Anda di halaman 1dari 24

PORTOFOLIO

TUMOR MAMMAE DEXTRA

Disusun sebagai syarat kelengkapan program dokter internship oleh :

dr. Melinda Anzani Putri

Pendamping :

dr. Tiko Wijayantya, Sp.B

RS Port Medical Center


Tanjung Priok, DKI Jakarta
2018
BERITA ACARA PRESENTASI PORTFOLIO

Pada hari ini tanggal , telah dipresentasikan portfolio oleh :

Nama peserta : dr. Melinda Anzani Putri


Dengan judul/topik : Tumor Mammae Dextra
Nama pendamping : dr. Tiko Wijayantya, Sp.B
Nama wahana : RS Port Medical Center

No Nama Peserta Presentasi Tanda Tangan

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping

(dr. Tiko Wijayantya, Sp.B)


BORANG PORTOFOLIO
No. ID dan Nama Peserta : dr. Melinda Anzani Putri
No. ID dan Nama Wahana : RS Port Medical Center
Topik : Tumor Mammae Dextra
Tanggal (kasus) : 21 september 2018 Presentan : dr. Melinda Anzani Putri
Tanggal presentasi : Pendamping : dr. Tiko Wijayantya, Sp.B
Tempat presentasi : RS Port Medical Center
Obyektif presentasi :
 Keilmuan  Keterampilan  Penyegaran  Tinjauan Pustaka
 Diagnostik  Manajemen  Masalah  Istimewa
 Neonatus  Bayi  Anak  Remaja  Dewasa  Lansia
 Deskripsi : Perempuan, 38 tahun, terdapat benjolan di payudara kanan ±sejak 5 tahun yll
 Tujuan : Penegakkan diagnosis dan tatalaksana secara cepat dan tepat
Bahan bahasan :  Kasus  Tinjauan Pustaka  Riset  Audit
Cara membahas :  Diskusi  Presentasi dan diskusi  E-mail  Pos
Data pasien : Nama : Ny. W No. RM : 130328
Nama klinik : POLI BEDAH Telp : Terdaftar sejak :
RS PMC
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis/Gambaran Klinis :
Tumor Mammae Dextra

Anamnesis
Keluhan Utama: Terdapat benjolan pada payudara kanan sejak ± 5 tahun yll.

Keluhan Tambahan:
Nyeri hilang timbul dirasakan sejak 1 bulan yll

Riwayat Penyakit Sekarang:


Os datang ke Poli Bedah RS PMC dengan keluhan terdapat benjolan pada payudara kanan yang
sudah dirasakan sejak ± 5 tahun yll. Benjolan awalnya berukuran kecil, lama kelamaan ukuran
benjolan semakin membesar. Benjolan dirasakan nyeri sejak 1 bulan yll, nyeri dirasakan hilang
timbul, tidak ada keluar cairan dari puting payudara, tidak ada perubahan bentuk dan besar
payudara, tidak ada cairan yang keluar dari benjolan, tidak ada benjolan di tempat lain. Os tidak
mengeluh pusing (-), demam (-), sesak (-), mual (-), muntah (-), nyeri pada tulang (-), BAB dan
BAK lancar. Tidak ada penurunan BB
2. Riwayat Pengobatan: os mengaku belum pernah berobat

3. Riwayat Kesehatan/Penyakit Dahulu:


Riwayat alergi, asma disangkal.
Riwayat hipertensi dan DM disangkal.
Riwayat operasi sebelumnya disangkal.

4. Riwayat Keluarga/Lain-lain : -
Riwayat alergi, asma disangkal.
Riwayat hipertensi dan DM disangkal.
Riwayat operasi sebelumnya disangkal.

5. Riwayat Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

6. Riwayat Pernikahan : os sudah menikah dan memiliki 1 orang anak.

7. Riwayat Haid : Pasien menarche pada usia 12 tahun , teratur , tidak sakit, siklus 28 hari , lama 7
hari.

8. Riwayat Kontrasepsi : os pernah menggunakan kontrasepsi pil dan suntik 1 bulan. Tetapi
sekarang os sudah tidak menggunakan KB lagi.

9. Riwayat Psikososial : os mengaku tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol. Os


sering mengkonsumsi makanan cepat saji dan makanan yang dibakar

10. Lain-lain:

Pemeriksaan Fisik
KU: tampak sakit sedang
Kesadaran: compos mentis
Tanda tanda vital. Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 82x/menit. Nadi teratur, kuat, dan penuh.
Laju napas : 20x/menit.
Suhu : 36,8 0 C
SaO 2 : 99%
Berat badan : 56 kg
PF Kepala : normocephali, deformitas (-)
PF Mata : CA -/-, SI -/-, pupil isokhor 3mm/3mm, reflex cahaya langsung +/+,
reflex cahaya tak langsung +/+
PF THT : tidak ditemukan adanya kelainan
PF Mulut : mukosa mulut dan bibir basah, tidak tampak adanya kelainan
PF Leher : deviasi trakea (-), tidak teraba adanya benjolan ataupun
pembesaran KGB, massa (-)
PF Thorax. Cor : iktus cordis tidak terlihat dan tidak teraba, cardiomegali ( -), BJ I dan II
regular, gallop (-), murmur (-)
Pulmo : gerak napas terlihat dan teraba simetris kiri dan kanan baik dalam
keadaan statis maupun dinamis, perkusi sonor +/+, bunyi napas
vesicular +/+, tidak terdengar adanya bunyi napas tambahan seperti
rhonki ataupun wheezing
PF Abdomen : tampak datar, palpasi supel dan tidak disertai nyeri tekan, limpa dan
hepar tidak teraba, perkusi timpani pada seluruh regio abdomen,
undulasi (-), shifting dullness (-), BU (+) N 6x/menit
PF Ekstremitas : hangat, CRT <2 detik, edema -/-/-/-, sianosis (-)

Status Lokalis (e/r mammae dextra)


Inspeksi :tidak tampak kemerahan pada bagian benjolan dipaudara, paudara tampak
simetris kanan kiri, retraksi papil (-), dimpling (-), peau d’orange (-), nipple
discharge (-), ulkus (-).
Palpasi : Benjolan di region mammae dextra, benjolan berukuran 3x3cm superior medialis,
bentuk bulat-oval, konsistensi lunak/kenyal, permukaan rata, batas tegas, mobile,
nyeri tekan (-)
e/r KGB axilla dextra-sinistra : tidak teraba benjolan di axilla dextra dan sinistra
e/r KGB supraclavicula dextra-sinistra : tidak teraba benjolan di axilla dextra dan sinistra

Pemeriksaan Laboratorium:
(17/09/18)
HEMATOLOGI
Hemoglobin: 12,5 g/dL
Hematokrit: 37 %
Leukosit: 9200/uL
Trombosit: 265.000/ uL

HEMOSTASIS
Masa Perdarahan : 3.0 menit
Masa Pembekuan : 12 menit

KIMIA DARAH
Glukosa Sewaktu : 92 mg/dL

Pemeriksaan Thorax:
Os costae normal, pulmo/cor normal

11. Resume :
Anamnesis :
Perempuan, usia 38 tahun, datang ke Poli Bedah RS PMC dengan keluhan terdapat benjolan di
payudara kanan yang sudah dirasakan sejak 5 tahun yll. Benjolan awalnya berukuran kecil, lama
kelamaan ukuran benjolan semakin membesar. Benjolan kadang-kadang dirasakan nyeri sejak 1
bulan yll. os mengaku tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol. Os sering
mengkonsumsi makanan cepat saji dan makanan yang dibakar. Os sebelumnya pernah
menggunakan KB pil dan KB suntik 1 bulan.

Pemeriksaan Fisik :
• KU: tampak sakit sedang
• Kesadaran: compos mentis
• Mammae dextra : Benjolan di region mammae dextra, benjolan berukuran 3x3cm
superior medialis, bentuk bulat-oval, konsistensi lunak/kenyal, mobile, nyeri tekan (+)
• PF lain : dalam batas normal

Pemeriksaan laboratorium : dalam batas normal


Pemeriksaan radiologi : Kesan Pulmo/Cor dalam batas normal.

12. Diagnosis Kerja:


Tumor Mammae Dextra
Diagnosis banding
 Fibroadenoma mammae dextra
 Fibrokistik mammae dextra.
 Tumor phyllodes mammae dextra.

13. Anjuran pemeriksan


 Dilakukan mamografi
 Dilakukan USG
 Dilakukan biopsy eksisi
 Pemeriksaan patologi anatomi dari hasil biopsi

14. Tatalaksana:
Pre-operasi : IVFD RL
Operatif : biopsy eksisi
Post-operasi : cefotaxime 2x1, ketorolac 3x1, ranitidine 2x1
15. Prognosis :
• Quo ad vitam : Bonam
• Quo ad functionam : Bonam
• Quo ad sanactionam : bonam

FOLLOW UP HARI RAWAT 1 (21 September 2018):

Subjektif: os mengatakan nyeri pada luka pos operasi


Objektif:
Pemeriksaan Fisik:
KU: tampak sakit sedang
Kesadaran: compos mentis

Tanda tanda vital :


Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit. Nadi teratur, kuat, dan penuh.
Laju napas : 20x/menit.
Suhu : 36 0 C
PF Kepala : normocephali, deformitas (-)
PF Mata : CA -/-, SI -/-, pupil isokhor 3mm/3mm, reflex cahaya langsung +/+,
reflex cahaya tak langsung +/+
PF THT : tidak ditemukan adanya kelainan
PF Mulut : mukosa mulut dan bibir basah, tidak tampak adanya kelainan
PF Leher : deviasi trakea (-), tidak teraba adanya benjolan ataupun
pembesaran KGB, massa (-)
PF Thorax. Cor : iktus cordis tidak terlihat dan tidak teraba, cardiomegali ( -), BJ I dan II
regular, gallop (-), murmur (-)
Pulmo : gerak napas terlihat dan teraba simetris kiri dan kanan baik dalam
keadaan statis maupun dinamis, perkusi sonor +/+, bunyi napas
vesicular +/+, tidak terdengar adanya bunyi napas tambahan seperti
rhonki ataupun wheezing
PF Abdomen : tampak datar, palpasi supel dan tidak disertai nyeri tekan, limpa dan
hepar tidak teraba, perkusi timpani pada seluruh regio abdomen,
undulasi (-), shifting dullness (-), BU (+) N 6x/menit
PF Ekstremitas : hangat, CRT <2 detik, edema -/-/-/-, sianosis (-)

Status lokalis : terasa nyeri (+), darah (-), pus (-)

Assessment:
Post eksisi Tumor mammae Dextra

Planning:
BLPL dengan obat pulang sebagai berikut:
 Ciprofloxacin 2x1tab, asam mefenamat 3x1tab
 kontrol kembali 3 hari kemudian

Daftar Pustaka :
1. Sjamsuhidajat R., de Jong W. 2005. Bagian III: Tindakan Bedah Organ dan Sistem Organ,
Prostat. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. EGC, Jakarta, Indonesia
2. A. Mansjoer, Suprohaita, W.K. wardhani, W.Setiowulan. 2000. Kapita Selekta Kedokteran,
Edisi III, jilid II. Penerbit Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta.
3. Guray M, Sahin AA. Benign breast diseases: Classification, diagnosis, and management.
Oncologist. 2006;11;435-449
4. Hartmann LC, Sellers TA, Frost MH, et al. Benign breast disease and the risk of breast
cancer. N Engl J Med. 2005;353:229-237

Hasil Pembelajaran:
1. Mengetahui anamnesis dan pemeriksaan fisik yang diperlukan dalam penegakkan diagnosis
tumor mammae
2. Mengetahui pemeriksaan penunjang, yang diperlukan terkait tumor mammae
3. Mengetahui cara penegakkan diagnosis tumor mammae
4. Mengetahui tatalaksana tumor mammae
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subyektif :
Keluhan Utama: Terdapat benjolan pada payudara kanan sejak ± 5 tahun yll.

Keluhan Tambahan: terkadang Benjolan dirasakan nyeri sejak 1 bulan yll

Riwayat Penyakit Sekarang:


Os datang ke Poli Bedah RS PMC dengan keluhan terdapat benjolan pada payudara
kanan yang sudah dirasakan sejak ± 5 tahun yll. Benjolan awalnya berukuran kecil, lama
kelamaan ukuran benjolan semakin membesar. Benjolan dirasakan nyeri yang hilang
timbul sejak 1 bulan yll, tidak ada keluar cairan dari puting payudara, tidak ada
perubahan bentuk dan besar payudara, tidak ada cairan yang keluar dari benjolan, tidak
ada benjolan di tempat lain. Os tidak mengeluh pusing (-), demam (-), sesak (-), mual (-),
muntah (-), nyeri pada tulang (-), BAB dan BAK lancar. Tidak ada penurunan BB

Riwayat Pengobatan: os mengaku belum pernah berobat

2. Obyektif :
Pemeriksaan Fisik
KU: tampak sakit sedang Kesadaran: compos mentis
Tanda – tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 82x/menit. Nadi teratur, kuat, dan penuh.
Laju napas : 20x/menit.
Suhu : 36,8 0 C
SaO 2 : 99%
Berat badan : 56 kg
Status lokalis :
Mammae dextra : Benjolan di region mammae dextra, benjolan berukuran 3x3cm
superior medialis, bentuk bulat-oval, konsistensi lunak/kenyal, permukaan rata,
batasnya tegas, mobile, nyeri tekan (+)

Pemeriksaan Laboratorium:
(17/09/18)
HEMATOLOGI
Hemoglobin: 12,5 g/dL
Hematokrit: 37 %
Leukosit: 9200/uL
Trombosit: 265.000/ uL

HEMOSTASIS
Masa Perdarahan : 3.0 menit
Masa Pembekuan : 12 menit

KIMIA DARAH
Glukosa Sewaktu : 2 mg/dL

Pemeriksaan Thorax:
Os costae normal, pulmo/cor normal

 Assessment
Tumor Mammae Dextra

Diagnosis banding
 Fibroadenoma mammae dextra
 Fibrokistik mammae dextra.
 Tumor phyllodes mammae dextra.

Mammae
Mammae terdiri dari berbagai struktur yaitu parenkim epitelial, lemak,
pembuluh darah, saraf, saluran getah bening, otot dan fascia. Batas payudara yang
normal terletak antara iga 2 di superior dan iga 6 di inferior, serta antara taut sternokostal
di medial dan line aksilaris anterior di lateral. Parenkim epitelial dibentuk oleh kurang
lebih 15-20 lobus yang masing-masing mempunyai saluran bernama duktus laktiferus
yang akan bermuara ke papilla mamma.
Gambar 1 Potongan sagital mammae dan dinding dada sebelah depan

Tumor mammae adalah benjolan tidak normal akibat pertumbuhan sel yang terjadi
secara terus menerus dapat diartikan sebagai pembengkakan, yang dapat disebabkan
baik oleh neoplasma maupun oleh radang, atau perdarahan. Mayoritas dari lesi yang
terjadi pada mammae adalah benigna. Pada usia muda, sebagian besar (80-90%)
benjolan di payudara adalah jinak dan biasanya disertai keluhan. Diantara berbagai jenis
tumor jinak payudara, yang tersering adalah kista dan fibroadenoma
MACAM-MACAM TUMOR JINAK MAMMAE
Definisi Ciri-Ciri
KISTA Tumor jinak yang berisi  Sering ditemukan dalam keseharian
cairan yang dibatasi sel-sel  Berbatas jelas, mobile, dan berisi cairan
glandular.  Terbanyak pada usia 40 tahunanan
sampai peri menopause
 Besarnya berubah sesuai dengan siklus
Haid
 Kista dapat tunggal atau multiple,
unilateral atau bilateral, dan biasanya
terasa nyeri bila dipalpasi

FIBROADENOMA Tumor jinak yang ditandai  sering ditemukan pada usia yang lebih
dengan pertumbuhan muda, antara 20-40 tahun, dengan usia
abnormal sel-sel non- median 30 tahun.
kanker yang terdapat di  estrogen, progesteron, kehamilan,
lobulus (kelenjar susu) maupun laktasi dapat merangsang
payudara. pertumbuhan FAM
 bulat, mobile, batas tegas, konsistensi
kenyal padat, tidak melekat ke jaringan
sekitarnya, biasanya tidak nyeri.
 Kadang FAM tumbuh multiple
 Fibroadenoma kecil (1 cm atau
kurang) dianggap normal, walaupun
fibroadenoma yang lebih besar
(hingga 3 cm) dianggap kelainan
(disorder) dan giant fibroadenoma
(lebih dari 3 cm) dianggap penyakit
(disease).
FIBROKISTIK penambahan jaringan  Adanya kista, fibrosis, benjolan
fibrous dan glandular. konsistensi lunak, terdapat penebalan,
dan rasa nyeri
 Dapat membesar dan bertambah nyeri
selama periode menstruasi karna
dipengaruhi hormonal tiap bulannya
 Terbanyak pada wanita usia 30-50 tahun.
 Keluhan akan berhenti setelah
menopause
 Biasanya ditemukan pada kedua
payudara baik dikuadran atas maupun
bawah.
TUMOR dikenal dengan  merupakan suatu neoplasma jinak
FILOIDES sistosarkoma filodes adalah yang bersifat menyusup secara lokal
tumor fibroepitelial yang dan mungkin ganas (10-15%).
ditandai dengan hiperselular
 Pertumbuhannya cepat dan dapat
stroma dikombinasikan
ditemukan dalam ukuran yang besar.
dengan komponen epitel.
 Tumor ini terdapat pada semua usia,
tapi kebanyakan pada usia sekitar 30
tahun.
GALAKTOKEL kista retensi berisi air  terjadi pada wanita hamil atau
susu yang terbentuk mnyusui
karena muara saluran  Biasanya berbatas jelas dan mobile
susu tersumbat.  Biasanya timbul 6-10 bulan setelah
berhenti menyusui, letaknya ditengah
dalam payudara atau dibawah puting.
PAPILOMA Tumor jinak yang berasal  75% tumbuh di bawah areola
INTRADUKTUS dari ductus laktifenus. mammae
pertumbuhan menyerupai  gejala berupa sekresi cairan berdarah
kutil dengan disertai dari puting susu.
tangkai yang tumbuh dari
dalam payudara yang
berasal dari jaringan
glandular dan jaringan
fibrovaskular
DUKTUS kelainan jinak akibat - keluar cairan keruh dari puting hijau
EKTASIA kerusakan elastin dinding atau hitam pekat dan lengket
duktus payudara, diikuti - adanya terabanya massa berupa
infiltrasi sel radang dan duktus yang membesar.
hasil akhirnya adalah - Terasa sakit dan tampak kemerahan
dilatasi dan pemendekan - Pada usia 40-50 tahun
duktus.
Tabel. ANDI Classification of Benign Breast Disorder
Normal  Disorder  Disease
Early reproductive Lobular Fibroadenoma. Giant
years (15-25 tahun development. fibroadenoma.
Stromal Adolescent Gigantomastia.
development. hypertrophy.
Nipple eversion. Nipple eversion. Subareolar abscess.
Mammary duct
fistula.
Later reproductive Cyclical changes of Cyclical mastalgia. Incapacitating
years (25-40 tahun) menstruation. mastalgia.
Epithelial Nodularity.
hyperplasia of Bloody nipple
pregnancy. discharge.
Involution age (35- Lobular involution. Macrocytes.
55 tahun) Duct involution Sclerosing lesions.
- Dilation Duct ectasis. Periductal mastitis.
- Sclerosis Nipple retraction.
Epithelial turnover Epithelial Epithelial
hyperplasia hyperplasia with
atypia.

Diagnosis
Anamnesis
Anamnesis penderita kelianan payudara harus meliputi riwayat reproduksi
dan ginekologi. Tumor jinak jaringan lunak biasanya tumbuh lambat, tidak cepat
membesar, bila diraba terasa lunak dan bila tumor digerakan relatif masih mudah
digerakan dari jaringan di sekitarnya dan tidak pernah menyebar ke tempat jauh.
Menannyakan apakah ada nyeri, penebalan atau kemerahan pada payudara, dan
apakah adanya keluar cairan dari payudara. Riwayat keluarga, pola hidup dan
riwayat operasi juga sering ditanyakan.
Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi pasien diminta duduk tegak dan berbaring kemudian inspeksi
dilakukan terhadap bentuk kedua payudara, warna kulit, lekukan, retraksi papil,
adanya kulit berbintik seperti kulit jeruk, ulkus dan benjolan. Cekungan kulit
(dimpling) akan terlihat lebih jelas jika pasien diminta untuk mengangkat lengannya
lurus keatas.
Palpasi lebih baik dilakukan pada pasien yang berbaring dengan bantal tipis di
punggung sehingga payudara terbentang rata. Palpasi dilakukan dengan ruas pertama
jari telunjung, tengah dan manis yang digerakan perlahan-perlahan tanpa tekanan pada
setiap kuadran payudara dengan alur melingkar atau zig-zag. Penilan pada hakikatnya
sama dengan penilaian tumor di tempat lain. Pada sikap duduk, benjolan yang tak
teraba ketika penderita berbaring kadang lebih mudah ditemukan. Perabaan aksila pun
lebih mudah dilakukan pada posisi duduk. Palpasi juga dilakukan guna menentukan
apakah benjolan melekat ke kulit atau dinding dada.
Dengan memijat halus puting susu, dapat diketahui adanya pengeluaran cairan,
berupa darah atau bukan.
Gambar. Pemeriksaan SADARI (Periksa Payudara Sendiri)

Gambar. Tanda Kelainan Payudara

Pemeriksaan penunjang
Semua benjolan di payudara harus di uji dengan triple test yang terdiri dari
pemeriksaan fisik, mamografi dan biopsi.
1. Mamografi : menggunakan sinar X, Mamografi berperan pada payudara
yang mempunyai jaringan lemak yang dominan serta jaringan fibroglandular
yang relatif lebih sedikit dan biasanya ditemukan pada wanita dewasa diatas
umur 40 tahun, Nilai diagnostik mamografi untuk tumor ganas berkisar 80-
94% dan untuk tumor jinak 90-93%.
Untuk tumor jinak, mamografi memberikan tanda:
1) Lesi dengan densitas meningkat, batas tegas, licin dan teratur
2) Adanya halo
3) Kadang – kadang tampak perkapuran yang kasar dan
umumnya dapat dihitung

Gambar. Mamografi Payudara Normal, Tumor Jinak dan Kanker

2. USG : Ultrasonografi sangat berguna untuk membedakan lesi solid dan


kistik setelah ditemukan kelainan pada mamografi. USG berperan pada
payudara yang padat yang biasanya ditemui pada wanita muda, dimana jenis
ini sulit dinilai pada mamografi.
Tanda tumor jinak:
1) Lesi dengan batas tegas, licin dan teratur
2) Sruktur echo internal :
a. Tak ada (sonolusen), misalnya kista
b. Lemah sampai menengah tetapi homogen, misalnya pada
fibroadenoma
3) Batas echo anterior lesi dan posterior lesi bervariasi dari kuat atau
menengah
4) Lateral acoustic shadow dari lesi dapat bilateral atau unilateral
(tedpole sign)
Hasil pemeriksaan USG maupun mamografi dapat diklasifi kasikan menurut
panduan The American College of Radiology yang dikenal sebagai ACR-
BIRADS, sebagai berikut:
Kategori 0: Harus dilakukan mamografi untuk menentukan diagnosis
Kategori 1: Negatif atau tidak ditemukan lesi
Kategori 2: Jinak. Biasanya kista simpleks. Ulang USG 1 tahun lagi
Kategori 3: Kemungkinan jinak. Sering ditemukan pada FAM. Ulang USG 3-
6 bulan
Kategori 4: Curiga abnormal. Harus dibiopsi
Kategori 5: Sangat curiga ganas. Dikelola sesuai panduan kanker payudara
dini
Kategori 6: Kanker. Hasil biopsi memang benar keganasan payudara,
dikelola sebagai kanker payudara dini.
Nilai ketetapan USG untuk lesi kistik adalah 98-100%, sedangkan untuk lesi
solid seperti fibroadenoma adalah 75-85%.
3. Biopsi
a. biopsi jarum halus (fine needle aspiration biopsy,FNAB)
b. core biopsy (jarum besar)
c. biopsi bedah : Biopsi eksisional adalah mengangkat seluruh massa
tumor dan menyertakan sedikit jaringan sehat di sekitar massa tumor
dan biopsi insisional hanya mengambil sebagian massa tumor untuk
kemudian dilakukan pemeriksaan PA

Pada pasien ini mengeluh benjolan sudah 5 tahun dan baru terasa nyeri 1 bulan
terakhir. Benjolan tidak bertambah besar dan tidak nyeri saat menstruasi. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan benjolan di region mammae dextra, benjolan berukuran 3x3cm superior
medialis, bentuk bulat-oval, konsistensi lunak/kenyal, mobile, nyeri tekan (+) tidak ada
keluar cairan pada putting payudarah pasien. Kemungkinan diagnosa pada pasien ini
fibroadenoma mammae. Beberapa diagnosis banding benjolan pada payudara lain seperti
perubahan fibrokistik, tumor filoides, mastitis, abses payudara, kanker payudara telah dapat
disingkirkan dengan tidak adanya beberapa gejala seperti tidak adanya tanda-tanda inflamasi
pada mastitis dan abses payudara, atau tanda-tanda keganasan pada kanker.
 Plan :
- Rencana Tindakan operasi : eksisi

Hari rawat 1 diberikan tambahan :


Post-operasi : cefotaxime 2x1, ketorolac 3x1, ranitidine 2x1
Obat pulang :
 Ciprofloxacin 2x1tab, asam mefenamat 3x1tab

Untuk menentukan jenis tumor pada pasien ini harus dilakukan pemeriksaan penunjang
dengan dilakukan biopsy payudara. Namun pasien tidak melakukan pemeriksaan PA
untuk memastikan hasil tumor tersebut.

Tatalaksana tumor mammae


Eksisi merupakan tatalaksana bagi kista mammae. . Namun terapi ini sudah tidak
dilakukan karena simple aspiration sudah memadai. Setelah diaspirasi, kista akan menjadi
lembek dan tidak teraba tetapi masih bisa dideteksi dengan mammografi. Walau
bagaimanapun, bukti klinis perlu bahwa tidak terdapat massa setelah dilakukan aspirasi.
Terdapat dua cardinal rules bagi menunjukkan aspirasi kista berhasil yakni :
(1) massa menghilang secara keseluruhan setelah diaspirasi.
(2) cairan yang diaspirasi tidak mengandungi darah.
Sekiranya kondisi ini tidak terpenuhi, ultrasonografi, needle biopsy dan eksisi
direkomendasikan. Terdapat dua indikasi untuk dilakukan eksisi pada kista. Indikasi
pertama adalah sekiranya cairan aspirasi mengandungi darah (selagi tidak disebabkan oleh
trauma dari jarum), kemungkinan terjadinya intrakistik karsinoma yang sangat jarang
ditemukan. Indikasi kedua adalah rekurensi dari kista. Hal ini bisa terjadi karena aspirasi
yang tidak adekuat dan terapi lanjut perlu diberikan sebelum dilakukan eksisi. Apabila kista
masih terus membesar, eksisi direkomendasikan.
Teknik yang digunakan untuk aspirasi kista mammae yang dapat dipalpasi sama
dengan teknik yang digunakan untuk pemeriksaan sitologi FNA. Permukaan kulit
dibersihkan dengan alkohol. Biasanya digunakan jarum 21-gauge dan juga syringe 20 ml.
Kista di fiksasi menggunakan ibu jari dan jari telunjuk atau jari telunjuk dan jari tengah.
Syringe dipegang oleh tangan yang lain dan kista dipalpasi sehingga sudah tidak teraba.
Volume dari cairan kista biasanya 5 ml sampai 10 ml tetapi dapat mencapai 75 ml atau
lebih. Cairan dari kista biasanya berwarna coklat, kuning atau kehijauan. Sekiranya
didapatkan cairan sedemikian, pemeriksaan sitologi tidak diperlukan. Apabila ditemukan
cairan kista bercampur darah, 2 ml dari cairan diambil untuk pemeriksaan sitologi.5
Fibroadenoma disarankan untuk dilakukan eksisi supaya tidak berlanjut menjadi
fibroadenoma yang multipel walaupun ) tumor ini akan berhenti tumbuh atau bahkan
mengecil dengan sendirinya tanpa terapi apapun.5
Evaluasi pada wanita dengan penyakit fibrokistik harus dilakukan dengan seksama
untuk membedakannya dengan keganasan. Apabila melalui pemeriksaan fisik didapatkan
benjolan difus (tidak memiliki batas jelas), terutama berada di bagian atas-luar payudara
tanpa ada benjolan yang dominan, maka diperlukan pemeriksaan mammogram dan
pemeriksaan ulangan setelah periode menstruasi berikutnya. Apabila keluar cairan dari
puting, baik bening, cair, atau kehijauan, sebaiknya diperiksakan tes hemoccult untuk
pemeriksaan sel keganasan. Apabila cairan yang keluar dari puting bukanlah darah dan
berasal dari beberapa kelenjar, maka kemungkinan benjolan tersebut jinak.
Tumor filoides jinak diterapi dengan cara melakukan pengangkatan tumor disertai 2
cm (atau sekitar 1 inchi) jaringan payudara sekitar yang normal. Sedangkan tumor filoides
yang ganas dengan batas infiltratif mungkin membutuhkan mastektomi (pengambilan
jaringan payudara). Mastektomi sebaiknya dihindari apabila memungkinkan. Apabila
pemeriksaan patologi memberikan hasil tumor filodes ganas, maka re-eksisi komplit dari
seluruh area harus dilakukan agar tidak ada sel keganasan yang tersisa.
Penatalaksanaan galaktokel sama seperti kista lainnya, biasanya tanpa melakukan
tindakan apapun. Apabila diagnosis masih diragukan atau galaktokel menimbulkan rasa
tidak nyaman, maka dapat dilakukan drainase dengan aspirasi jarum halus.
Duktus yang abnormal dapat diangkat melalui pembedahan dengan cara insisi pada
tepi areola.
Terapi untuk papilloma intraduktus adalah dengan mengangkat papilloma serta
bagian duktus dimana papilloma tersebut ditemukan, dimana biasanya dengan melakukan
insisi pada tepi sekeliling areola.

Anda mungkin juga menyukai