Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

HERPES ZOSTER

OLEH:
Randy Prayogo

Pembimbing :
dr. Fidya Yuslina
Identitas Pasien
 Nama : Ny. M
 Usia : 64 Tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Alamat : Teluk Gong
 Tanggal Kunjungan Puskes : 07-11-2019
Anamnesis
Keluhan Utama

• Timbul gelembung berisi air yang bergerombol pada pinggang sejak


2 hari..

Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien mengeluh gelembung berisi air yang bergerombol pada


pinggang sejak 2 hari. Pasien juga mengeluh nyeri, rasa panas dan
gatal pada daerah luka. Gelembung dirasakan semakin bertambah
besar dan banyak, diatas kulit yang berwarna kemerahan. 2 hari.
• Pasien mengatakan bahwa nyeri dan kelainan kulit hanya terjadi
pada daerah pinggang. Keluhan tidak dirasakan pada bagian tubuh
lainnya.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Tidak pernah menderita sakit yang sama.
• pernah menderita sakit cacar air saat kecil.
• Alergi obat dan makanan disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


• Tidak ada yang menderita sakit yang sama
• Alergi obat dan makanan disangkal
Pemeriksaan Fisik
 Status Generalis
 Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
 Kesadaran : Composmentis
 Tanda Vital :
 Tekanan Darah : 130/90 mmHg
 Nadi : 84 x/menit
 Suhu : 36 0C
 Respiratori Rate : 22 x/menit
 Anemis : -/-
 Edema : Ekstremitas atas -/-
 Ekstremitas bawah -/-
 Sianosis : -/-
 Ikterus : -/-
Status Lokalis

Regio • Lumbal (setinggi L1-3)

• Unilateral hanya terbatas pada pinggang,


Distribusi sesuai dermatom

Efloresensi • Pada regio Lumbal setinggi L1-3 tampak gambaran


Eritema, vesikel, dan krusta
Pemeriksaan Penunjang
• Tidak dilakukan

Problem List
• Nyeri dan panas pada lesi
Resume
 Pasien lakii-laki 60 tahun datang ke Puskesmas Kecamatan
Penjaringan dengan keluhan gelembung berisi air yang
bergerombol pada pinggang sejak 2 hari. Pasien juga
mengeluh nyeri, rasa panas dan gatal pada daerah luka.
Gelembung dirasakan semakin bertambah besar dan
banyak, diatas kulit yang berwarna kemerahan. Pada
pemeriksaan dermatologis didapatkan UKK eritema,
vesikel pada pinggang, sifatnya herpetiformis, distribusi
unilateral, besar 0,2 – 0,5 cm.
• Herpes Zoster
Diagnosis

• Dermatitis kontak alergika

Diagnosis •

Varisela
Herpes Simpleks

Banding •

Pemphigus Vulgaris
Dermatitis Herpetiformis
Initial Planing

Terapi
• Pengobatan sistemik
• acyclovir 400 mg diberikan sehari 5 kali 2 tablet selama 7 hari
• Asam mefenamat 500 mg diberikan sehari 3 kali 1 tablet.
• Metilprednisolon 4mg 3 kali 1 tablet
• Pengobatan Topical :
• Acyclovir 5% krim
• Suportif : Harus hindari faktor pencetus; Istirahat
Prognosis
• Quo ad vitam : Ad bonam
• Quo ad functionam : Ad bonam
• Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
Pembahasan
Kasus Teori
• Identitas : Perempuan • Herpes Zoster dapat
64 tahun terjadi pada semua
suku bangsa dan ras.
Frekuensiya pada laki-
laki dan perempuan
sama, dan biasanya
penyakit ini sering
terjadi pada usia
dewasa (> 66%
mengenai usia lebih
dari 50 tahun).
Kelelahan fisik  salah
satu faktor pencetus
(penurunan imunitas
tubuh)
Kasus Teori

• Anamnesis: • Stadium prodromal


• Gejala pertama adalah
• pasien merasakan berupa gatal/ rasa nyeri
nyeri dan panas pada dermatom yang
serta gatal pada terserang disertai dengan
pinggang. panas, malaise dan nyeri
kepala.
• muncul bercak • Stadium erupsi
merah dan • papul atau plakat 
akhirnya timbul gerombolan vesikel di atas
bintil-bintil berisi kulit yang eritematus;
sedangkan kulit di antara
cairan. gerombolan tetap normal,
usia lesi pada satu
gerombolan adalah sama
sedangkan usia lesi dengan
gerombolan lain adalah
tidak sama.
• Lokasi lesi sesuai dengan
dermatom, unilateral dan
biasanya tidak melewati
garis tengah dari tubuh.
• Stadium krustasi
Cont...
Kasus Teori

• Anamnesis: • Herpes zoster


• pasien mempunyai merupakan kelanjutan
riwayat penyakit dari Varisela, yang
dahulu yaitu cacar disebabkan oleh virus
air (Varisela) Varisela Zoster
dimana virus yang
tertinggal di bagian
dorsal dari akar
ganglia tetap dorman
sampai suatu stimulus
menyebabkan
reaktivasi dan
menyebabkan Herpes
Zoster
Kasus Teori
 makula eritematosa batas  Herpes Zoster merupakan
tidak jelas, diatasnya ter penyakit yang ditandai
dengan vesikel yang
dapat vesikel bergerombol di atas kulit
bergerombol yang tidak yang eritema, sementara
melewati garis tengah kulit diantara gerombolan
tubuh dan kulit disekitar satu dengan yang lain normal.
gerombolan tampak kulit Keluhan pasien ini bersifat
unilateral ini sesuai dengan
yang normal dengan literatur yaitu lokasi lesi
distribusi unilateral sesuai sesuai dengan dermatom,
dermatom unilateral dan biasanya tidak
melewati garis tengah tubuh
Kasus Teori

• Diagnosis  Herpes • Herpes zoster


Zoster lumbalis Herpes zoster
lumbalis merupakan
infeksi virus herpes
zoster yang mengenai
pleksus lumbalis yang
ditandai erupsi herpetik
unilateral pada kulit.
Kasus Teori

• Pengobatan sistemik • Terapi sistemik


• acyclovir 400 mg umumnya bersifat
diberikan sehari 5 kali simtomatik
2 tablet selama 7 hari • Pada herpes zoster
• Asam mefenamat 500 digunakan acyclovir
mg diberikan sehari 3 atau turunannya
kali 1 tablet. valascyclovir 3 x 1000
• Pengobatan Topical : mg sehari
(Djuanda,2005) dan
• a5 % di pakai di
untuk analgetik
tempat lesi
diberikan Metampiron
• Suportif : Harus 4 kali 1 tablet
hindari faktor pencetus;
• Pengobatan Topical :
Istirahat (sementara
tidak boleh bekerja) • Bedak salicyl 1 % di
pakai di tempat lesi
Kasus Teori

• Diagnosis banding • DKA


• Dermatitis kontak • DKA terpaparnya
alergika kulit dengan bahan
• Varisela dari luar yang bersifat
alergen dan bersifat
gatal

• Varisela
• Infeksi primer
• Makula eritematosa
 papula  vesikel
(tear drop) pustula
 krusta
• 3-4 hari lesi baru
masih timbul 
polimorfik
Penyebaran lesi
sentripetal
Cont.....

Kasus Teori

• Herpes • Herpes
Simpleks Simplex
• vesikel
berkelompok
dengan dasar
eritema
• Predileksi 
mukokutan
Pemeriksaan Penunjang

• Sitologi(Tzanck Smear)
• Direct fluorescent assay
(DFA)
• Polymerase chain reaction
(PCR)
• Biopsi Kulit
• Kultur Virus
Komplikasi

• Neuralgia Pasca Herpes zoster


• Gangren superfisialis, menunjukan Herpes zoster
yang berat, mengakibatkan hambatan penyembuhan
dan pembentukan jaringan parut.
• Komplikasi mata, antara lain : keratitis akut,
skleritis, uveitis, glaucoma sekunder, ptosis,
korioretinitis, neuritis optika dan paresis otot
penggerak bola mata.
• Komplikasi sitemik, antara lain : endokarditis,
menigosefalitis, paralysis saraf motorik, progressive
multi focal leukoenche phatopathy dan angitis
serebral granulomatosa disertai hemiplegi (2
terkahir ini merupakan komplikasi herpes zoster
optalmik).
kesimpulan
 Telah dilaporkan kasus Herpes Zoster Lumbalis dextra
pada seorang laki-laki berumur 69 tahun. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan anamnesa berupa muncul bintil-
bintil pada daerah paha kanan, semakin lama semakin
bertambah banyak. Awalnya kulit pada paha kanan terasa
nyeri, lalu muncul bercak kemerahan, akhirnya timbul
bintil-bintil berisi cairan yang terasa nyeri dan panas.
Pasien juga mengalami badan greges dan lemas 2 hari
sebelumnya. Pasien pernah menderita cacar air waktu
kecil. Keluhan sudah diperiksakan ke puskesmas dan diberi
obat minum dan obat salep (pasien lupa nama obatnya),
tetapi keluhan tidak berkurang. Riwayat penggunaan
traditional medicine disangkal.
 Pada pemeriksaan fisik didapatkan makula eritematosa
batas tidak jelas, diatasnya terdapat multipel vesikel
bergerombol yang tidak melewati garis tengah tubuh dan
kulit disekitar gerombolan tampak kulit yang normal
dengan distribusi unilateral sesuai dermatom. Pemeriksaan
penunjang seperti Sitologi (Tzanck Smear), Direct
fluorescent assay (DFA), Polymerase chain reaction (PCR),
biopsi kulit, kultur virus tidak dilakukan karena
keterbatasan sarana. Terapi yang diberikan pada pasien ini
meliputi terapi sistemik dan topikal. Terapi sistemik
diberikan asiklovir 400 mg 5 kali 2 tablet sehari, asam
mefenamat 500 mg 2 kali sehari 1 tablet dan bedak salicyl
untuk obat topikal.
 Pada pasien ini diberi tahu bahwa penyakit ini dikemudian
hari ada kemungkinan muncul penyakit yang sama. Dimana
salah satu faktornya adalah imunitas tubuh sehingga pasien
di sarankan agar menjaga kesehatan tubuh (imunitas) agar
resiko kekambuhan dapat di tekan. Pasien juga dianjurkan
kontrol seminggu kemudian untuk mengetahui respon
terhadap terapi dan mengevaluasi keluhan subyektif
maupun tanda obyektif yang masih ada. Prognosis pada
pasien ini cenderung baik dengan adanya pengobatan
segera sebelum terjadinya infeksi sekunder atau
komplikasi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai