Oleh:
Agustinus Evrianto Irawan
2118012023
Perceptor:
dr. Aryanti Ibrahim, Sp. M
PENDAHULUAN
2.1 IDENTITAS
Nama : Ny. N
Usia : 55 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : IRT
Alamat : Way Halim
Tanggal pemeriksaan : 28 Februari 2023
Tempat pemeriksaan : RS Mata LEC
2.2 ANAMNESIS
Keluhan Utama: Mata kanan dan kiri buram secara perlahan tanpa disertai
mata merah sejak 5 bulan yang lalu.
Keluhan Tambahan:
Seperti melihat bayangan hitam yang melyang di kedua mata.
a. Pemeriksaan Fisik
Status Present
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 87 x/menit
Pernapasan : 18 x/menit
Suhu : 36,6oC
b. Status Generalis
Dalam batas normal
OD OS
OD OS
3/60 PH↓ VISUS 2/60 PH ↓
Eksoftalmus (-),
Eksoftalmus (-),
endoftalmus (-), strabismus
endoftalmus (-), strabismus BULBUS OCULI
(-), nistagmus (-), pthisis
(-), nistagmus (-)
bulbi (+)
Ortoforia Posisi Ortoforia
Dalam batas normal SUPERSILIA Dalam batas normal
PALPEBRA
Edem (-), hiperemis (-) Edem (-), hiperemis (-)
SUPERIOR
PALPEBRA
Edem (-), hiperemis (-) Edem (-), hiperemis (-)
INFERIOR
KONJUNGTIVA
Injeksi (-), sekret (-) Injeksi (-), sekret (-)
PALPEBRA
KONJUNGTIVA
Injeksi (-) Injeksi (-)
FORNIKS
KONJUNGTIVA
Injeksi (-), sekret (-) Injeksi (-), sekret (-)
BULBI
Injeksi (-), ikterik (-) SKLERA Injeksi (-), Ikterik (-)
Jernih, arkus senilis (+) KORNEA Jernih, arkus senilis (+)
Jernih, dalam, hifema (-), CAMERA OCULI Jernih, dalam, hifema (-),
hipopion (-) ANTERIOR hipopion (-)
Coklat, pelebaran kripta (-), Coklat, pelebaran kripta (-),
IRIS
sinekia (-) sinekia (-)
Bulat, regular, sentral, Bulat, regular, sentral,
PUPIL
refleks pupil (+) refleks pupil (+)
Jernih LENSA Jernih
GERAKAN BOLA
Bebas ke segala arah Bebas ke segala arah
MATA
Sama dengan pemeriksa LAPANG PANDANG Sama dengan pemeriksa
N+0/P TIO N+0/P
Segmen Posterior
Pada pemeriksaan funduskopi indirek ditemukan:
OD: red reflex (+), papil bentuk bulat berbatas tegas, CDR <0,3 ;
mikroaneurisma (+), Hemorrhage (+), neovaskularasisai (-), edema makula
(-)
OS: red reflex (+), papil bentuk bulat berbatas tegas, CDR <0,3 ;
mikroaneurisma (+), Hemorrhage (+), neovaskularasisai (+), edema makula
(-)
2.8 PENATALAKSANAAN
Retina adalah membran tipis, halus dan tidak berwarna, tembus pandang yang
pengokoh yang terdiri dari serat-serat mueller, membran limitans interna dan
eksterna, dan sel-sel glia. Retina adalah bagian mata yang mengandung
Retina membentang ke depan hampir sama jauhnya dengan korpus siliare, dan
akhirnya di tepi ora serrata. Pada orang dewasa, ora serrata berada sekitar 6,5
membran Bruch, koroid, dan sklera. Retina mempunyai ketebalan 0,1 mm pada
ora serrata dan 0.23 mm pada kutub posterior. Di tengah-tengah retina posterior
berdiameter 1,5 mm. Di tengah makula, sekitar 3,5 mm disebelah lateral diskus
optikus, terdapat fovea yang secara klinis merupakan suatu cekungan yang
Secara histologis, fovea ditandai dengan menipisya lapisan inti luar dan tidak
adanya lapisan parenkim karena akson - akson sel fotoreseptor (lapisan serat
henle) berjalan oblik dan pergeseran secara sentrifugal lapisan retina yang lebih
dekat ke permukaaan dalam retina. Foveola adalah bagian paling tengah pada
fovea, fotoreseptornya adalah sel kerucut, dan bagian retina yang paling tipis.
Secara histologis, lapisan-lapisan retina terdiri atas 10 lapisan, mulai dari sisi
3. Lapisan sel ganglion, yang merupakan lapis badan sel dari pada Nervus
Optikus.
4. Lapisan pleksiform dalam, yang mengandung sambungan – sambungan sel
5. Lapisan inti dalam, merupakan badan sel bipolar, amakrin dan sel
7. Lapisan inti luar, yang merupakan susunan lapis nukleus, sel kerucut dan
kapiler koroid.
9. Lapisan fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang
dari cabang pertama arteri ophtalmika, menembus bola mata dibagian medial
dalam bola mata, arteri retina sentralis bercabang dua (bifurcatio), yaitu cabang
arteriol dan kehilangan lapisan otot serta lamina elastik internanya. Arteriol
retina yang berada dilapisan serat saraf akan bercabang- cabang akhirnya
menjadi jaringan kapiler yang luas, yang terletak pada semua lapis retina dalam
Arteriol berbeda dengan venula dari penampang yang bulat dan dindingnya
lebih tebal. Dinding kapiler terdiri dari suatu lapis endotel yang tidak terputus,
bagian dalam (inner barrier), sedangkan sawar darah retina bagian luar
dibentuk oleh ikatan yang erat bagian lateral sel-sel epitel pigmen retina pada
Vena mengikuti distribusi arteri. Secara histologi vena terdiri dari lapisan
enotelial dan jaringan penunjang yang lebih tipis dibandingkan dengan arteri.
70% arteri berada di atas vena. Pada persilangan arteri dan vena juga akan
pembuluh darah.
3.2 Fisiologi Retina
rangsangan cahaya menjadi suatu impuls saraf yang dihantarkan oleh lapisan
serat saraf retina melalui saraf optikus dan akhirnya ke korteks penglihatan.
untuk penglihatan warna, dan sebagian besar selnya adalah sel kerucut. Di
fovea sentralis, terdapat hubungan hampir 1:1 antara fotoreseptor kerucut, sel
ganglionnya, dan serat saraf yang keluar, dan hal ini menjamin penglihatan
ganglion yang sama, dan diperlukan sistem pemancar yang lebih kompleks.
Akibat dari susunan seperti itu, makula digunakan untuk penglihatan sentral
nuansa abu-abu, tetapi warna tidak dapat dibedakan. Suatu benda akan
panjang gelombang tertentu di dalam spektrum sinar tampak (400 – 700 nm).
Penglihatan siang hari terutama oleh fotoreseptor kerucut, sore atau senja
diperantarai oleh kombinasi sel batang dan kerucut, dan penglihatan malam
3.3.2 Epidemiologi
3,6% pasien diabetes tipe 1 dan 1,6% pasien diabetes tipe 2 mengalami
kebutaan total.
kabur adalah gejala yang paling sering ditemukan. Faktor risiko lainnya
merokok.
3.3.4 Patofisiologi
jika terjadi kerusakan sawar darah retina. Selanjutnya akan terjadi oklusi
diabetes melitus.
3.3.6 Klasifikasi
atas:
intraretina.
3.3.7 Diagnosis
media penglihatan, seperti pada kornea, lensa, dan badan kaca, serta
fundus okuli terutama retina dan papil saraf optik, dan merupakan
metode yang efektif dan sensitif,. Selain itu dapat dilakukan pemeriksaan
OCT (Optical Coherence Tomography), bermanfaat dalam menentukan
3.3.8 Penatalaksanaan
keparahan penyakit:
3.3.9 Prognosis
makuler dan iskemik yang memiliki prognosis yang lebih buruk dengan
atau tanpa terapi laser, daripada mata dengan edema dan perfusi yang
relatif baik.
3.3.10 Komplikasi
diabetik:
penyakit, baik pada mata maupun di luar mata yang paling sering
radial sampai ke sudut, meluas dari akar iris melewati ciliary body
perifer (PAS) sehingga sudut bilik mata depan tertutup dan tekanan
operasi.
2. Glaukoma neovaskular
akibat berbagai penyakit, baik pada mata maupun di luar mata yang
permukaan iris secara radial sampai ke sudut, meluas dari akar iris
sedikit dan tidak ada sinar merah jika perdarahan vitreous sudah
jarang lebih dari satu detik, tetapi sering kembali dalam waktu
Titik hitam
Benang halus
Cincin
"Floaters" tidak memberikan arti klinik yang luar biasa, kecuali bila
"floaters" ini datangnya tiba tiba dan hebat, maka keluhan tersebut
Basic and Clinical Science Course. Retina and Vitreus Section 12. The Foundation
of The American Academy of Ophtalmology ; 2002
Vaughan DG, Asbury T, Eva PR. Oftalmologi Umum. Edisi ke-14. Jakarta: Widya
Medika. 2000.211-4.