DIABETIC RETINOPATHY
Oleh:
K1A1 15 116
Pembimbing:
KENDARI
2020
1
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Pembimbing
Diabetic retinopathy
A. PENDAHULUAN
dengan meningkatnya kadar gula darah dalam tubuh yang disebabkan oleh
kebutaan secara global setelah katarak, glukoma, dan degenerasi makula (age
penyakit dan usia pasien. RD jarang terjadi pada anak usia kurang dari 10
1. Anatomi Mata
Bola mata dapat dipandang sebagai suatu sistem dua bola yang
berlainan volume, dimana bola yang lebih kecil terletak di dalam bola
yang lebih besar. Bagian depan dari bola kecil membentuk segmen
terbagi dua, yang terletak di antara lensa dan iris disebut sebagai
kamera okuli posterior, dan yang di antara iris dan kornea disebut
1) Kornea
traumawalaupun kecil.4
endotel..4
2) Sklera
atas jaringan fibrosa yang padat, yang terdiri dari kolagen tipe 1,
3) Uvea
Uvea terdiri atas iris, badan silier, dan koroid yang secara
a) Iris
dinamakan iridektomi.4
jumlah sinar yang masuk ke dalam mata. Pada iris terdapat dua
b) Badan Silier
c) Koroid
warna koroid.4
4) Retina
koroid, dan yang paling dalam retina. Retina merupakan 2/3 bagian
lapisan, yaitu :4
nervus opticus.
Merupakan tempat sinaps sel ganglion dengan sel bipolar dan sel
amakrin.
i) Lapisan Fotoreseptor
membentuk lapisan.4
1) Kamera Okuli
0,3 mL.
antara tepi pupil dan lensa. Cairan akuos diproduksi oleh badan
2) Lensa Mata
bagian yaitu: (a) kapsul, yang bersifat elastis; (b) epitel, yang
merupakan asal serabut lensa; dan (c) substansi lensa yang lentur.
d. Adneksa
1) Palpebra
bulu mata (silia) yang berguna untuk proteksi mata terhadap sinar, di
dan inferior.4
konjungtiva palpebra.4
2) Konjungtiva
dalam palpebra dan melekat erat pada tarsus sehingga tidak dapat
otot ekstrinsik. Otot intrinsik bersifat involunter, terdiri dari otot siliaris
(sfingter dan dilator iris) dan otot-otot yang terdapat di dalam bola
13
memiliki fungsi yang berbeda. Otot ini berfungsi untuk elevasi palpebra
superior, rektus medial, rektus inferior, rektus lateral dan 2 otot oblik
yaitu oblik superior dan oblik inferior. Otot-otot ini terletak di dalam
rongga orbita dan dikelilingi oleh lemak serta jaringan ikat fibroelastik.
posterior dari garis ekuator bola mata. Jaringan lemak mengisi bagian
2. Fisiologi Penglihatan
14
mengubah fokus jarak mata sehingga dapat fokus pada benda yang ada
C. DEFINISI
ringan sampai berat bahkan sampai terjadi kebutaan total dan permanen.
basement membrane retina dan merusak semua major cell retina, termasuk
perfusion.8
D. EPIDEMIOLOGI
16
meningkat. Thun 2010, diperkirakan 285 juta oran, 6,4% populasi dunia,
urbanisasi, pola hidup yang monoton, penuaan pada populasi, dan obesitas di
dengan 60% berasal dari Asia. Kebanyakan pasien diabetes di negara barat
adalah orangtua, namun pasien diabetes di negara Asia biasanya usia muda
Australia, Europe, dan Asia. usia rata-rata 58,1 tahun dengan median durasi
diabetes 7,9 tahun dan median HbA1c ,0% (rentang 6,9-9,9%). Lima puluh
dua persen adalah wanita. Etnik yang termasuk yaitu44.4% Caucasian, 30%
VTDR pada penelitian meta-analysis ini sebesar 34,6% dan 10,2% berturut-
melaporkan 43% pasien diabetik memiliki DR, dan 6,3% memiliki VTDR.9
Rikesdas sebesar 14.7% dari populasi dikawasan urban terancam DM. Jika
di proyeksikan, sebanyak 8.2 juta penduduk di urban dan 5.5 juta penduduk
Perkiraan WHO pada tahun 2002 penyebab kebutaan paling utama adalah
vision loss antara 1986-2008 dan 1975-1985 dalam penelitian cohort sebesar
2,6% dan 19,5% dn 3,2% dan 9.7%, berturut-turut. Insiden tahunan PDR juga
menurun dalam penelitian cohort WESDR, dari 3,4% menjadi 1,4%, pada
cumulative rate of improvement sebesar 18% (95% CI, 13-21%) pada pasien
DR, yang diduga sebagai hasil kontrol glikemik yang membaik dan mungkin
akses yang lebih mudah ke pelayanan kesehatan (Bandello dkk, 2019), yang
diduga sebagai hasil kontrol glikemik yang membaik dan mungkin akses
E. FAKTOR RISIKO
durasi diabetes, kontrol glikemi yang kurang, dan tekanan darah tinggi
diabetes mellitus tipe 1 dan lebih dari tiga perempat pasien dengan
pada 5 tahun, dan meningkat 60% pada 10 tahun, dan 80% pada 15
2. Kontrol glikemik
dependent diabetic.9
retinopati diabetik.9
mellitus tipe 1 terdiagnosis sekitar 90% pada pasien denga HbA1c antara
10,2 dan 11,5%. Pasien dengan HbA1c 6,5-6,9% mempunyai risiko 2,35
18,0 menjadi 51,2% ketika HbA1c meningkat dari ≤7.0 menjadi >9,0%.
diabetes.9
3. Hipertensi
tekanan sistolik antara 125 hingga 139 mmHg dan 2,8 pada tekanan
diabetik. Individu di Asia Selatan dan yang berasal dari etnik Hispanic
diabetik yang lebih tinggi pada Mexican American dbanding dengan non-
Hispanic White, namun yang lain tidak. Prevalensi retinopati diabetik dan
mengatakan berhubungan.9
24
faktor risiko yang bervariasi pada etnik yang berbeda. Efek dari faktor
Variasi genetik pada ekspresi gen eritropoetin dan adiponektin juga dapat
berperan.9
dapat dihasilkan retinopati diabetik. hingga saat ini, varian pada locus
retinopati diabetik.9
5. Obesitas
lingkat lengan atas yang besar merupakan faktor risiko independen untuk
statistika.9
dan obesitas masih belum jelas. Pada model hewan diabetik, tanda
yang tinggi VTDR pada pasien diabetik dengan kadar kolesterol ≥4,0
dalam 4-6 tahun pada individu dengan diabetes mellitus tipe 2 dalam
6. Status sosioekonomi
lebih mengarah ke gaya hidup yang menetap dan mempunyai diet tinggi
faktor risiko lain seperti sleep apnea, non-alcoholic fatty liver, dan serum
F. PATOGENESIS
lapisan retina, pembuluh darah memberi nutrisi dan oksigen, dan dapat
glycation end products (AGEs), jalur protein kinase C (PKC) dan jalur
hexosamine.11
Polyol Pathway
perisit retina.2
retina pada subyek diabetes . Kehilangan pericyte adalah ciri khas lain
dari awal DR. Bukti apoptosis pericytes yang dipicu oleh glukosa
2) Peradangan
Leukostasis telah diakui sebagai proses kunci pada tahap awal DR.
sedini tiga hari setelah induksi diabetes pada tikus. Para peneliti juga
molekul adhesi sel endotel seperti molekul adhesi antar sel (ICAM-1),
keparahan DR.11
3) Stres oksidasi
G. KLASIFIKASI
H. TEMUAN KLINIS9
hemorrhage (Gambar 9), nerve fiber layer infarcts (Gambar 9), retinal
(Gambar 15). Bukti secara klinis lesi vaskuler retinal didahului dengan proses
memperlihatkan intraretinal
melibatkan uvea.
mengilustrasikan intraretinal
(white arrow), dan sebuah area dengan viterous hemorrhage (double circle) yang
memblok fluorescence
mengilustrasikan viterous
nerv head
retinopathy
I. DIAGNOSIS
fitur dari evaluasi mata medis dewasa yang komprehensif, dengan perhatian
Anamnesis12
1. Durasi diabetes
2. Ketajaan visus
4. Obat-obatan
Pemeriksaan12
1. Fluorescein Angiography
dan PDR paling baik didiagnosis dengan pemeriksaan klinis dan / atau
2. Fundus Photography
3. Ultrasonografi
J. TATALAKSANA
Walaupun dikatakan bahwa sampai saat ini diabetes belum dapat dicegah,
apabila kadar gula darah, tekanan darah, serta kadar kolesterol darah
fotokoagulasi laser retina. Syaratnya ialah tepat waktu dan memadai. Untuk
gula darah. Pada RD nonproliferatif berat perlu pemantauan per 6 bulan untuk
tindakan laser. CSME membutuhkan tindakan laser fokal atau difus, injeksi
postoperasi.2,4
Fotokoagulasi Laser
Prinsipnya energi cahaya diubah menjadi panas (panas diserap oleh RPE)
tiga, yaitu fokal, grid (kisi), dan panretinal. Fotokoagulasi grid merupakan
42
visual loss, MVL) antara pemeriksaan awal dan pemeriksaan lanjutan. MVL
adalah penggandaan sudut visual, dari 20/20 menjadi 20/40 atau 20/100 dari
20/50, perbaikan 15 atau lebih huruf pada ETDRS chart, atau perbaikan lebih
dari 3 baris pada Snellen chart. Terapi laser dapat ditunda setelah edema
bertujuan untuk regresi neovaskuler. PRP merusak area iskemi retina dan
merusak retina. Terapi PRP dapat satu atau beberapa sesi, menggunakan laser
argon hijau atau biru membakar sebanyak 1200 atau lebih dari 500 μm
dipisahkan satu dengan lainnya dengan jarak satu setengah lebar luka bakar.
Efek samping scatter PRP yaitu penurunan tajam penglihatan malam hari,
satu target terapi terutama neovaskulerisasi. Anti-VEGF yang tersedia saat ini
dan menghambat semua isoform VEGF dan telah dipatenkan untuk terapi
recombinant fusion protein yang berikatan dengan reseptor VEGF 1 dan 2.2
atau terdapat jaringan parut, dan untuk menempelkan kembali retina yang
perdarahan vitreus menetap lebih dari 1 – 6 bulan, ablasio retina traksi atau
segmen anterior.2
K. DIAGNOSIS BANDING
L. KOMPLIKASI
jaringn parut atau fibrosis yang terbetuk diretina mearik lepas retina
mata oleh pembuluh darah baru dan juga akibat pecahnya rubeosis
iridis
M. PROGNOSIS
dari pasien severe NPDR akan berkembang menjadi PDR dalam 1 tahun di
mana 15% diantaranya tergolong high risk PDR. Pasien severe NPDR,
risiko menajdi PDR dalam 1 tahun adalah 75% dimana 45% diantarnya
tergolong high risk PDR. Oleh sebab itu pasien severe NPDR perlu
(ETDRS) pada 3.711 pasien RD, PRP dapat menurunkan risiko kebutaan
sampai kurang dari 2% jika dilakukan pada derajat keparahan yang tepat
(RD nonproliferatif berat dan RD proliferatif) dan terapi laser fokal pada
Education. Vol. 46 o. 3
3. Ilyas, S., Yulianti, S.R. 2017. Ilmu Penyakit Mata Edisi Kelima. Badan
5. Hayyi, I. N. 2019.Gerak Bola Mata. Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata
6. Christiaens, W., Kohn, L., Obyn, C., Winter, L.., Gussé, S., Defourny, N.,
7. Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A.W., Simadibrata, M., Setiyohadi, B., dan
Syam, A.F. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Interna
Publishing. Jakarta.
8. Sivaprasad, S., & Pearce, E. 2018. The unmet need for better risk
10. Fitriani, Sihotang, A. D., Delfi. 2017. Prevalensi Retinopati Diabetik. Jurnal
Ophthalmologists. Hal 10