Subjek: Dua puluh dua pasien dengan fraktur radial distal tertutup.
Metode: Pasien secara acak ditugaskan untuk eksperimen (n = 11) atau kelompok kontrol (n = 11). Para
peneliti tidak mengetahui alokasi kelompok. Kedua kelompok menerima fisioterapi konvensional.
Selain itu, kelompok eksperimen memiliki 15 sesi terapi cermin (sesi harian, 30 menit). Kelompok
kontrol menerima jumlah yang sama dari terapi okupasi konvensional. Penilaian dilakukan dari awal
hingga pasca perawatan. Nyeri diukur pada skala analog visual (VAS). Ekstensi pergelangan tangan
aktif dan Quick-DASH (Disabilities of Arm, Shoulder and Hand) digunakan untuk menilai pemulihan
fungsional.
ABSTRAK
Hasil: Nyeri, disabilitas, dan rentang gerak meningkat untuk kedua kelompok setelah intervensi. Tidak
ada perbedaan signifikan pasca perawatan yang ditemukan antara kelompok dalam Quick-DASH (p =
0,409), ekstensi pergelangan tangan aktif (p = 0,191) dan skor VAS (p = 0,807).
Kesimpulan: Tidak ada perbedaan yang signifikan pada ekstensi pergelangan tangan aktif antar
kelompok. Terapi cermin tidak lebih unggul dari terapi okupasi konvensional dalam mengurangi rasa
sakit dan kecacatan.
Fraktur ini juga penting karena dapat dikaitkan dengan insiden komplikasi serius yang tinggi
Rehabilitasi sangat penting untuk mengurangi rasa sakit dan mempercepat pemulihan fungsional.
Namun, dalam banyak kasus, meskipun manajemen yang tepat, pasien mengalami nyeri persisten dan
gangguan fungsional. Saat ini tidak ada cukup bukti untuk menentukan bentuk rehabilitasi terbaik
untuk mengurangi rasa sakit dan mencapai hasil fungsional yang lebih baik.
LATAR BELAKANG
Mirror Terapi (MT) adalah teknik rehabilitasi murah sederhana di mana cermin diposisikan antara
anggota badan yang tidak terpengaruh dan yang terkena, menghalangi pandangan pasien terhadap
anggota tubuh yang terkena. Pasien melakukan latihan menggunakan kedua anggota badan, dan refleksi
gerakan anggota tubuh yang utuh di cermin menciptakan ilusi visual peningkatan kemampuan gerakan
pada anggota tubuh yang terkena.
Namun, ada sedikit penelitian yang dipublikasikan tentang penerapan MT dalam rehabilitasi untuk
gangguan ortopedi. MT telah digunakan setelah perbaikan saraf median dan operasi tangan,
memungkinkan pasien untuk memulihkan koordinasi tangan, kekuatan genggaman dan fleksi jari aktif.
Namun, beberapa penelitian telah ditujukan untuk meneliti apakah penerapan program MT dapat
bermanfaat pada pasien dengan fraktur radial distal.
Telaah Jurnal
Patient Or Problem
Setelah menyimpulkan pengukuran dasar, pasien secara acak (rasio alokasi 1:1) baik kelompok MT
(n = 11) atau kelompok kontrol (n = 11)
Peserta dari kelompok MT duduk di dekat meja di mana kotak cermin, diposisikan secara vertikal.
Tangan yang terpengaruh ditempatkan ke dalam kotak cermin dan tangan yang tidak terpengaruh
ditempatkan di depan permukaan cermin reflektif.
Pasien dari kedua kelompok melakukan program fisioterapi konvensional selama 30 menit, yang
terdiri dari mobilisasi aktif dan pasif, latihan penguatan otot, dan metode fisik untuk
menghilangkan rasa sakit.
Intervention
Hasil diukur dalam hal rasa sakit, kecacatan dan
pemulihan rentang gerak aktif, sebelum dan
setelah menyimpulkan 15 sesi pengobatan.
Nyeri dinilai dengan skala analog visual (VAS)
dengan garis 10-cm berlabuh dengan kata-kata
deskriptif nyeri maksimal dan minimal.
Penelitian ini merupan penelitian case control Pasien yang direkrut untuk penelitian ini dirujuk
yang meneliti pemanfaatan mirror terapi. Dengan dari Toledo, Spanyol untuk rehabilitasi rawat
membandingkan sample MT dan kontrol dalam 15 jalan,
sesi pengobatan. Nyeri dinilai dengan skala analog
visual (VAS) Disabilitas diukur dengan Waktu Penelitian
menggunakan Quick-DASH
September 2014 hingga Februari 2015.
Validity
Subjek Penelitian Tujuan Penelitan
• Penelitian ini melibatkan 22 peserta (7 pria dan 15 Untuk mengetahui kemanjuran Mirror Terapi
wanita). (MT) dalam mengurangi nyeri dan kecacatan
• Kriteria inklusi adalah: pasien dengan fraktur radial pada pasien dengan fraktur radial distal
distal tertutup yang mengikuti pengobatan operatif
atau konservatif.
• Kriteria eksklusi adalah: pasien dengan kondisi
medis yang tidak stabil, paresis ekstremitas atas,
apraksia, hemi-neglect, cedera saraf tepi, gangguan
kognitif (skor MMES <24), fraktur terbuka, atau
ortopedi ekstremitas atas lainnya yang menyertai.
gangguan. Pasien yang berpartisipasi dalam studi
rehabilitasi lainnya juga dikeluarkan.
Validity
Analisis Statistik
Perhitungan daya menunjukkan bahwa mendeteksi perbedaan 60% antara kelompok mengenai
peningkatan ekstensi pergelangan tangan aktif dari awal hingga pasca perawatan (dengan = 0,20,
dan = 0,05), akan membutuhkan ukuran sampel 11 subjek untuk setiap kelompok.