Oleh:
Ratna Nulia Safitri, S.Ked
K1B1 20 049
Pembimbing:
dr.Laode Kardin, Sp.PD
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Fakultas : Kedokteran
Kendari, September 2021
Pembimbing
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................v
BAB I.....................................................................................................................1
A. Identitas Pasien..........................................................................................1
B. Anamnesis.................................................................................................1
C. Pemeriksaan Fisik......................................................................................5
E. Diagnosa Sementara..................................................................................12
F. Penatalaksanaan.........................................................................................12
G. Resume......................................................................................................18
BAB II...................................................................................................................19
PEMBAHASAN....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................39
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.E
Umur : 51 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Alamat : Jl. Sangia
Agama : Islam
Suku : Tolaki
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal Masuk : Senin, 19 Juli 2021 (Pukul 12.30 WITA)
Nomor RM : 1008xx
B. ANAMNESIS
dilakukan antar dokter terhadap orang yang terdekat dari pada pasien dikarenakan
alasan tertentu seperti jika pasien sedang dalam keadaan tidak sadarkan diri atau
1
2
1. Anamnesis I
yang lalu pada jari tengah tangan kanan dan jari pertama
Glibenclamide 5 mg 1x1
Riwayat Penyakit
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit DM
Keluarga
Riwayat Kebiasaan Pasien merokok (+), Makan Tidak Teratur (+), menurut
oksigen 6 liter/menit
Lambung/Usus Tidak ada keluhan
Alat Kencing/kelamin Tidak ada keluhan
Syaraf dan Otot Serangan pingsan ada
Berat Badan - Berat badan rata – rata = tidak dinilai
Penting)
Sikap Terhadap (baik, bermusuhan, Baik
biasa)
o Ayah
o Ibu
4
o Saudara
o Mertua
o Anak
Pendidikan SMA
Olah raga (masa muda) Tidak Diketahui
Pekerjaan Wiraswasta
Perumahan Sendiri
Perkawinan sudah menikah
Kebiasaan Merokok (+) rokok filter 12 batang/hari
Banyaknya 1 piring
yang lalu
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
- Suhu: 36,5oC/Axilla - Tinggi Badan : 155 cm
Brachial Dextra
5
abdominal
2. Umum
± 55 Tahun
3. Kulit
normal
5. Kepala:
- Ekspresi muka: Tampak sedih - Pembuluh darah temporal tidak
6. Mata
- Exophtalmus/Enophtalmus: (-) - Pupil kanan dan kiri: Bulat, Isokor
7. Telinga:
- Trofi: normotrofi - Nyeri tekan proc. mastoideus: (-)
8. Hidung:
- Bagian luar: Deformitas (-) - Ingus: (-)
Perdarahan (-)
9. Mulut:
- Bibir : Pucat, Kering - Selaput Lendir: Tidak dinilai
10. Leher:
7
- Karotis - Poplitea
12. Dada:
13. Jantung:
- Inspeksi: Ictus Cordis tidak nampak - Perkusi: Pekak (+), batas jantung kiri
linea mid clavicula sinistra, thrill batas jantung kanan ICS IV Linea
murmur (-)
15. Perut:
- Ulkus kelas megit waner derajat 1, eksudat, Tepi ireguler, kulit sekitaitar
jumlah 1, lokasi jari ke 3 tangan hitam, dasar hitam tidak ada edema,
-
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Darah Rutin
HB 10,3 13 – 16 g/dl
E. PROBLEM
1. Penurunan kesadaran ( Delirium, GCS 8)
2. Low intake
3. DM sejak 2 tahun dengan rutin glibenklamid 1 x 5 mg
4. Underweight (IMT 17,8 kg/m2)
5. Ulkus wagner II digiti 1 pedis sinistra et wagner I digiti 4 manus dextra
6. Anemia mikrosotik hipokromik ( hb = 10,3 g/dl)
7. Hiperleukositosis (AL = 17,1)
8. GDS = 22 g/dl (Hipoglikemia Berat)
F. DIAGNOSIS SEMENTARA
1. Penurunan kesadaran e.c severe hipoglikemik
2. Hipoglikemik e.c drug induced (glibenklamid)
3. Ulkus DM
4. Anemia mild hipokromik mikrositik e.c susp. Def. Fe DD/ chronic desease
5. DM Tipe 2 underweight
9. Tunda OHO
H. FOLLOW UP
Underweight
- Ulkus wagner II digiti
1 pedis sinistra et
wagner I digiti 4
manus dextra
Kamis S: P:
(22/07/2021) - IVFD NaCl 3% 12
O : KU= Sakit Berat, tpm
GCS=7 (E3V2M2) - Inj.Ceftriaxone
TD 110/54 mmHg 2gr/IV/24 jam
N 62 x/menit - Omeprazol
P 24x/menit 40mg/IV/12jam
S 37,5oC - Metronidazole 500
SpO2 100% mg/IV/8 jam
A: - Ciprofloxacin 200
- Ensefalopati mg/IV/12 jam
Metabolik - Cek GDS per hari
- DM Tipe 2
Underweight
- Ulkus wagner II digiti
1 pedis sinistra et
wagner I digiti 4
manus dextra
Jum’at S: P:
(23/07/2021) - IVFD NaCl 3% 12
O : KU= Sakit Berat, tpm
GCS=7 (E3V2M2) - Inj.Ceftriaxone
Anemis (+) 2gr/IV/24jam
GDS= 171 mg/dl - Omeprazol
TD 135/80 mmHg 40mg/IV/12 jam
N 68 x/menit - Metronidazole 500
P 22 x/menit mg/IV/8 jam
S 36oC - Ciprofloxacin 200
SpO2 = 100% mg/IV/12 jam
Hb= 9,3 - Cek GDS/hari
MCV=80,1
MCH= 29,2
A:
Ensefalopati Metabolik
DM Tipe 2 Underweight
14
Sabtu S: P:
(24/07/2021) O: - IVFD NaCl 0,9%
- O: 16 tpm
- GCS= 7 (E1V2M4) - Dextrose 10% 10
- Tampak gelisah, tpm/IV
Anemis (+) - Ceftriaxone
- GDS= 179 mg/dl 2gr/IV/24jam
- TD 140/77 mmHg - Omeprazol
- N 80 x/menit 40mg/IV/12jam
- P 76 x/menit - Metronidazole 500
- S 37,5oC mg/IV/8 jam
- SpO2 = 99% - Ciprofloxacin 200
A: mg/IV/12 jam
- Ensefalopati - Konsul Gizi Klinik
Metabolik - Paracetamol 1 gr/8
- DM Tipe 2 jam/IV
Underweight
- Ulkus wagner II digiti
1 pedis sinistra et
wagner I digiti 4
manus dextra
Minggu S: P:
(25/07/2021) O:
- IVFD NaCl 0,9%
- GCS 7 (E2V1M4)
16 tpm
- Konjungtiva
- Dextrose 10% 10
Anemis (+)
tpm/IV
- TD 118/80 mmHg
- Norepinefrin pe
- N 103 x/menit
Syringe pump/u
- P 40 x/menit
(target MAP ≥65
- S 39oC
mmHg)
- Demam (+)
- Paracetamol 1
- SpO2 = 97%
gr/IV/8 jam
- WBC= 14.420
- Ceftriaxone
- GDS= 179
2gr/IV/24jam
- HB= 9,3
- Omeprazol
A:
40mg/IV/12jam
- Ensefalopati
- Metronidazole 500
Metabolik
mg/IV/8 jam
15
I. PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia ad malam
Ad Functionam : Dubia ad malam
Ad Sanactionam : Dubia ad malam
J. RESUME
RESUME
Nomor Rekam Medis : 100860
Nama Lengkap : Tn. E Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : 01 Juli 1970 Ruang rawat : ICU, RS Benyamin Guluh
Kolaka
Diagnosa Utama : Hipoglikemia et causa intake inadekuat dan penggunaan obat
hipoglikemi oral
PEMBAHASAN
A. ANALISIS KASUS
Pada kasus pasien berjenis kelamin laki – laki dan berusia 51 tahun.
Indonesia meningkat 2% pada usia >15 tahun dan meningkat seiring dengan
tahun. Sementara jenis kelamin tidak memiliki perbedaan besar dalam angka
2. Gejala Klinis
yang sering dialami pada penderita diabetes mellitus dapat berupa keluhan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Sementara keluhan lain dapat berupa:
badan terasa lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada
karena adanya perubahan atau gangguan pada fungsi fisik dan pikologis
18
19
untuk tetap mempertahankan fungsi sel karena dampak dari starvasi seluler.
Starvasi seluler merupakan kondisi kelaparan yang dialami oleh sel karena
glukosa sulit masuk padahal di sekeliling sel terdapat banyak glukosa. Proses
glikogen yang mereka miliki untuk dibongkar menjadi glukosa dan energi.
Kondisi ini kemudian berdampak pada penurunan masa otot, kelemahan otot
dikonsumsi secara drastis, serta penurunan berat badan secara drastis. Salah
satu komplikasi dari anoreksia nervosa bagi penderita diabetes mellitus adalah
terapi nutrisi medis, dan latihan jasmani. Sementara terapi farmakologis yaitu
dengan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) dan atau penyuntikan insulin. 4,5
makan, masing – masing sampai 36% dan 21%. Glibenklamide memiliki efek
glukosa serum dengan atau tanpa adanya gejala sistem autonom dan
21
ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah <70 mg/dl (<4,0 mmol/L)
mg/dl atau lebih rendah dan terjadi akibat berkurangnya suplai glukosa ke
Tanda Gejala
Autonomik Rasa lapar, berkeringat, Pucat, tahikardia,
gelisah, paresthesia, widened pulse
palpitasi, Tremulousness pressure
penyakit Addison, atau miksedema, juga pada gangguan fungsi hati seperti
alkoholisme akut atau gagal hati, pada gagal ginjal kronik terutama pada
berlebihan. 11
24
sensitivitas insulin. 11
muntah, sakit kepala). Gejala yang terjadi setelah makan secara bermakna
berhubungan dengan kadar glukosa darah yang rendah. Gejala terjadi 2-4
jam setelah makan dan tiba-tiba, umumnya mereda dalam 15-20 menit,
tidak lebih dari 30 menit. Selain itu juga harus disertai kadar glukosa
12
darah <50 mg/dL.
3. Pemeriksaan fisik
Jari ke 4 tangan kanan post amputasi. Ulkus kelas megit waner derajat
2, jumlah 1, lokasi jari ke 3 tangan kanan, tanpa eksudat, Tepi ireguler, kulit
sekitar eritema, tidak ada edema, tidak nyeri. Ulkus kelas megit waner derajat
2, jumlah 1, jari ke 1 kaki kiri, tanpa eksudat, Tepi ireguler, kulit sekitaitar
hitam, dasar hitam tidak ada edema, tidak nyeri. Ulkus diabetik merupakan
salah satu komplikasi kronik dari DMT2 yang sering ditemui. Ulkus diabetik
tungkai. 9
26
glukosa darah dikatakan hipoglikemia ringan (mild) bila kadar glukosa darah
<70 mg/dl, hipoglikemia sedang (moderate) bila kadar glukosa darah <55
mg/dl dan, hipoglikemia berat (severe) bila kadar glukosa darah <40 mg/dl.
27
Pemeriksaan GDS yang tidak sesuai dapat disebabkan karena RS yang belum
mampu untuk melakukan pemeriksaan GDS tiap jam atau dapat juga
5. Tatalaksana
yang harus diperhatikan adalah total kuantitas glukosa (dalam gram) yang
513 mEq/liter. Sediaan untuk injeksi diharuskan steril, bebas pirogen, dan
Saline hipertonik adalah cairan infus kristaloid yang terdiri dari NaCl
yang dilarutkan dalam air dengan konsentrasi natrium yang lebih tinggi
dari serum darah normal. Baik saline hipertonik (HS) 3% dan 5% saat ini
berat tetapi pasien tidak diberikan NaCl 3%. Pemberian NaCl 3% pada
pasien di berikan pada tanggal 22 Juli 2021 sampai tanggal 23 Juli 2021.
hipertonik. Selain itu kadar natrium harus dipantau secara berkala. Saline
curah jantung (CO) bila dibandingkan dengan volume yang sama dari
normal saline atau cairan isotonik lainnya. Ada juga peningkatan yang
sama dengan volume salin normal yang lebih besar. Saline hipertonik
sebesar 4 sampai 6 mEq/L per hari, yang dapat dicapai dengan 100 mL
kateter intravena perifer dapat diterima jika tidak ada akses lain yang
tersedia, tetapi akses vena sentral adalah rute yang lebih baik. 14
meskipun sebagian besar terkait dengan periode infus yang lebih lama,
panjang karena alasan yang sama. Satu efek lain yang diketahui adalah
cepat. Efek samping yang paling umum terkait dengan rute pemberian
hipervolemia. 14
dosis tinggi.
sekresi asam lambung (6-10 kali lebih efektif) jika dibandingkan dengan
ranitidin. Namun, pada awal pemberian terapi tidak semua proton pump
oleh PPI. Efek hambatan tersebut akan bersifat ireversibel dan bertahan
antibiotika yang mencakup gram posistif dan gram negatif, serta aerobik
dan Sari, sebagaimana menurut criteria wagner yaitu untuk ulkus diabetic
antibiotik pada kasus ini tidak sesuai dengan criteria wagner tetapi kalau
muntah, rasa tidak enak pada saluran cerna, sakit kepala, reaksi alergi
berat: 2-4 g/hari dosis tunggal. Dosis lebih dari 1 g diberikan pada dua
tempat atau lebih. Diberikan dalam dosis tunggal. Bila lebih dari 50
Dosis untuk infeksi anaerob oral: dosis awal 800 mg, kemudian 400
mg tiap 8 jam atau 500 mg tiap 8 jam. Rektal: 1 gram tiap 8 jam selama 3
lagi.13
Indikasi; nyeri ringan sampai sedang, nyeri sesudah operasi cabut gigi,
120–250 mg, 6–12 tahun 250– 500 mg, dosis ini dapat diulangi setiap 4–6
intravena lebih dari 15 menit, dewasa dan anak–anak dengan berat badan
lebih dari 50 kg, 1 gram setiap 4–6 jam, maksimum 4 gram per hari,
dewasa dan anak–anak dengan berat badan 10 -50 kg, 15 mg/kg bb setiap
adalah 645 mg dosis paracetamol yang dapat diberikan dalam satu kali
hati.13
37
Hipoglikemia
Bila Hipoglikemia
Belum Teratasi - Bila GDS >100 mg/dl 3 kali
berturut – turut, pantau GDS tiap
- Glukagon 0,5-1 mg IV atau IM 4 jam. pemeriksaan GDS dapat
- Hidrokortison 100 mg/4 jam selama dierpanjang sesuai kebutuhan
12 jam atau Dexamethason 10 mg IV sampai efek obat penyebab
bolus, dilanjutkan 2 mg tiap 6 jam hipoglikemia diperkirakan sudah
dan manitol IV 1 1/2 – 2 gr/kgBB habis dan pasien sudah dapat
setiap 6-8 jam makan seperti biasa
- Bila Hipoglikemia sudah teratasi tapi
paien belum sadar maka cari
penyebab lain kesadaran menurun
1. Infodatin. 2020. Tetap Produktif, Cegah, dan Atasi Diabetes Melitus. Kementrian
5. Soegondo, S. 2016. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI: Farmakoterapi Pada
2330-2336.
8. Sari, R. 2014. Studi Literatur Interaksi Obat Pada Peresepan Pasien Diabetes
Yogyakarta. 35.
39
9. Rusdi,M. 2020. Hipoglikemia Pada Pasien Diabetes Melitus. Research Gate.
2(2): 84-85.
10. Mansyur, A.M.A. 2018. Hipoglikemia Dalam Praktik Sehari – hari. Departemen
38-50.
12. Imanuel, S., Alvina. 2009. Hipoglikemia Post Prandial. Majalah Kedokteran
13. PIONAS. 2015. Pusat Informasi Obat Nasional Badan Pengawas Obat dan
http://pionas.pom.go.id/monografi/omeprazol
14. Mason, dkk. 2021. Hypertonic Fluid. NCBI. Di akses pada tanggal 09 September
2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542194
15. Nur, dkk. 2017. Characteristics Of Ulcer Among Diabetes Mellitus Patient In
Rsud Dr. Zainal Abidin And Rsud Meuraxa Banda Aceh. Buletin Penelitian
Kesehatan. 45(3). 56-58.
16. Muhartono, Sari. 2017. Ulkus Kaki Diabetik Kanan dengan Diabetes Melitus
Tipe 2. Journal Agromed Unila.4(1). 137.
40