INSOMNIA
Oleh :
Maifren Setia Rhoyes, S.Ked
G1A219066
Preseptor:
dr. Ima Maria, M.KM
LAPORAN KASUS
INSOMNIA
Oleh :
Maifren Setia Rhoyes, S.Ked
G1A219066
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kasus yang berjudul “Insomnia” sebagai kelengkapan persyaratan dalam
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Rotasi
2 di Puskesmas Pakuan Baru.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Ima Maria, M.KM yang
telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis
selama menjalani Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Pakuan Baru.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat
diharapkan guna kesempurnaan laporan kasus ini, sehingga nantinya dapat
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
Penulis
iii
BAB I
STATUS PASIEN
4
Pasien mengaku pada awalnya keluhan susah tidur yang dirasakan jarang
muncul, namun akhir-akhir ini keluhan lebih sering muncul. Keluhan sulit
tidur yang dialami pasien tersebut kadang diikuti dengan nyeri kepala. Pasien
mengatakan tidak ada mendengar suara yang tidak didengar orang lain
ataupun melihat sesuatu yang tidak terlihat oleh orang lain. Menarik diri dari
lingkungan sekitar (-), demam (-), mual (-), muntah (-), BAB dan BAK tidak
ada keluhan.
1.7 Riwayat makan, alergi, obat obatan, perilaku kesehatan dll yang relevan
Pasien tidak mempunyai alergi makanan dan obat-obatan
Kebiasaan tidur siang di sangkal
Merokok (+) ± 1 bungkus per hari sejak remaja
Pasien mengaku suka mengonsumsi kopi
Penggunaan alkohol (-)
5
Tekanan Darah :127/78 mmHg
Nadi : 85x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,8°C
Berat badan : 53 kg
Tinggi badan : 162 cm
Status Gizi : IMT = 53 /(1,62)2 = 20,19 (Normal)
Pemeriksaan Generalisata
1. Mata : CA -/-, SI -/-, pupil isokor, reflek cahaya +/+
2. Telinga : Sekret (-), serumen (-)
3. Hidung : Perdarahan (-), deviasi septum (-)
4. Mulut : bibir kering (-), sianosis (-)
5. Leher : pembesaran KGB (-)
6. Thoraks :
Cor (Jantung)
Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra
Perkusi Batas jantung atas: ICS II linea parasternalis sinistra
Batas jantung kanan: ICS IV linea parasternalis dextra
Batas jantung kiri: ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo (Paru)
Pemeriksaan Kanan Kiri
Inspeksi Normochest, pergerakan Normochest, pergerakan
dinding dada simetris, dinding dada simetris,
retraksi (-) retraksi (-)
Palpasi Massa (-), krepitasi (-) Massa (-), krepitasi (-)
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi Vesikuler (+), wheezing (-), Vesikuler (+), Wheezing (-),
ronkhi (-) ronkhi (-)
6
7. Abdomen
Inspeksi Datar, sikatriks (-)
Palpasi Soepel, nyeri tekan(-), hati, lien dan ginjal tidak
teraba, massa (-)
Perkusi Timpani
Auskultasi Bising usus (+) normal
1.13 Manajemen
a. Promotif :
Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya, faktor resiko,
tatalaksana serta komplikasi yang dapat muncul
7
Menjelaskan kepada pasien untuk meningkatkan daya tahan tubuh
dengan asupan nutrisi bergizi dan seimbang
Menjelaskan kepada pasien penting untuk tetap menjaga kebersihan,
kenyamanan dan kesehatan diri dan lingkungan karena keadaan yang
bersih dan nyaman juga dapat membantu untuk tidur
b. Preventif :
Hindari memikirkan masalah yang terlalu berlebihan.
Hindari mengonsumsi makanan atau minuman yang membuat sulit
tidur, misalnya kopi
c. Kuratif :
Non Farmakologi
Mengatur jadwal tidur
Relaksasi sebelum tidur, seperti mandi air hangat, membaca atau
beribadah
Menyiapkan suasana nyaman pada kamar untuk tidur, seperti menjaga
kebersihan, mendengarkan musik atau menghindari kebisingan.
Mengonsumsi makanan yang bergizi
Olahraga teratur minimal 30 menit setiap hari
Farmakologi :
Diazepam 1x5 mg malam hari
d. Rehabilitatif
Minum obat sesuai anjuran
Jika keluhan tidak ada perbaikan atau semakin bertambah berat
segera dibawa ke Puskesmas.
8
Resep Puskesmas Resep Ilmiah 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
2.1 Masalah Kesehatan
Insomnia adalah gejala atau gangguan dalam tidur, dapat berupa kesulitan
berulang untuk mencapai tidur, atau mempertahankan tidur yang optimal, atau
kualitas tidur yang buruk. Pada kebanyakan kasus, gangguan tidur adalah salah
satu gejala dari gangguan lainnya, baik mental (psikiatrik) atau fisik. Secara
umum lebih baik membuat diagnosis gangguan tidur yang spesifik bersamaan
dengan diagnosis lain yang relevan untuk menjelaskan secara kuat psikopatologi
dan atau patofisiologinya.
Faktor Risiko
1. Adanya gangguan organik (seperti gangguan endokrin, penyakit jantung).
2. Adanya gangguan psikiatrik seperti gangguan psikotik, gangguan depresi,
gangguan cemas, dan gangguan akibat zat psikoaktif.
Faktor Predisposisi
1. Sering bekerja di malam hari .
2. Jam kerja tidak stabil.
3. Penggunaan alkohol, cafein atau zat adiktif yang berlebihan.
4. Efek samping obat.
5. Kerusakan otak, seperti: encephalitis, stroke, penyakit Alzheimer
10
Pada status generalis, pasien tampak lelah dan mata cekung. Bila terdapat
gangguan organik, ditemukan kelainan pada organ.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan spesifik tidak diperlukan.
Diagnosis Banding
Gangguan Psikiatri, Gangguan Medik umum, Gangguan Neurologis, Gangguan
Lingkungan, Gangguan Ritme sirkadian.
2.5 Komplikasi
Dapat terjadi penyalahgunaan zat.
11
1. Pasien diberikan penjelasan tentang faktor- faktor risiko yang dimilikinya
dan pentingnya untuk memulai pola hidup yang sehat dan mengatasi
masalah yang menyebabkan terjadinya insomnia.
2. Untuk obat-obatan, pasien dapat diberikan Lorazepam 0,5-2 mg atau
Diazepam 2-5 mg pada malam hari. Pada orang yang berusia lanjut atau
mengalami gangguan medik umum diberikan dosis minimal efektif.
2.9 Prognosis
Prognosis pada umumnya bonam
BAB III
ANALISA KASUS
12
3.1 Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan keluarga
Pasien memiliki kesulitan untuk memulai tidur dikarenakan pasien terlalu
memikirkan pekerjaannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dimana hal
tersebut dapat memicu stress. Sehingga terdapat hubungan antara diagnosis
dengan keadaan keluarga dan hubungan dalam keluarga.
3.3 Analisis kemungkinan faktor risiko atau etiologi penyakit pada pasien
Faktor psikologi berupa stress (memikirkan masalah secara berlebihan)
Suka mengonsumsi kopi
13
Olahraga teratur minimal 30 menit setiap hari
Cek kesehatan secara rutin
DAFTAR PUSTAKA
14
2. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia. Pedoman
Nasional Pelayanan Kedokteran Jiwa/Psikiatri, 2012.
3. World Health Organization. MH gap Intervention Guide for Mental,
Neurological and Substance Use Disorders in Non- Specialized Health
Settings, 2010.
Lampiran
15
16
17