PENDAHULUAN
yang dengan prosedur membuka bagian tubuh atau di sebut dengan cara
maka yang akan di lakukan adalah mengakhiri dengan cara penjahitan dan
penutupan luka. Pembedahan sendiri cabang dari ilmu medis yang ikut
yang dimulai pra bedah (preoperasi), bedah (intra operasi), dan pasca
pembedahan atau operasi ini hal yang paling di takutkan seluruh pasien
ketika di diagnose harus melakukan pembedahan, karena pasien
panggul, dan perineum. Anestesi ini juga digunakan pada keadaan khusus
panggul, bedah obstetric, dan bedah anak (William, 2007). Pasien dengan
pre, durante, dan pasca anestesi baik langsung maupun komplikasi tidak
intensif (Dobson, 2014). Hal inilah yang akan berdampak pada nilai
yang paling sering digunakan adalah dengan skala bromage score. Jika
nilai bromage score kurang dari sama dengan 2 maka pasien dapat pindah
responden yang diikutkan dengan umur 18-45 tahun lebih cepat dalam
mencapai bromage score. Hal ini berkaitan dengan semakin tua usia maka
usia ekstrim. Sehingga bertambahnya usia, volume dari ruang spinal dan
epidural akan berkurang. Adapun orang dewasa muda lebih cepat pulih
dari efek anestesi karena fungsi organ yang optimal terhadap obat anestesi.
kepala, retensi urine, dan syok pada pasien kurang dari 24 jam pertam.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
berikut :
anestesi spinal.
ilmu pengetahuan.
spinal.
E. Keaslian Penelitian
pada pasien post oprasi anestesi spinal di Rumah Sakit Graha husada
Tabel 1.1.
Keaslian Penelitian
Graha husada
Score
pemulihan
Perbedaan Persamaan
TINJAUAN PUSTAKA
batasan/ besarnya gerakan pada bagian sendi (Helmi, 2012). Latihan ROM
(Into & Omes, 2012). Latihan ROM merupakan pergerakan atau aktivitas
tiap sendi. ROM yang diprogramkan pada pasien stroke secara teratur
terbukti berefek positif baik dari segi fungsi fisik maupun fungsi psikologi.
terdiri dari ROM aktif, ROM aktif dengan bantuan dan ROM pasif. ROM
aktif ialah latihan yang dilakukan oleh pasien secara mandiri, pada latihan ini
Latihan yang dilakukan secara mandiri oleh pasien dan hanya dibantu oleh
perawat atau keluarga saat pasien kesulitan melakukan suatu gerakan disebut
Padhila, 2013) yaitu pasien yang mengalami kelemahan otot, pasien dengan
D. Kontra Indikasi Range Of Motion (ROM) Kontra indikasi menurut (Potter &
Perry, 2005 ; Padhila, 2013) yaitu pasien dengan kelainan sendi atau tulang,
pasien tahap mobilisasi karena kasus jantung, dan pasien dengan sendi yang
terinfeksi.
pasien
3. Dalam latihan ROM umur, diagnosa, tanda vital, serta faktor tirah baring
selai pada ektremitas atas terdapat pula pada ektremitas bawah, menurut
Helmi (2013) beberapa bagian sendi yang dapat diberikan latihan Range Of
1. Fleksi dan ekstensi lutut dan pinggul dengan cara menganggakat kaki dan
bengkokkan lutut
bromage score.
adalah dengan skala bromage score. Jika nilai bromage score kurang dari sama
dengan 2 maka pasien dapat pindah ke ruangan. Skala pengukuran ini untuk
dengan hasil penelitian ada perbedaan lama waktu pencapaian bromage score
Menurut Basuki (2014) bahwa hal yang terjadi setelah obat dimasukkan
dengan saraf dingin, panas, raba, dan tekan dalam. Sedangkan yang terakhir
adalah serabut motoris, rasa getar (vibrator sense) dan proprioseptif. Setelah
anestesi selesai, pemulihan terjadi dengan urutan yang sebaliknya yaitu fungsi
motoris yang akan kembali pulih. Lamanya anestesi tergantung pada
1. Jenis Obat
Obat anestesi lokal yang ideal mempunyai mula kerja yang cepat,
durasi kerja dan juga tinggi blokade dapat diperkirakan sehingga dapat
blokade motorik pasca operasi yang cepat sehingga mobilisasi dapat lebih
Sebaliknya jika lebih kecil (hipobarik) maka obat akan berada di area
penyuntikan tersebut.
2. Usia
makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Menurut penelitian Fitra
sensitifitas terhadap obat anestesi bila ini terjadi maka akan memperlambat
lebih cepat dalam mencapai bromage score. Hal ini berkaitan dengan
semakin tua usia maka semakin turunnya fungsi tubuh tertentu seperti
volume dari ruang spinal dan epidural akan berkurang. Adapun orang
dewasa muda lebih cepat pulih dari efek anestesi karena fungsi organ yang
score 2 pada pasien ASA I adalah 184,75 menit dan responden pasien
4. Berat Badan
larutan lemak. Hal ini karena obat anestesi menumpuk atau tertimbun di
jaringan lemak yang selanjutnya dilepaskan dalam waktu yang lama yang
biasa terjadi pada pasien dengan IMT obesitas. Selain itu akan
kaudal. Pada posisi duduk akan dipengaruhi oleh gravitasi dan sifat obat
3. Anestesi Spinal
(Wulandari, 2017).
agen anestetik dan tingkat anestesia bergantung pada jumlah cairan yang
penyuntikan, dan berat jenis agen. Jika berat jenis agen lebih besar dari
dependen spasium subarakhnoid; jika berat jenis agen anestetik lebih kecil
kerja obat anestesi lokal pada spinal anestesi dan komplikasi yang dapat
luas, obat harus berdifusi ke atas, dan hal ini tergantung banyak faktor
antara lain posisi pasien selama dan setelah penyuntikan, barisitas dan
pada daerah ini. Pada saat berbaring daerah tertinggi adalah L3, sedangkan
oleh tiga jaringan ikat yaitu duramater, arakhnoid dan piameter yang
akibat gerakan tiba-tiba. Sebagian besar hingga 90% LCS diproduksi dari
0,3 – 0,4 ml/menit dan diabsorpsi kembali kedalam darah oleh granulasi
150 cc. Jika cairan berkurang (misalnya karena lumbal pungsi) dapat
diproduksi lagi untuk menggantikan kehilangan tersebut (Salinas, 2009).
Suplai darah pada korda spinalis dan akar saraf berasal dari sebuah arteri
saraf yang di blok saat dilakukan spinal anestesi menurut Morgan (2013) :
1. Saraf Spinal
karena jarum spinal tidak akan merusak medulla spinalis karena saraf-
saraf yang membentuk kauda equine dapat bergerak bebas dalam LCS.
serabut saraf yang lebih kecil dan dibungkus hanya dengan sebuah
2. Saraf Somatik
Saraf somatik mengatur semua gerakan sadar, seperti berjalan, berbicara,
dan lain-lain. Semua aktivitas tubuh diatur pada dasarnya melalui jaringan
saraf dengan menghubungkan serabut saraf, yang berasal dari sistem saraf
pusat dan membuat sistem saraf perifer. Ada tiga jenis serabut saraf; saraf
untuk mentransfer impuls sensorik dan motorik dalam sistem saraf. Spinal
anestesi dapat mem secara luas, baik pada saraf motorik dan sensorik
kuat.
C. Saraf Simpatis
ganglion dan serabut saraf yang keluar dari ganglion disebut serabut post-
ganglion.
D. Saraf Parasimpatis
adanya vertebra lumbal saraf parasimpatis tidak ikut ter. Selama proses
spinal anestesi, saraf parasimpatis memiliki peranan dominan sehingga
analgesi.
detik tiap 1 ml
lokal adalah karakteristik fisik cerebro spinal fluid (CSF) dan sifat
a. Hyperbarik
b. Hipobarik
c. Isobarik
0,5 %
sebagai berikut :
umum
sebagai berikut :
a. Kontraindikasi mutlak :
3. Koagulopati
b. Kontraindikasi absolute :
1. Neuropati
3. Nyeri punggung
(2019):
a. Sistem Kardiovaskuler
darah.
b. Sistem Respirasi
Pada anestesi spinal blok motorik yang terjadi 2-3 segmen di bawah
terjadi apnea
c. Sistem Gastrointestinal
vagus dominan.
d. Sistem Genitourinari
pembedahan.
e. Sistem Endokrin
e. Mual muntah
2. Nyeri punggung
4. Retensi urin
5. Meningitis
F. Penanganan
hidrasi adekuat, hindari mengejan, dan bila ketiga cara tersebut tidak
(2013) cara yang bisa dilakukan antara lain mobilisasi dini setelah tirah
c. Usia
3. Rotasi pinggul internal dan
ektrenal d. Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh
(Body Mass Index)
4. Fleksi dan ektensi jari-jari kaki
e. Jenis Operasi
5. Intervensi dan eversi telapak
kaki f. Status Fisik ASA Anestesi
Menurut Helmi (2013) Menurut Basuki (2014)
WAKTU PULIH
SADAR
a. Kardiovaskuler
b. Respirasi
c. Sirkulasi
d. Pencernaan
e. Integumen
f. Persyarafan
g. Muskuloskeletal
Menurut Latief (2019)
kerangka konsep dari penelitian ini dapat dijabarkan seperti gambar di bawah
ini :
Variabel Independen
LATIHAN PASIF
EKSREMITAS
BROMAGE SCORE
BAHWA (ROM
PASIF )
Variabel Dependen
6. Hipotesis
(X1), minat (X2) dan terhadap (Y), yang mana pengujian hipotesis terhadap ρ
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
penelitian initerdapat variabel-varibel dari luar yang tidak dapat dikontrol oleh
peneliti. Penelitian ini akan di lakukan dua kali, pre test (sebelum) di lakukan
2. Desain Penelitian
Uji Wilcoxon. Dengan kriteria hasil bila ρ value ≤ 0,05 maka Ha diterima
artinya ada pengaruh dan bila ρ value > 0,05 maka Ha ditolak artinya tidak ada
lampung
bimbingan berlangsung
1. Populasi
yang akan diteliti yang memiliki ciri sama, bisa berupa individu dari suatu
Wanita 5 5
Laki-laki 5 5
Total 20
2. Sample
yang dijelaskan oleh Sugiyono (2017) Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar,
dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dna waktu, maka peneliti dapat
3. Teknik Sampling
Ada beberapa jenis teknik penarikan sampel, yang akan penulis gunakan
adalah teknik penarikan sampel secara acak atau simple random sampling.
penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sampel, hal ini
dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30, atau
Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua populasi dijadikan
sampel
dalam penelitian ini adalah seluruh dari populasi yang diambil, yaitu 20
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang memepunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
2019) Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel bebas (X)
2019). Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Latihan
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Post Oprasi
E. Definisi Operasional
konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat
diukur.
berikut:
Tabel 3.2. Definisi Oprasional
F. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
bagian awal dari instrumen penelitian ini terdapat data karakteristik responden
penilaian
Bhayangkara Lampung
d) Menentukan responden.
akan dilakukan.
kesimpulan yang berlaku secara umum dari data yang tersedia Misbahuddin
dan Iqbal Hasan, (2018) Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
masing variabel bebas dan terikat, yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku
(Notoatmodjo, 2014).
2. Analisis Bivariat
tersebut dinyatakan bermakna atau ada hubungan antara dua variabel yang
dianalisis, tetapi jika nilai (p value) > 0,05 maka perhitungan tersebut
dinyatakan tidak bermakna atau tidak ada hubungab antar dua variabel
yang dianalisis.
I. Jalanya Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti melakukan pencarian kasus yang sesuai dengan
dan II. Koreksi dari pembimbing dijadikan acuan untuk pembuatan revisi
d. Ujian Proposal
penguji dan memenuhi saran-saran saat ujian proposal yang telah dilakukan,
tersebut.
2. Tahapan Penelitian
a. Pengurusan Perizinan
b. Melakukan Penelitian
c. Tahap Penyelsaian
saran.
J. Etika Penelitian
(Notoatmodjo, 2018)
concent).
K. Pengolahan Data
2018 adalah :
a. Editing
b. Coding
c. Entry
d. Cleaning
Yang membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekan
kembali data yang sudah dimasukan apakah ada kesalahan atau tidak
dalam penelitian ini menghilangkan data yang tidak sesuai dan tidak