain-lain : (PEMERIKSAAN FISIK, PEMERIKSAAN LABORATORIUM, dan
TAMBAHAN YANG ADA, sesuai dengan FASILITAS WAHANA)
a) Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Kompos mentis
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Nadi : 78x/m
Respirasi : 18 x/m
Suhu badan : 38,30 C
Berat badan : 65 kg

Kepala : Simetris, , rambut hitam tipis.


Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata cekung (-/-),
tidak ada secret, refleks cahaya (+/+).
Telinga : Simetris, tidak ada deformitas, otorhea (-).
Hidung : Simetris, napas cuping hidung (-), lendir (-).
Mulut : Bibir pucat (-), sianosis (-), kering (-), faring hiperemis (-), tonsil
T0-T0, hiperemis (-).
Leher : Pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-), brudzinski I (-)
Thorax : Simetris, retraksi (-).
Inspek : Simetris kanan = kiri
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor kanan = kiri
Auskultasi : Rhonki -/-, Wheezing -/-
Cor : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-).
Abdomen :
Inspeksi : perut tidak terlihat membesar, ikterik (-), sikatrik (-), caput
medusa (-)
Palpasi : nyeri tekan suprapubik (+), distensi (-), defans muskular (-),
hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani (+), nyeri ketok CVA (-/-)
Auskultasi : bising usus (+) normal

Ekstremitas : Akral hangat, Reflek fisiologis +/+, reflek patologis -/-, CRT < 2
detik.
Genitalia :
Inspeksi : Tampak testis kanan lebih besar dari testis kiri, terlihat adanya
radang pada skrotum, hyperemis, tidak tampak adanya massa
abnormal.
Palpasi : testis teraba hangat,konsistensi lunak, nyeri tekan pada testis
kanan, tidak ada massa abnormal pada testis.

b) Laboratorium :
Darah rutin ( 17 Februari 2017)
Hb : 14,2
Lekosit : 16.400
Trombosit : 345.000
Hematokrit : 41%

Daftar Pustaka :
- R. Sjamsuhidayat. De Jong, W.2005. Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi 2. Jakarta : EGC.
- Benninghoff. 2003. Testis Gross Anatomy.http://www.urology-textbook.com/testis-
anatomy.html.2 Desember 2010.
- Snell R.A. 2000. Anatomi Klinik. Edisi 6. Jakarta :EGC.
- Mark B. 2010. Orchitis Departement of Emergency Medicine. 6 Januari 2014.
Hasil pembelajaran :
1. Mengetahui definisi, etiologi & manifestasi klinis orchitis
2. Menegakan diagnosis orchitis
3. Mengetahui tatalaksana orchitis
4. Mengetahui pencegahan & komplikasi orchitis
5. Edukasi kepada pasien tentang orchitis

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio


1. Subyektif :
Keluhan Utama : Laki-laki 28 tahun, keluhan utama nyeri dan bengkak di testis kanan
sejak 5 hari yang lalu.
Riwayat penyakit sekarang :
- Pasien datang ke IGD rumah sakit dengan keluhan nyeri dan bengkak di testis
kanan sejak 5 hari SMRS. Nyeri dirasakan terus menerus seperti ditusuk-tusuk. Os
juga mengeluhkan testis terasa panas.
- Os juga mengatakan 5 hari yang lalu demam naik turun. Tidak disertai mual dan
muntah. Keluhan tambahan berupa nyeri dan panas saat buang air kecil.
BAB tidak ada keluhan.
2. Obyektif :
a. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Kompos mentis
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Nadi : 78x/m
Respirasi : 18 x/m
Suhu badan : 38,30 C
Berat badan : 65 kg

Kepala : Simetris, , rambut hitam tipis.


Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata cekung (-/-),
tidak ada secret, refleks cahaya (+/+).
Telinga : Simetris, tidak ada deformitas, otorhea (-).
Hidung : Simetris, napas cuping hidung (-), lendir (-).
Mulut : Bibir pucat (-), sianosis (-), kering (-), faring hiperemis (-), tonsil
T0-T0, hiperemis (-).
Leher : Pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-), brudzinski I (-)
Thorax : Simetris, retraksi (-).
Inspek : Simetris kanan = kiri
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor kanan = kiri
Auskultasi : Rhonki -/-, Wheezing -/-
Cor : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-).
Abdomen :
Inspeksi : perut tidak terlihat membesar, ikterik (-), sikatrik (-), caput
medusa (-)
Palpasi : nyeri tekan suprapubik (+), distensi (-), defans muskular (-),
hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani (+), nyeri ketok CVA (-/-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, Reflek fisiologis +/+, reflek patologis -/-, CRT < 2
detik.
Genitalia :
Inspeksi : Tampak testis kanan lebih besar dari testis kiri, terlihat adanya
radang pada skrotum, hyperemis, tidak tampak adanya massa
abnormal.
Palpasi : testis teraba hangat,konsistensi lunak, nyeri tekan pada testis
kanan, tidak ada massa abnormal pada testis.

b.Laboratorium :
Darah rutin ( 17 Februari 2017)
Hb : 14,2
Lekosit : 16.400
Trombosit : 345.000
Hematokrit : 41%

3. Assessment
Orchitis
Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis terhadap infeksi.
Sebagian besar kasus berhubungan dengan infeksi virus gondong, namun virus lain
dan bakteri dapat menyebabkan orchitis.Orchitis (inflamasi pada testis) dapat
disebabkan oleh bakteri atau akibat septicemia. Biasanya kedua testis terkena, dan
jika terjadi bilateral kemandulan sering diakibatkannya, steril tidak terjadi bila
bersifat unilateral.
Orchitis bisa disebabkan oleh sejumlah bakteri dan virus. Penyebabnya
adalah :
Virus paling sering menyerang orchitis adalah gondongan (mumps). Infeksi
Coxsackievirus tipe A, varicella, dan echoviral jarang terjadi.
Infeksi bakteri dan pyogenik : E. Coli, Klebsiella, Pseudomonas,
Staphylococcus dan streptococcus.
Granulomatous : T. Pallidum, Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium
leprae, Actinomycetes.
Trauma sekitar testis
Beberapa laporan telah dijelaskan imunisasi gondong, campak dan rubella
(MMR) dapat menyebabkan orchitis.
Bakteri penyebab biasanya menyebar dari epididimitis terkait dalam seksual
pria aktif atau laki-laki dengan BPH, bakteri termasuk Neisseira gonorrhoeae,
Chlamydia trachomatis, E. Colli.
Idiopatik
Kejadian orchitis diperkirakan 1 diantara 1.000 laki-laki. Dalam orchitis
gondong, 4 dari 5 kasus terjadi pada laki-laki prepubertal (lebih muda dari 10
tahun). Dalam orchitis bakteri, sebagian besar kasus berhubungan dengan
epididimitis (epididymo-orchitis), dan mereka terjadi pada laki-laki yang aktif
secara seksual lebih tua dari 15 tahun atau pada pria lebih tua dari 50 tahun dengan
hipertrofi prostat jinak (BPH).

Faktor resiko terjadinya orchitis bisa dari instrumentasi dan pemasangan


kateter untuk epididymis akut. Urethritis atau prostatitis juga bisa menjadi faktor
resiko. Refluks urin terinfeksi dari urethra prostatik ke epididymis melalui saluran
sperma dan vas deferens bisa dipicu melalui valsava atau pendesakan kuat. Uretritis
gonore merupakan penyakit hubungan seksual yang disebabkan oleh kuman
neiserria gonorrheae yang menyerang uretra pada laki-laki dan endocervix pada
wanita.
Peradangan pada testis bisa disebabkan oleh berbagai virus ataupun bakteri.
Hal ini akan menimbulkan proses inflamasi pada testis yang meliputi kolor, rubor,
dolor, tumor dan function laesa. Orchitis paling umum disebabkan oleh infeksi
bakteri, virus maupun trauma. Infeksi virus (mumps) bisa menginfeksi secara
hematogen, sedangkan infeksi bakteri biasanya melalui infeksi saluran kencing atau
melalui penyakit menular seksual.
Tanda dan gejala orchitis meliputi :
Orchitis ditandai dengan nyeri testis dan pembengkakan
Nyeri berkisar dari ketidaknyamanan ringan sampai nyeri yang hebat
Testis yang terkena terasa berat,teraba lunak, hyperemis
Nyeri dan panas saat berkemih
Kelelahan / mialgia
Kadang-kadang pasien sebelumnya mengeluh gondongan
Demam dan mgnggigil
Mual
Sakit kepala
Kadang disertai pembesaran getah bening.
Pada pemeriksaan fisik, pada inspeksi ditemukan tanda-tanda radang pada
testis yaitu : testis berwarna kemerahan, suhu terasa hangat, bengkak, dan nyeri saat
dipalpasi. Pembengkakan KGB inguinal. Pembesaran epididimis yang terkait
dengan epididymo-orchitis.
Pemeriksaan penunjang untuk orchitis, diagnosisi orchitis lebih dapat ditegakkan
dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan laboratorium pada orchitis yang
disebabkan oleh bakteri dan virus terjadi peningkatan leukosit, USG dapat
digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan torsio testis.

Diagnosis banding orchitis :


1. Torsio testis
Adalah terpuntirnya funikulus spermatikus, sehingga terjadi hambatan
aliran darah ke testis, sehingga apabila 5-6 jam tidak mendapatkan terapi akan
terjadi atrofi testis. Karena perfusi oleh vasa spermatika interna menurun.
Torsio paling sering terjadi pada usia pubertas. Torsio dimulai dari kontraksi
testis sebelah kiri,dimana testis kiri berputar berlawanan arah jarum jam
sehingga oedem testis dan funikulus spermatikus akibatnya terjadi iskemia.
Gambaran klinis torsio testis biasanya pasien mengeluh nyeri hebat di daerah
skrotum, yang sifatnya mendadak dan diikuti pembengkakan pada testis. Nyeri
dapat menjalar ke daerah inguinal. Pada pemeriksaan fisik tampak testis
membengkak, letaknya lebih tinggi dan lebih horizontal dari pada testis
kontralateral. Kadang-kadang pada torsio yang baru terjadi dapat diraba adanya
lilitan atau penebalan funikulus spermatikus. Keadaan ini biasanya tidak
disertai demam. Pemeriksaan sedimen urin tidak menunjukkan adanya lekosit
dalam urin dan pemeriksaan darah tidak menunjukkan tanda inflamasi. Terapi
torsio testis : 1. Detorsi manual yaitu dengan mengembalikan posisi testiske
asalnya dengan memutar testis kearah berlawanan dengan arah torsio, dengan
local anastesi (lidokain 1%) pada funikulus spermatikus di annulus 10-20cc,
bila gagal di lakukan operasi. 2. Operasi tujuannya untuk mengembalikan testis
kearah yang benar.
2. Epididimitis
Reaksi inflamasi yang terjadi pada epididimis. Reaksi inflamasi ini dapat
terjadi secara akut atau kronis. Diduga reaksi inflamasi ini berasal dari bakteri
yang berada di dalam buli-buli, prostat atau uretra yang secara ascending
menjalar ke epididimis. Dapat pula terjadi refluks urin melalui duktus
ejakulatorius atau penyebaran bakteri secara hematogen atau langsung ke
epididimis. Mikroba penyebab infeksi pada pria dewasa muda (<35 thn) yang
tersering adalah chlamidia trachomatis atau neisseria gonore, sedangkan pada
anak-anak dan orang tua yang tersering adalah E.colli atau ureoplasma
ureolitikum. Biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri mendadak pada
daerah skrotum diikuti dengan bengkak pada kauda hingga caput epididimis.
Tidak jarang disertai demam, malaise, dan nyeri dirasakan hingga ke pinngang.
Pada pemeriksaan menunjukkan pembengkakan pada hemiskrotum dan kadang
kala pada palpasi sulit memisahkan antara epididimis dengan testis. Gejala
klinis epididimitis akut sulit dibedakan dengan torsio testis. Pada epididimitis
akut jika dilakukan elevasi testis, nyeri akan berkurang, hal ini berbeda dengan
torsio testis.
3. Hidrokel
Adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis
dan visceralis tunica vaginalis. Dalam keadaan normal cairan yang berbeda
di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara
produksi dan reabsorbsi oleh system limfatik disekitarnya. Hidrokel bisa
disebabkan oleh belum sempurnanya penutupan proccesus vaginalis atau belum
sempurnanya system limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi
cairan hidrokel. Keluhan utama pada hidrokel adanya benjolan yang tidak nyeri.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan
konsistensi kistus dan pada pemeriksaan menunjukkan adanya transiluminasi.
4. Hernia scrotalis
Komplikasi pada orchitis sampai dengan 60% dari testis yang terkena
menunjukkan beberapa derajat atrofi testis. Gangguan kesuburan dilaporkan 7-13%.
Kemandulan jarang dalam kasus-kasus orchitis unilateral, abses scrotalis, infark
testis, rekurensi dan epididimitis kronis. Impotensi tidak umum setelah epididimitis
akut, walaupun kejadian sebenarnya tidak diketahui. Gangguan dalam kualitas
sperma biasanya hanya sementara. Yang lebih penting adalah azoosperma yang
disebabkan oleh gangguan saluran epididymal yang diamati pada laki-laki penderita
epididymitis yang tidak diobati dan yang diobati tidak tepat. Kejadian kondisi ini
belum diketahui. Pengobatan orchitis suportif, bed rest, analgetik dan elevasi
skrotum. Tidak ada obat yang diindikasikan untuk pengobatan orchitis karena virus.

Terapi spesifik dengan pemberian antibiotik :


Ceftriaxone : dewasa IM 125-250 mg sekali, anak : 25-50 mg/kg/hari IV, tidak
melebihi 125 mg.
Doxycycline : dewasa 100 mg selama 7 hari, anak 2-5mg/kg/hari PO dalam 1-2
dosis terbagi, tidak melebihi 200mg/hari.
Azitromisin : dewasa 1 gr sekali untuk infeksi klamidia, 2 gr sekali untuk
infeksi klamidia dan gonokokus. Anak 10 mg/kg PO sekali, tidak melebihi
250mg/hari.
Trimetoprim-sulfametoksazol :dewasa 960 mg q12h untuk 14 hari,anak 15-20
mg/kg/hari, berdasarkan TMP, PO tid/qid selama 14 hari.
Ciprofloxacin : dewasa tab 500 mg PO selama 14 hari, anak tidak dianjurkan.

4. Plan :
Diagnosis :
Orchitis Akut Dextra
Pengobatan :
IVFD RL 30 gtt
Inj. Ceftriaxon 2x1 gr
Inj. Metronidazol 3x500 mg
Inj. Gentamicin 2x80 mg
Inj. Ranitidin 2x1 amp
Pct tab 3x1
Vitamin C 1 x 1 tablet

Edukasi :
Istirahat yang cukup
Menjaga higienitas sekitar alat kelamin

Anda mungkin juga menyukai