Anda di halaman 1dari 10

Nama Peserta Dr.

Paramitha Kusumadewi
Nama Wahana RS Pupuk Kaltim
Topik Hemorrhoid exkterna

Tanggal (kasus) 21 April 2017


Nama Pasien Tn.F No. RM 29xxxx
dr. Linda Ivana, Sp. B,
Tgl Presentasi - Pendamping dr. Harmawati dan dr.
Zukhrida
Tempat
Ruangan Auditorium Fisioterapi, RS Pupuk Kaltim
Presentasi
OBYEKTIF PRESENTASI
o Keilmuan o Keterampilan o Penyegaran o Tinjauan Pustaka
o Diagnostik o Manajemen o Masalah o Istimewa
o Neonatus o Bayi o Anak o Remaja o Dewasa o Lansia o Bumil
o Deskripsi :
Laki-laki,48 tahun, datang ke UGD RS PKT dengan benjolan pada anus sejak 1 tahun SMRS disertai
dengan keluhan benjoan terasa nyeri, dan terasa tidak nyaman saat duduk maupun berdiri
o Tujuan :
Menegakkan diagnosis, tatalaksana awal dan indikasi rawat inap pada kasus ini.
Bahan
o Tinjauan Pustaka o Riset o Kasus o Audit
Bahasan:
Cara
o Diskusi o Presentasi Kasus o Email o Pos
Membahas:
DATA UTAMA UNTUK BAHAN DISKUSI

1. Diagnosis :
Hemorrhoid eksterna

2. Gambaran Klinis
Pasien laki- laki, usia 48 tahun datang ke UGD RS Pupuk Kaltim dengan keluhan benjolan pada anus
sejak 3 bulan SMRS disertai dengan keluhan benjolan terasa nyeri, dan tidak terasa nyaman saat
duduk ataupun berdiri. Benjolan dirasakan sudah semenjak 1 tahun yang lalu, awalnya benjolan teraba
kecil dan menetap,benjolan terasa gatal kadang-kadang, selain itu menyebabkan pola BAB tidak
lancar, nyeri dan perih saat BAB serta adanya BAB darah disangkal. Satu hari SMRS, pasien merasa
benjolan tetap ada meskipun pasien tidak sedang mengejan, dan merasa benjolan semakin bertambah
besar, dan terasa tidak nyaman saat duduk maupun berdiri.
3. Riwayat pengobatan:
Tidak ada pengobatan khusus.
4. Riwayat kesehatan / penyakit :
Sebelum sakit, pasien tidak pernah menderita sakit apapun.
5.Riwayat keluarga :
Tidak ada riwayat alergi. Riwayat penyakit serupa di keluarga disangkal.
6. Riwayat pekerjaan :
Pasien buruh lepas
7. Kondisi lingkungan sosial dan fisik :
Pasien tinggal di kawasan padat penduduk dengan sanitasi baik.
8.Lain-lain : - riwayat kebiasaan pasien jarang mengkonsumsi makanan yang berserat dan minum air.
pasien seringkali dalam seminggu BAB tidak teratur ( 3x) dan bila buang BAB harus berlama-lama
jongkok di toilet dan harus mengejan karena BAB keras
Daftar Pustaka :
1. Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox K. Sabiston Textbook of Surgery, 20e. 20th
ed. Saunders; 2015
2. Brunicardi F, Andersen D, Billiar T, Dunn D, Hunter J, Matthews J, et al. Schwartz’s Principles
of Surgery, Ninth Edition. 9th ed. McGraw-Hill Professional; 2009.
3. Longo D, Fauci A, Kasper D, Hauser S, Jameson J, Loscalzo J. Harrison’s Principles of Internal
Medicine: Volumes 1 and 2, 18th Edition. 18th ed. McGraw-Hill Professional; 2011.

Hasil Pembelajaran :
1. Memahami cara mendiagnosis Hemorrhoid
2. Memahami pemeriksaan fisik dan penunjang Hemorrhoid
3. Memahami komplikasi dari Hemorrhoid
4. Memahami tatalaksana dari Hemorrhoid

Rangkuman Hasil Pembelajaran


1. Subjektif
± 1 tahun sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh benjolan di anus. Benjolan teraba kecil,
menetap. Pola BAB tidak lancar setiap 2 hari sekali. Gatal dirasa kadang kadang. Nyeri dan rasa
perih sewaktu BAB tidak ada. BAB berdarah disangkal. Pasien tidak berobat ke puskesmas atau
rumah sakit.
± 3 bulan sebelum masuk rumah sakit pasien mengaku keluhan yang sama tetapi benjolan mulai
terasa nyeri. Pasien juga merasakan tidak nyaman saat duduk maupun berdiri. Benjolan teraba
semakin membesar. BAB berdarah disangkal.
Hari masuk rumah sakit pasien mengeluh benjolan tetap ada walaupun pasien tidak mengejan.
Pasien mengatakan benjolan berukuran sebesar bola pingpong. Nyeri (-), demam (-). Pasien
dibawa masuk lewat UGD
Pasien tidak pernah ada riwayat benjolan di anus sebelumnya. Pasien bekerja sebagai buruh lepas
yang sering mengangkat beban berat. Pasien jarang mengkonsumsi makanan berserat dan buah.
Pasien seringkali dalam seminngu BAB tidak teratur ( 3x) dan bila buang BAB haus berlama-
lama jongkok di toilet dan harus mengejan karena BAB keras, pasien juga tidak mengeluh
perutnya kembung atau mules, nyeri di daerah perut (-), mual muntah (-), nafsu makan turun (-),
berat badan turun (-).

2. Objektif
Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik pada saat pasien masuk ke rumah sakit mendukung
diagnosis Hemorrhoid eksterna. Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan :
- Gejala klinis
Adanya keluhan benjolan pada anus sejak 1 tahun SMRS, benjolan teraba kecil dan menetap
namun sejak 3 bulan SMRS benjolan dirasa semakin besar, tearsa gatal, nyeri dan tidak nyaman
saat duduk dan berdiri . sejak 1 hari SMRS benjoln dirasa tetap ada meskipun pasien tidak
sedang mengejan. Riwayat kebiasaan sering buang air besar keras hingga mengejan, riwayat
jarang mengkonsumsi makanan berserat dan sedikit minum. Pasien juga bekerja sebagai buruh
lepas yang suka angkat-angkat benda berat
 Keadaan umum : Tampak lemas
 Kesadaran : Compos mentis
 Tekanan darah : 130/90 mmHg
 Nadi : 88 x/menit
 Laju pernapasan : 18 x/menit
 Suhu aksila : 36,6 0C

 KEPALA DAN WAJAH


 Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
 Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil
isokor 3mm/3mm
 Telinga : Membran timpani intak, sekret -/-, serumen -/-
 Hidung : Septum nasi di tengah, sekret -/-
 Mulut : Mukosa oral basah, berwarna merah muda

 LEHER
Trakea di tengah, KGB tidak teraba

 THORAX
 Paru-Paru
I : Simetris dalam keadaan statis dan dinamis

P : Stem fremitus kiri = kanan

P : Sonor pada kedua lapangan paru

A : Vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

 Jantung
I : Iktus kordis tidak terlihat
P : Iktus kordis teraba pada ICS IV linea midklavikularis sinistra

P : Batas atas : ICS II linea parasternalis sinistra

Batas kanan : ICS V linea sternalis dextra

Batas kiri : ICS IV linea midklavikularis sinistra

A : Bunyi Jantung I dan II regular, gallop (-), murmur (-)

 ABDOMEN
I : Bentuk abdomen datar, tidak terlihat pelebaran vena

P : Supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)

P : Timpani

A : Bising Usus (+) 4-5 x/menit

 PUNGGUNG
I : Tidak ditemukan skoliosis, lordosis, maupun kifosis, simetris dalam keadaan
statis dan dinamis

P : Stem fremitus sama di kanan dan kiri, nyeri ketok CVA -/-

P : Sonor pada kedua lapangan paru

A : Suara vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

 EKSTREMITAS
a. Ekstremitas Atas :
 Eutrofi, normotonus, akral hangat, CRT < 2”, kekuatan 5/5.
 Refleks fisiologis +/+, refleks patologis -/-
b. Ekstremitas Bawah :
 Eutrofi, normotonus, akral hangat, CRT < 2”, kekuatan 5/5.
 Refleks fisiologis +/+, refleks patologis -/-

 Pemeriksaan Rektal
 I: Di area perianal tampak kemerahan, Tampak benjolan soliter pada arah 11 jam,
mukosa (-). Ukuran sekitar diameter 3cm

 P: NT (-)

 RT: TMSA sdn, dinding mukosa licin, tidak teraba benjolan,nyeri tekan (-), lendir (-),
darah (-), feses (-).
Pemeriksaan Penunjang:

Lab Nilai Nilai Normal

Hb 14. 2 mg/ dl 12-16 mg/dl

Ht 43 % 37-47 %

Leukosit 21.680 sel/uL 4.000-10.000 sel/uL

Trombosit 305.000 sel/uL 150.000-400.000 sel/uL

3. Objektif

Hemorrhoid Eksterna

3. Planning
 IVFD Nacl 0.9% 20 tpm

 Inj Ranitidine 1 ampul/12j/IV

 Inj Ceftriaxone 1 ampul/12j/IV

 Pro hemorrhoidectomy

 Pemasangan DC foley catheter


 Monitor ketat vital signs

Laporan operasi

 Diagnosis operasi: Hemorrhoid externa

 Macam operasi: Hemorrhoidectomy

 Tgl: XX/april/2017

 Procedure

1. Pasien posisi supine dalam stadium anestesi dilakukan prosedur aseptik antiseptik

2. Persempit medan operasi dengan duk steril


3. Dilakukan insisi mukosa jam 11 sampai tipis.

4. Jaringan dijepit dengan clamp

5. Dilakukan penjahitan pada bagian tengah dan pinggir secara merata

6. Operasi selesai

Manajemen post-op

 Awasi KU/VS/perdarahan

 Diet bertahap

 IVFD RL 20 tpm

 Inj. Ceftriaxone 1gr/12j

 Inj. Ketorolac 30mg/8j

 Inj. ranitidine 50mg/12j

 Mobilisasi s/d berjalan post op 24 jam

Tinjauan Pustaka
Definisi
Hemorrhoid adalah Pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal
dari plexus hemorrhoidalis

Anatomi Anus
- Kanalis analis berukuran panjang sekitar 3 cm dengan sumbu mengarah ke arah ventrokranial
yaitu ke arah umbilikus dan membentuk sudut ke dorsal dengan rektum.
- Batas atas kanalis analis disebut garis anorektal (linea dentata). Pada daerah ini terdapat kripta
anus dan muara kelenjar anus antara kolumna rekti.
Sistem peredaran darah anus
- Perdaharan arteri kanalis analis berasal dari:
- A. Hemoroidalis superior merupakan cabang dari a. Mesenterika inferior
- A. Hemoroidalis medialis merupakan cabang dari a. Iliaka interna
- A. Hemoroidalis inferior merupakan cabang dari a. Pudenda
- Arteri tersebut akan membentuk pleksus hemoroidalis eksterna dan interna.
Perdarahan vena kanalis analis berasal dari:
- Pleksus hemoroidalis interna menuju v. Hemoroidalis superior kemudian menuju v.sigmoidalis
kemudian v. Mesenterika superior
- Pleksus hemoroidalis eksterna menuju v. Hemoroidalis inferior kemudian menuju v. Pudenda
interna kemudian v. Iliaka interna
Aliran limfe kanalis analis:
- Dibawah linea dentata aliran limfe menuju ke kelenjar inguinal, selanjutnya ke kelenjar limfe
iliaka
- Diatas linea dentata aliran limfe seiring dengan v.hemoroidalis superior lalu menuju ke v.
Mesenterika inferior
Persarafan:
- Saraf simpatis berasal dari pleksus mesenterikus inferior dan parasakral
- Saraf parasimpatis dari n.erigentes (S2,S3,S4)

Klasifikasi hemoroid
1. hemoroid interna : pelebaran pembuluh vena (plexus hemoroid inferior) yang berada di
bawah kulit subkutan atau di luar linea dentate
derajat hemorrhoid interna :

Derajat I : Terdapat perdarahan merah segar pada retum pasca defekasi. Tanpa
disertai rasa nyeri. Tidak terdapat prolapse. Pada pemeriksaan anoskopi terlihat permulaan
dari benjolan hemoroid yang menonjol ke dalam lumen

Derajat II : Terdapat perdarahan/tanpa perdarahan sesudah defekai. Terjadi prolaps


hemoroid yang dapat masuk sendiri (reposisi spontan)

Derajat III : Terdapat perdarahan/tanpa perdarahan sesudah defekasi. Terjadi


prolaps hemoroid yang tidak dapat masuk sendiri jadi harus didorong dengan jari (reposisi
manual)

Derajat IV : Terdapat perdarahan sesudah defekasi. Terjadi prolaps hemoroid yang


tidak dapat didorong masuk (meskipun sudah direposisi akan keluar lagi)

2. hemoroid externa : pelebaran pembuluh vena (plexus hemoroid superior) yang berada
dibawah mukosa, diatas atau didalam linea dentate.

Etiologi

Penyebabnya dapat dipicu oleh :


a. Penuaan
b. Pekerjaan
c. Kehamilan
d. Hereditas
e. Konstipasi atau diare kronik
f. Penggunaan toilet yang berlama-lama, mengejan
g. Posisi tubuh, misal duduk dalam waktu yang lama
h. Obesitas.

Manifestasi klinis

- Pendarahan saat BAB


- Prolaps
- Rasa tidak nyaman hingga nyeri
- Feses di pakaian dalam yang lama-lama dapat menyebabkan infeksi
- Gatal
- Bengkak
- Nekrosis

Diagnosis

Anamnesis : Pasien akan mengeluhkan keluarnya darah segar saat BAB, kemudian terasa gatal
pada daerah anus. Pasien juga akan merasakan adanya benjolan yang keluar saat BAB sehingga
membuat pasien tidak nyaman, dan mengeluhkan nyeri biasanya pada hemorrhoid derajat IV.
Disertai factor resiko yang mendukung seperti pola BAB yang tiak teratur, sering mengejan saat
BAB, kurang mengkonsumsi makanan berserat dan berhubungan dengan pekerjaan yang sering
mengangkat beban berat.
Pemeriksaan Fisik : Ditemukan adanya pembengkakan vena yang mengindikasikan hemoroid
eksternal atau hemoroid internal yang mengalami prolapse.

Pemeriksaan penunjang : Dengan menggunakan anoskopi

Tatalaksana

Non bedah

1. menjaga higienitas, menghindari mengejan berlebihan saat BAB, atau aktivitas berat

2. modifikasi diet dengan makanan berserat, banyak minum.

3. medikamentosa untuk memperbaiki defekasi atau meredakan gejala

◦ - untuk memperbaiki defekasi : obat pencahar ( dulcolax sup, dll)

◦ untuk menghentikan pendarahan : bioflavonoid

Bedah

– Biasanya pada penderita hemoroid derajat III atau IV

– Dengan hemoroidektomi

– Hemoroidektomi dilakukan pada pasien:


 Tidak memberikan respon perbaikan pada terapi konservatif (gejala kronik)
 Hemoroid yang prolaps dan membutuhkan reduksi manual (grade III)
 Hemoroid strangulasi (grade IV) dengan perdarahan kronik
 Hemoroid dengan kelainan patologi lainnya seperti fisura, fistula, atau ulkus
 Hemoroid dengan nyeri akut
– Beberapa teknik hemorrhoidektomi yang dapat dilakukan :

 terbuka ( Parks or Ferguson Hemorrhoidektomy) : reseksi jaringan hemoroid dan


penutupan luka dengan jahitan benang yg dapat diserap

 Tertutup ( Miligan and Morgan Hemorrhoidectomy) : teknik sama hanya luka


dibiarkan terbuka dan diharapkan terjadi penyembuhan luka secara sekunder.

Anda mungkin juga menyukai