Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PENULISAN JURNAL

Stase: Keperawatan Dasar Profesi (KDP)


Kebutuhan Dasar: aktivitas dan latihan

Disusun Oleh:
Vivin Sumarni B

PROGRAM STUDI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2021
Abstrak
PENGARUH ROM EXERCISE DINI PADA PASIEN POST OPERASI
FRAKTUR EKSTREMITAS BAWAH (FRAKTUR FEMUR DAN FRAKTUR
CRURIS) TERHADAP LAMA HARI RAWAT DI RUANG BEDAH RSUD
GAMBIRAN KOTA KEDIRI
Yunanik Esmi Dwi Lestari
fraktur adalah pemotongan kontinuitas tulang. ORIF (pengurangan terbuka dan
internal fiksasi) merupakan salah satu manajemen terapi dari patah tulang. Minimnya
mobilitas ke pasien pacsa ORIF hingga proses pemulihan sedera tidak dapat berjalan
dengan sempurna. Tentu ini kondisi tersebut akan mempengaruhi lamanya hari
perawatan pasien di rumah sakit. Rehabilitasi yang dapat di lakukan perawat terhadap
pasien pasca operasi adalah dengan latihan ROM dini, ini tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui rendahnya pengaruh latihan ROM awal terhadap pasca operasi
fraktur ekstremitas pasien (fraktur femur dan fraktur krucis), sesuai lamanya
pengobatan sehari di ruang Bedah RSUD Gambiran Kota Kediri. Desain penelitian
yang digunakan adalah pre-eksperimen dengan pendekatan posttest only control
group design. Populasi adalah pos operasi fraktur ekstremitas bawahyang dirawat di
ruang bedah sebanyak 30 responden sampel diambil dengan tekhnik purposive
sampling. Data di peroleh dari observasi, diperjelas dengan skala rasio, dianalisis
dengan independent T-test dengan SPSS 16. Berdasarkan hasil penelitian (out put
result) didapatkan lamanya pengobatan Hari ini sebagian besar responden yang
melakukan Latihan ROM awal adalah 4 hari yaitu 10 responden (67%) dan hampir
separuh responden yang tidak melakukan latihan ROM dini adalah 6 hari, Ada 6
responden (40%). Berdasarkan Eksperimen Independent T-test menunjukkan
besarnya angka signifikansi adalah 0,000 <α = 0,05. Disimpulkan bahwa ada
pengaruh sejak dini ROM Latihan untuk pasien fraktur ekstremitas bawah pasca
operasi (fraktur femur dan cruris fracture) lamanya hari perawatan di Ruang Bedah
RSUD Gambiran Kediri Kota. Penderita pasca ORIF perlu dilakukan Latihan ROM
dini agar melancarkan peredaran darah Bisa lancar, mempercepat proses
penyembuhan luka pemulihan dan mengurangi lamanya hari perawatan.

Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembehasan yang telah
ditemukan, maka dapat disimpulkan yaitu hasil pengelolaan dari asuhan keperwatan
pada pasien post ORIF fraktur ekstremitas bawah responden yang melakukan latihan
ROM mempengaruhi lamanya dilakukan perawatan di RS.
Pendapat mahasiswa
Menurut pendapat saya dan dapat diambil kesimpulan bahwa latihan ROM pada
pasien pasca operasi ekstremitas bawah sangat berpengaruh dengan keadaan pasien
setelah operasi agar tubuh pasien tidak kaku dan peredaran darah lancar sehingga
tubuh dapat di gerakkan. Gerakan ROM ini dapat diterapkan kepada pasien yang
mengalami fraktur dan efektif. (Lestari, 2017)

Abstrak 2

NYERI PADA PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS BAWAH


DENGAN PELAKSANAAN MOBILISASI DAN AMBULASI DINI
Juli Andri1, Henni Febriawati2, Padila3, Harsismanto, J4, Rahayu Susmita5
Universitas Muhammadiyah Bengkulu1,2,3,4,5
juli_andri0788@yahoo.co.id1

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat nyeri dengan
pelaksanaan mobilisasi dini dan ambulasi dini pada pasien post op fraktur eksremitas
bawah di ruang Seruni RSUD dr. M. Yunus Bengkulu. Desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah desain cross sectional. Hasil penelitian, pasien
yang melakukan kegiatan mobilisasi berjumlah 82,9% dan pasien yang tidak
melakukan kegiatan mobilisasi berjumlah 17,1%, pasien yang melakukan kegiatan
ambulasi berjumlah 82,9% dan pasien yang tidak melakukan kegiatan ambulasi
berjumlah 17,1%, nyeri sedang berjumlah 77,1% dan nyeri berat berjumlah 22,9%.
Pada hasil uji chi square, nilai p value = 0.000. Simpulan, ada hubungan pelaksanaan
mobilisasi dan ambulasi dini dengan nyeri pada pasien post op fraktur ekstremitas
bawah di RSUD Dr. M. Yunus.

Kata Kunci: Ambulasi Dini, Mobilisasi, Nyeri

Kesimpulan
Berdasarkan analisis dari hasil penelitian dapat disimpulkan hasil dari pelaksanaan
metode mobilisasi dini pada pasien post OP fraktur ekstremitas bawah ada hubungan
pelaksanaan sehingga pasien yang dilakukan mobilisasi dini mengurangi nyeri yang
diderita pasien.
Pendapat mahasiswa
menurut pendapat saya pelaksanaan pengurangan nyeri pada pasien post OP fraktur
ekstremitas bawah dan di lakukan mobilisasi dini sangat berpengaruh bagi proses
penyembuhan pasca operasi. Tentu saja penelitian ini dapat di terapkan bagi perawat
yang ingin mengurangi rasa nyeri pasien post OP fraktur ekstremitas bawah (Andri,
Febriawati, Padila, J, & Susmita, 2020)

abstrak 3
Efektivitas Elevasi 15° Ekstremitas Bawah dalam Mengurangi Tingkat nyeri
pada Pasien Post Operasi Fraktur Ekstremitas Bawah

Ujianto Budi Prasetyo


Abstrak
Nyeri merupakan salah satu gejala yang dirasakan oleh pasien post operasi fraktur
ekstremitas bawa. Tatalaksana perawatan nyeri pada pasien pasien post operasi
fraktur ekstremitas bawah salah satunya dengan memberikan elevasi 15°. Pemberian
elevasi kaki 15° dapat memperlancar aliran darah ke daerah proximal karena
pengaruh dari gaya gravitasi, yang kemudian dapat mengurangi bengkak menunkan
nyeri. Tujuan penelitian adalah mengetahui efektivitas elevasi 15° ekstremitas bawah
dalam mengurangi tingkat nyeri pada pasien post operasi fraktur ekstremitas bawah.
Jenis penelitian kuantitatif, metode penelitian pre experimental design, dengan
rancangan pre test–post test design with control group. Sampel penelitian sebanyak
32 pasien post operasi fraktur ekstrimitas bawah yang terbagi atas 16 pasien dalam
kelompok perlakuan, dan 16 pasien dalam kelompok kontrol. teknik pengambilan
sampel menggunakan accidental sampling. instrumen mengukur tingkat nyeri
menggunakan NRS (Numeric Rating Scale). Hasil penelitian pada kelompok
perlakuan, tingkat nyeri saat pre test 4,94 (nyeri sedang), post test menjadi 3,44 (nyeri
ringan). Nyeri pada kelompok kontrol pre test = 5,00(nyeri sedang), post test
=4,81(nyeri sedang). Hasil paired samples test kelompok perlakuan p= 0,001,
kelompok kontrol p= 0,083. Uji independent sample test diperoleh p = 0,006.
Pemberian elevasi 15° ekstremitas bawah efektif mengurangi tingkat nyeri pada
pasien post operasi fraktur ekstremitas bawah.
Kata kunci: Elevasi 15°, Nyeri, Post operasi fraktur ekstremitas bawah Daftar pustaka
: 54 (2009-2019)

Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah di lakukan peneliti ditemukan hasil kelompok yang di
lakukan efektivitas elevasi 15o dan nyeri pre test didapatkan hasil 4,94 (nyeri sedang)
dan post tes menjadi 3,44 (nyeri ringan). Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberian
elevasi 15o efektif mengurangi nyeri pada pasien post operasi.

Pendapat mahasiswa
Menurut pendapat saya pelaksanaan elevasi 15o tidak kalah penting dengan mobilisasi
dini karena sama-sama membantu mempercepat proses penyembuhan pasien dan
membuat pasien tidak kaku selama dirawat di RS. (Prasetyo, 2020)

Sumber
Andri, J., Febriawati, H., Padila, P., J, H., & Susmita, R. (2020). Nyeri pada Pasien
Post Op Fraktur Ekstremitas Bawah dengan Pelaksanaan Mobilisasi dan
Ambulasi Dini. Journal of Telenursing (JOTING), 2(1), 61–70.
https://doi.org/10.31539/joting.v2i1.1129
Lestari, Y. E. D. (2017). Pengaruh Rom Exercise Dini Pada Pasien Post Operasi
Fraktur Ekstremitas Bawah (Fraktur Femur Dan Fraktur Cruris) Terhadap Lama
Hari Rawat Di Ruang Bedah Rsud Gambiran Kota Kediri. Jurnal Ilmu
Kesehatan, 3(1), 34. https://doi.org/10.32831/jik.v3i1.43
Prasetyo, U. B. (2020). Efektivitas Elevasi 15° Ekstremitas Bawah dalam
Mengurangi Tingkat Nyeri pada Pasien Post Operasi Fraktur Ekstremitas
Bawah. 0–12.

Anda mungkin juga menyukai