Oleh :
K1B1 21 007
PEMBIMBING
1
HALAMAN PENGESAHAN
2
BAB I
STATUS PASIEN
A. Identitas
Umur : 33 tahun
Agama : Islam
Suku : Tolaki
Nomor RM : 59 72 32
RS dirawat : RS Bahteramas
Alamat : Lasolo
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama
2. Anamnesis Terpimpin
keluhan nyeri perut bawah, yang dirasakan sejak 2 hari yang lalu SMRS.
Nyeri dirasakan terus menerus dengan intensitas nyeri yang semakin lama
semakin tidak bisa ditahan oleh pasien. Keluhan lain yakni lemas (+), mual
(+), muntah (+) berisi makanan, NUH (+), sakit kepala (-), nafsu makan
menurun (-). Riwayat asma (-), hipertensi (-), DM (-). Riwayat alergi obat
3
dan makanan (-). Riwayat penyakit sama dalam keluarga (-). Riwayat traum
a pada perut (-), riwayat mengurut perut (-). Riwayat Menarke pada usia 14
tahun. Haid teratur siklus 28 hari, durasi lama haid +5 hari dengan 2-3x
menggunakan KB Suntik 3 bulan pada tahun 2021 dan berhenti pada bulan
januari 2022.
2. II/2015/Keguguran
3. III/2020/Laki-laki/Normal/CukupBulan/Rumah/Bidan/3.500 Gram/Sehat.
4. IV/2022/Kehamilan Sekarang
HPHT : 25/1/2022
TP : 1/11/2022
UK : ± 8 minggu
Suntik TT : (-)
USG : (-)
4
C. Pemeriksaan Fisis
1. Status Generalis
- Kesadaran : Composmentis
- Tanda Vital
Nadi : 80 x/m
Pernapasan : 20 x/m
Suhu : 36,5oC/axillar
2. Pemeriksaan fisik
- Abdomen :
5
- Palpasi: TFU tidak teraba, nyeri tekan (+) regio
muskuler (-)
3. Pemeriksaan obstetri
- Pemeriksaan dalam :
OUE/OUI : Tertutup
Pemeriksaan penunjang
b) Laboratorium (22/3/2022)
6
1) Pemeriksaan darah rutin (22-03-2022) : 23:00
D. Diagnosa
7
E. Penatalaksanaan
2) IVFD RL 28 tpm
6) Jika hasil lab anemia, masukan 1 sak PRC (3 sak PRC untuk persiapan
Operasi)
F. Dokumentasi Operasi
8
G. Prosedur Operasi
3. Insisi midline
9. Operasi selesai
I. Perkembangan Pasien
Hari / Tgl Perjalanan Penyakit Planning (P):
Selasa, S : Pasien datang dengan keluhan - IVFD RL 28 tpm
22/03/2022 nyeri perut yang muncul tiba-tiba - Cek Lab
(20.20 sejak 2 hari yang lalu. Keluhan lain - Rencana cito laparotomy
WITA) yakni lemas (+), mual (+), muntah - Siapkan darah 4 sak PRC
(+) berisi makanan, NUH (+) - Transfusi darah 1 sak, 3
O: KU: Baik sak persiapan operasi
- TD:120/70 mmHg
- N : 80 x/m
- P: 20 x/m
- S: 36,5 ˚C/axillar
- BAB : (-)
- BAK : DBN
9
- TFU belum teraba
- Nyeri tekan bagian bawah
abdomen
- PDV :
Vulva : dalam batas normal
Vagina : dalam batas normal
Portio: kenyal, nyeri goyang (+)
OUE/OUI : tertutup
Uterus: sulit dinilai
Adneksa: massa(-)
Cavum douglasi : menonjol
Pelepasan : darah (+), lendir (+)
Darah Rutin (22/03/2022)
WBC : 10,71 x 103/uL
RBC : 1,84 x 106/uL
HGB: 5,5 g/dL
HCT: 16,8 %
PLT: 122 x 103/uL
Assessment (A) :
G4P2A1 + KET + Anemia
Rabu, S : Pasien tiba di ruang delima dalam - Awasi tanda vital
23/03/2022 keadaan sadar. Nyeri luka bekas - IVFD RL 28 tpm
(10.00 operasi (+) - Inj. Ketorolac 1
WITA) O: KU: Baik amp/8 jam/iv
- TD:140/100 mmHg - Transfusi PRC 1
- N : 86 x/m sak
- P: 20 x/m - Cek HB Post
- S: 36,8 ˚C/axillar Transfusi
- BAB : (-)
BAK : urin 1000 cc
- Fluksus : darah minimal
Assessment (A) :
POH0 + Post laparotomy e.c KET
Kamis, S : Nyeri luka bekas operasi - Observasi Lanjut
24/03/2022 berkurang - IVFD RL 28 tpm
(06.00 O: KU: Baik - Transfusi PRC 2
WITA) - TD:120/80 mmHg sak
- N : 82 x/m - Asam Mefenamat
- P: 20 x/m 3x1
- S: 36,6˚C/axillar - SF 1x1
- BAB : (-)
- BAK : DBN
- Verban : kering
- Fluksus : darah minimal
10
- HGB : 7,9 g/dL
Assessment (A) :
POH1 + Post laparotomy e.c KET +
Anemia
Jumat, S : Tidak ada keluhan - Aff infus
25/03/2022 O: KU: Baik - Aff kateter
(06.00 - TD:120/70 mmHg - Pasien bisa pulang
WITA) - N : 80 x/m
- P: 20 x/m
- S: 36,6 ˚C/axillar
- BAB : (-)
- BAK : DBN
- Verban : kering
- Fluksus : darah minimal
Assessment (A) :
POH2 + Post laparotomy e.c KET
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
yang telah dibuahi dan tidak menempel pada dinding endometrium kavum
intraligamenter.1,5
12
B. Epidemologi
Secara epidemiologi, kehamilan ektopik terjadi pada sebagian besar
wanita yang berumur antara 20-45 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun.
Lebih dari 60% kehamilan ektopik terjadi pada wanita 20-30 tahun dengan
pada kelompok usia 21–30 kemudian baru diikuti kelompok usia 31-45 pada
wanita kulit hitam dari pada kulit putih karena prevalensi penyakit
pembuahan sampai nidasi. Bila nidasi terjadi di luar kavum uteri atau di luar
1. Faktor tuba
13
silia tuba tidak berfungsi dengan baik. Juga pada keadaan pascaoperasi
ektopik. Faktor tuba yang lain ialah adanya kelainan endometriosis tuba
sekitar saluran tuba, misalnya mioma uteri atau tumor ovarium yang
Apabila tumbuh terlalu cepat atau tumbuh dengan ukuran besar, maka
zigot akan tersendat dalam perjalanan pada saat melalui tuba, kemudian
3. Faktor ovarium
4. Faktor hormonal
5. Faktor lain
14
tahun) dan faktor merokok (≥ 20 batang/hari) juga sering dihubungkan
D. Patomekanisme
tuba dan kemudian akan mengalami beberapa proses seperti pada kehamilan
pada umumnya. Karena tuba bukan merupakan suatu media yang baik untuk
lumen tuba dan kemudian didorong oleh darah ke arah ostium tuba
pars abdominalis.
15
Pada pelepasan hasil konsepsi yang tidak sempurna pada abortus,
melalui ostium tuba. Darah ini akan berkumpul di cavum douglasi dan
Ruptur tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan
maka terjadi pula perdarahan dalam lumen tuba. Darah dapat mengalir
16
Gambar 3. Proses Rupture Dinding Tuba
sekunder dapat terjadi. Dalam hal ini dinding tuba, yang telah menipis
tuba, tetapi bila robekan tuba kecil, perdarahan terjadi tanpa hasil
akan mengalir ke kavum douglasi yang makin lama makin banyak dan
janin mati dan masih kecil, dapat diresorbsi seluruhnya, bila besar
17
tuba dengan masih diselubungi oleh kantung amnion dan dengan
E. Klasifikasi
berikut ini :5
(55%), pars ismika (25%), pars fimbriae (17%) dan pars pars interstitial
(2%).
berasal dari kehamilan ektopik dalam tuba yang pecah. Konseptus yang
18
hidup dan berkembang dan tumbuh membesar. Dengan demikian proses
F. Manifestasi Klinis
Gambaran klinik kehamilan tuba yang belum terganggu tidak khas, dan
dalam kehamilan, sampai teriadinya abortus tuba atau ruptur tuba. Beberapa
gejala dan tanda yang terdapat pada kehamilan ektopik, antara lain (5,10,12,13,14)
1. Nyeri
19
Gejala yang berkaitan dengan apakah kehamilan ektopik sudah
pecah. Gejala yang paling sering dialami adalah nyeri panggul dan perut.
terutama setelah ruptur. Nyeri dada pleuritik dapat terjadi akibat iritasi
2. Haid Abnormal
terutama saat serviks digerakkan, dijumpai pada lebih dari tiga perempat
wanita dengan rupture kehamilan tuba. Akan tetapi, nyeri tekan ini
4. Perubahan uterus
terisi oleh darah, uterus dapat sangat terdesak. Silinder desidua uterus
20
terbentuk pada 5 hingga 10% wanita dengan kehamilan ektopik.
Keluarnya struktur ini mungkin disertai oleh rasa kram yang serupa
bradikardia dan hipotensi. Tekanan darah akan turun dan nadi meningkat
6. Suhu
Suhu dapat meningkat hingga 38 oC, tetapi tanpa infeksi suhu jarang
7. Massa panggul
Pada pemeriksaan bimanual, dapat diraba suatu massa di panggul
pada 20% pasien. Massa tersebut hampir selalu terletak di posterior atau
lateral uterus. Massa biasanya lunak dan elastis.
21
Gambar 5. Perdarahan pada rupture tuba darah mengalir ke rongga
perut memenuhi cavum douglas melalui ostium tuba
G. Diagnosa
1. Anamnesis
berupa haid yang biasanya terlambat untuk beberapa waktu dan kadang-
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Ginekologi
22
Pada kehamilan ektopik terganggu, ditemukan pada pemeriksaan
nyeri, yang disebut dengan nyeri goyang(+) atau slinger pain. Demikian
pula kavum Douglasi menonjol dan nyeri pada perabaan oleh karena
douglasi.5
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
30.000/µL.12
23
hanyalah 50 hingga 60 persen. Jika digunakan tabung, deteksi
hCG adalah kisaran 150 hingga 250 mIU/mL, dan uji ini positif
24
melanjutkna kehamilannya dan membentuk kantong gestasi
tabel berikut:
25
b. Pemeriksaan USG
diartikan bahwa bila pada kadar hCG yang lebih dari 6500 mlU/ml
% kasus.
Kavum uteri sering berisi cairan eksudat yang diproduksi oleh sel-sel
26
Berbeda dengan kantong gestasi yang sebenarnya, kantong gestasi
yang masih utuh dan berisi mudigah, mungkin hanya berupa massa
perdarahan atau cairan bebas yang terjadi oleh sebab lain, seperti
perdarahan ovulasi.5
27
Gambar 6: USG transvaginal kehamilan intrauterin (IUP) dan kehamilan ektopik.
(A) Kehamilan intrauterin pada 6 minggu. Area gelap sentral adalah kantung
kehamilan intrauterin dan di dalam kantung adalah struktur lingkaran yang
merupakan kantung kuning telur. Struktur oval kecil di bawah kantung kuning telur
adalah janin. (B) Kehamilan ektopik. Di sebelah kanan gambar adalah rahim
normal dan di sebelah kiri rahim adalah kehamilan ektopik berbentuk donat. 14
Gambar 7 : (a) Kehamilan tuba kanan pada minggu ke 6, dengan tanda gumpalan
dan sinyal ultrasonografi Doppler melingkar, (b) Kehamilan tuba kiri pada minggu
ke 6, dengan kantung yolk sac dan embrio berukuran 2 mm, (c) Kehamilan tuba
kanan pada minggu ke 5, dengan tanda bagel, perhatikan perbedaan echogenisitas
dibandingkan dengan cystic corpus luteum, (d) Kehamilan tuba kanan dalam
28
c. Kuldosintesis
29
Gambar 10. Alur diagnosis kehamilan ektopik16
H. Diagnosa Bedah
1) Kuretase
tuba pada banyak kasus dapat dilakukan dengan kuretase rawat jalan.
transvaginal. 10,17
2) Laparoskopi.
operatif
langsung
3) Laparotomi
30
Tindakan ini lebih disukai jika wanita tersebut secara hemodinamik
I. Penatalaksanaan
pasien, 3 (5,4%) memiliki kehamilan tuba yang tidak rusak, 27 (48%) telah
dan total histerektomi abdominal pada 4 (7,1%). Dan tidak ada kematian ibu
yang terjadi.13
1. Tindakan Operasi
31
Tujuan utama dari tindakan operasi adalah mengangkat jaringan
akses yang lebih cepat ke perut, pembedahan yang lebih pendek, lebih
pemulihan yang lebih cepat, dan biaya rawat inap dan rehabilitasi yang
lebih rendah.15
32
Gambar 11. Terapi bedah dan obat-obatan pada kehamilan ektopik,
dimodifikasi oleh pisarka, et al.15
cm dan terletak di sepertiga distal tuba falopii. Pada prosedur ini dibuat
33
konsepsi segera terekspos dan kemudian dikeluarkan dengan hati-hati.
34
menghindari pembentukan jaringan parut dan penyempitan yang
menyatu. Segmen tuba kemudian dijahit lapis demi lapis dengan Vicryl
7-0 interuptus. Prosedur ini paling baik dilakukan dengan teknik bedah
gestasi berdiameter lebih dari 5 cm. Metode ini lebih dipilih daripada
Gambar 14. (A) kehamilan ektopik tuba kiri melalui laparoskopik, (B)
kehamilan ektopik tuba setelah dilakukan tindakan
salpingektomi.13
35
2. Medikamentosa
dengan tingkat mulai dari 63% hingga 97%. Namun demikian, ini
tergantung pada level ß-HCG. Semakin rendah level serum pada awal
minum 325 mg besi sulfat dua kali sehari karena mereka dapat berdarah
gambar berikut:
36
Gambar 15. Algoritma protocol penggunaan metotreksat.17
stomatitis, mual, diare, dan pada tingkat yang lebih rendah pleuritis,
ektopik dengan GS < 3 cm, tidak terdapat perdarahan aktif atau darah
pada cavum douglasi < 100cc, kadar hCG < 1500 mIU/ml. Dengan dosis
37
Gambar 16. Dosis pemberian metotreksat.10
J. Komplikasi
yang terjadi pada 15% -20% kehamilan ektopik. Ini dapat menyebabkan
K. Prognosis
dengan diagnosis dini dan persediaan darah yang cukup. Akan tetapi, bila
memberi hasil lahir hidup atau yang diberhentikan secara sengaja. Selain
itu kemungkinan untuk kembali hamil dengan baik akan berkurang setelah
38
kelangsungan hidup ibu maupun konservasi kapasitas reproduksi dapat
ditingkatkan.3
BAB III
PEMBAHASAN
A. Anamnesis
Kasus Teori
- Pasien wanita usia 33 tahun Secara epidemiologi sebagian
besar wanita yang mengalami
kehamilan ektopik berumur antara 20-
45 tahun dengan umur rata-rata 30
tahun. Hal ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukanoleh Santoso
di RSUD Dr. Soetomo Surabaya 2008-
2011 didapatkan kelompok usia
terbanyak KE ada pada kelompok usia
21–30 kemudian baru diikuti kelompok
usia 31-45 pada urutan kedua.
Penelitian lain di Amerika Serikat oleh
Cunningham melaporkan bahwa
kehamilan ektopik terganggu (KET)
lebih sering dijumpai pada wanita kulit
hitam dari pada kulit putih karena
prevalensi penyakit peradangan pelvis
lebih banyak pada wanita kulit hitam.
Frekuensi kehamilan ektopik terganggu
yang berulang 1-14,6%.
- Pasien datang dengan keluhan Gambaran klinik kehamilan tuba
nyeri perut bawah yang yang belum terganggu tidak khas, dan
39
dirasakan sejak 2 hari yang penderita maupun dokternya biasanya
lalu SMRS. Nyeri dirasakan tidak mengetahui adanya kelainan
terus menerus dengan dalam kehamilan, sampai terjadinya
intensitas nyeri yang semakin abortus tuba atau ruptur tuba. Adapun
lama semakin tidak bisa beberapa gejala dan tanda yang
ditahan oleh pasien. Keluhan terdapat pada kehamilan ektopik, antara
lain yakni lemas (+), mual (+), lain gejala yang berkaitan dengan
muntah (+) berisi makanan, apakah kehamilan ektopik sudah pecah
NUH (+), sakit kepala (-), yaitu nyeri panggul dan atau perut.
nafus makan menurun (-) Gejala pencernaan dan pusing atau
berkunang-kunang juga sering terjadi,
terutama setelah ruptur. Nyeri dada
pleuritik dapat terjadi akibat iritasi
diafragma oleh perdarahan. Gangguan
haid abnormal ditandai dengan
menstruasi yang sangat bervariasi
diikuti oleh sedikit pendarahan vagina
atau bercak. Perdarahan uterus yang
terjadi pada kehamilan tuba sering
disangka sebagai haid sejati.
Perdarahan ini biasanya berwarna
cokelat tua, dan mungkin intermitten
atau terus menerus. Pada kehamilan
tuba jarang terjadi perdarahan
pervaginam yang hebat.
- Riwayat penggunaan KB : Faktor risiko kehamilan ektopik
Pasien pernah menggunakan termasuk, usia, riwayat penyakit
KB Suntik 3 bulan dan inflamasi panggul (PID), merokok,
berhenti pada bulan januari infertilitas, fertilisasi in vitro, dan
kehamilan ektopik sebelumnya.
Diperkirakan setengah dari kehamilan
40
ektopi disebabkan oleh keterlambatan
dalam transportasi sel telur yang telah
dibuahi ke rahim karena kerusakan
saluran tuba yang disebabkan oleh :
infeksi atau pembedahan. Juga telah
dihipotesiskan bahwa kadar progestin
yang rendah pada penggunaan
beberapa metode kontrasepsi yang
hanya mengandung progestin, yang
selain menghambat terjadinya ovulasi,
dapat berdampak pada motilitas tuba
dan meningkatkan risiko kehamilan
ektopik.
B. Pemeriksaan fisik
Kasus Teori
- Dari hasil pemeriksaan fisik Nyeri tekan abdomen dan dan
didapatkan tanda vital ; pemeriksaan vagina, terutama saat
Tekanan darah 120/70 mmHg, serviks digerakkan, dijumpai pada lebih
suhu tubuh 36,5oC/axillar, nadi dari tiga perempat wanita dengan
80x/m, pernapasan 20 x/menit. rupture kehamilan tuba. Pemeriksaan
- Pemeriksaan abdomen ginekologi pada kehamilan ektopik
didapatkan perut cembung, terganggu, ditemukan pada
ikut gerak nafas, tidak teraba pemeriksaan vaginal bahwa usaha
TFU dan didapatkan nyeri menggerakkan serviks uteri
tekan abdomen menimbulkan rasa nyeri, yang disebut
- Pada pemeriksaan dalam dengan nyeri goyang(+) atau slinger
vagina ditemukan portio lunak pain. Demikian pula kavum douglasi
tebal,nyeri goyang porsio, menonjol dan nyeri pada perabaan oleh
cavum douglasi menonjol dan karena terisi darah. Hematokel
41
OUE-OUI tertutup serta retrouterina dapat diraba sebagai tumor
pelepasan berupa darah dan di kavum douglasi. Akan tetapi, nyeri
lendir. tekan ini mungkin tidak ada sebelum
terjadi ruptur.
Sebelum pecah, tanda-tanda vital
umumnya normal. Respon awal
terhadap ruptur dapat berkisar dari
tanpa perubahan tanda-tanda vital
hingga peningkatan ringan tekanan
darah, atau respon vasovagus disertai
bradikardia dan hipotensi. Tekanan
darah akan turun dan nadi meningkat
hanya jika perdarahan berlanjut dan
terjadi syok hipovolemik.
C. Penatalaksanaan
Kasus Teori
Rencana terapi yang akan di Hal ini sesuai dengan
lakukan yakni : kepustakaan dimana, manajemen
1) Observasi keadaan umum pengelolaan kehamilan ektopik pada
umumnya berupa tindakan operasi
dan tanda-tanda vital
laparotomi atau laparoskopi. Meskipun
2) IVFD RL 28 tpm
demikian, terapi medikamentosa
3) Cek Lab DR,CT, BT dengan metotreksat juga dapat
dipertimbangkan. Terlepas dari
4) Rencana cito laparotomy
berbagai kemajuan terbaru dalam
5) Siapkan darah 4 sak PRC
pengelolaan kehamilan ektopik,
6) Jika hasil lab anemia, perawatan bedah konvensional dengan
laparotomi masih merupakan
masukan 1 sak PRC (3
modalitas pengobatan yang paling
42
sak PRC untuk persiapan banyak digunakan. Pembedahan tuba
untuk kehamilan ektopik dianggap
Operasi)
konservatif jika tuba diselamatkan.
7) Drips tramadol 1 amp
Pembedahan radikal dilakukan jika
dalam 500 cc RL 28 tpm diperlukan salpingektomi.
Salpingektomi merupakan tindakan
reseksi tuba yang dapat dilakukan
melalui laparoskop operatif dan dapat
digunakan baik pada kehamilan ektopik
terganggu atau belum terganggu.
43
DAFTAR PUSTAKA
Kasus. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. Vol. 17, No. 1, Hal. 26-32, 2017.
2018
Neonatology. 2013.
44
11. Krisnadi, SR. 2005. Obstetri Patologi : Ilmu Kesehatan Reproduksi Edisi
2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal : 16-23.
12. Leveno, KJ dkk. 2004. Obstetr William: Panduan Ringkas, Edisi 21.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal : 66-75.
13. Abdulkareem, TA dan Eidan, SM. Ectopic Pregnancy: Diagnosis,
Prevention and Management. Published by Intech, 2017. Hal : 49-59.
14. Sivalingam, VN dkk. Diagnosis and Management of Ectopic Pregnancy.
18. Fitriany.A, dkk. 2015. Hubungan antara Usia, Paritas, dan Riwayat Medik
45