Perceptor:
dr. Tendry Septa, Sp.KJ (K)
dr. Cahyaningsih Fibri Rokhmani, Sp.KJ
dr. High Boy Kalmulrubog Hutasoit, Sp.KJ
Oleh:
Agustinus Evrianto Irawan (2118012023)
Baridi Adlan Saputra (2118012022)
Cindy Gustavia Dwirusman (2118012019)
Rara Julia Timbara Harahap (2118012065)
Metode
Kesimpulan
Randomize control trial (RCT) dengan peserta
adalah 108 orang dewasa dengan SAD dari uji
MBSR, dan bukan CBGT, meningkatkan
coba terkontrol secara acak dari CBGT vs
kualitas tidur di antara peserta. Hasil lainnya
MBSR vs WL dan HCs.
tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya;
kemungkinan penjelasan, keterbatasan, dan
SAD dan kualitas tidur dinilai sebelum dan
implikasi untuk penelitian pada masa depan
sesudah perawatan, dan SAD dinilai lagi 12
akan dibahas.
bulan setelah perawatan
PENDAHULUAN
Beberapa penelitian sejauh ini telah meneliti efek Dalam penelitian ini, memeriksa empat pertanyaan:
peredam kualitas tidur yang buruk terhadap perbaikan (1) apakah kualitas tidur yang dilaporkan sendiri
gejala kecemasan sosial selama perawatan. Penelitian berbeda pada individu dengan SAD dibandingkan
menunjukkan bahwa kualitas tidur awal yang lebih dengan kontrol yang sehat, (2) apakah kualitas tidur
buruk dikaitkan dengan peningkatan yang lebih lambat memoderasi hasil pengobatan di CBGT vs MBSR vs
dari waktu ke waktu dan hasil akhir yang lebih buruk WL untuk SAD (3 ) apakah kualitas tidur meningkat
di antara individu dalam kelompok CBT untuk SAD. selama CBGT atau MBSR relatif terhadap WL dan
satu sama lain, dan (4) apakah perubahan kualitas
tidur selama perawatan memprediksi kecemasan
sosial 12 bulan pasca perawatan.
METODE
Desain Studi dan Sampel
● Desain Penelitian : Randomize Control Trial (RCT)
● Peserta terdiri dari 108 pasien dewasa dengan diagnosis SAD dari randomized control trial CBGT
vs MBSR vs WL dan 38 pasien sehat
● Penelitian ini sudah di setujui Standford University Institutional Review Board.
Kriteria Inklusi
● Diagnosis utama SAD menurut kriteria DSM-IV
● Usia 18 tahun ke atas
● Dengan skor ≥60 (Liebowitz Social Anxiety Scale, Skor LSAS)
Kriteria Eksklusi
Gangguan saraf, penyakit jantung, gangguan berbahasa, gangguan makan, PTSD, episode depresi mayor
di bulan lalu, kertergantungan/penyalahgunaan zat berbahaya dan alkohol, psikoterapi lainnya dalam 1
tahun terakhir, atau sudah pengalaman melakukan terapi meditasi sebelumnya.
PROSEDUR
● Peserta sehat menjalani pengukuran kualitas tidur hanya 1 kali
● Peserta dengan diagnosis SAD dibagi menjadi 3 kelompok yaitu CBGT (36), MBSR (36), WL (36) diberikan
perlakuan selama 12 bulan dan dilakukan pengukuran kualitas tidur sebelum dan sesudah dilakukan
perlakuan.
● CBGT (Cognitive Behavioral Group Therapy) : Menjalani perlakuan selama 12 minggu dengan di bagi ke
dalam kelompok yang berisikan 6 orang untuk menjalani sesi 1 kali perminggu selama 2 jam setengah.
Perlakuan yang diberikan seperti psikoedukasi, restrukturisasi keterampilan kognitif, di bagi dalam kelas-
kelas paparan situasi sosial yang ditakuti, dan penekanan pada pencegahan serta pemutusan kekambuhan
penyakit.
● MBSR (Mindfulness Based Stress Reduction) : Menjalani perlakuan selama 12 minggu dengan di bagi ke
dalam kelompok yang berisikan 6 orang untuk menjalani sesi 1 kali perminggu selama 2 jam setengah.
Perlakuan yang di berikan seperti membaca buku, pelatihan meditasi pemindai tubuh, meditasi duduk,
peregangan pikiran, dan fokus pada penerapan perhatian penuh sebagai metode untuk memperhatikan reaksi
dan merespon dengan cara baru dalam bersosial.
PENGUKURAN
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI):
Skala yang banyak digunakan untuk pengukuran gangguan tidur, di dalam skala ini terdapat 7 komponen
yang dinilai :
1. Kualitas tidur subjektif
2. Waktu yang diperlukan tidur
3. Durasi tidur
4. Keberhasilan kebiasaan tidur
5. Gangguan saat tidur
6. Penggunaan obat-obatan tidur
7. Ketidaknyamanan selama siang hari
Dengan skor 0-3 dimana 0 (dalam keadaan baik dalam 1 bulan terakhir/sangat baik) dan 3 (3 atau lebih
dalam 1 minggu/ sangat buruk). Dirangkum dalam nilai PSQI dengan rentang 0-21 yang di mana 0
berarti memiliki kualitas tidur yang sangat baik dan 21 memiliki kualitas tidur yang sangat buruk.
HASIL
Pada sebelum perlakuan
terdapat perbedaan yang
signifikan dari peserta sehat
dengan peserta yang
terdiagnosis SAD, peserta
sehat memiliki kualitas tidur
yang lebih baik dari pada
pasien yang terdiagnosis SAD
dengan indikasi persentase
yang lebih rendah di tabel.
Dalam penelitian ini, peneliti menyelidiki perbedaan kualitas tidur yang dirasakan antara individu dengan SAD
dan kontrol yang sehat, kualitas tidur sebagai moderator potensial dari hasil pengobatan di antara individu dengan
SAD, perubahan kualitas tidur selama pengobatan untuk SAD, serta perubahan dalam kualitas tidur selama
pengobatan sebagai prediktor gejala kecemasan sosial satu tahun pasca pengobatan.
● hipotesis 1: kualitas tidur akan secara signifikan lebih rendah di antara individu dengan SAD dibandingkan
dengan kontrol yang sehat.
● hipotesis 2: kualitas tidur baseline dapat mengurangi hasil pengobatan pada kelompok CBGT dan MBSR
dibandingkan dengan kelompok WL
● hipotesis 3: kualitas tidur akan meningkat lebih baik pada kelompok CBGT dan MBSR dibandingkan
dengan kelompok WL.
● hipotesis 4: perubahan kualitas tidur selama pengobatan akan memberikan kecemasan sosial yang lebih
rendah 12 bulan pasca pengobatan.
DISKUSI
Hipotesis 1
● Hipotesis 1 didukung
● ⅔ individu SAD mengeluhkan kualitas tidur yang kurang baik
● didukung dengan hasil penelitian sebelumnya: gangguan tidur banyak ditemukan pada
individu dengan gangguan kecemasan
Hipotesis 2
● Hipotesis 2 tidak didukung
● gangguan cemas sosial tidak dipengaruhi oleh kualitas tidur, hal ini berbeda dengan hasil
penelitian sebelumnya
● penjelasan: kualitas tidur tidak mempengaruhi hasil pengobatan seperti yang
diharapkan.
● hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan kualitas tidur antara kelompok SAD
dan kelompok sehat. hal ini menunjukkan, kesulitan tidur pada pasien SAD tidak
cukup berat untuk mempengaruhi gejala dan pengobatan.
● Penjelasan lain adalah penelitian ini mengukur kualitas tidur yang natural untuk
menilai hubungan kualitas tidur dengan hasil pengobatan.
DISKUSI
Hipotesis 3
● hasil penelitian menunjukkan kelompok MSBR mengalami peningkatan pada kualitas tidur
● kelompok CBGT tidak menunjukkan peningkatan kualitas tidur yang signifikan pasca
pengobatan, hal ini tidak berbeda dengan kelompok WL.
● tidak ada perbedaan signifikan kualitas tidur antara kelompok CBGT atau MBSR.
● hasil penelitian menunjukkan MSBR lebih berperan dalam mengurangi gangguan tidur pada
pasien SAD.
Hipotesis 4
● hasil penelitian menunjukkan peningkatan pada kualitas tidur selama pengobatan
namun tidak dapat memprediksi perubahan pada gejala gangguan cemas.
● peningkatan kualitas tidur selama pengobatan tidak selalu menurunkan gejala
gangguan cemas, namun dapat berasal dari hasil pengobatan yang baik.
● hasil penelitian menunjukkan perubahan kualitas tidur tidak dapat memprediksi
perubahan pada gejala gangguan cemas 12 bulan pasca pengobatan. artinya,
peningkatan pada kualitas tidur tidak selalu diikuti dengan perbaikan gejala gangguan
cemas.
Keterbatasan pada Penelitian
● Penilaian kualitas tidur pada penelitian ini bersifat subjektif (self-report
measure)
● penelitian ini hanya menilai dampak kualitas tidur terhadap gejala gangguan
cemas hanya pada 2 waktu bukan dari minggu keminggu.
● oleh sebab itu, hanya penelitian tidak akurat dalam menilai pengaruh kualitas
tidur terhadap gejala psikologis.
● penjelasan lain adalah kualitas tidur mungkin bukan prediktor yang cukup kuat
untuk menilai keberhasilan pengobatan seiring waktu.
Namun, penelitian tidak mendukung literatur saat ini tentang hubungan antara kualitas tidur
yang buruk dan hasil pengobatan yang lebih buruk untuk SAD.
Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji hasil penelitian sebelumnya tentang hubungan
antara kualitas tidur dan hasil pengobatan SAD untuk pemahaman yang lebih konklusif
tentang hubungan ini, berpotensi menambahkan ukuran yang lebih luas dari kualitas tidur
objektif dan subjektif dari waktu ke waktu.
Selain itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mereplikasi temuan bahwa tidur meningkat
secara signifikan selama pengobatan MBSR untuk SAD.
PICO
Problem
Intervention
Gangguan kecemasan sosial (SAD)
ditandai dengan ketakutan yang Peserta dikelompokkan menjadi 3
intens dan penghindaran situasi kelompok (MBSR, CBGT dan WL)
sosial. SAD sering dikaitkan dengan
disfungsi tidur.
Comparison
Outcome
Membandingkan kualitas tidur
Hanya MBSR saja yang signifikan
sebelum dan 12 bulan pasca
meningkatkan kualitas tidur
perawatan (MBSR, CBGT dan WL)
VALIDITY
Critical Appraisal Checklist
1 1. Was true randomization used for assignment of participants to treatment groups? Yes
Terdapat 6 peserta dengan SAD yang keluar dan tidak memiliki data pasca terapi ditambah 11 peserta tidak
memiliki data lengkap pasca perawatan
88. Was follow up complete and if not, were differences between groups in terms of their follow
up adequately described and analyzed? Yes
99. Were participants analyzed in the groups to which they were randomized? Yes
10. Were outcomes measured in the same way for treatment groups? Yes
10
11
11. Were outcomes measured in a reliable way? Yes
12
12. Was appropriate statistical analysis used? Yes
13.
13 Was the trial design appropriate, and any deviations from the standard RCT design (individual
randomization, parallel groups) accounted for in the conduct and analysis of the trial? Yes
Importance
Gangguan kecemasan sosial (SAD) ditandai dengan ketakutan yang intens dan
penghindaran situasi sosial dan individu. SAD sering dikaitkan dengan peningkatan
disfungsi tidur. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa banyak gangguan
kecemasan, termasuk SAD, berhubungan dengan disfungsi tidur. Ditemukan persentase
hubungan antara individu dengan SAD dan gangguan tidur menjadi sekitar 50-60%.
Applicability
Penelitian ini dapat dijadikan referensi di Indonesia karena hasil dari penelitian ini yaitu
MBSR secara signifikan dapat meningkatkan kualitas tidur.
TERIMA KASIH