HIPERTENSI RETINOPATHY
Oleh:
Sitti Rosita
K1A1 15 116
Pembimbing:
KENDARI
2020
1
HALAMAN PENGESAHAN
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama :-
Umur : 23 Tahun
Tanggal Lahir :-
Suku :-
Agama :-
B. ANAMNESIS
Anamnesis Terpimpin :
penglihatan yang tiba-tiba dan tidak menyakitkan pada keduanya mata lebih
dari 1 minggu tanpa keluhan sistemik lainnya seperti sakit kepala, pusing,
C. PEMERIKSAA FISIK
D. PEMERIKSAAN MATA
1. Ketajaman Visual
3. Tonometer
4. Fundoskopi
5. Fluorescein Angiography
temporal dan peripapillary di kedua mata (gbr. 2a, b), dan mata kanan
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ultrasonografi ginjal
5
F. DIAGNOSIS
6
G. TERAPI
Pada usia pasien, ia dirujuk untuk pendekatan multidisiplin, saat ini tidak
H. RESUME
penglihatan yang tiba-tiba dan tidak menyakitkan pada keduanya mata lebih
dari 1 minggu tanpa keluhan sistemik lainnya seperti sakit kepala, pusing,
mual atau muntah. Pada evaluasi, ketajaman visual yang paling baik
dikoreksi di mata kanan adalah 20/800 dan 20/400 di mata kiri. Pemeriksaan
lipid eksudat dengan macula star polanya juga relevan (gbr. 1b). Fluorescein
mata (gbr. 2a, b), dan mata kanan menunjukkan penutupan kapiler di zona
7
avaskular foveal (gbr. 2a). Tidak ada tomografi koherensi optik yang
termasuk tes fungsi hati, tes koagulasi dan elektrolit serum batas normal.
dengan loop kapiler terbuka dan membran basal normal, interstitium yang
terpelihara dengan baik tanpa fibrosis atau atrofi tubular, pembuluh arteri
transplantasi ginjal dari donor terkait yang masih hidup. Ketajaman visual
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
mengacup pada perubahan fundus yang terjadi pada pasien yang menderita
retina yang besarnya tidak teratur, eksudat pada retina, edema retina dan
perdarahan retina.2
B. EPIDEMIOLOGI
dengan pemeriksaan fotografi retina. Studi ini merupakan gabungan dari studi
dan Cina. Dalam satu dekade terakhir, data dari studi ini menunjukan bahwa
retinopati hipertensi terjadi pada 3% hingga 14% orang dewasa yang tidak
hipertensi pada orang dewasa biasanya timbul pada usia 40 tahun atau lebih.
Pada penelitian Tien Y Wong dan Paul Mitchell pada tahun 2004, prevalensi
9
C. FAKTOR PREDISPOSIS5
dan retinopati.
dan retinopati.
3. Usia pasien
fibrosis pengganti.
10
D. PATOGENESIS6
endothelial pada tahap akut sementara pada tahap kronis terjadi hialinisasi
darah.
dinding tunika media dan degenerasi hyalin. Pada tahap ini akan terjadi
aksentuasi dari refleks cahaya sentral yang dikenal sebagai copper wiring.
menimbulkan kerusakan pada sawar darah retina, nekrosis otot polos dan sel-
sel endotel, eksudasi darah dan lipid, dan iskemik retina. Perubahan-
hemoragik, hard exudate dan infark pada lapisan serat saraf yang dikenal
11
sebagai cotton wool spot. Edema diskus optikus dapat terlihat pada tahap ini,
E. KLASIFIKASI5
ginjal.
Gam
Grade 1
yang adekuat.
Grade 2
tanda Gunn.
persimpangan A-V.
persimpangan A-V.
Grade 3
cemerlang.
d. Cotton wool atau eksudat lunak yang terdiri dari fibrin dan protein
Prognosis harapan hidup pasien ini adalah sekitar 2 tahun jika tidak
diobati.
plexiform luar.
Klasifikasi ini masih digunakan sampai sekarang dan diterima secara luas
2. Scheie’s Classification
a. Hypertensive features
penyempitan fokus.
tidak teratur.
b. Arteriolo-sclerotic features
vena sederhana.
sign).
F. GAMBARAN KLINIS
juga tidak memperlihatkan gejala yang jelas. Namun ketika sudah mencapai
terjadi kerusakan target organ lainnya dan disertai penurunan visus atau
penglihatan kabur.4
Jenis klinis;5
16
Secara klinis, retinopati hipertensi dapat terjadi dalam empat bentuk sebagai
berikut:
percabangan akut
mungkin ada.
sign)
arteriovenous crossing
17
4. Hipertensi maligna
G. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
dan nyeri pada mata. Penurunan penglihatan atau penglihatan kabur hanya
18
hipertensi.6
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Funduskopi6
segmen posterior.
diturunkan dibawah 140/90 mmHg. Jika telah terjadi perubahan pada fundus
akibat arteriosklerosis, maka kondisi ini tidak dapat diobati lagi. Beberapa
20
dinasehati untuk menurunkan berat badan jika sudah melewati standar berat
badan ideal seharusnya. Konsumsi makanan dengan kadar lemak jenuh harus
dikurangi sementara intake lemak tak jenuh dapat menurunkan tekanan darah.
Konsumsi alkohol dan garam perlu dibatasi dan pasien memerlukan kegiatan
diutamakan supaya tidak terjadi komplikasi ke target organ yang lain. Terapi
fotokoagulasi.6
I. DIAGNOSIS BANDING2
Retinopati Diabetik
21
Gambar 9.
Funduskopi mengilustrasikan sebuah
venous loop (panah). Pendarahan vena
dan infark lapisan serat saraf (juga
dikenal sebagai cotton wool spots)
J. KOMPLIKASI
cabang vena retina (BRVO) atau oklusi arteri retina (CRAO) yang
K. PROGNOSIS 3
stroke yang tinggi dan kehilangan penglihatan yang berpotensi tidak dapat
dipulihkan.1
22
BAB III
PEMBAHASAN
lembaga unit gawat darurat untuk evaluasi karena kehilangan penglihatan yang
tiba-tiba dan tidak menyakitkan pada kedua mata lebih dari 1 minggu tanpa
keluhan sistemik lainnya seperti sakit kepala, pusing, mual atau muntah.
Berdasarka teori, secara klinis, retinopati hipertensi dapat terjadi dalam empat
difus) yaitu terlihat pada pasien yang lebih muda, ada glomerulonefritis kronis dan
gambar oftalmik klasik dikenal sebagai 'albuminuric' atau retinopati 'ginjal' dan
kortikomedulla.
karena penyempitan arteriolar, edema makula, cotton wool spots di seluruh arcade
grade 4 menurut sistem klasifikasi Keith Wagener Barker dan Scheie’s yaitu
24
semua perubahan yang terlihat pada grade 3, macular star terbentuk karena
Pada evaluasi, ketajaman visual yang paling baik dikoreksi di mata kanan
adalah 20/800 dan 20/400 di mata kiri. Pada evaluasi sistemik, pasien memiliki
oftalmik terapi. Pasien menjalani transplantasi ginjal dari donor terkait yang
tekanan darah.
arteri retina.
24
DAFTAR PUSTAKA
2. Ilyas, S., Yulianti, S.R. 2017. Ilmu Penyakit Mata Edisi Kelima. Badan
Andalas. Vol 6. No 3