Oleh:
Lathifah Yasmine Wulandari
2018012014
Perceptor:
dr. Aryanti Ibrahim, Sp. M
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan referat ini adalah sebagai berikut.
a. Mengetahui definisi, etiologi, klasifikasi, dan manifestasi klinis dari
retinopati diabetik.
b. Mengetahui cara mendiagnosis dan tatalaksana dari retinopati diabetik.
c. Memberikan informasi dan menjadi salah satu sumber bacaan mengenai
penyakit diabetik retinopati.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pengokoh yang terdiri dari serat-serat mueller, membran limitans interna dan
eksterna, dan sel-sel glia. Retina adalah bagian mata yang mengandung
dan akhirnya di tepi ora serrata. Pada orang dewasa, ora serrata berada sekitar
belakang garis ini pada sisi nasal. Permukaan luar retina sensorik bertumpuk
dengan membran Bruch, koroid, dan sklera. Retina mempunyai ketebalan 0,1
disebelah lateral diskus optikus, terdapat fovea yang secara klinis merupakan
lapisan inti luar dan tidak adanya lapisan parenkim karena akson - akson sel
Foveola adalah bagian paling tengah pada fovea, fotoreseptornya adalah sel
Secara histologis, lapisan-lapisan retina terdiri atas 10 lapisan, mulai dari sisi
3. Lapisan sel ganglion, yang merupakan lapis badan sel dari pada Nervus
Optikus.
4. Lapisan pleksiform dalam, yang mengandung sambungan – sambungan sel
5. Lapisan inti dalam, merupakan badan sel bipolar, amakrin dan sel
7. Lapisan inti luar, yang merupakan susunan lapis nukleus, sel kerucut dan
kapiler koroid.
9. Lapisan fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang
berasal dari cabang pertama arteri ophtalmika, menembus bola mata dibagian
masuk ke dalam bola mata, arteri retina sentralis bercabang dua (bifurcatio),
darah menjadi arteriol dan kehilangan lapisan otot serta lamina elastik
internanya. Arteriol retina yang berada dilapisan serat saraf akan bercabang-
cabang akhirnya menjadi jaringan kapiler yang luas, yang terletak pada semua
Arteriol berbeda dengan venula dari penampang yang bulat dan dindingnya
lebih tebal. Dinding kapiler terdiri dari suatu lapis endotel yang tidak
retina bagian dalam (inner barrier), sedangkan sawar darah retina bagian luar
dibentuk oleh ikatan yang erat bagian lateral sel-sel epitel pigmen retina pada
Vena mengikuti distribusi arteri. Secara histologi vena terdiri dari lapisan
enotelial dan jaringan penunjang yang lebih tipis dibandingkan dengan arteri.
70% arteri berada di atas vena. Pada persilangan arteri dan vena juga akan
pembuluh darah.
rangsangan cahaya menjadi suatu impuls saraf yang dihantarkan oleh lapisan
serat saraf retina melalui saraf optikus dan akhirnya ke korteks penglihatan.
untuk penglihatan warna, dan sebagian besar selnya adalah sel kerucut. Di
fovea sentralis, terdapat hubungan hampir 1:1 antara fotoreseptor kerucut, sel
ganglionnya, dan serat saraf yang keluar, dan hal ini menjamin penglihatan
ganglion yang sama, dan diperlukan sistem pemancar yang lebih kompleks.
Akibat dari susunan seperti itu, makula digunakan untuk penglihatan sentral
nuansa abu-abu, tetapi warna tidak dapat dibedakan. Suatu benda akan
(400 – 700 nm). Penglihatan siang hari terutama oleh fotoreseptor kerucut,
sore atau senja diperantarai oleh kombinasi sel batang dan kerucut, dan
2.3.2 Epidemiologi
Utara, 3,6% pasien diabetes tipe 1 dan 1,6% pasien diabetes tipe 2
2.3.4 Patofisiologi
Diabetik
proliferative.
2.3.6 Klasifikasi
atas:
intraretina.
penglihatan mendadak.
2.3.7 Diagnosis
media penglihatan, seperti pada kornea, lensa, dan badan kaca, serta
fundus okuli terutama retina dan papil saraf optik, dan merupakan
2.3.8 Penatalaksanaan
keparahan penyakit:
photocoagulation.
pascatindakan.
terapi pilihan.
2.3.9 Prognosis
makuler dan iskemik yang memiliki prognosis yang lebih buruk dengan
atau tanpa terapi laser, daripada mata dengan edema dan perfusi yang
relatif baik.
3.3.10 Komplikasi
diabetik:
penyakit, baik pada mata maupun di luar mata yang paling sering
iris secara radial sampai ke sudut, meluas dari akar iris melewati
2. Glaukoma neovaskular
retina akibat berbagai penyakit, baik pada mata maupun di luar mata
permukaan iris secara radial sampai ke sudut, meluas dari akar iris
perdahan vitreous yang masih sedikit dan tidak ada sinar merah jika
jarang lebih dari satu detik, tetapi sering kembali dalam waktu
Titik hitam
Benang halus
Cincin
"Floaters" tidak memberikan arti klinik yang luar biasa, kecuali bila
"floaters" ini datangnya tiba tiba dan hebat, maka keluhan tersebut
3.1 IDENTITAS
Nama : Ny. N
Usia : 55 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Gedong Meneng
No. Rekam medik : 00.40.88.90
Tanggal pemeriksaan : 26 Juli 2022
Tempat pemeriksaan : RS Mata LEC
3.2 ANAMNESIS
Keluhan Utama: Mata kanan dan kiri buram secara perlahan tanpa disertai
mata merah sejak 5 bulan yang lalu.
Keluhan Tambahan:
Seperti melihat bayangan hitam yang melyang di kedua mata.
OD OS
OD OS
3/60 PH↓ VISUS 2/60 PH ↓
Eksoftalmus (-),
Eksoftalmus (-),
endoftalmus (-), strabismus
endoftalmus (-), strabismus BULBUS OCULI
(-), nistagmus (-), pthisis
(-), nistagmus (-)
bulbi (+)
Ortoforia Posisi Ortoforia
Dalam batas normal SUPERSILIA Dalam batas normal
PALPEBRA
Edem (-), hiperemis (-) Edem (-), hiperemis (-)
SUPERIOR
PALPEBRA
Edem (-), hiperemis (-) Edem (-), hiperemis (-)
INFERIOR
KONJUNGTIVA
Injeksi (-), sekret (-) Injeksi (-), sekret (-)
PALPEBRA
KONJUNGTIVA
Injeksi (-) Injeksi (-)
FORNIKS
KONJUNGTIVA
Injeksi (-), sekret (-) Injeksi (-), sekret (-)
BULBI
Injeksi (-), ikterik (-) SKLERA Injeksi (-), Ikterik (-)
Jernih, arkus senilis (+) KORNEA Jernih, arkus senilis (+)
Jernih, dalam, hifema (-), CAMERA OCULI Jernih, dalam, hifema (-),
hipopion (-) ANTERIOR hipopion (-)
Coklat, pelebaran kripta (-), Coklat, pelebaran kripta (-),
IRIS
sinekia (-) sinekia (-)
Bulat, regular, sentral, Bulat, regular, sentral,
PUPIL
refleks pupil (+) refleks pupil (+)
Jernih LENSA Jernih
GERAKAN BOLA
Bebas ke segala arah Bebas ke segala arah
MATA
Sama dengan pemeriksa LAPANG PANDANG Sama dengan pemeriksa
N+0/P TIO N+0/P
Segmen Posterior
Pada pemeriksaan funduskopi indirek ditemukan:
OD: red reflex (+), papil bentuk bulat berbatas tegas, CDR <0,3 ;
mikroaneurisma (+), Hemorrhage (+), neovaskularasisai (-), edema makula
(-)
OS: red reflex (+), papil bentuk bulat berbatas tegas, CDR <0,3 ;
mikroaneurisma (+), Hemorrhage (+), neovaskularasisai (+), edema
makula (-)
3.6 RESUME
Ny. N, Usia 55 tahun, datang ke RS Mata LEC dengan keluhan Mata
kanan dan kiri buram secara perlahan tanpa mata merah sejak 5 bulan yang
lalu. Pengelihatan buram timbul secara perlahan dan semakin lama
semakin memburuk, pasien juga mengeluhkan seperti melihat bintik-
bintik hitam yang melayang. Pasien memiliki penyakit Diabetes Mielitus
sejak 10 tahun yang lalu. Pasien rutin menggunakan insulin (lantus dan
novarapid).
3.9 PENATALAKSANAAN
– Edukasi pasien tentang penyakitnya dan rencana tindakan yang akan
diberikan
– Edukasi untuk menjaga pola hidup sesuai dengan anjuran dan rutin
mengonsumsi obat DM
– Rutin kontrol ke fasker layanan primer untuk mengontrol DM dan
– Rujuk ke spesialis mata untuk dilakukan tindakan : Laser ODS
3.10 PROGNOSIS
Quo ad Vitam : ad bonam
Quo ad Fungtionam : dubia ad malam
Quo ad Sanationam : dubia ad malam
BAB IV
PEMBAHASAN
fisik. Pada anamnesis didapatkan pasien sudah berusia 58 tahun yang merupakan
kelompok usia lanjut dimana hal ini adalah faktor risiko terjadinya retinopati
diabetik , katarak senilis, ARMD, kelainan refraksi. Pada pasien ini didapatkan
keluhan pengelihatan kabur perlahan pada mata kanan dan kiri sejak 7 bulan yang
lalu tanpa disertai keluhan mata merah. Pasien juga mengeluhkan seperti melihat
bayangan hitam yang melayang. Melihat bayangan hitam melayang atau biasa
disebut floaters, yang dapat terjadi akibat adanya kekeruhan pada vitreus. Pasien
memiliki penyakit Diabetes Mielitus dan hipertensi yang terkontrol sejak 20 tahun
yang lalu.
pemeriksaan fundus didapatkan : red reflex (+), papil bentuk bulat berbatas tegas,
VOS 6/15 PH↓,; pada pemeriksaan fundus didapatkan : red reflex (+), papil
bentuk bulat berbatas tegas, CDR <0,3 ; mikroaneurisma (+), Hemorrhage (+),
neovaskularasisai (+). Dapat dilihat terjadinya penurunan visus pada pasien yang
tidak maju oleh pinhole maka dapat dilihat bahwa permasalahan pasien bukan
melitus lama berupa aneurisma, melebarnya vena, pedarahan dan eksudat lemak.
mata dengan terjadi kerusakan pembuluh darah retina. Prevalensi retinopati ini
komplikasi pada retina berupa gangguan sirkulasi, proses inflamasi, dan hipoksia
bahkan kebutaan. Pada kasus yang parah dapat terbentuk pembuluh darah baru
Basic and Clinical Science Course. Retina and Vitreus Section 12. The
Foundation of The American Academy of Ophtalmology ; 2002
Vaughan DG, Asbury T, Eva PR. Oftalmologi Umum. Edisi ke-14. Jakarta:
Widya Medika. 2000.211-4.
LAMPIRAN